Lumut hijau merambat di tangga, bayangan rerumputan menembus tirai, pepohonan kuno menaungi kelenteng, menciptakan suasana hening nan asri.
Pengunjung Toko Batu Dao Yi ramai, namun tak ada keributan, sunyi nan alami bagai kembali ke kesederhanaan asal.
Salah satu anggota rombongan Wu Ziming menggoda: "Pemuda, belum pernah lihat tanah suci seperti ini kan? Belajar baik-baik, nanti ikuti kami kumpulkan batu semangka."
“Haha……” Sekelompok orang tertawa terbahak.
“Domba-domba yang menunggu disembelih.” Li Heishui menanggapi dengan merendahkan.
“Si hitam, kau sedang membicarakan siapa?” Para anggota kelompok ini memiliki status tinggi. Mereka diremehkan oleh Li Heishui yang berkulit hitam legam, beberapa orang melirik sinis ke arahnya.
“Tentu saja membicarakan kalian. Mungkinkah ada orang lain yang ingin bertaruh batu sumber dengan kami?” Li Heishui memprovokasi. Dengan kulit hitam dan wajah sederhananya, provokasi ini memiliki daya penghancur luar biasa.
“Kau berani menantang, si hitam? Berapa banyak sumber yang kau punya untuk bertaruh dengan kami?” Kelompok ini sebelumnya hanya bercanda, sama sekali tidak menganggap serius keduanya.
“Tentu banyak. Hanya takut kalian tidak sanggup membayar saat kalah.” Li Heishui berpura-pura berwajah jujur.
Seseorang di samping mengejek: “Banyak itu berapa?”
“Tepat lima puluh jin!” Li Heishui menjawab sambil menegakkan kepala.
Sekelompok orang tertawa terbahak. Banyak yang menggelengkan kepala, menganggap keluguannya menggemaskan namun keterlaluan.
“Dengan lima puluh jin sumber berani masuk Sekte Dao Yi? Lebih baik pulang saja, jangan mempermalukan diri di sini.”
“Lihat kau si hitam yang sederhana ini, lucu karena kebodohannya. Kami tidak akan mengganggumu, segera pergi sana.”
“Ngapain menyuruh mereka pergi? Ini justru lucu sekali. Si hitam ini adalah harta karun, biarkan mereka ikut. Tidakkah kalian merasa ini menambah keseruan?”
“Benar, si hitam ini cukup menghibur. Biarkan dia jadi pelipur lara.”
……
“Mau menghibur kalian? Apa kalian sanggup menanggung kekalahan?” Li Heishui terus memprovokasi dengan wajah polosnya.
“Hei si hitam, kau sengaja cari masalah ya? Taruhan! Kami semua akan bertaruh denganmu.”
Wu Ziming menambahkan dengan nada sinis, “Dua nak bodoh ini cukup menarik. Daripada menganggur, nanti kita main sedikit dengan mereka.”
Ye Fan berbisik kepada Li Heishui melalui telepati, “Kau rekrut semua orang, tidak takut hal ini jadi berlebihan?”
Awalnya dia hanya ingin mengeruk keuntungan dari beberapa "domba gemuk", tapi Li Heishui yang berpenampilan sederhana itu sengaja memancing agar semua pihak terlibat.
Li Heishui berkata: "Tidak masalah, asal teknik sumber energimu solid pasti aman. Kita ditakdirkan untuk berjudi besar di Kota Suci, cepat atau lambat akan menarik perhatian. Lebih baik kita tekan beberapa orang sejak awal."
"Dengan apa kau akan menekan mereka?" Ye Fan bertanya.
Li Heishui tidak menggunakan wajah aslinya, karena sebagai keturunan perampok legendaris akan menimbulkan masalah. Dengan keyakinan penuh dia menjawab: "Tenang, aku punya Lencana Besi Hitam. Jika ditunjukkan, cukup untuk mengintimidasi kelompok itu. Kedepannya tidak akan ada yang berani membuat masalah. Hari ini kita manfaatkan untuk mengeruk keuntungan dari mereka."
