Beberapa sesepuh Keluarga Ji wajahnya sangat pucat, terutama Ji Hui yang jari-jarinya di balik lengan panjang jubah gemetar halus.
Tanyakanlah ke wilayah selatan, selidiki seluruh Donghuang, adakah yang berani meneriakkan nama Keluarga Ji seperti ini? Entah sudah berapa tahun, tak seorang pun berani melakukan hal demikian.
Tapi kini seorang pemuda, baru berusia 14-15 tahun, justru berani menghardik mereka seperti ini. Bagaimana mungkin mereka bisa menahan malu?
Kini, Merak Raja pun menghampiri, berdiri berdampingan dengan pemuda itu, mengucapkan kata-kata serupa. Semua orang mengepalkan tangan erat-erat.
Namun mereka tak bisa melampiaskan amarah. Siapakah Merak Raja? Cultivator legendaris dunia siluman yang memandang rendah wilayah selatan. Tanpa kehadiran Patriark Keluarga Ji, siapa yang mampu menandinginya?
Yang lebih genting lagi, jika Ye Fan terdesak hingga menyebarkan Seni Ruang Hampa ke seluruh dunia, itu akan menjadi bencana bagi Keluarga Ji.
Beberapa sesepuh Keluarga Ji terjepit di antara dua pilihan, hati dipenuhi kepahitan, bingung menentukan langkah terbaik.
Di belakang, generasi muda Keluarga Ji makin mendidih amarahnya. Raut wajah Ye Fan terpatri dalam di hati mereka, langsung menduduki posisi puncak daftar nama target eksekusi - musuh bersama seluruh pemuda klan ini.
Para murid muda ini, meskipun banyak yang impulsif dan darah panas, tak seorang pun berani melangkahi batas larangan, sunyi senyap bagai burung gagak yang membeku.
Di kota raksasa di bawah, terdapat banyak cultivator. Sebagian hanya melintas, sebagian lain memang bermukim di sini. Mereka merasakan tenggorokan terasa kering.
Bertahun-tahun lamanya, Keluarga Ji berada di posisi tinggi, menjulang megah di balik awan, harus ditatap dengan hormat. Di seluruh Donghuang, siapa berani memprovokasi? Ucapan apa yang tak pantas berani dilontarkan? Kekuatan mana berani mengusik?
Hari ini, mereka justru diperlakukan seperti ini, membuat semua orang kaget, merasa di luar akal sehat, serentak mendongak ke langit.
"Merak Raja delapan ratus tahun silam pernah bertempur hebat melawan Santo Yao Guang, menyapu dunia dengan kesombongan. Wajar jika berani melawan Keluarga Ji. Tapi pemuda bernama Ye Fan itu asal-usul apa? Berani juga bersikap demikian. Lagipula, Keluarga Ji seolah punya rasa permusuhan yang mendalam, mungkinkah dia juga punya latar belakang luar biasa?"
“Lagi-lagi ada yang berani memprovokasi kewibawaan Keluarga Ji, tak tahu apakah bisa bertahan hidup. Dalam zaman tak terhingga sebelumnya, memang ada beberapa orang sombong, tapi semuanya berakhir tragis. Tak ada yang bisa menggoyahkan tanah suci dan keluarga legenda Zaman Purba.”
“Mundur selangkah samudera langit pun terbentang luas, tahan sejenak badai pun akan reda. Tapi cara seperti ini mungkin sulit menemukan jalan hidup...”
“Kau mengerti apa? Sosok seperti Merak Raja sejak dulu selalu mengarungi dunia dengan angkuh. Jika mundur, bukanlah Merak Raja lagi. Adapun pemuda itu, mungkin juga sejenis dengannya, bisa jadi dia cultivator legendaris senior.”
Saat ini, Ye Fan menjadi pusat perhatian. Tak hanya namanya diingat orang, penampilan wajahnya pun tertanam dalam hati semua orang.
Sampai saat ini, keinginannya untuk rendah hati dan biasa-biasa saja sudah tak mungkin terwujud. Mulai hari ini, banyak orang di wilayah selatan akan mengetahuinya.
Kini, berdiri sejajar dengan Merak Raja, banyak yang menganggapnya sesama level. Selain anggota Keluarga Ji, cultivator yang tak tahu detail situasi ini banyak yang salah mengira dia sebagai penguasa kuat yang tak terkenal di dunia.
“Masih belum pergi? Apa kalian tidak mendengar perintahku?”
Ucapan Merak Raja tidaklah tajam, terdengar biasa saja. Tapi justru membuat degup jantung semua orang tak karuan. Pria yang telah beroperasi di wilayah selatan selama 800 tahun ini, kini semakin menebar teror.
