“Aku tidak percaya pada roh jahat! Sampai sekarang masih bisa menang?” Wu Ziming menyunggingkan senyum sinis penuh ejekan.
Bukan hanya dia, orang lain pun tidak percaya akan terjadi keajaiban lagi.
Apa itu Sumber Suci? Merupakan energi kehidupan paling fundamental di Langit dan Bumi yang mengkristal. Bahkan para Tanah Suci pun sangat berambisi memilikinya.
"Kota Suci sudah bertahun-tahun tidak dipotong, sebongkah sebesar kepala ini bernilai sebanding kota! Siapa yang bisa membalikkan keadaan dalam situasi seperti ini? Barang apa lagi yang lebih berharga darinya? Hampir mustahil muncul."
"Hari ini, aku akan menjual semua harta untuk bertaruh denganmu!" Wu Ziming terus-menerus menyeringai sinis.
Belum lama ini dia kalah puluhan ribu kati sumber dari Ye Fan. Kini akhirnya datang kesempatan membalas kekalahan sebelumnya. Dia dan Li Chongtian segera meminjam sumber energi di mana-mana.
Jaringan mereka cukup luas dengan banyak kenalan. Terlebih, perguruan mereka termasuk sekte besar di wilayah utara - Istana Lima Elemen dan Istana Huanmie yang termasyhur. Banyak orang tua di sini yang akhirnya meminjamkan sumber.
Bukan hanya kedua orang ini yang bergejolak. Yang lain pun sulit tenang. Setelah Ye Fan mengeluarkan tantangan, banyak yang bersemangat ikut serta.
Sebongkah Sumber Suci sebesar kepala telah muncul. Hampir tak ada yang percaya Ye Fan bisa membalikkan keadaan. Mustahil! Benda sakral seperti ini sangat langka di dunia.
"Kami juga bertaruh denganmu!"
Dua puluh lebih cultivator bersatu mengumpulkan 15.000 kati sumber, lalu berjalan mantap ke depan dengan suara gemerincing logam saat menumpuknya di tanah.
Pada saat itu, Wu Ziming dan Li Chongtian juga berhasil mengumpulkan cukup sumber. Berkat dukungan senior sekte, total mereka mengumpulkan 30.000 kati sumber.
“Aku sudah menunggu hari ini sejak lama!” Wu Ziming hampir mengatupkan gigi, kekalahan besar sebelumnya tidak hanya membuatnya kehilangan begitu banyak sumber, tapi juga berwajah kusut penuh debu diejek orang.
Kini, dengan adanya peluang seperti ini, menurutnya ini adalah kesempatan emas dari langit.
"Masih ada yang mau?" Sejak awal hingga akhir, Ye Fan tetap tenang. Setelah berdiri dari batu unik berharga selangit itu, dia maju dan mengulang pertanyaannya: apakah masih ada yang ingin bertaruh.
"Dia terlalu percaya diri dan tenang."
“Mungkinkah dia tidak tahu nilai Sumber Suci? Sebatang besar seperti itu, kecuali bisa mengolah ramuan dewa purba yang utuh, sama sekali tidak bisa dibandingkan.”
Banyak orang ingin ikut serta, tapi melihat ketenangan Ye Fan yang sama sekali tak menunjukkan ekspresi kecewa, semua orang mulai bergumam pelan.
Orang-orang tak terhindarkan teringat kejadian sebelumnya, saat Batu Sembilan Lubang yang telah digali sebagian besar, semua mengira tak akan ada hasil, namun akhirnya Ye Fan malah menggali lubang untuk menjebak orang.
Meski banyak orang yakin pada Sumber Suci, mereka tetap ragu, takut kejadian seperti sebelumnya terulang di mana Ye Fan menyimpan satu trik.
"Benar-benar tidak ada lagi? Itu kan Sumber Suci, kalian tidak percaya pada Tuobao Chang?" Ye Fan mengulang pertanyaannya, melangkah jauh di tengah hujan kelopak bunga kristal yang jatuh menempel di tubuhnya.
Pohon bunga bergoyang, wanginya menusuk hidung. Di bawah naungan pohon purba, Ye Fan telah berjarak cukup jauh dari dua batu unik berharga selangit itu.
