Di Paviliun Tian Zi Hao, sinar pedang menyembur ke langit. Pedang hitam kurang satu inci itu bergetar dengan aura pembunuhan tak terbatas.
Dibandingkan senjata normal, benda ini terlalu kecil, bahkan terkesan tak berarti, namun kewibawaannya sungguh memesona!
Kilau gelap menembus awan, dingin dan mematikan, membuat bulu kuduk merinding hingga ke tulang sumsum. Jiwa pun bergetar hebat, tubuh dan pikiran sama-sama diliputi ketakutan.
Orang-orang tua serentak bertindak. Kilau gelap dihantam, menyempit dari langit. Namun pedang hitam kecil itu justru melompat-lompat, berusaha kabur.
“Cring!”
Pedang itu berubah menjadi kilau gelap, melesat dan menembus batu mulia, menghujam tirai cahaya yang dipasang biarawati Tao.
Biarawati Tao itu menekan udara dengan telapak tangan dan jari seputih giok. Blokade ruang tercipta, segala penjuru hening. Kewibawaan Jalan Agung menggelora, seketika menghantam turun.
“Dang!”
Seorang lelaki tua terus-menerus memetikkan jari. Ratusan kilatan sakti menghujam pedang hitam kecil itu, membuatnya bergetar lalu berubah kembali menjadi kilau gelap, melesat mundur.
“Cis!”
Kilauan gelap berkilauan, kilauannya menyilaukan mata, tak disangka ia melesat ke kerumunan untuk membunuh. Senjata mengerikan seperti ini benar-benar memiliki kekuatan tak terbatas, beberapa orang tua berubah wajah pucat, serentak bertindak.
"Criiiing!"
Belasan orang tua serentak menggetarkan jari, semua mengenai sasaran pedang kecil hitam itu, membuatnya berguncang sejenak, kilau cahaya akhirnya memudar.
"Jiǔqiào Shí Rén terpotong, kebenciannya memang besar, harus ditambah tenaga untuk menghancurkan sisa pikiran jahatnya!"
Hanya dengan cara ini, pedang kecil hitam ini akan kembali ke kondisi normal. Saat ini sepenuhnya adalah senjata pembunuh yang sangat mungkin melukai orang.
Jika bukan karena kehadiran biarawati Tao tua di sini, serta banyak orang-orang tua yang mengunci taman batu ini, tempat ini pasti telah menjadi wilayah pertumpahan darah.
Pedang kecil hitam ini memancarkan kewibawaan dahsyat, memadukan 'Jalan' dan 'prinsip', terbuat dari Baja Hitam Berpola Naga. Bisa dikatakan tak tertembus, hampir tak mungkin dihadang.
"Cring! Cring! Cring!"
Pedang Baja Hitam Berpola Naga bergetar, sinar hitam bagai semburan sutera menyilaukan, berpadu membentuk kilat hitam mengerikan yang seakan memiliki kekuatan untuk menghancurkan medan energi Langit dan Bumi.
Li Heishui gemetar ketakutan, berkata: "Ini sangat berbahaya! Memotong batu pun ada risikonya. Jika tak sengaja tertembus, semua harta legendaris akan lenyap bagai ilusi."
Pangeran Yaoyuekong dari Istana Yao Langit terkesima berkali-kali: "Pedang Baja Hitam Berpola Naga, ini adalah pusaka langka yang nilainya setara dengan seluruh kota!"
Pangeran Xia memandang penuh hasrat: "Saudara-saudara, bagaimana jika menjualnya padaku? Akan kuberi harga yang memuaskan."
Ye Fan menggelengkan kepala: "Aku belum berpikir untuk itu. Mungkin akan kusimpan untuk pemakaian pribadi."
Bukan tak bisa dijual, tapi saat ini mustahil. Baru saja banyak yang berkomunikasi telepati padanya, membuat transaksi saat ini tak mungkin dilakukan.