“Merak Raja sebagai cultivator legendaris, kami tahu takkan mampu melawan. Tapi tak perlu bersikap semena-mena...” Wajah pucat Ji Hui berubah, berkata perlahan. Namun lidahnya tetap terkatup, tak berani melontarkan kata-kata provokatif.
Di barisan belakang, semua anggota keluarga legenda Zaman Purba ini menggigit bibir hingga berdarah. Sungguh memalukan ekspedisi keluarga besar harus berakhir dengan menahan napas seperti ini. Tapi tak satu pun berani memberontak. Menyulut kemarahan pria di hadapan ini, sama saja menjerumuskan nyawa seluruh pasukan.
Cultivator legendaris sejati adalah mereka yang membalikkan telapak tangan bisa menciptakan awan dan hujan. Telapak tangan menggapai langit-bumi, berdiri tegak di puncak piramida kekuatan. Begitu bertindak, seluruh gunung-sungai akan berguncang.
Ji Hui melambaikan tangan ke belakang. Dengan perasaan tidak rela dan amarah yang tertahan, seluruh pasukan mundur perlahan sebelum akhirnya membalikkan arah, menghilang ke kejauhan.
"Pelan-pelan, tak perlu diantar!" Ye Fan berkomunikasi melalui telepati dari kejauhan.
Kekuatan besar yang telah bertahan sejak Zaman Purba, bertahan dalam era ini tanpa pudar, mundur karena dipermalukan seperti ini benar-benar membuat semua orang geram, namun terpaksa mengalah.
Jika tidak, konsekuensi yang mungkin menanti hanyalah satu - pemusnahan total.
Jika Merak Raja sudah berniat membunuh, takkan ada belas kasihan bagi mereka.
Saat ini dia tidak bertindak karena juga ada yang dikhawatirkan. Jika melakukan pembantaian besar-besaran tanpa mempertimbangkan konsekuensi, seluruh yaojie di wilayah selatan akan terancam. Keluarga Ji pasti akan mengerahkan segala upaya untuk membersihkan wilayah ini hingga darah mengalir bagai sungai.
Di kota raksasa di bawah, semua orang saling pandang. Mundurnya pasukan Keluarga Ji hari ini pasti akan menyebar ke seluruh wilayah selatan.
"Bagus, ada nyali." Merak Raja berbalik memandangi Ye Fan, tertawa terbahak.
Tapi Ye Fan tak bisa ikut tertawa. Dengan tekad baja, dia telah siap untuk skenario ikan mati jaring putus, berjuang meraih secercah vitalitas.
Tapi, Merak Raja sudah datang. Meskipun situasi berbahaya saat ini berhasil dinetralisir, dalam jangka panjang posisinya justru semakin genting.
Perlu diketahui, lawannya adalah cultivator legendaris dari dunia siluman. Tindakan seperti ini, selain Keluarga Ji, mungkin Yao Guang Sheng Di pun akan kesulitan menunjukkan sikap baik padanya.
"Terima kasih atas bantuan Senior!" Ye Fan melangkah maju memberi hormat.
"Hanya semudah mengangkat tangan, tidak perlu disebut-sebut." Merak Raja tersenyum tipis, "Kulihat saat ini kau juga tidak punya tujuan. Lebih baik ikut denganku."
Saat ini, Ye Fan benar-benar tidak punya pilihan lain. Hanya bisa mengikuti Merak Raja. Jika tidak, saat Keluarga Ji putar balik, nasibnya akan kembali terancam.
Sinar pelangi berkilauan membentang cepat ke cakrawala. Jalan Agung yang samar-samar terbentang di langit saat Merak Raja membawanya melesat ke angkasa, menghilang dalam sekejap mata.
Setelah mereka pergi, kota raksasa di bawah langsung gempar. Banyak cultivator melesat ke langit, peristiwa hari ini benar-benar membuat semua orang terkejut.
Di cakrawala yang jauh, anggota Keluarga Ji mengepal tangan dengan erat, ada yang meneriakkan teriak kemenangan ke langit untuk melampiaskan amarah.
Di Negara Jin, Pegunungan Qixia, terdapat rangkaian bukit yang telah berubah menjadi tanah gosong, tandus tak berumput.
Belum lama ini, Merak Raja bertempur sengit dengan Nan Gongyin di sini, mengubah tempat ini menjadi daerah tak berpenghuni.
Ye Fan tak menyangka tempat persembunyian Merak Raja ternyata berada di kedalaman Pegunungan Qixia, setelah meninggalkan tanah gosong itu dan melanjutkan perjalanan 500 li lebih ke dalam, mereka tiba di lokasi.