Tiba-tiba, dua siluet samar bergerak ke tengah arena, cepat mendekati bahan batuan yang sebelumnya telah ditepuk-tepuk dan hampir dipastikan oleh Ye Fan.
"Tangan kami gatal, kami juga ingin memilih bahan batuan."
Keduanya memilih batu unik yang baru saja diamati Ye Fan, menumpukkan 120.000 kati sumber di tanah.
Ini adalah dua orang tua yang sebelumnya juga berada di taman batu, jaraknya tidak jauh sehingga bisa cepat mendekat.
Salah satunya adalah tetua tertinggi dari Istana Huanmie, Li Yishui, yang sebelumnya meminjamkan puluhan ribu kati sumber kepada Li Chongtian dan lainnya untuk bertaruh melawan Ye Fan.
Hari ini dia tidak langsung bertindak, tapi terus mengamati, lalu melakukan langkah krusial di momen penentu.
"Kalian..." Li Heishui saat itu langsung berubah wajahnya. Dia yakin Ye Fan pasti bisa memilih harta legendaris.
Tapi sama sekali tidak menyangka Li Yishui akan bertindak seperti ini, bersama orang tua berpengaruh lain merebut sumber di tengah jalan.
Ini jelas sengaja, hampir tak bermoral, memanfaatkan celah untuk membeli bahan batuan itu.
"Ada pertanyaan?" Li Yishui tersenyum dingin, berpura-pura tak peduli.
“Kalian tidak tahu malu?” Li Heishui menuding mereka dengan amarah, akhirnya tidak tahan dan mengumpat.
Li Yishui langsung menenggelamkan wajahnya, berkata: "Pemuda jangan lancang bicara, atau aku akan menghajarmu mewakili orangtuamu."
"Kalian benar-benar..." Li Heishui ingin mengumpat tiga aksara, jika tidak meludahi wajah mereka, takkan bisa menerima ini.
Ye Fan buru-buru maju menghalanginya, lalu berbalik menghadap Li Yishui dengan wajah serius: "Kalian keterlaluan, bukan?"
Li Yishui santai menjawab: "Oh? Keterlaluan bagaimana? Maksudmu memilih batu? Tadi kalian tidak memilih, sekarang kami yang beli."
"Lonte tua! Tidak lihat Gu Feng tadi mengetuk dan mengamati batu itu? Dia jelas sudah memilih!" Li Heishui ingin meninju mereka.
"Dia akhirnya tidak memilih, bukankah sudah pergi?" Li Yishui menjawab dengan senyum samar.
"Saat ini, taman batu dalam dan luar dipenuhi keriuhan, di mana-mana terdengar gemuruh diskusi. Ada yang kagum, ada yang mengutuk, ada yang bersimpati, juga ada yang bersukacita atas kesulitan orang lain."
"Dua si tua brengsek ini benar-benar cerdik, mengambil keputusan seperti ini dengan tegas, sungguh di luar dugaan."
"Kotor sekali, tak tahu malu! Bagaimana bisa melakukan hal seperti ini?"
"Tepat! Orang tua yang licik, ternyata main akal seperti ini. Tapi ini memang agak tidak bermoral."
"Kenapa aku tidak terpikir ya? Jenius sumber energi itu terlalu hijau, sampai dimanfaatkan celah seperti ini."
Suasana di luar area tetap bergolak tak bisa tenang. Ada yang membenci, ada yang sinis, ada yang membela keadilan...
Semua orang mengakui kemampuan sumber energi Ye Fan. Mereka merasa dengan keyakinan yang ditunjukkannya tadi, batu yang dipilihnya pasti mengandung harta legendaris.
Meski banyak yang berpendapat sulit menyaingi Sumber Suci itu, namun semua sepakat bahwa batu itu akan mengolah harta karun bernilai fantastis.
“Jangan halangi aku, kalau tidak meninju mereka sekali, aku tidak bisa meluapkan emosi ini!” Li Heishui benar-benar marah, ingin melemparkan Lencana Besi Hitam di pelukannya untuk menghantam dua orang di depan.
“Masih muda tapi sudah besar mulut, apakah orang tuamu tidak mengajarkan untuk menghormati senior?” Li Yishui menegaskan wajahnya, memperlihatkan senyum sinis, seberkas aura pembunuhan yang muncul lalu lenyap.
