Dahulu kala, saat Konstitusi Suci muncul, seluruh dunia tunduk, di mana pun melintas, para pahlawan mundur teratur, tak ada yang berani melawan.
Sayangnya, sudah terlalu lama memudar, kini bahkan murid sekte kecil pun menyebut fisik jenis ini dengan sebutan 'konstitusi rusak'.
Zaman mengalir, kejayaan dan keruntuhan silih berganti, konstitusi fisik suci telah hilang di tengah kerumunan, tak lagi mampu menampilkan kharisma legendaris, perubahan dan kemerosotan tak terhindarkan.
Ye Fan ingin memecahkan kutukan, mengubah kondisi memalukan di hadapannya. Dia sangat ingin menjadi kuat, terutama setelah rahasia Kaisar Wu Shi terungkap, hatinya bergejolak.
Kota suci benar-benar sangat luas. Selama berhari-hari ini, Ye Fan hanya berkutat di satu sudut, belum menjelajah lebih dalam hingga ujung.
Tentu saja, ini terutama karena dia ingin bertaruh batu sumber, tak mungkin membaca dengan cepat sekilas. Memilih satu Toko Batu saja membutuhkan waktu lama.
Hari ini, Li Heishui membawa Ye Fan sedikit lebih jauh. Jalan kuno ini sangat lebar, namun pejalan kaki tidak banyak, terasa sangat hening.
Di kedua sisi jalan tumbuh pohon-pohon purba, rantingnya menjulang ke langit, kulit keriput di batangnya retak-retak. Puluhan orang pun tak bisa merangkulnya, dedaunannya menutupi langit dan matahari, memberikan kesan seram di tempat ini.
Ketika berjalan lebih jauh lagi, Ye Fan merasakan kejanggalan. Di sisi jalan terdapat sebuah Toko Batu dengan skala sangat besar dan area yang luas, namun terlihat sangat sepi.
Semak belukar tumbuh subur, pepohonan tua menjulang tinggi hampir menutupi bangunan paviliun. Jelas tempat ini sudah bertahun-tahun tidak dirawat, nyaris berubah menjadi padang gurun.
"Aduh!"
Ye Fan terdiam takjub karena melihat seekor kelinci - ya, seekor kelinci liar melompat dari semak belukar dan menyelinap ke kedalaman taman.
Ini kan kota suci yang setiap jengkal tanahnya sangat berharga. Mengapa kompleks istana seluas ini bisa terbengkelai sampai segitunya?
Tidak ada yang merawatnya hingga jadi tempat aneh dengan sulur tua merambat liar dan hutan pepohonan tak beraturan. Yang paling keterlaluan malah ada kelinci liar berkeliaran!
Tak lama kemudian, Ye Fan melihat dua ekor ayam hutan mengepakkan sayap terbang masuk ke semak-semak. Dia benar-benar tidak bisa berkata-kata, tempat ini terlalu tidak biasa.
"Tempat macam apa ini? Masak ada orang yang tega meninggalkan tanah berharga seperti ini di dalam kota suci?!"
"Tempat ini... adalah Toko Batu milik Tanah Suci Tian Xuan." Kata Li Heishui.
Di depan, di samping jalan berdiri pintu gerbang megah seperti gerbang kota, tertutup pepohonan purba. Di atasnya tergantung plakat tembaga lapuk bertuliskan dua aksara kuno——Tian Xuan.
"Itu salah satu Tanah Suci!" Terkejut, Ye Fan mendekat dan mengamati dengan seksama, "Tak heran begini keadaannya."
Ia teringat pria tua gila itu. Dulu saat sekte suci ini berada di puncak kejayaan, mereka mengerahkan seluruh kekuatan untuk menyerang Zaman Purba Terlarang, namun nyaris musnah tak bersisa.
"Apakah komunitas suci lain tak punya pemikiran serupa?" Tanya Ye Fan.
Di masa silam, jumlah tanah suci lebih banyak dari sekarang. Namun kini banyak garis keturunan yang terputus. Harta warisan mereka dibagi-bagi oleh sekte lain, salah satu alasan mengapa tanah-tanah suci saat ini semakin kuat.
"Waktu itu, hanya tiga atau empat orang dari Tian Xuan yang berhasil kabur. Bagaimana mungkin mereka bisa menahan serbuan dari berbagai sekte suci yang mengintai? Banyak harta karun termasuk sumber daya mineral luas di luar Zona Terlarang Taichu akhirnya dirampas."
"Mengapa tempat ini tidak ikut dibagi rata?" Ye Fan bingung.
"Tentu ada alasannya..." Li Heishui memberikan penjelasan.
Tanah Suci Tian Xuan terletak di wilayah tengah Donghuang. Tiga atau empat orang yang berhasil kabur ke sini tak lama kemudian kehabisan umur panjang, jiwa dan raga mereka tercerai-berai.
Para Tanah Suci ingin membagi rata wilayah Tian Xuan, namun setiap Malam Bulan Purnama selalu terdengar tangisan pilu dari dalam kompleks. Beberapa Santo Lord yang menyelidik di tengah malam sama sekali tidak menemukan apapun.