Yao Yuekong juga bersemangat: "Ini senjata yang ditempa dari relik suci! Meski materialnya sedikit dan jauh dari tingkat senjata pusaka ekstrim, tetap sangat langka! Bisa dilelang dengan harga selangit!"
"Braak!"
Taman batu bergetar. Ketika para orang tua ini benar-benar bertindak, meski Pedang Baja Hitam Berpola Naga yang terlahir dari batu manusia ingin menunjukkan kekuatannya, akhirnya berhasil disegel.
Alasan senjata ini begitu tajam terutama karena interaksi alami antara 'Jalan' dan 'prinsip' yang bekerja di bawah pengaruh kebencian, setara dengan kekuatan prinsip yang tidak lengkap.
Para orang tua ini tidak berhenti di situ. Mereka masing-masing menekan satu jari, memancarkan kilatan sakti. Petir-petir menyambar, menyelimuti pedang kecil hitam.
Ini seperti ritual penyucian. Suara "ciit" terdengar ringan. Kebencian tercerai-berai, melebur sempurna. Pedang kecil hitam kehilangan kendali, kilau gelapnya akhirnya sepenuhnya tertahan.
"Ding"
Pedang Baja Hitam Berpola Naga terjatuh ke tanah, menembus batu berharga. Bahannya yang spesial sebagai relik suci membuatnya sangat berat, tak terduga tenggelam ke dalam tanah.
Ye Fan segera melangkah maju. Tangannya kanannya mengayun lincah, menarik pedang kecil hitam itu. Berubah menjadi kilau gelap, muncul di telapak tangannya.
Meski panjangnya kurang dari satu inci, namun terasa dibebani beban berat, ribuan kali lebih berat daripada baja biasa. Sesingkat ini, namun bobotnya mencapai lebih dari seratus kati.
Saat tersembunyi di tengah dahi Patung Batu Sembilan Lubang, ia tidak terasa berat, tak ada keanehan yang terasa. Baru setelah benar-benar muncul, beratnya yang sejati mulai terungkap.
"Tak heran sebagai senjata yang memadukan 'Jalan' dan 'prinsip', perubahan misterius seperti ini bisa terjadi."
Setelah menaklukkan Pedang Baja Hitam Berpola Naga, keheningan sesaat pecah oleh riuh rendah Taman Batu. Sekelompok pria tua mengelilingi Ye Fan.
"Saudara, jual pedang ini padaku! 130.000 kati sumber!"
"Juallah padaku, 150.000 kati sumber!"
"Aku membutuhkannya, 180.000 kati sumber!"
……
Tawaran mereka meluncur deras, puluhan ribu kati sumber dengan mudah diucapkan. Mata mereka menyala-nyala. Pada detik ini, area luar Taman Batu bergemuruh. Cultivator yang menyaksikan dipenuhi rasa kagum bercampur iri.
Dua kali memotong harta legendaris, semuanya berharga selangit, mata banyak orang berubah hijau, memandang ke sini seperti serigala, ingin sekali menerjang merebut.
Pedang Baja Hitam Berpola Naga ini memadukan 'Jalan' dan 'prinsip', mutlak menjadi favorit orang-orang tua, nilainya sebanding kota.
Tentu saja, ia juga memiliki kelemahan mematikan, ukurannya terlalu kecil, hanya bisa diukur dengan "sebutir", dibandingkan senjata normal seperti biji wijen.
Banyak orang penting melebur kunci kemenangan, dengan mudah melelehkan gunung besi atau beberapa pegunungan, bahan yang digunakan diukur dalam puluhan ribu kati.
Kelangkaannya terletak pada kemampuannya memadukan sebagian prinsipnya sendiri, dan bahannya merupakan relik suci, meski kecil tetap dianggap harta legendaris.
"Para Senior, biarkan aku merenungkannya sendiri!" Para tua-tua ini tak ada satupun yang boleh disinggung, Ye Fan tak rela menyinggung mereka.