Setelah melewati lima taman batu berturut-turut, di area pinggiran tidak ada batu berharga. Harga tentu sangat murah, kelompok ini mustahil berhenti karena sama sekali tidak tertarik.
Jalan setapak dari kerikil yang sunyi membawa mereka melewati hutan kuno menuju area dengan vegetasi subur. Taman ini indah dipenuhi pepohonan rimbun.
"Yao Yuekong, tuan muda Istana Yao Langit ada di depan. Maukah kita menyapanya?"
"Lupakan saja. Percaya tidak, Jin Chixiao dari Keluarga Emas pasti juga ada di sekitar sini. Dua orang itu hubungannya seperti air dan api. Kemungkinan besar sedang adu gengsi di sini. Sekarang ikut-ikutan cari ribut hanya akan bikin malu sendiri."
Di depan, di samping kolam air yang mengalir jernih, Yao Yuekong ditemani beberapa orang sedang memilih batu sumber.
"Hei si hitam, ada Batu Semangka di sini. Kalian mau tidak?" Seseorang menggoda sambil menendang batu sebesar kepala dari semak.
"Kalau bertaruh batu sumber dengan kami berdua, kalian tidak akan ingkar janji kan?" Li Heishui bertanya serius.
"Mana mungkin! Emang segelintir sumber kalian itu bisa buat apa?"
Mereka berhenti di area ini. Taman ini sangat sunyi, dipenuhi pohon Shen Lan yang rantingnya rimbun dengan daun biru langit - pemandangan bak mimpi. Bahkan batang pohonnya berkilauan seperti kristal biru.
Selain itu, sulur tumbuhan merambat di mana-mana. Bunganya kecil-kecil tapi harum semerbak, menciptakan nuansa puitis di tempat ini.
“Aku tetap tidak percaya! Tidak boleh, aku harus panggil saksi!” Li Heishui tiba-tiba berteriak kencang: “Bertaruh batu sumber, pertarungan puncak, cepat saksikan!”
“Hei nak, kau teriak hantu apa lagi?”
“Di Toko Batu Dao Yi jangan teriak-teriakkan sembarangan!”
“Dasar nak, kau anggap serius? Dengan kemampuanmu juga mau bertaruh batu sumber sama kami?”
……
Ekspresi belasan orang berbeda-beda. Mereka tak menganggap serius, awalnya cuma ingin menggoda keduanya. Tak disangka Li Heishui main jurus seperti ini.
Di Toko Batu Dao Yi yang ramai dilintasi cultivator, banyak orang menoleh penasaran tak tahu apa yang terjadi.
“Pangeran dan Putri dari Dinasti Abadi Xia di Zhongzhou!” seseorang terkejut, langsung mengenali pangeran Xia yang gagah di kerumunan serta biksu cilik berjubah putih yang polos.
Keluarga kerajaan Xia memang rutin membeli bahan batuan langka di Kota Suci. Orang-orang sudah tak asing dengan mereka.
“Ada juga Wu Ziming, murid utama Pemimpin Agung Istana Lima Elemen, serta Li Zhongtian, putra Pemimpin Agung Istana Huanmie.”
Banyak orang terkejut, orang-orang di sekitar Pangeran Xia semuanya memiliki latar belakang besar, anggota keluarga sekte-sekte besar. Banyak orang mulai berjalan ke arah sini.
"Pertarungan puncak bertaruh batu sumber, mohon Tuan-tuan menjadi saksi." Li Heishui berseru dengan penuh semangat.
Orang-orang dari beberapa taman batu tetangga yang mengetahui kehadiran Pangeran Xia dan rombongannya di sini, semua berkumpul.
"Nak hitam, kau benar-benar cari masalah. Tidak mengganggumu rasanya tidak nyaman." Li Chongtian dan kawan-kawannya tampak kesal.
Orang-orang berkerumun, tak lama kemudian bahkan Yao Yuekong, tuan muda Istana Yao Langit, datang dengan jubah ungu berkibar. Orang di sekelilingnya tanpa sadar membuka jalan untuknya.
