Zhou Yunze, sesuai namanya, setiap seratus langkah ada mata air, setiap sepuluh li ada sungai, di mana-mana rawa-rawa besar berkabut.
Ye Fan dan kawan-kawan meninggalkan dunia mini kuno, kembali menikmati oasis berair di luar.
“Ada yang mengawasi!” Hei Huang dengan indra keenamnya segera menyadari ada pelacak di belakang.
Tiba-tiba awan di cakrawala berhamburan, aura monster bergelora, seolah raksasa sedang mengejar dengan cepat.
“Wu wu...”
Bunyi terompet panjang bergema, berat dan melengking, membelah langit terdengar dari kejauhan.
Bayangan ungu bagai awan keunguan menyapu cepat, terlihat berat dan besar seperti puncak bukit kecil.
Saat menembus lapisan awan, terlihat jelas sebuah kapal perang besar berkilau logam ungu yang tampak berat namun kokoh.
"Itu kapal perang tembaga ungu dari yaojie (dunia siluman)!" Wajah Tu Fei berubah muram, ia merasa situasi ini mengkhawatirkan. Kapal jenis ini hanya dikerahkan untuk menghancurkan musuh.
"Tiga kapal, total tiga kapal!" Tu Fei kembali terkejut.
Tiga kapal perang tembaga ungu menyapu awan-awan, berubah menjadi tiga cahaya ungu yang bergerak gesit mendekat dengan tekanan yang mencekam.
"Level apa sosok yang bisa mengendalikan kapal perang semacam ini?" tanya Ye Fan, menyadari jelas targetnya adalah mereka.
"Sulit dipastikan. Anggota yaojie berpengaruh bisa memilikinya," jawab Tu Fei.
"Tak perlu menebak lagi, ternyata mereka..." Ye Fan menatap ke cakrawala.
Di kapal tembaga ungu pertama, berdiri seorang pria berjubah putih yang tampak transcendental - Bai Feng, penguasa muda dari yaojie.
"Dia membawa banyak sekutu."
Di atas kapal perang terdapat banyak anggota yaojie (dunia siluman), jelas-jelas semuanya bukan yang lemah. Aura monster menyembur ke langit, total mencapai 70 hingga 80 orang.
"Wu wu……"
Kapal tembaga kedua juga menyapu cepat mendekat. Siluet samar yang berdiri di haluan kapal mulai terlihat jelas, jubah emasnya berkibar-kibar ditiup angin. Itulah Jinchi Xiaopengwang yang juga membawa banyak sekutu.
"Wu wu……"
Di kapal perang tembaga ungu ketiga, Kuzhu yang mengenakan jubah hijau bambu berdiri diam seperti patung. Di belakangnya terlihat pasukan besar ahli bela diri berdiri tegak di geladak.
Tiga jenius yaojie dari dunia mini - Bai Feng, Jinchi Xiaopengwang, dan Kuzhu - bekerja sama mengejar dengan target jelas yaitu Ye Fan.
"Apa maksud kalian ini?" Tu Fei menegur keras. Kakeknya adalah Bandit Besar ketujuh, membuat statusnya istimewa dan tak gentar menghadapi yaojie ini.
"Kami tidak berniat jahat pada Putra Tu, hanya ingin berbicara sedikit dengan Saudara Ye," suara Bai Feng bergema lewat telepati.
Dengan ekspresi tenang, Ye Fan bertanya, "Apa yang ingin kau katakan?"
“Saat kau pergi, satu harta karun rahasia suku kami hilang. Karena itu kami harus membawamu pulang.” Bai Feng menjawab.
“Kalau begitu, bukankah aku juga tersangka?” Tu Fei bertanya.
“Tidak ada hubungannya dengan Putra Tu. Kami hanya merasakan aura harta karun di tubuhnya.” Jin Yu berdiri di haluan kapal, jubahnya berkilauan.
“Lucu sekali. Harta karun apa yang hilang? Jelas-jelas kalian mengincar harta karun ibu segala makhluk di tubuhku!” Ye Fan menyeringai dingin.
Ku Zhu yang berjubah hijau berkata dengan tenang: “Memang ada aura harta karun suku kami di tubuhmu. Kami akan memberimu keadilan dengan membawamu pulang untuk diadili oleh para tetua.”
Hati Ye Fan berdesir. Ia teringat siluman tua yang hampir kehabisan usia. Suaranya berat: “Kalian bahkan tak bisa menyebut jenis harta karunnya, berani-beraninya menuduhku!?”
“Peta Bintang Da Luo ada padamu. Hari ini kau harus ikut kami!” Bai Feng menghardik.