Pedang Baja Hitam Berpola Naga ini hanya sepanjang sedikit lebih dari satu inci, seluruh tubuhnya hitam legam dengan kilauan kristalin di beberapa titik, diam tak bergerak di telapak tangannya. Pada permukaannya terdapat pola-pola naga yang abstrak namun alami - pola Jalan Agung bawaan alam yang menjadi asal usul penamaannya.
Ye Fan semakin dilihat semakin menyukainya. Ia merasa jika dikendalikan dengan kesadaran spiritual yang kuat, pasti takkan ada yang bisa menahannya, secara drastis dapat meningkatkan kekuatan tempurnya.
Namun, memotong barang langka selevel ini di depan umum lalu ingin menyimpannya sendiri, mungkin akan membawa masalah besar. Ini menjadi masalah yang membuatnya pusing tujuh keliling.
Kalau dipikir-pikir lagi, harta karun di tangannya sudah cukup banyak. Saat ini yang terpenting adalah mengumpulkan Sumber dan meningkatkan tingkat kultivasinya.
"Boleh kulihat?" Biksu kecil dari Dinasti Xia itu memperlihatkan ekspresi penuh harapan.
Ye Fan menyerahkannya. Biarawati kecil berjubah putih itu menatapnya di telapak tangan, mata besarnya berkedip-kedip, sama sekali tak bisa mengalihkan pandangan.
“Saudara, juallah ini kepada kami.” Pangeran Xia kembali membuka suara, ingin membeli pedang ini, berkata: "Adik perempuanku sangat menyukainya, sebagai kakak lelaki, aku ingin memberikannya sebagai hadiah untuknya."
“Pria tua seperti aku juga menyukainya, tak ada yang memberi hadiah, jadi harus membeli sendiri.” Seorang lelaki tua di samping bergurau.
“Benar, sebagai orang-orang tua, kami harus membeli untuk diri sendiri. Saudara, menurutmu apakah 180.000 kati sumber layak untuk dilepas?”
Biksu cilik berjubah putih mengembalikan pedang hitam kecil itu kepada Ye Fan, matanya yang besar masih melirik penuh kerinduan, sulit mengalihkan pandangan.
Yao Yuekong berjubah ungu tersenyum dan berkata: “Saudara, jangan bingung menentukan pembeli, lebih baik letakkan di lelang Istana Harta Yao Langit kami.”
Ye Fan dikepung kerumunan orang, sulit meloloskan diri. Saat itu, Jiang Yifei yang sopan memasuki taman, setelah memberi hormat kepada biarawati Tao tua, ikut maju ingin membeli pedang ini.
Pada saat yang bersamaan, An Miaoyi datang dengan gerakan lembut, membawa aroma bak anggrek dan kasturi, bola matanya berkilau seperti air, tersenyum genit. Meski tak banyak bicara, niatnya jelas mengincar pedang itu.
Li Heishui dengan susah payah menerobos kerumunan, berkata: "Tuan-tuan, kalian paham betul asal-usul pedang ini. Ini adalah senjata pembunuh Roh Suci masa depan, dihasilkan dari batu sembilan lubang! Pedang suci yang lahir dari rahim Langit dan Bumi!"
Semua orang terpaksa terkesima, menakjubkan ciptaan alam ini. Sebuah relik suci Baja Hitam Berpola Naga yang sejak lahir tertanam di tengah dahi batu sembilan lubang, berubah wujud menjadi Pedang Suci.
Semua ini sulit dipercaya, membuat orang tertegun, merasa ini di luar akal sehat.
Ye Fan tersenyum, berkata: "Para Senior, izinkan aku mempertimbangkan dengan cermat. Bagaimanapun, aku tak akan meninggalkan kota suci dalam waktu dekat. Nanti akan kuberikan penjelasan yang memuaskan."
Dari awal hingga akhir, yang paling tenang adalah gadis pendeta dari Sekte Dao Yi. Keanggunan mistisnya memancar, berdiri di kejauhan dengan bola mata tak berkedip, tetap tenang menghadapi situasi ini.