Tak lama kemudian, di Toko Batu terbesar di Kota Suci ini, juga bergema tangisan menyayat hati saat bulan purnama. Para ahli dari berbagai Tanah Suci telah menyelidiki, namun bahkan bayangan hantu pun tak terlihat, akhirnya tak ada yang berani mengusik tempat ini.
Selama ribuan tahun berikutnya, setiap seribu tahun sekali, tangisan pilu itu pasti muncul di tengah malam, benar-benar mengendalikan semua Tanah Suci.
Sampai sekarang, tak ada yang berani menyentuh tempat ini.
"Eh, pintunya terbuka." Ye Fan terkejut.
“Setelah bertahun-tahun berlalu, cuma tersisa seorang penjaga pintu yang sudah tua, keturunan dari pelayan setia masa lampau. Tapi garis keturunannya hampir punah, kini penjaga tempat ini tidak memiliki penerus.”
“Boleh masuk melihat-lihat?”
“Masuk sih boleh, tapi bahan batuan sudah lama diangkut oleh berbagai Sekte Suci, tidak ada barang bagus yang tertinggal.”
“Mungkinkah di sini juga bisa bertaruh batu sumber?” Ye Fan agak terkejut.
“Pelayan tua yang merawat tempat ini juga perlu bertahan hidup. Mereka cuma menjaga bekas kediaman ini. Kalau ada yang ingin membeli bahan batuan, tentu kami jual.”
Dulu, berbagai Sekte Suci lebih dulu mengangkut banyak batu sumber berharga. Tangisan di tengah malam baru terdengar belakangan. Meski tidak menguasai tempat ini, mustahil bagi mereka untuk mengembalikan Sumber Daya.
Tangga batu yang rusak, istana yang runtuh, semuanya tertutup rerumputan. Seorang tua bermata rabun dengan punggung bungkuk duduk di atas batu pualam.
"Dia sudah tua renta, umur panjang yang hampir habis, seperti minyak habis dan lampu padam. Memandangi halaman sepi yang dipenuhi semak belukar, matanya dipenuhi nostalgia dan kesedihan."
"Melihat pemandangan ini, Ye Fan tak bisa menahan desahan. Ini adalah keluarga setia yang turun-temurun menjaga pelataran tanpa masa depan dan harapan."
"Orang tua itu tampak kaku, memutar kepala perlahan. Wajahnya penuh keriput, mata keruh oleh usia."
"Pemuda, kalian datang untuk membeli bahan batuan?"
"Sungguh menyedihkan. Apa yang dia tunggu di sini?" Ye Fan tak tahu kekuatan apa, keyakinan kokoh apa yang menopang lelaki ini.
"Aku akan beli banyak bahan batuan!" Ye Fan mengangguk, menarukan tumpukan sumber di depan sang tetua.
"Terlalu banyak. Tak ada batu berharga di sini..." Tangannya yang kasar gemetaran mendorong sumber itu kembali, "Lagipula kau belum memilih batunya."
"Aku akan pilih sekarang." Kata Ye Fan.
“Cari dengan cermat, mungkin masih bisa menemukan satu atau dua harta karun. Sesekali, ada sosok legendaris yang datang ke sini mencari harta.” Mata orang tua itu kosong, memandang kebun yang rusak dengan sedih, lanjutnya: “Tadi ada seseorang yang masuk ke dalam untuk mencari, mungkin dia termasuk golongan itu.”
Li Heishui tersenyum sambil bercanda: “Siapa tahu, kita beruntung dan benar-benar bertemu cultivator legendaris.”
Tiba-tiba, ekspresi Ye Fan membeku, jantungnya berdebar kencang karena ia benar-benar melihat sosok mengerikan!
Di kedalaman semak belukar, ada seorang tetua Tao berpakaian jubah kuno bertambal, tubuhnya keriput sedang berjongkok memeriksa batu. Ternyata... Chilong Daoren.
Untunglah latihan pengendalian diri Ye Fan sudah matang. Bila orang biasa pasti sudah berteriak kaget, tapi ia langsung menenangkan diri tanpa gejolak emosi sedikitpun.
Ini adalah saudara angkat Merak Raja, sosok super mengerikan yang membuat para Santo Lord sekalipun pusing dan segan. Ye Fan sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengannya di tempat ini.
Dia tak bisa tidak melirik orang tua dan Li Heishui, benar-benar bingung apakah menyebut mereka bermulut gagak atau ahli ramalan, ternyata benar-benar menunjuk sosok super mengerikan.
Chilong Daoren melirik ke arah sini, memperhatikan orang tua dan Li Heishui, tak banyak bicara.
Beberapa bulan lalu, Chilong Daoren memilih setumpuk perangkat batu di Perkampungan Batu, tapi malah diambil semua oleh Ye Fan bahkan fondasi rumah warga pun tercabut, tak tersisa sehelai bulu.
Ye Fan bisa membayangkan ekspresi Chilong Daoren saat pulang waktu itu. Dia tak berani menunjukkan celah sekecil apapun - jika ketahuan dialah pelakunya, pasti akan dihajar habis-habisan.
