Di Kolam Naga yang berkilauan, air kolam berwarna putih susu, mengeluarkan aroma harum. Tubuh kering itu tak bergerak sama sekali, seolah vitalitasnya telah benar-benar punah.
Sejak zaman kuno, kecantikan meratapi senja kehidupan, tak membiarkan pahlawan menunjukkan uban di kepalanya.
Jiang Taixu, nasib penuh kesengsaraan, pahlawan di ujung jalan, tak lagi memiliki wibawa yang dulu menguasai dunia. Yang tersisa hanyalah kesedihan tak berujung.
Ye Fan yang berhutang budi besar padanya, memperoleh Jurus Perang dari Sembilan Rahasia. Menyaksikan tubuh aslinya saat ini, hati dipenuhi keharuan. Sang Raja Dewa yang sudah minyak habis dan lampu padam, namun dulu mampu menembus dinding untuk mengajarkan jurus - betapa kuatnya kemauan yang menopangnya mencapai tingkat itu?
Semua demi meneruskan Sembilan Rahasia, tak rela melihatnya punah. Setelah memahami maksud ini, Ye Fan secara tulus merasa kagum pada sang Raja Dewa tua.
Tubuh yang hampir menjadi mummi, kesadaran spiritual nyaris musnah - siapa sanggup mencapai tingkat itu? Yang dilakukan Jiang Taixu layak disebut mukjizat, memaksakan diri berubah wujud di dinding batu untuk mewariskan teknik rahasia tertinggi.
“Kondisi Raja Dewa seperti ini……” Ye Fan mengerutkan kening, meski ada mata air suci dan ramuan penyelamat, situasinya tetap tidak bisa terlalu optimis.
“Beberapa hari ini kami terus memberinya ramuan spiritual untuk pemulihan, tapi hampir tidak ada efek.” Jiang Yun mengerutkan dahi.
Mereka sebenarnya sudah memesan benih ramuan dewa, tapi khawatir energi obatnya terlalu kuat. Dengan kondisi Raja Dewa tua yang sangat lemah ini, dikhawatirkan tidak mampu menahan. Untuk sementara mereka terjebak dalam dilema.
Selain itu, dia telah menerima laporan bahwa pemilik benih ramuan dewa adalah Tubuh Suci Zaman Purba, mengejutkan Kota Suci. Kini orang itu diburu hingga tidak diketahui keberadaannya, sehingga kelanjutan lelang menjadi tidak pasti.
“Gunakan mata air suci saja.” Ye Fan membuka pembicaraan. Tak ada yang lebih memahami daripada dirinya tentang keunikan dan kekuatan luar biasa mata air tersebut.
Dulu di Area Terlarang Zaman Purba, ketika umurnya hampir habis dan nyaris mati, dia dengan susah payah menerjang ke kolam mata air suci. Setelah berendam selama setengah hari barulah vitalitasnya pulih perlahan.
“Jenis mata air ini……” Jiang Yun tidak bisa menyembunyikan gejolak dalam hatinya.
Di Donghuang terdapat Tujuh Wilayah Larangan Kehidupan, hanya di kedalaman tempat seperti inilah mata air suci mungkin ada. Hampir mustahil untuk mengambilnya, area seperti Gunung Keabadian terlalu berbahaya.
"Ini adalah kebaikan besar!" Jiang Yun dengan serius menangkupkan tangannya. Siapa yang rela memberikan mata air suci secara cuma-cuma? Ini adalah air penyelamat nyawa langka yang bisa digunakan sebagai jaminan kehidupan.
"Senior tidak perlu demikian, segera selamatkan Raja Dewa." Ye Fan membalas.
Di kedalaman istana bawah tanah muncul sembilan sosok tanpa suara, masing-masing terlihat sangat tua dengan rambut seputih salju, sulit diperkirakan usia sebenarnya mereka.
Sembilan orang tua itu mengamati mata air suci, semua mengangguk dengan wajah berseri, lalu mengelilingi Kolam Transformasi Naga sambil bermeditasi dalam diam.