"Kau terlalu kurang ajar di tanah suci yaojie kami! Kau menghancurkan istana tempat tinggal sementara yang diberikan Putri Yan, meremukkan gua pertapaan Qin Yao sang dewa, bahkan mencuri satu harta karun rahasia sebelum pergi. Kami terpaksa menangkapmu!" kata Jin Yu dengan suara mengerikan.
"Omong kosong tak berguna! Serang, tangkap dia!" teriak Kuzhu.
Tiga kapal perang menyemburkan semburan cahaya pelangi, membentuk jaring-jaring langit yang mengepung ke arah Ye Fan.
"Ini jelas pembunuhan dan perampasan harta! Kau ingin mengambil akar sumber Harta Karun Ibu Segala Makhluk miliknya, tapi membungkusnya dengan retorika munafik. Tak malu kah kalian bertiga?" tegur Tu Fei keras.
Jaring energi spiritual menguncang turun. Ye Fan menyatu menjadi bayangan samar, melesat keluar di sela-sela jaring yang nyaris tak terlihat, lolos dari belenggu.
"Lebih baik kita rebut saja ketiga kapal perang ini," usul Hei Huang sambil memegang bendera besar bertuliskan pola energi misterius. "Bendera ini pernah mengepung siluman tua di Istana Keabadian."
“Cepat pergi!” Ye Fan berkomunikasi melalui telepati, berkata: “Kemungkinan siluman tua yang hampir kehabisan usia itu yang memerintah mereka bertindak.”
Dari ucapan Ku Zhu tadi, dia menangkap rasa tak biasa - rencana membawanya pulang ke tetua untuk 'diproses adil' jelas-jelas bukan pertanda baik.
“Whoosh!”
Anjing hitam itu menunjukkan jiwa kesatriaan nol besar. Menyangga kapal giok, ia melarikan diri dengan panik ke kejauhan tanpa menoleh. Tampaknya ia takut kapal perang itu membawa siluman tua.
“Tu Fei si bocor mulut, kau juga harus segera pergi.”
“Bagaimana denganmu?”
“Mereka mustahil mengejarku.” Setelah berkata demikian, Ye Fan menyambar ke posisi lain.
Tu Fei pun tak berani berlama-lama. Dengan seluruh tenaga, ia melesat menghilang dari pandangan. Meski kakeknya adalah Bandit Besar ketujuh, pengaruh itu tak cukup menakut-nakuti seluruh wilayah utara. Bagaimana jika ada siluman tua yang membungkamnya di tempat ini?
Jelas terlihat, Bai Feng, Jin Yu, dan Ku Zhu tidak ingin berkonflik dengan Tu Fei, apalagi mengejar Anjing Hitam. Mereka semua menyerbu ke satu posisi, mengunci target Ye Fan.
"Ye Fan, kau takkan bisa kabur. Meski gerakan langkahmu mistis, setara dengan Kecepatan Ekstrim Peng, tetap tak bisa lepas dari kapal perang tembaga ungu." Bai Feng memancarkan aura pembunuhan tanpa tedeng aling-aling.
Jin Yu dan Ku Zhu juga memerintahkan awaknya mengerahkan kapal perang, memburu tanpa henti. Tiga raksasa baja itu menembus awan dan kabut, mengikuti jejak Ye Fan dengan ketat.
Kecepatan Ye Fan saat ini memang tak tertandingi di wilayah kultivasi rahasia Istana Dao, tapi tetap tak sanggup melepaskan diri dari kapal perang tembaga ungu. Jarak antara mereka tak kunjung bertambah.
"Kalau mau membunuh dan merampas harta, sungguh kalian mengerahkan pasukan besar-besaran." Ye Fan menyindir pedas.
"Ingat baik-baik, kami bukan mengejarmu untuk Harta Karun Ibu Segala Makhluk. Kau yang mencuri harta karun rahasia kami lebih dulu, karena terdesak baru kami tangkap." Bai Feng membalas.
“Ngapain munafik? Tak ada orang luar di ruangan ini. Berbicara dengan topeng seperti ini, tak capek kah kalian?” Ye Fan mengejek.
Jin Yu bersuara mengerikan: “Jika kau memahaminya seperti itu, kami pun tak mau banyak bicara. Hari ini kami akan menangkapmu dan membawamu kembali.”
“Kalian bertiga ingat baik-baik: Hari ini kalian ingin membunuhku dan merebut harta karun, suatu hari nanti akan kubalas!” Ye Fan bersuara dingin.
