Danau biru muda jernih memancarkan cahaya. Tepiannya dipenuhi vegetasi subur dengan paviliun-paviliun yang memperindah pemandangan.
Saat ini, di mana-mana terlihat bayangan manusia. Tak terhitung jumlahnya—pria-wanita, tua-muda—menciptakan keramaian tak karuan.
Wu Ziming melangkah mantap mendekat, wajahnya masih menyungging sinis. “Si hitam, akhirnya kalian berani muncul juga. Tak tahan bersembunyi lagi setelah sekian hari?”
Li Heishui juga menyeringai sinis, berkata: "Tidak tahan? Hatiku bergelora, sengaja menyelesaikan retret untuk menagih sumber darimu. Sudahkah kau bawa 100.000 kati sumber? Jika kurang dari jumlah ini, pulanglah dari mana kau datang, kami tidak menerima."
Di tepi danau, semua orang terdiam. Kedua pihak langsung berhadapan bagai pedang dengan sarungnya, penuh ketegangan. Pertarungan teknik sumber ini pasti akan sangat sengit.
"100.000 kati sumber memang ada pada Saudara Tuoba, tapi jangan berkhayal bisa mengambilnya!" Li Chongtian mengejek.
Tuoba Chang tetap tenang, tidak menghiraukan mereka. Ia berdiri diam mengamati pulau kecil di tengah danau, memandangi kelopak bunga bertebaran dengan cahaya kristalin.
"Bagus jika ada 100.000 kati sumber." Senyum dingin mengeras di sudut bibir Li Heishui. Ia khawatir lawannya mencoba mendapat keuntungan tanpa modal, tanpa membawa sumber sepeserpun sehingga sulit mendapat hasil.
Wu Ziming tersenyum santai bak angin sepoi-sepoi: "Kau pikir bisa membawanya pergi? Menurutku, ratusan ribu kati sumber dari hasil lelang ramuan spiritualmu itu justru pantas disumbangkan."
“Benar, ulang tahun ke-300 kakek Saudara Tuoba akan segera tiba, kalian bisa dianggap telah memberikan hadiah besar.” Li Chongtian tertawa terbahak.
“Tak perlu bicara sembarangan, mari duel Sumber Langit yang sesungguhnya, lihat siapa yang akhirnya akan memberikan sumber energi.” Li Heishui berkata.
Di samping, semua orang sedang menantikan, kedua kelompok ini sama-sama penuh keyakinan, bagai ujung jarik vs ujung gandum, dan mereka semua adalah ahli super Sumber Langit. Hari ini mungkin akan terlihat pengolahan harta legendaris yang mengejutkan.
“Benar, duel Sumber Langit, olahlah harta legendaris untuk memanjakan mata kami.”
“Semuanya ilusi semata, kebenaran baru terlihat jelas saat memotong batu. Segera mulai duelnya!”
Semua orang bersemangat, ingin menyaksikan taktik ahli Sumber Langit. Mungkin akan muncul pusaka langka yang belum pernah terlihat di dunia.
“Teknik unik klan Sumber Langit, bahkan Master Sumber Langit di masa lampau pernah memujinya. Hari ini Tuan-tuan akan mendapat hiburan mata.” Wu Ziming bersikap terlalu mencolok.
“Sayangnya hanya duel melawan teknik kampungan.” Li Chongtian bergumam pelan, namun masih terdengar oleh semua orang.
“Semakin tinggi memanjat, semakin sakit jatuhnya. Sekarang kalian bisa terus menghina dan merendahkan kami.” Li Heishui tersenyum sinis, namun kata-kata ini tidak diucapkannya.
Ye Fan melangkah maju, hendak menyeberangi air menuju pulau kecil tempat Tian Zi Hao Shi Yuan berada. Untuk mengumpulkan jutaan kati sumber, kini ia hanya memilih material langka.
Tuoba Chang yang sejak tadi bersikap acuh tak acuh dan tak sekali pun melirik Ye Fan dan Li Heishui, akhirnya menatap Ye Fan sambil berkata: "Tunggu!"