Ye Fan menyimpan sejumlah besar sumber dari lantai. Kilatan cahaya berkedip, hamparan kristal berkilauan. Bisa dibilang panen yang luar biasa, ia kembali mendapatkan 50.000 kati sumber.
Para penjudi yang melawannya satu per satu wajahnya pucat bagai mayat. Terutama Wu Ziming dan kawan-kawan, impulsif pembunuhan menggelegak dalam diri mereka. Merasa dikhianati habis-habisan, ini semua adalah jebakan yang sengaja dipasang untuk menjerat mereka.
"Kau si hitam benar-benar kejam!"
"Sebut aku hitam lagi, kuhajar kau." Li Heishui menyindir, "Barusan, kau menyindir dan merendahkan kami. Sekarang bagaimana rasanya? Pakai saja sindiranmu sendiri: jatuh dari langit kesembilan menghujam bumi. Tambahkan lagi: jatuhnya wajah duluan."
"Kau..."
Wu Ziming dan yang lain gemetar menahan amarah. Tapi mereka tak berani bertindak gegabah. Saat ini kemampuan sumber energi Ye Fan yang menakjubkan membuatnya dikelilingi para tokoh penting seperti An Miaoyi dan Yao Yuekong, apalagi para sesepuh berpengaruh. Mereka tak ingin mencari masalah.
Ye Fan awalnya memotong ramuan dewa, kemudian memotong Pedang Suci dari batu manusia sembilan lubang. Saat ini secara alami menjadi sosok yang sangat dicari, banyak orang ingin merangkulnya.
"Kedua saudara, aku sudah memesan jamuan di Zuixian Que. Siang ini kami tidak pulang sebelum mabuk." Pangeran Xia diam-diam berkomunikasi melalui telepati.
Ini hal yang sudah disepakati sebelumnya, Ye Fan tidak menolak dan menyetujuinya.
"Hari ini patut dirayakan." Yao Yuekong tersenyum, dia juga memiliki pemikiran serupa dan sebelumnya sudah mengusulkan hal itu.
"Sebelumnya, aku harus membayar hutang dulu." Ye Fan maju ke depan menghadap Guru Sumber dan biarawati Tao tua, menumpuk 90.000 kati sumber di tanah.
Batu manusia sembilan lubang memiliki harga selangit. Jika bukan karena memotong Pedang Suci Baja Hitam Berpola Naga, pasti akan merugi besar.
Tak jauh dari sana, tetua tertinggi Istana Huanmie Li Yishui hampir muntah darah. Ini sama saja dengan dia yang membayar. Diperdaya dengan begitu memalukan, layak disebut mengantarkan sumber dengan sukarela - sungguh membuatnya merasa terhina!
“Hari ini, kita harus membahas teknik sumber energi dengan baik.” pangeran besar dan kecil berkata, adik perempuannya juga mengikuti di sampingnya.
“Miao Yi, siang ini ingin menyiapkan meja penuh hidangan langka dengan anggur penghormatan. Apakah Saudara punya waktu luang?” An Miaoyi tiba-tiba tersenyum dan berkomunikasi melalui telepati.
Wanita tercantik di Donghuang ini, setiap senyuman dan kerling matanya mengguncang hati. Undangannya merupakan hal yang didambakan banyak orang. Dengan tenang dia menunggu jawaban Ye Fan. Jika kabar ini tersiar, pasti akan membuat banyak pria di kota suci iri dan dengki.
Jiang Yifei dalam jubah putih tanpa debu bagai pohon giok tertiup angin, senyumannya menular. Alih-alih mendekat, dia berkata pada Li Heishui: “Kami berusaha mengundang kalian berdua.”
Di samping, banyak orang tua langsung memberikan tawaran kerja sama pada Ye Fan. Yang mereka incar bukan cuma Pedang Suci Baja Hitam Berpola Naga, tapi lebih menghargai teknik sumber energinya.
Pemikiran seperti ini tentu dimiliki banyak orang. Jika bisa menjalin hubungan baik dengan jenius teknik sumber energi, di masa depan pasti akan ada manfaat besar.