Bersama Li Heishui, mereka pura-pura santai mencari batu di bawah pohon purba, sama sekali tak menunjukkan keanehan.
Tak lama kemudian, Chilong Daoren memilih belasan keping batu pecahan yang tampak biasa, menumpukkannya di depan orang tua, lalu bersiap membayar dengan Sumber.
Tiba-tiba, Biksu Tua Naga Merah seakan merasakan sesuatu. Aura mengerikan menyebar dari tubuhnya, lalu dia menghilang dari tempat itu dan menyambar keluar, seolah sedang mengejar sesuatu.
"Kenapa pergi..." orang tua itu tampak bingung, lalu berkata pada Ye Fan dan Li Heishui: "Bagaimana kalian jangan memilih lagi, beli saja batu-batu ini. Semua sudah dipilih."
Ye Fan agak ragu-ragu. Mungkinkah dia harus menyapu bersih lagi, mengambil semua barang yang diincar Biksu Tua Naga Merah?
"Beli! Jika si hidung sapi itu tidak kembali, anggap itu keberuntunganku. Jika dia kembali, aku akan berhutang budi padanya." Ye Fan dalam hati memutuskan demikian, lalu mendekat.
"Langsung potong di sini saja." Li Heishui tak terlalu serius, dia tidak tahu identitas Biksu Tua Naga Merah.
"Tunggu dulu." Ye Fan khawatir Biksu Tua Naga Merah kembali.
Tapi setelah menunggu penuh seperempat jam, lawan tetap tak muncul. Dalam hati dia bersyukur, langsung menyerang batu itu.
Terus-menerus membuka 13 batu, semuanya kosong sama sekali.
Bahan batuan ke-15 hanya sebesar kepalan tangan. Begitu Ye Fan memotongnya, langsung tercium aroma wangi bak anggrek dan kasturi yang menyegarkan hati, mabuk hingga ke tulang sumsum.
Dia langsung bergetar. Aroma ini terlalu familiar, baru-baru ini pernah dikeluarkan dari perangkat batu peninggalan Master Sumber Langit, membuat anjing hitam yang serakah itu merasakan sengsara hingga hampir mati.
"Mengapa pandangan Chilong Daoren begitu tajam? Mungkinkah dia juga menguasai teknik sumber energi yang paling rumit?!" Hati Ye Fan berguncang disertai kebingungan tak berujung.
Tentu saja, yang lebih mengkhawatirkan sekarang adalah—lagi-lagi mengeluarkan barang semacam ini, jangan-jangan harus dibuang lagi?
"Harta karun berhasil dikeluarkan!" Li Heishui berteriak penuh semangat. Wangian pekat yang tumpah dari batu ini pasti barang langka yang sangat jarang ditemui di dunia.
Bahkan orang tua di sampingnya yang bermata keruh pun tak lagi kaku, memperlihatkan ekspresi terkejut.
Ye Fan mengupas kulit batu, memperlihatkan buah merah muda sebesar setengah kepalan tangan, persis sama dengan yang sebelumnya hanya ukurannya setengah lebih kecil.
"Swoosh!"
Tiba-tiba, kilatan cahaya muncul. Chilong Daoren secara tiba-tiba muncul di titik awal dengan ekspresi terkejut dan marah, "Kenapa kau mengutak-atik bahan batuku?"
Ye Fan tidak segera menjawab. Dia berusaha membuat Chilong Daoren berhutang budi, sama sekali tak boleh membiarkan pihak lain menyalahkannya.
"Kau pergi tanpa kembali, aku sengaja menjualnya ke mereka." Tepat pada saat itu, orang tua yang uzur di sampingnya menjawab.
Chilong Daoren agak terkejut, tak kuasa menahan diri memperhatikan orang tua itu beberapa kali.
"Sudah kami beli. Kalau mau, bawa Sumber yang cukup untuk membelinya." Meski Li Heishui melihat Chilong Daoren sangat kuat, sama sekali tidak menyangka lawannya begitu mengerikan hingga bisa menjadi kakak dari Merak Raja.
"Jangan bicara omong kosong dulu, segera bawa perangkat jade untuk menyegelnya! Jika tidak, perkiraan paling konservatif pun barang senilai 100.000 kati sumber ini akan terbuang percuma!" Chilong Daoren terlihat sangat panik, keringat membasahi dahinya. Ia menggeledah seluruh tubuhnya tapi tak menemui perangkat jade.
"100.000 kati sumber?!" Li Heishui hampir saja menggigit lidahnya sendiri.
Anjing sialan, Kaisar Hitam!
Pada detik ini, Ye Fan nyaris mengumpat kotor, sudut bibirnya berkedut tak terkendali. Sialan, anjing mati serakah ini! Satu gigitan langsung melahap 200.000 kati sumber!
Hasilnya? Tak ada gunanya sama sekali. Anjing itu malah keracunan sampai muntah berbusa, kejang-kejang tak berdaya selama setengah bulan.