"Benar-benar akan dimulai..." gumam Li Heishui.
"Siapa sih nak hitam ini? Berani bertaruh batu sumber dengan kelompok ini?" Orang-orang di sekitar bertanya heran.
Wu Ziming menyindir: "Silakan saja kalian potong batu. Berapa pun sumber yang keluar, kami akan berikan dua kali lipat."
"Kau serius?" Li Heishui bertanya sungguh-sungguh: "Tidak ikut bertaruh, tapi akan berikan dua kali lipat dari semua sumber yang kami dapat?"
Wu Ziming mengejek dengan sinis: "Bodoh keterlaluan, cepat pergilah memotong batu. 50 jin sumber yang kau beli untuk bahan batuan ini sudah habis terkuras."
"Haha, nak hitam ini ada Batu Semangka untuk kalian." Salah seorang mengejek sambil menendang batu sebesar waskom ke arah mereka.
"Pemuda, di sini masih ada yang lain, cepat datang ambil." Yang lain juga meledek.
"Di sini ada Batu Semangka kelas tertinggi, favorit kalian, haha..." Yang lainnya tertawa terbahak sambil menendang batu ketiga ke arah mereka.
Para penonton pun ikut tertawa setelah memahami situasi.
"Kau yakin? Benarkah ada sumber dalam batu-batu rusak ini?" Li Heishui berkomunikasi diam-diam melalui telepati, khawatir akhirnya jadi bahan tertawaan.
Ye Fan menjawab diam-diam: "Awalnya aku ingin ke kebun batu lain, tapi salah satu batu yang mereka tendang ternyata mengandung sumber dalam jumlah besar. Tak perlu pilih lagi, layak mereka sial."
“Ini bagus sekali, nanti aku akan menikmati ekspresi mereka.” Li Heishui tersenyum licik.
“Nak hitam, kau tertawa bodoh apa? Segera potong Batu Semangkamu.”
“Nah, ini ada satu keping lagi Batu Semangka, biar genap sembilan keping jadi angka puncak.”
Melihat sembilan keping Batu Semangka di tanah, Wu Ziming dan Li Chongtian memandang dengan ekspresi merendahkan, sekaligus tidak tahan tertawa terbahak.
Orang-orang di sekeliling menggelengkan kepala, bagaimana cara memilih Batu Semangka? Benar-benar sama sekali tidak mengerti sumber.
Setelah membeli bahan batuan ini, Ye Fan maju. Dia langsung mengangkat batu dan menghantammnya ke tanah, pondasi dasar tidak memotong. Banyak orang terdiam takjub.
“Pecah!”、“Pecah!”……
Enam keping Batu Semangka berturut-turut hancur berkeping, bagian dalam putih bersih, tak ada apa-apa.
“Mencari susah sendiri, berharap dapat sumber dari Batu Semangka. Orang seperti ini benar-benar memalukan Sekte Dao Yi.” Li Chongtian menyeringai dingin.
“Pecah!”
Ketika sumber ketujuh dihempaskan ke tanah, semburat cahaya hijau memancar, segar bak tunas muda, membuat orang merasakan kilauan kristalin di hadapan mata, dipenuhi aura kehidupan.
"Batu Daun Hijau!"
Seseorang terkejut, berkata: "Benar-benar berhasil memotong sumber, itu pun sumber spesies langka! Satu keping ini setara dengan sepuluh jin sumber murni."
Batu hijau berbentuk daun itu panjangnya hanya sedikit lebih dari satu inci, memancarkan kilau kehijauan yang lembut, sangat mirip helai daun.
"Haha..." Li Heishui tertawa terbahak: "Sumber spesies langka, masing-masing dua puluh jin! Ambil ini!" Dia mengulurkan tangan besarnya, menagih sekelompok orang.
Belasan orang merasa jengah. Mereka tak menyangka sumber benar-benar terpotong. Dua puluh jin sumber bagi mereka bukanlah masalah, tapi mengeluarkannya dalam kondisi seperti ini sangat menyebalkan.