Di depan, kontur gunung curam dengan puncak-puncak aneh menjulang, namun tak bisa dibilang indah. Banyak kabut mengelilingi, terdapat beberapa rawa, tebing gunung dan air terjun terlihat di mana-mana.
Tak jauh dari situ, berdiri sebuah bukit batu pendek yang sangat tidak mencolok, terlihat gundul dengan hanya beberapa sulur tumbuhan melilit.
Sesampainya di sini, Merak Raja mengangkat tangan dan menekan, bintang-bintang memenuhi langit sementara langit biru muda menekan ke bawah memancarkan cahaya lembut, seketika muncul pintu gerbang di bukit batu.
Ye Fan melangkah maju, mengikutinya masuk melewati jalur yang gelap.
Tak lama kemudian, cahaya terang menyambut, aroma segar rerumputan dan pepohonan terbawa angin, kicauan burung nan merdu mulai terdengar.
Pemandangan yang sama sekali berbeda!
Inilah dunia penuh bunga harum dan kicau burung, laksana lukisan hidup. Tumbuhan hijau zamrud, danau jernih, sungai kecil bagai pita giok.
Di kejauhan, barisan pegunungan samar berkedip-kedip, menciptakan dunia yang penuh vitalitas.
Ruang mandiri ini terisolasi dari pihak luar, membentang sekitar lima puluh li. Segalanya terasa segar dan alami.
"Apakah kau puas?" Merak Raja tersenyum bertanya.
"Senior sudi menerimaku, itu sudah merupakan kebaikan besar. Aku sangat puas."
"Ruang ini peninggalan orang suci zaman kuno. Ketika kutemukan sudah rusak parah, hampir runtuh. Kuperbaiki hingga mencapai skala seperti ini."
Kemampuan mendirikan ruang membuatku kagum. Ye Fan dipenuhi kerinduan akan hal itu.
"Tinggallah sementara di sini. Ada beberapa teman lamamu di tempat ini..."
Merak Raja menempatkan Ye Fan lalu meninggalkan ruang ini, menyatakan akan memanggil seorang sahabat lama.
Ruang ini bagaikan tanah suci. Berbagai hewan tak takut pada manusia. Kijang lima warna berjalan santai di hamparan rumput harum, bangau putih melilit di atas kepala. Seekor kelinci putih bahkan melesat ke pangkuan Ye Fan, membuatnya antara ingin tertawa dan menangis.
Kediamannya sangat tenang. Rumah kayu alami namun elegan, dipenuhi sulur tumbuhan yang melilit. Sekelilingnya tidak ada tumbuhan tinggi, rerumputan hijau lembut terhampar rapi.
Di depan rumah kayu terdapat sebuah danau jernih hingga dasarnya terlihat, berkilauan seperti kristal.
Bisa dikatakan pemandangannya sangat indah, cocok untuk perjalanan kultivasi. Di sini Ye Fan merasakan ketenangan jiwa dan keharuman alam.
Setelah hari-hari panjang mengalami pemburuan, tiba di tanah suci yang damai dan harmonis ini, Ye Fan merasa sangat puas. Ia yakin penetrasi tingkat evolusi di tempat ini pasti akan segera tercapai.
Tak lama kemudian, Ye Fan bertemu dengan seorang yang sudah kenal lama, yakni Qin Yao si benda langka dari suku siluman. Bisa dibilang pertemuan teman lama.
Penampilannya masih seperti dulu—seksi dan menggoda, memancarkan pesona kebudayaan yang memikat. Postur tubuh seperti iblis dengan lekuk tubuh yang naik turun, sangat memikat.
"Sungguh tak kusangka kita bertemu di sini..." Senyumnya manis, tahi lalat merah di tengah dahi berkilau kristalin.
Yan Ruyu juga ada di tempat ini, namun sedang bertapa. Pertempuran terakhir menyebabkan banyak kematian dan luka di pihak mereka, hanya segelintir elit yang berhasil kabur ke sini.
Qin Yao mendekat, mencubit pipi Ye Fan dengan suara berkarakter: "Kau benar-benar punya nyali besar, sampai berhasil memaksa jantung suci Yāodì keluar. Bagaimana caranya?"
Dengan kasar Ye Fan membalas, mengangkat dagunya: "Dia yang kabur sendiri. Apa urusanku?"
"Kau ini kecil-kecil penuh rahasia. Bagaimana bisa sampai di sini?" Qin Yao menepis tangan sambil tersenyum bertanya.
“Aku dibawa kembali oleh Merak Raja...” Ye Fan tidak menyembunyikan.
Tak lama kemudian, Qin Yao pun pergi, baru muncul lagi tiga hari kemudian.
“Si kecil, gelombang yang kau buat ternyata cukup besar...” Qin Yao membawa banyak kabar.