Labu giok menggantung di atas Kolam Transformasi Naga, mengalirkan tetesan cairan kristalin. Dari kepala sembilan orang tua muncul kilatan cahaya dewa bawaan yang menyatu dengan cairan, melebur menjadi energi kehidupan murni sebelum lenyap masuk ke dalam tubuh kering raja dewa tua.
"Mata air suci terlalu sedikit, paling banyak hanya setengah mangkuk, mereka tidak ingin menyia-nyiakan sedikit pun energi kehidupan. Sembilan orang tua bekerja sama, setiap kali hanya melebur satu tetes, memasukkan perlahan ke dalam tubuh Jiang Taixu."
Ye Fan merasa malu melihat pemandangan ini. Di masa lalu dia terlalu boros, meneguk mata air suci seperti air minum biasa, tidak pernah menghitung dengan cermat seperti ini.
Setengah mangkuk mata air suci ini masih belum habis hingga tengah malam, proses peleburan masih berjalan lambat. Sembilan orang tua itu wajahnya pucat, tubuh mereka limbung seperti hendak roboh.
Mereka benar-benar tulus mengerahkan yuan kehidupan bawaan mereka, menyatukannya dengan mata air suci untuk memperpanjang nyawa raja dewa tua. Sebab, air mancur ini bukanlah ramuan dewa, cukup untuk memulihkan tubuh tapi bukan relik suci yang bisa mengubah takdir.
"Dang!"
Gemuruh lonceng bergema tak henti, mengguncang Langit dan Bumi. Orang-orang di depan Kolam Naga di istana bawah tanah yang megah berubah wajah.
"Ada ahli tingkat tertinggi yang menyerang!"
“Siapa orang ini? Tungku Abadi Hengyu menaklukkan Kolam Naga, dia masih berani membunuh Raja Dewa, sosok mengerikan seperti apa sebenarnya ini?”
Ahli besar Jiang Yun berubah wajahnya. Musuh yang berani datang pasti punya jaminan perlindungan, memiliki metode untuk mundur dengan selamat.
Ye Fan juga merasa hatinya berguncang. Di dunia fana ini benar-benar banyak generasi kejam luar biasa. Tidak rela Jiang Taixu hidup kembali, bahkan senjata Jalan Tertinggi yang dijaga di sini pun berani mereka terjang.
“Panggil Tungku Abadi Hengyu!” Perintah Jiang Yun.
Sementara dirinya sendiri berdiri di depan Kolam Naga, tak bergerak sedikitpun, berjaga di sini, tidak mau meninggalkan tempat selangkah pun. Jelas terlihat ada ahli luar biasa khusus yang menguasai tungku suci ini.
“Bzz!”
Ruang hampa bergemuruh seperti kain kasar yang digetarkan keras-keras, bahkan istana bawah tanah ikut terguncang seolah terjadi gempa dahsyat. Hanya Kolam Naga yang masih tetap tenang.
Pada detik ini, seluruh penghuni Kota Suci tertegun. Dari kejauhan terlihat semburan cahaya merah menyala ke langit, suara Burung Phoenix mengguncang angkasa, seolah seekor burung phoenix suci terlahir dari api, mengarungi sembilan langit dan sepuluh bumi.
Sebuah aura intimidatif yang tak terbayangkan tiba-tiba menyelimuti seluruh kota. Tak seorang pun bisa menolak, hampir semua orang secara bersamaan terjatuh lemas di tempat.
Para cultivator gemetar jiwanya, tak kuasa menahan diri untuk bersujud. Ini sama sekali di luar kendali, seakan sedang menghadap seorang dewa, dipenuhi rasa hormat bawaan lahir.
Kekuatan suci ekstrim!
Semua orang terpaku, mulut menganga tak bisa mengucap sepatah kata pun. Bibir para tetua gemetaran tak terkendali.
Tungku Dewa Matahari yang terbuat dari Batu Darah Phoenix menjadi satu-satunya yang menguasai langit dan bumi. Walau tak ada yang melihat wujud aslinya, namun aura intimidatifnya merasuk hingga ke sumsum tulang, mustahil terlupakan seumur hidup.