“Merebut batu unik kami, malah mengarahkan aura pembunuhan ke kami...” Li Heishui hendak melemparkan Lencana Besi Hitam untuk mengkritik mereka.
Ye Fan justru erat menariknya, tidak mengizinkannya melangkah maju.
Li Heishui mulai tenang, tidak impulsif, berbalik menghadapi keluarga Ji: “Kami sudah membayar 120.000 kati sumber lebih dulu, tindakan mereka seperti ini, kalian tidak ikut campur?”
Guru Sumber keluarga Ji memperlihatkan wajah yang berubah: “Meski kalian sudah membayar sumber, tapi itu hanya untuk beberapa simbol kebanggaan taman, belum menentukan akhir pilihan bahan batuan mana.”
Ji Biyue mengenakan gaun hijau yang menonjolkan lekuk tubuhnya, dengan sepasang kaki giok berkilauan yang telanjang. Dengan langkah anggun, ia mendekat sambil tersenyum tipis, "Dua Saudara kecil, ini memang tak ada solusi lain. Ini karena kalian terlambat memastikan pilihan."
Setelah keluarga Ji bersikap seperti itu, keputusan jelas tak bisa diubah lagi. Hal ini membuat Li Heishui geram tak tertahankan.
Yao Yuekong maju dan menasihati Li Heishui, "Lupakan saja."
Pangeran Dinasti Xia menggelengkan kepala, berkomunikasi melalui telepati, "Kalian terlalu lengah."
Sebagian orang memandang rendah tindakan Li Yishui, namun hanya bisa berbisik dan mengutuk. Tak ada yang bisa diubah di Taman Batu Tian Zi Hao milik keluarga Ji ini - semua harus patuh pada peraturan.
Bahkan para senior yang hadir pun tak bisa berkomentar lebih jauh meski tak setuju.
Pulau kecil itu berpendar indah. Sumber Suci sebesar kepala manusia mengambang di udara, memancarkan puluhan sinar sakti dari kulit batunya. Cahaya suci ini menyelimuti pepohonan purba dan kelopak bunga kristalin yang beterbangan.
Li Yishui dengan angin sepoi-sepoi melayangkan pandangannya ke Ye Fan dan Li Heishui: "Pemuda, dunia ini bisa disebut adil maupun tidak adil. Banyak hal yang perlu kalian pelajari baik-baik."
"Meraup keuntungan lalu pura-pudi, kalian memang hebat!" Li Heishui menuding dua orang di depannya.
Li Yishui tidak peduli, dengan santai berkata: "Saya dan Saudara Yang Kun telah meminjamkan sumber dari beberapa kawan lama. Selain ingin membeli batu unik berharga selangit, kami juga ingin bertaruh dengan kalian."
"Benar!" Sesosok tua bernama Yang Kun yang merupakan tetua tertinggi Istana Lima Elemen, seketika menumpuk 60.000 kati sumber di tanah.
Langkah ini kejam sekali. Baru saja merebut bahan batuan orang, kini memanfaatkan kesempatan untuk bertaruh. Bisa dibilang tak kenal ampun, benar-benar ingin membantai habis.
"Bukankah ini keterlaluan?" Ye Fan menegaskan wajahnya.
"Ucapan yang terlanjur keluar bagai air yang sudah tumpah. Kau sendiri yang bilang mau bertaruh dengan yang hadir di lokasi." Jawab Li Yishui dengan senyum samar.
Meski banyak orang merasa ini keterlaluan, tapi mereka tidak bisa berkomentar banyak. Kedua belah pihak jelas memiliki masa lalu pahit. Dua pemuda itu terjebak dalam perangkap, mungkin hanya bisa menyerah.
Li Heishui langsung marah. Tindakan lawan yang keterlaluan dan menghalalkan segala cara ini membuatnya tidak tahan meledak.
"Lonte tua, kalian pikir bisa menekan kami dengan kekuatan? Belum cukup level!"
"Oh, lalu apa yang bisa kau lakukan?" tanya Yang Kun.