“Apa lagi masa depan yang kau punya? Seumur hidup hanya bisa berhenti di wilayah kultivasi Istana Dao. Lagipula, hari ini kau pikir bisa melarikan diri?” Ku Zhu berkata datar.
Ye Fan tak lagi berbicara. Ia mengeluarkan kendi setinggi satu meter yang menggantung di atas kepalanya, menjuntai semburan Qi Xuan Huang yang melindungi tubuhnya.
Sepanjang pelarian ini, ia tak merasakan aura para siluman tua. Ia menghela napas lega dalam hati—situasi tak separah yang dibayangkan.
Bai Feng, Jin Yu, dan Ku Zhu yang menyaksikan langsung akar sumber Harta Karun Ibu Segala Makhluk itu, ekspresi mereka langsung dipenuhi kegembiraan. Memang untuk kendi inilah mereka datang.
“Kau mencuri harta karun rahasia ras kita, takkan luput dari hukuman mati. Kendimu... akan kami simpan sebagai penggantimu.” Bai Feng membuka pembicaraan.
“Kau benar-benar munafik! Sudah dalam kondisi begini masih bicara retorika indah!” Ye Fan menyindir.
Jinchi Xiaopengwang lebih langsung, memancarkan aura pembunuhan dengan wajah mengerikan: “Aku tak mau bicara panjang dengan mayat hidup. Serahkan kendimu!”
Mulutnya menyemburkan sinar emas yang menebas ke depan bagai petir emas mengoyak langit, kecepatannya mencapai kesempurnaan.
"Swoosh!"
Ye Fan menghindar ke samping, cahaya emas melesat ke ruang hampa. Ia tak ingin melawan langsung mengingat lawannya berada di Istana Dao Langit Kelima, tiga tingkat lebih tinggi darinya.
Diam-diam ia mulai mengoperasikan Sembilan Rahasia, bukan untuk bertempur tapi untuk meningkatkan kecepatannya sepuluh kali lipat.
“Raja Peng Kecil Bersayap Emas terlalu sombong, memaksa bertarung selevel denganmu. Sungguh menggelikan.” Ku Zhu berkomunikasi melalui telepati dengan datar: “Kami tidak akan begitu. Tubuh rusak seperti ini, musnahkan saja!”
“Ini juga membuktikan kalian takkan pernah bisa menyaingi Raja Peng Kecil Bersayap Emas. Kalian hanya bisa berkolaborasi memburuku dengan cara hina seperti ini.”
Saat Ye Fan mengucapkan ini, Jie Zi Mi dari Sembilan Rahasia berhasil terpicu. Kecepatannya langsung melonjak sepuluh kali lipat. Di saat yang sama, hatinya berdesir.
Tiga kapal perang tembaga ungu berjalan berdampingan, jaraknya sangat dekat. Jika satu kapal terbalik, dua lainnya mungkin ikut sial. Karena dorongan hatinya yang tak terduga, dia berbalik arah. Tungku Api Li Huo muncul di tangannya, tutupnya terbuka dengan kobaran api hitam menyala-nyala.
Kecepatannya sudah sangat mengerikan, bahkan kapal perang tembaga ungu sebagai pusaka terbang sulit mengejar. Kini dengan kecepatan sepuluh kali lipat, mencapai tingkat yang membuat cultivator wilayah Istana Dao terpana.
Bai Feng, Jinchi Xiaopengwang, Kuzhu, serta semua orang di tiga kapal perang langsung bertindak, ingin meremukkan dia. Tapi kecepatan Ye Fan terlalu tinggi, menghindari semua serangan, mengaktifkan Tungku Api Li Huo. Kobaran api hitam yang menggila bergelombang turun.
Awak kapal bisa mundur, tapi tiga kapal perang mustahil mengubah posisi dengan refleks kilat. Kapal di tengah langsung ditelan kobaran api besar.
Api yang diambil dari Bukit Jatuhnya Matahari bersuhu menyengat, bahkan senjata pusaka pun tak bisa menahan. Sampai saat ini, hanya jurus penghancur bentuk dari Sembilan Tebasan Yāodì yang bisa memusnahkannya.
"Braak!"
Kapal tembaga ungu di tengah langsung hancur berantakan. Senjata besar seperti ini ketika mengalami serangan menghancurkan segalanya, energi yang dilepaskan membuat degup jantung tak karuan.
Kilatan cahaya menyilaukan, getaran energi bagai tsunami, menghancurleburkan delapan penjuru, menyapu cakrawala ini.
"Bang!" "Bang!"