Ye Fan berhenti, memandangnya dengan tenang. Mengingat sikap dingin lawannya, ia pun tak ingin banyak bicara, menunggu dengan sabar.
Tuoba Chang melanjutkan: "Tian Zi Hao Shi Yuan dari tanah suci adalah tempat sakral. Seorang ahli seni sumber sejati harus melalui serangkaian duel sebelum memasuki area inti."
"Apa maksudmu?" tanya Ye Fan.
"Kita tidak perlu mulai dari lantai pertama. Mari jadikan tepi danau ini sebagai titik awal. Jika tidak bisa mengeluarkan sumber setara kualitasnya, tak perlu lanjut ke area sakral."
Wu Ziming mengangguk setuju: "Benar. Jika kesenjangan kemampuan seni sumber terlalu lebar, Saudara Tuoba tak perlu membuang waktu."
“Wajar adanya, kalau tidak bisa memotong sumber kelas sama, buat apa masuk ke Taman Batu Suci Keluarga Ji?” Li Chongtian juga menyeringai sinis.
“Baiklah, kau pilih batunya.” Ye Fan tidak punya banyak hal untuk dikatakan padanya.
Di tepi danau, rerumputan dan pepohonan tumbuh subur, gazebo-gazebo menjulang, namun sangat sedikit batu yang ada.
Seorang guru sumber dari Keluarga Ji maju ke depan dan tersenyum getir, “Di sini tidak ada bahan batuan, hanya beberapa batu hias taman yang berserakan.”
Tuoba Chang menggelengkan kepala, “Tidak, menurutku di sini masih ada material langka, hanya butuh mata yang tajam untuk mengenalinya.”
Semua yang hadir terkejut, karena di tepi danau memang tidak ada bahan batuan, hanya batu-batu tak bernilai biasa sebagai hiasan taman, menghiasi akar pohon purba atau di samping rotan tua.
Ye Fan dan Tuoba Chang seketika bergerak, berjalan di antara batu-batu paling biasa dengan gerakan cepat - jika tidak, material langka pasti akan didahului oleh lawan.
“Batu yang disentuh jarinya berubah menjadi emas!” seseorang berteriak kaget.
“Apa yang terjadi ini?!” Banyak orang terdiam takjub.
Tuoba Chang bergerak dengan kecepatan luar biasa, jari telunjuknya terus menunjuk-nunjuk. Setiap kali menyentuh batu, bahan batuan itu berubah menjadi keemasan, seolah terbuat dari emas murni.
"Ini... Tangan Dewa Emas Merah, telah mencapai puncak kesempurnaan!" seru seorang orang tua sambil menghela nafas takjub, merasa seperti menyaksikan pemandangan langka.
Banyak orang masih pertama kali mendengar hal ini, apalagi menyaksikan langsung. Jari telunjuk Tuoba Chang bagaikan memiliki daya magis aneh, sepanjang perjalanannya telah mengubah puluhan batu menjadi kuning keemasan menyeluruh.
Baru setelah ia melangkah belasan meter, batu-batu itu kembali ke wujud semula, memaksa semua yang hadir terkejut.
Dalam hati Ye Fan juga merinding. Ternyata benar lawannya adalah ahli sejati. Teknik Tangan Dewa Emas Merah-nya telah mencapai tingkat transformasi sempurna, mampu menembus rahasia isi batu.
"Ding!"
Tiba-tiba Tuoba Chang berhenti. Jarinya menunjuk sebuah batu berlubang-lubang seperti kayu busuk yang digerogoti serangga, permukaannya tidak rata.
Dia mengangkat batu itu dengan tangan, melanjutkan pemilihan batu sepanjang perjalanan. Namun akhirnya tidak menggantinya, dan memilih batu ini.
"Ini batu retak hantu, hampir tidak mungkin mengandung sumber. Kenapa memilih ini?" Banyak orang bingung, bahkan Wu Ziming sendiri tidak tahan mengingatkan.
Ye Fan tiba di tepi danau, menyapu pandangan beberapa batu namun lama tak bergerak. Ini memang bukan taman batu sejati, hanya ada beberapa batu tak bernilai yang teronggok di sini. Memilih satu material langka di sini terasa sulit.