Bagaimana mungkin tenaga manusia melawan kekuatan suci semacam ini? Tubuh daging-darah sama sekali tak sanggup menahannya, tak ada satu pun yang bisa bertahan!
"Keagungan para Kaisar Kuno benar-benar tak tertandingi! Karena ini hanyalah senjata mereka, sama sekali tidak merepresentasikan diri mereka sendiri."
Di kedalaman istana bawah tanah, di samping Kolam Naga, Ye Fan juga terkejut. Namun tidak merasa tertekan, tempat ini sangat tenang meski hatinya tetap berdebar kencang.
"Inikah yang disebut kekuatan suci ekstrim..." dia bergumam lirih.
"Ini bukan kekuatan sejati Jalan Tertinggi. Kami hanya membangkitkan tungku suci tanpa melepaskan kekuatan apapun," Jiang Yun membuka mulut menjelaskan.
"Kekuatan mengerikan Tungku Hengyu belum sepenuhnya ditunjukkan?" Ye Fan benar-benar tertegun. Ia tak bisa membayangkan seberapa dahsyatnya senjata Jalan Tertinggi sebenarnya.
Sebelumnya ia mendengar kabar senjata ini bisa menghancurkan langit-bumi dan mengeringkan lautan, mengira itu hanyalah hiperbola. Ternyata tidak berlebihan - benar-benar memiliki kekuatan tak terukur!
"Senjata pusaka Jalan Tertinggi di tangan orang biasa hanyalah benda mati. Hanya cultivator legendaris yang bisa membangkitkannya. Untuk melepaskan kekuatan sucinya dibutuhkan kekuatan mengerikan yang masif," lanjut Jiang Yun.
“Ini……” Ye Fan terdiam termenung, sosok setingkat Santo Lord jika menggenggam senjata seperti ini, memang bisa beroperasi selama puluhan tahun menguasai dunia, sama sekali tidak takut pada siapapun.
“Semua penyerbu telah dihancurkan, menjadi serbuk halus. Tapi bukan manusia sejati, melainkan empat mayat kuno.” Di tepi Kolam Naga, seseorang datang melapor.
“Apakah mayat-mayat kuno itu memiliki ciri khusus?” Jiang Yun bertanya.
“Perkiraan konservatif, semuanya adalah cultivator legendaris prasejarah yang telah tiada, ada sosok mengerikan yang mengatur mereka.”
Semua orang di tepi Kolam Naga menarik napas tajam, kerangka cultivator legendaris prasejarah bukanlah hal yang mudah ditemukan, namun pendatang ini malah memiliki empat jasad, jelas merupakan penguasa kuat dengan latar belakang yang menakutkan.
Jiang Yun merasakan keseriusan situasi: “Mengorbankan empat avatar kuat seperti ini, ini sepenuhnya tindakan uji coba, musuh besar yang sangat berbahaya!”
Seorang anggota rombongan menyatakan keraguan: “Mungkinkah dia yakin bisa menembus senjata Jalan Tertinggi? Kecuali Kaisar hidup kembali!”
Jiang Yun dengan ekspresi berat menghardik: "Perintahkan semua orang untuk siaga tingkat tinggi, terutama di sekitar Tungku Dewa Matahari. Kecuali aku, siapapun yang berani mendekat, tak peduli siapa, hancurkan dengan kekuatan suci ekstrim!"
"Bagaimana jika..." seseorang dengan pengecut berusaha menyela.
"Sudah kukatakan! Tak peduli siapa dia, jika berani mendekat, bunuh tanpa ampun!" Ekspresi Jiang Yun membeku, sangat serius.
Menjelang dini hari, gemuruh lonceng kembali menggema di Kota Suci, membangunkan semua orang. Istana bawah tanah pun menjadi kacau balau.
Penyerang baru muncul - sepasang senjata berwujud manusia yang dihidupi darah dan esensi, telah menyatu dengan prinsip alam. Mereka langsung jadi abu oleh Tungku Hengyu.
"Bukan kelompok yang sama, tapi sama mengerikannya. Berani melepas senjata jenis ini, pastilah setidaknya penguasa level Santo Lord."