Dua kapal perang lain yang berjalan sejajar dengan kapal ini terkena dampak serius. Meski tidak meledak hancur, namun energi dahsyat menembus lambung kapal hingga membentuk banyak lubang besar.
Kedua kapal perang tembaga ungu ini hampir bubar, terjatuh dari ketinggian. Jelas tidak bisa terbang lagi dan hampir dianggap hancur total.
Ye Fan juga tak menyangka serangan nekatnya menghasilkan konsekuensi mengerikan sebesar ini. Tiga kapal perang tembaga ungu ternyata berhasil dihabisi semua.
Yang paling krusial, 60-70 cultivator yaojie di kapal tengah hampir semuanya remuk tak berbentuk. Hanya Bai Feng yang berhasil kabur, meski mengalami cedera parah dan terus-menerus batuk darah.
Di dua kapal lain, sebagian cultivator juga tewas atau terluka. Ku Zhu menderita remukan lengan hingga wajahnya tak lagi bisa mempertahankan ekspresi dinginnya.
Dari tiga ahli besar, hanya Jin Yu yang lolos tanpa cedera. Ia memimpin sisa 90 lebih cultivator untuk menyerang Ye Fan.
Bai Feng menggeretakkan gigi, menjerit keras: "Kepung dia, Jangan biarkan dia melarikan diri!"
Wajah Ku Zhu pucat, tadi masih bilang bisa dengan mudah memusnahkan konstitusi fisik yang rusak dari Zaman Purba, tak rela dalam sekelip mata tangannya malah remuk.
Tiga kapal perang berharga hancur, membuat cultivator yaojie ini semuanya kemarahan melampaui batas, meneriakkan teriakan, serbu maju.
Ye Fan menggunakan harta karun ibu segala makhluk sebagai perlindungan tubuh, cepat-cepat menembus level keluar. Dia tak rela berkonfrontasi langsung, karena kobaran api hitam dalam Tungku Api Li Huo sudah kering kerontang.
"Hahaha..." Ye Fan tertawa terbahak, "Kalian ingin membunuhku, malah lebih dulu mengubur tiga kapal perang, diri sendiri juga tulang remuk, sungguh menggelikan!"
Tiga ahli besar memimpin begitu banyak orang memburu sampai mati, tapi karena satu serangan lawan, tiga kapal perang mereka hancur, membuat wajah mereka berubah drastis tak karuan.
Bai Feng, Jin Yu, dan Ku Zhu diam seribu bahasa dengan wajah pucat mengejar, tapi Ye Fan terlalu cepat. Tanpa kapal perang, mustahil mengejarnya.
"Ye Fan, beranikah kau bertarung?"
"Berani sekali kalian mengucapkan kata-kata seperti ini. Sama seperti aku bertanya: Berankah kalian menabrakan kepala ke tubuh induk ayam sampai mati?" Ucapan Ye Fan yang tak bermoral ini membuat ketiganya ingin merobeknya, namun sayang tak bisa mengejar.
Ye Fan mustahil berhenti. Berada di Zhou Yunze sangat berbahaya. Lokasi ini tidak terlalu jauh dari dunia mini Raja Naga Hijau. Jika ada siluman tua yang muncul, tak akan ada lagi ketidakpastian.
Dia tidak boleh ada penundaan, harus kabur dari Zhou Yunze dalam waktu tersingkat.
"Terima kasih atas bantuan tiga jenius, mengantarku seribu li. Saatnya berpisah, lebih baik kalian pulang. Jangan lupa bawa lebih banyak kapal perang saat bersua kembali, aku suka melihat kembang api mekar dengan kilatan cahaya yang berkilauan."
Bai Feng, Jin Yu, dan Ku Zhu ketiganya memiliki wajah muram seperti air, namun hanya bisa menatap pasrah saat Ye Fan menghilang.
Enam hari kemudian, Ye Fan tiba di wilayah Li Zhou. Seperti namanya, pemandangan di sini laksana lukisan, sangat berbeda dibandingkan kegersangan wilayah utara lainnya.
Li Zhou tidak terlalu jauh dari Kota Suci di wilayah utara. Dengan penerbangan cepat, dibutuhkan sekitar setengah bulan untuk mencapainya.
Oasis ini membentang seluas lima hingga enam ribu li. Kota pusatnya bernama Li Cheng yang sangat indah, terkenal di seluruh wilayah utara dengan taman-taman dan formasi artistik yang memukau.
Tak lama setelah memasuki Li Cheng, hati Ye Fan berdebar kencang saat melihat siluet samar yang familiar... Ji Ziyue.