Namun tak ada yang mendesaknya. Di TKP tercipta hening membeku, semua menunggu dengan tenang. Banyak yang yakin padanya karena bisa mengolah ramuan dewa purba.
Ye Fan mengelilingi danau kecil setengah putaran, memeriksa semua batu tak bernilai. Tiba-tiba matanya berkilauan. Ia langsung menuju tepi danau, mengangkat batu sebesar kepala yang terendam air, lalu mengamatinya dengan cermat sebelum memilihnya.
Tuoba Chang bertindak tegas tanpa banyak bicara. Jari emasnya menekan, batu retak hantu langsung berkeping-keping. Kilatan cahaya biru langit yang mempesona menyembur keluar, memenuhi pandangan semua orang.
Sebuah sumber spesies langka sebesar kepalan tangan memancarkan cahaya bak langit biru yang terkonsentrasi. Semburan aura biru beruntun melesat - inilah Sumber Biru Berlian. Satu keping ini setara dengan 1.500 jin sumber murni.
Ye Fan pun tak berkomentar panjang. Gerakan tangannya yang lembut langsung memecahkan bahan batuan. Semburan cahaya merah menyala serentak muncul, memantulkan kilau kemerahan.
Sumber spesies langka lainnya dengan volume yang serupa. Ia berkilauan laksana matahari merah menyala, dinamakan Sumber Api Merah.
Semua orang terkesima. Ahli sumber energi yang mumpuni mampu mengubah batu menjadi emas. Dengan santai mereka masing-masing mengolah 1.500 jin sumber, sebuah keahlian yang hanya bisa dikagumi namun mustahil ditiru.
"Baik, masuk ke pulau!" Tuoba Chang tidak banyak bicara, menaiki perahu menyeberangi danau. Di sini tak ada yang berani terbang, hanya bisa patuh naik perahu.
Staf tempat bertaruh batu sumber Keluarga Ji hanya bisa berdoa diam-diam. Kedatangan dua ahli ini ke tempat mereka lebih banyak mudaratnya.
Ye Fan dan Li Heishui juga naik perahu, mendayung ke pulau kecil di tengah danau. Konfrontasi sesungguhnya pun dimulai.
"Izinkan kami menyaksikan pertarungan ini, berdiri di atas air sambil mengamati dengan tenang."
Banyak cultivator mengajukan permintaan. Akhirnya Keluarga Ji menyetujui. Para cultivator bersorak gembira, dalam sekejap mengelilingi pulau kecil itu.
Pulau seluas ratusan meter itu dipenuhi pepohonan berbunga. Banyak di antaranya pohon purba berusia ribuan tahun yang kokoh bagaikan naga berkulit sisik, kelopak bunga beterbangan berkilauan memenuhi udara dengan aroma harum.
Tata letak pulau dirancang apik. Mata air spiritual menyembur lembut, batu-batu unik tersusun rapi membentuk pemandangan alami yang harmonis dengan rumpun bunga.
"Ini seperti tanah suci yang terisolasi. Di pulau itu ada seorang tua dengan kulit seperti bayi dan rambut putih seperti salju, duduk bersila di antara pepohonan bunga, mata terpejam tanpa reaksi apa pun."
"Haha... Kami tidak terlambat kan?" Sekelompok orang tua muncul, semua berambut putih seperti bulu bangau dengan wajah kemerahan, penuh semangat meski usianya sangat lanjut.
"Akhirnya sampai juga, untung belum mulai." Ternyata para pria tua dekil yang dulu menyaksikan Ye Fan memotong batu di Toko Batu Dao Yi.
Latar belakang orang-orang ini sangat besar, berasal dari berbagai sekte besar. Banyak yang sudah berusia senja, tak ada yang berani mengganggu mereka.
Setelah mendapat kabar, para tetua ini seperti disuntik darah ayam, datang dengan semangat tinggi langsung mendarat di pulau.
Taman Batu Tian Zi Hao keluarga Ji sebenarnya tidak sembarangan diakses, tapi mereka adalah pelanggan lama yang mendapat akses khusus. Terlihat hamparan kepala-kepala putih beruban.