Li Yishui dengan wajah dingin berkata seenaknya: "Aku tertarik dengan Pedang Roh Suci Baja Hitam Berpola Naga milik kalian. Menurutku ini layak 100.000 kati sumber. Bagaimana jika aku pinjam lagi ke beberapa kawan tua untuk menggenapkan 100.000 kati? Nanti kalian bisa lunasi utang dengan menyerahkan pedang suci itu."
Yao Yuekong dan An Miaoyi pernah memprediksi nilai Pedang Roh Suci Baja Hitam Berpola Naga mencapai 35 kati sumber. Permintaan Li Yishui ini jelas niat jahat untuk merampas pedang dengan harga murah.
"Mimpi indahmu sampai ribuan musim!" teriak Li Heishui meledak.
"Tidak apa, biarkan dia pergi!" Pada momen kunci, Ye Fan diam-diam berkomunikasi lewat telepati sambil menggenggam erat lengan Li Heishui.
"Xiao Yezi, kau..." Li Heishui menoleh memandangnya, lalu seolah teringat sesuatu, menahan fluktuasi emosi dalam batinnya perlahan menjadi tenang.
"Hanya meminjam 20.000 kati sumber, cukup segini saja. Total 80.000 kati sumber untuk bertaruh dengan kalian." Li Yishui memperlihatkan senyuman tipis, "Aku sangat menyukai Pedang Roh Suci Baja Hitam Berpola Naga ini."
"Baik, aku terima. Kalian potong batu dulu." Setelah itu Ye Fan bertanya keras: "Ada lagi yang mau ikut?"
Yao Yuekong berkomunikasi lewat telepati menasihati: "Saudara, kau benar-benar mau bertaruh? Kali ini lebih baik mengakui kekalahan."
"Tidak perlu bertindak emosional." Pangeran Xia juga menasihati.
Pada detik ini, semua mata tertuju ke sini. Jiang Yifei berjubah putih bagai salju dengan ekspresi tenang, tampak elegan dan tampan. An Miaoyi dengan mata memancarkan aura spiritual, kecantikannya seperti mimpi, mengamati dengan diam. Jin Chixiao berwajah serius tak bergerak sedikitpun.
Lebih banyak orang-orang tua juga diam seribu bahasa, mengamati semua ini dengan hening.
"Kalau begitu, kami juga akan mencoba!"
Lebih dari belasan orang melangkah maju, bersatu mengumpulkan total 18.000 kati sumber yang berkilauan kristalin, bertumpuk menjadi gundukan besar.
Meski banyak yang masih bergejolak hatinya, mereka menahan impulsif - pertama karena merasa tindakan melempar batu ke dalam sumur itu tidak bermoral, kedua melihat Ye Fan mengajak dengan sengaja, terlalu tenang.
"Baik, kalau sudah tidak ada lagi, terbatas hanya pada kita saja." Senyum tipis mengembang di wajah Ye Fan.
Gelombang pertama sekitar 20 orang, mengumpulkan 15.000 kati sumber. Wu Ziming dan Li Chongtian berdua menyumbang 30.000 kati. Li Yishui dan Yang Kun bersama menghimpun 80.000 kati untuk taruhan. Gelombang terakhir mengumpulkan 18.000 kati sumber.
Total sumber yang terkumpul dari semua pihak mencapai 143.000 kati.
Pada detik ini, wajah Li Yishui berubah pucat saat melihat Ye Fan tersenyum kepadanya - wajah tampannya menyeringai dengan gigi putih pucat yang berkilauan.
Hatinya langsung tenggelam, kepalanya bergemuruh ledakan dahsyat. Dalam hati ia menjerit keras: Sial! Mungkin aku sudah dijebak lagi oleh bajingan kecil yang wajahnya polos ini!
"Senior Li, kapan kau akan memotong batu? Biarkan kami semua menyaksikan keahlianmu." Ye Fan tersenyum berkata.
Semua orang tertegun, pandangan mereka serentak tertuju pada Ye Fan, Li Yishui, dan batu unik berharga selangit itu.
Li Heishui akhirnya lega, hampir tertawa terbahak ke langit. Ia bergumam pelan: "Ye Hei, ini benar-benar pekerjaan yang membutuhkan keahlian. Menipu orang pun bisa menjadi seni."