Konfrontasi Ye Fan dengan sesepuh Keluarga Ji menyebar luas di wilayah ini.
Namanya mulai disejajarkan dengan para pemuda berbakat seperti Ji Haoyue, Putri Yao Guang, Hua Yunfei, Yan Ruyu, dan Li Youyou.
Meskipun kemampuan beladirinya tak jelas dan asal-usulnya misterius, gelarnya sama sekali tak kalah. Keberaniannya berhadapan dengan pasukan Ji membuat banyak cultivator terkejut.
Mendengar kabar ini, Ye Fan hanya terdiam. Ia tahu bahaya semakin mengintai.
“Aku benar-benar penasaran, mengapa Keluarga Ji mengerahkan pasukan besar-besaran untuk memburumu seperti ini...”
Meski terus-menerus ditanya Qin Yao, Ye Fan tetap bungkam. Semua pertanyaan dielaknya dengan menyalahkan mereka.
“Bukankah karena sebelumnya aku bersama kalian, sampai mereka membenciku? Bisa dibilang aku hampir dibunuh oleh kalian.” Di sini, Ye Fan kembali menanyakan kabar terkini Pang Bo.
“Tenang saja, dia tidak dalam bahaya apapun.” Qin Yao tak ingin banyak bicara tentang topik ini.
Selama beberapa hari, Qin Yao kerap muncul di rumah kayu, sayangnya tak berhasil mendapatkan informasi apapun.
Ruang ini tidak gelap di malam hari, tampak samar-samar seolah diterangi cahaya keperakan.
“Syuush...”
Butiran air beterbangan, di depan rumah kayu di tepi danau kecil, Qin Yao bagaikan putri duyung muncul dari air. Rambut hitamnya berkibar-kibar, tetesan kristal air berhamburan.
“Bocah kecil ini sedang mengintip apa?” Qin Yao tertawa ringan, kulitnya sehalus mutiara, dengan berani memprovokasi dari dalam air.
Ye Fan duduk di tepian, menikmati pemandangan indah itu, menjawab: “Mengawasi siluman mandi.”
“Hehe……” Qin Yao tertawa ringan, tubuh indahnya samar berkedip di balik air, berkata: “Menurut kabar terpercaya, kau sepertinya mendapatkan seni rahasia Keluarga Ji yang membuat mereka memburumu, benarkah?”
Ye Fan terkejut, jika pihak luar mengetahui hal ini, bukan hanya Keluarga Ji yang akan mengejarnya, mungkin kekuatan besar lain juga akan mengincarnya.
Tawa menggoda terdengar, Qin Yao muncul dari air dengan asap kabur menyelimuti tubuh putih sehalus giok yang samar terlihat. Ia berputar cepat mengenakan gaun, lalu melangkah di atas riak air.
Postur tubuh seperti iblis, wajah seperti malaikat, leher jenjang seperti angsa, pinggang ramping, kaki mulus tegak, gerakan gemulai penuh pesona. Rambut hitamnya berkibar lembut menebar tetesan air, saat ini ia layak disebut benda langka sepanjang generasi dengan pesona tak terhingga.
"Dia menampakkan bahu sensualnya, gaun sutra menjuntai ke lantai, sungguh memesona. Dua lengannya seputih salju, memancarkan kilau kristalin yang memikat. Tubuhnya samar berkilauan, melayang di hadapanku."
"Masih mau tidak jujur padaku?" Lengannya yang halus meraih, jari-jari mungilnya mengangkat dagu Ye Fan. Lidahnya menjilat bibir merah yang menggoda, terlihat sangat seksi. Suaranya manis membuat seluruh tubuh menggigil.
"Benar-benar tidak ada yang bisa kubicarakan. Kau terlalu berprasangka. Selain itu, jangan coba-coba menggunakan siasat wanita cantik padaku. Nanti malah merugi dua kali, takkan dapat apa-apa..."
Qin Yao bertubuh tinggi semampai, pinggang ramping nan lentik, payudara menjulang, kaki panjang nan mulus. Tertawanya mengguncang kelopak-kelopak bunga: "Makhluk kecil sepertimu bisa mengerti apa?"
"Ini kau yang bilang, berarti aku tak perlu khawatir lagi."
"Apa maksudmu?" Cahaya berputar-putar di mata besar Qin Yao, tantangannya tergurat jelas.
"Sebagai orang modern, Ye Fan sudah bukan lagi pemuda pemalu dan polos. Karena lawannya memprovokasi, dia secara alami tidak takut. Merangkul pinggang ramping Qin Yao sambil merasakan kehangatan, dengan sikap sangat agresif, dia berkata: 'Untuk membuktikan aku pria dewasa, bukan bocah kecil, hari ini harus dilakukan pembantaian besar-besaran!'"