"Kakak Biyue, izinkan Miaoyi masuk juga." An Miaoyi yang baru tiba, melihat Ji Biyue dan memohon padanya.
Ji Biyue tertawa ringan, menganggukkan kepala setuju, membuat pengecualian ini. Jiang Yifei, Yao Yuekong, Xu Heng, Jin Chixiao, Pangeran Xia, biksu cilik berjubah putih, serta beberapa penerus tanah suci juga memasuki taman batu.
Semua orang tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Duel teknik sumber kali ini ternyata memiliki pengaruh begitu besar, menarik banyak orang datang secara langsung.
Tak hanya ada ahli terhormat dari generasi tua, tapi juga penerus tanah suci seperti Xiang Yifei dan Putra Suci Wanchu.
"Haha... Pemuda, apakah kau akan mengolah harta legendaris lagi kali ini?" Seorang pria tua tertawa terbahak.
Yang lain bahkan langsung melangkah maju, berkata pada Ye Fan: "Perlu tidak si tua ini memperkenalkanmu? Barang bagus di sini jumlahnya tak kalah dari Sekte Dao Yi. Beberapa batu telah dipajang bertahun-tahun, kami selalu ragu-ragu—nilainya bisa menyaingi Batu Sembilan Lubang."
Mendengar ini, wajah staf Toko Batu Keluarga Ji berubah seketika. Dalam hati mereka mengutuk: Kelompok tua brengsek ini, iseng saja!
Ye Fan tersenyum, mengucapkan terima kasih pada mereka.
Di bawah sebatang pohon purba, Ye Fan menemukan sebuah Batu Kepala Naga yang berukuran sebesar batu penggiling, sangat hidup dengan samar-samar Qi Naga melilit di sekitarnya.
"Batu ini..." Dia terkagum-kagum, dipenuhi keheranan. Batu ini sangat tidak biasa, bahkan orang biasa pun bisa melihat sedikit Qi Naga, apalagi dirinya.
Terutama, batu ini terbentuk secara alami, sama sekali bukan buatan manusia, secara natural membentuk kepala naga yang memaksa orang untuk takjub.
"Bagaimana? Batu ini lebih unik daripada Batu Sembilan Lubang, ini sungguh kepala Naga Sejati!" Seorang tua berkomentar sambil menghela nafas.
Ye Fan benar-benar gemetar hatinya. Setelah pengamatan seksama, keraguannya semakin menjadi. Meski permukaan batu ini menunjukkan fenomena aneh dengan Qi Naga yang kadang samar kadang jelas, dia merasakan kemungkinan ada kekosongan di dalamnya yang mengecewakan, tak bisa dipastikan.
"Batu Kepala Naga ini bagaimana? Harganya 100.000 kati sumber, berani memotong?" Tanya seorang pria tua.
"Batu ini lebih baik dilewatkan." Ye Fan menggelengkan kepala, dia benar-benar tidak yakin.
“Kalau kau tidak memotong batu ini, kami para bajingan tua akan menyesal seumur hidup.” Sekelompok pria tua terus mendesaknya.
“Jika aku memotong batu ini, diriku sendiri yang mungkin akan menyesal seumur hidup.” Ye Fan menggelengkan kepala dengan tegas, tidak sepadan untuk mengambil risiko.
Di sisi lain, beberapa orang tua lain sedang dengan hangat memperkenalkan batu unik berharga selangit di Tian Zi Hao Shi Yuan kepada Tuoba Chang.
“Batu ini bisa bersuara…” Li Heishui terkejut, menunjuk ke arah batu seberat 100-an kati berharga selangit di mata air spiritual yang tidak jauh.
Saat ini, seluruh permukaannya berwarna hijau-coklat, air jernih yang menyapu membuatnya mengeluarkan melodi merdu seakan sedang dimainkan di kecapi.
“Batu ini sangat tidak biasa, namanya Batu Suara Surgawi. Kami para tua-tua sudah ngiler selama puluhan tahun.”
Batu ini akan mengeluarkan suara magis begitu diterpa aliran air, sungguh luar biasa aneh, membuat orang ingin segera membelahnya untuk melihat isinya.