"Batu Semangka pun bisa mengeluarkan sumber spesies langka, benar-benar kucing buta ketemu tikus mati," seseorang bergumam.
"Bicara tak berguna. Kalian tidak akan ingkar janji, kan?" Li Heishui mengulurkan tangan.
Wu Ziming menutup hidung, memberinya 280 jin sumber, menggantikan belasan orang untuk membayar.
"Krak!"
Ye Fan melemparkan batu ke-8 hingga hancur, tidak ada apa-apa di dalamnya.
"Coba hancurkan satu lagi sumber untuk kubuktikan. Aku tak percaya batu semangka busuk bisa mengandung sumber bagus," sindir salah seorang dengan wajah sinis.
"Pecah!"
Batu kesembilan yang dihancurkan Ye Fan mengeluarkan pancaran cahaya ungu, kabut energi ungu menyelimuti area, konsentrasi energi spiritual begitu pekat.
"Sumber kristal ungu spesies langka!" teriak seseorang histeris.
Ye Fan berjongkok, mengelupas lapisan demi lapisan kulit batu. Cahaya ungu semakin terang benderang, memancar ke segala penjuru.
"Banyak sekali biji semangka!" seru orang-orang kaget.
Butiran demi butiran sumber kristal ungu seukuran kuku, persis seperti biji semangka, tertanam dalam bahan batuan—total lebih dari 40 butir.
"Kristal ungu termasuk sumber spesies langka, sebutir saja setara dengan 30 jin sumber murni. Tapi dalam batu sebesar kepala ini, jumlahnya begitu banyak! Jika dihitung totalnya setara 1.500 jin sumber murni!"
Di sekitarnya, banyak orang menunjukkan ekspresi aneh, semuanya merasa ini di luar akal sehat.
"Hahaha..." Li Heishui tertawa terbahak-bahak.
Wu Ziming wajahnya suram seperti menelan kodok mati, sementara belasan orang lainnya juga bermuram durja.
"Sungguh indah, pantas disebut Batu Semangka kelas tertinggi," puji seseorang takjub. "Hampir 50 butir biji semangka ungu tercipta, benar-benar mengejutkan."
Ye Fan berhasil mengupas semuanya. Tepat 49 keping biji kristal ungu tersusun rapi di telapak tangannya. Segenggam besar itu memancarkan kilau ungu berkilauan, menyelimuti telapaknya dalam kabut kecemerlangan.
"Semuanya, tidak ada yang perlu dibicarakan. Satu orang 3.000 jin Sumber, kalian 14 orang total 42.000 jin!" Li Heishui tertawa leluasa.
Pada detik ini, semua orang terpaku. Lebih dari 40.000 jin Sumber - ini jumlah yang luar biasa besar. Setidaknya bagi banyak orang di ruangan itu, cukup membuat pingsan.
"Ya Tuhan! Lebih dari 40.000 jin! Si nak hitam dan pemuda tampan ini keberuntungannya benar-benar terbalik! Dengan menggulingkan sembilan Batu Semangka, langsung dapat 40.000 jin Sumber. Sungguh tidak masuk akal!"
"Keberuntungan datang tak bisa ditahan. Tadi kalian lihat? Sembilan Batu Semangka itu semua ditendang oleh Wu Ziming dan Li Chongtian. Keduanya sama sekali tidak memilih batu."
"Benar! Aku juga melihat. Wu Ziming dan Li Chongtian sendiri yang menendangnya. Langit pun ikut membantu!"
……
Wu Ziming mendengar ucapan-ucapan ini ingin muntah darah. Li Chongtian juga tak kalah geram, ingin memukul orang. Sungguh jadi orang bodoh yang keterlaluan!
Li Heishui justru berkebalikan dengan mereka, dengan senyum tipis di wajahnya, mendekati kerumunan dan mengamati ekspresi belasan orang tersebut dengan saksama, kemudian tertawa terbahak.
"Hahaha……"