Suasana mencekam menyelimuti istana bawah tanah. Semua merasakan ancaman bak badai yang akan datang. Ujian demi ujian terus berdatangan, hampir pasti akan ada serangan kilat menghancurkan bagai 10.000 jun!
“Apa andalan mereka, bagaimana cara melawan Tungku Dewa Matahari, dengan apa menghadapi senjata pusaka Kaisar?” Keluarga Jiang merasa bingung.
“Mungkin masalah besar akan terjadi…” Jiang Yun menunjukkan wajah khawatir, berkata: “Mungkin ada yang membawa senjata ekstrim untuk melawan tungku suci keluarga kami.”
“Apa?! Bagaimana mungkin ini! Siapa sebenarnya mereka? Mungkinkah mereka ingin memicu perang antar tanah suci?” Semua tetua di depan Kolam Naga terkejut.
Ye Fan juga terdiam takjub, ternyata situasi berkembang hingga tahap konflik senjata ekstrim - kabar menggemparkan bagai BATU HANCURKAN LANGIT yang bisa mengguncang dunia.
“Sudah puluhan ribu tahun tidak terjadi peristiwa besar seperti perang antar tanah suci. Apakah mereka benar-benar ingin mengubah daratan menjadi lautan darah?”
“Apakah kebangkitan kembali seorang Raja Dewa dari keluarga Jiang benar-benar harus memicu kerusuhan sebesar ini? Tidakkah mereka takut mengembalikan dunia ke era kegelapan?!”
Para tetua keluarga Jiang semuanya terkejut, menunjukkan ekspresi yang sangat serius.
“Pertama untuk Sembilan Rahasia, kedua mungkin ada yang sengaja ingin memicu pertempuran besar antar Tanah Suci.” Jiang Yun mengerutkan kening.
Pelaku serangan belum tentu para penguasa terkuat Donghuang, bahkan sangat mungkin merupakan sosok legendaris dari wilayah lain - inilah yang benar-benar dikhawatirkan Jiang Yun.
Malam ini penuh ketegangan luar biasa, kekuatan musuh melampaui perkiraan. Jika ada yang membawa senjata pusaka ekstrim, pertempuran yang terjadi bisa menghancurkan Kota Suci hingga tak tersisa!
Menjelang fajar, aura intimidatif mengerikan tiba-tiba menyembur dari kedalaman istana bawah tanah. Wajah seluruh anggota keluarga Jiang berubah pucat - mereka sangat familiar dengan energi ini: Senjata pusaka Kaisar sedang bangkit!
"Cepat, keluarkan Tungku Abadi Hengyu!" teriak Jiang Yun.
"Mereka gila?! Berani benar menggunakan senjata pusaka ekstrim untuk konfrontasi! Siapa sebenarnya mereka? Tidak tahukah konsekuensi mengerikan dari tindakan ini?!" Wajah para tetua Jiang berubah pucat.
"Bzz!"
Ruang hampa bergemetar, Langit-Bumi terkoyak. Gelombang energi maha luas menerobos masuk ke kedalaman istana bawah tanah.
Tungku abadi yang terbuat dari Batu Darah Phoenix memancarkan cahaya terang, mulai beregenerasi. Seekor phoenix suci terbang menjulang ke langit, suara Burung Phoenix menggema di sembilan langit, mengguncang awan.
"Ini sebenarnya senjata pusaka ekstrim yang mana?!" Seluruh anggota keluarga Jiang terkejut.
Di atas istana bawah tanah, senjata pusaka itu cepat beregenerasi. Kekuatan suci yang seluas lautan bergelora, membuat Kolam Naga berguncang. Air putih susu di kolam menyembur tinggi.
"Lindungi Tuan Raja Dewa!"
"Sungguh gila! Berani memulai perang di tanah suci, apakah mereka ingin kembali ke era kegelapan? Keluarga Jiang kami tidak takut!"
Banyak orang berseru, memutuskan untuk bertempur di posisi terdesak. Seberapapun kuat musuh yang menyerang, kami tidak akan mundur.