“80.000 kati sumber, sangat mahal.”
Ye Fan mengetuk pelan-pelan, menyandarkan telinga untuk mendengar, akhirnya mengerutkan alis. Ini tidak seperti bahan batuan dari sumber daya mineral. Dia berpikir keras beberapa saat, akhirnya tetap berdiri.
"Bagaimana batu ini bisa membuat kami terus teringat?" Seorang pria tua mengarahkan jarinya ke depan.
Ini adalah wilayah yang menghadap matahari, tidak ada tumbuhan, sangat kering. Hanya ada sebuah batu besar seukuran meja yang teronggok sendirian.
"120.000 kati sumber, ini benar-benar melebihi batas kewajaran?!" Li Heishui terkagum-kagum.
"Karena batu ini sangat spesial. Langit dan Bumi membesarkan sebuah diagram Jalan, coba kalian lihat." Seorang orang tua memperkenalkan.
Ye Fan berjalan mendekat dan terkejut. Pada batu ini tertanam dalam sebuah diagram bagua.
"Ini pasti sengaja diukir!" Li Heishui menyeringai.
"Bawaan lahir!" Ye Fan yang pernah mempelajari teknik sumber energi langsung bisa mengenalinya. Dalam hati tak tenang, taman batu suci Keluarga Ji memang menyimpan batu-batu luar biasa.
“Bagaimana, Sahabat Muda sudah bergejolak? Apa kau akan memotongnya untuk memuaskan rasa penasaran kami?” Beberapa pria tua itu terus memprovokasi.
Ye Fan meneliti dengan cermat, mengamati seksama. Setelah lama, barulah ia berkata: "Selain diagram Jalan ini, sementara aku belum melihat keunikan lainnya."
"Sahabat Muda terus tenang. Mari lihat simbol kebanggaan taman ini."
Sekelompok pria tua membawanya ke sisi lain. Sebuah batu setinggi sekitar dua meter lebih berdiri tenang di samping pohon bunga. Kelopak yang jatuh memberinya kesan kekosongan spiritual.
"Batu ini bernilai 150.000 kati sumber? Terlalu mahal! Meski mengeluarkan Sumber Suci, tetap saja keterlaluan." Li Heishui menggelengkan kepala.
"Perhatikan baik-baik, Sahabat Muda. Batu ini bernama Wanita Luar Biasa, sangat istimewa." Sekelompok pria tua itu sangat memujinya.
Pada batu yang peka ini, Langit dan Bumi menumbuhkan sebuah gambar. Kerangkanya membentuk kepala wanita jelita, meski tak jelas namun memberikan kesan kekosongan spiritual tak terbatas, seharusnya ini adalah wanita luar biasa.
"Ada yang menduga mungkin ada wanita jelita tersegel di dalamnya, siluetnya tembus melalui dinding. Kau berani mengolahnya?" Seorang orang tua dengan tatapan berapi-api sangat berharap Ye Fan mengangguk.
"Aku akan melihat-lihat." Ye Fan mengelilingi batu besar ini sambil terus mengetuk dan menyimak. Dia benar-benar dibuat bingung.
Setelah melihat empat batu unik berharga selangit berturut-turut, tak satu pun yang bisa ditembus pandangannya. Dia menduga semuanya mungkin berongga, tak ada yang bisa diolah.
Tapi dalam samar-samar, ada perasaan mungkin ada Barang Langka yang mengerikan. Ini membuat alisnya berkerut kencang.
"Olahlah! Batu langka bernama Wanita Luar Biasa ini. Bisa jadi akan keluar perempuan suci dari dalamnya." Seorang orang tua hampir menggoda.
“Kalau aku benar-benar mengeluarkan Roh Suci perempuan, siapa di kota suci yang bisa menaklukkannya?” Ye Fan tersenyum.
“Kulihat Sahabat Muda mulai tergoda. Simbol kebanggaan taman ini sungguh tak boleh dilewatkan.” Beberapa tua-tua bahkan lebih gelisah daripada Ye Fan, terus membujuknya.
