Keagungan Raja Dewa tetap sama seperti dulu: jubah putihnya tak ternoda debu, rambut hitamnya berkibar lembut, bola matanya dalam bagai samudera, memancarkan kharisma legendaris.
Dia melangkah maju selangkah demi selangkah, sebelas sosok setingkat Santo Lord dan dua siluman tua licik tak sengaja mundur. Setiap orang menyimpan ketakutan di hati.
Kebangkitan kembali Raja Dewa Legendaris, seorang diri menghadapi tiga belas penguasa terkuat layaknya memasuki wilayah tak bertuan, membuat semua pihak terpaku. Kewibawaannya bisa dibilang mengerikan.
Di antara para penguasa yang hadir, ada yang ingin mundur. Namun begitu teringat kota suci yang terkunci segel, hati mereka langsung tenggelam dalam keputusasaan. Mungkin hanya pertempuran tanpa jalan mundur yang tersisa.
"Braak!"
Aura Raja Dewa tiba-tiba meningkat drastis. Ujung jubah putihnya berkibar-kibar, sementara ribuan kilatan sakti menyembur mengelilinginya, menyambung ke langit malam.
Setiap kilatan sebesar pilar penopang langit, berkilauan mempesona. Mereka terkoyak angkasa, menembus dimensi langit hingga membuat Langit dan Bumi bergetar.
Ini adalah aura pembunuhan dari Raja Dewa Legendaris!
Selama empat ribu tahun perpisahan, kecantikan memudar dibalik kain kafan. Kesepian dan luka hati yang tak terobati - inilah duka nestapa terbesarnya.
"Raja Dewa legendaris bukanlah anak-anak, takkan menangis histeris, apalagi mengucurkan air mata, namun rasa sakit dan duka yang lebih dalam menggerogoti hatinya, sukar dimengerti orang luar."
Aura pembunuhan menyebar, seluruh kota suci bagai memasuki musim dingin, daun-daun berguguran tak berujung, memenuhi atmosfer kematian yang mencekam.
"Braak!"
Jiang Taixu bertindak. Satu langkah membawanya ke jarak dekat sebelas sosok setingkat Santo Lord. Di sekelilingnya, sinar laser menjulang berubah menjadi sinar pedang legendaris, melesat serentak ke depan.
Metode Pertempuran Suci!
Ini pertama kalinya Raja Dewa menampilkan Sembilan Rahasia, seni penghancur warisan suci yang daya hancurnya tak tertandingi di dunia. Pada detik ini semua orang berubah wajah, mengerahkan seluruh kemampuan untuk bertahan.
Rambut hitam Sang Raja Dewa berkibar liar, tatapannya tajam bagai pisau. Setiap gerakan tubuhnya melesatkan puluhan ribu sinar pedang, ruang hampa menjadi sarang lebah yang tertembus total.
"Criiiing!"
Sebelas cultivator legendaris ditambah dua siluman tua licik, semuanya diselimuti sinar pedang. Ini adalah bentuk gentar yang berasal dari jiwa, aura pembunuhan Raja Dewa tajam bagai pisau, bergelombang ke segala penjuru.
"Bzz!"
Ruang hampa tersobek, Jiang Taixu mengulurkan satu tangan besar yang berubah menjadi wujud "Jalan", dengan paksa menggenggam sosok setingkat Santo Lord di tangannya.
"Ini..."
Semua orang terkejut, taktik Raja Dewa yang melawan Langit ini benar-benar mengerikan. Begitu seni rahasia dikembangkan, cultivator legendaris pun bisa dipindahkan ke genggaman, sama sekali tak bisa kabur. Hal ini membuat yang hadir di lokasi merinding bulu kuduk.
"Ampunilah hamba, Raja Dewa..." Sosok setingkat Santo Lord ini gemetar ketakutan. Di momen hidup-mati ini, ia meneriakkan perintah dengan keras, berusaha memberikan penjelasan.
"Brak!"
Tapi Jiang Taixu sama sekali tidak memberinya peluang. Dengan ketenangan sumur kuno, tangan besarnya mengusap keras. Di angkasa sinar darah muncrat, satu generasi penguasa hebat berubah menjadi abu beterbangan, tak tersisa apapun.
"Braak!"
Langit dan Bumi ini seolah mendidih! Sang Raja Dewa legendaris memamerkan Metode Pertempuran Suci, menandakan beliau akan memulai pembantaian besar-besaran! Semua tahu selama 5.000 tahun kekuatan tempurnya tak tertandingi. Saat Jurus Perang terkuak, siapa berani menghadapinya?
"Tuan-tuan, masihkah kalian ingin hidup? Jika tak rela mati, keluarkan semua kemampuanmu sekarang!" teriak seorang siluman tua licik legendaris.
Tak seorang pun bisa tenang. Kemurkaan Raja Dewa mengguncang seluruh wilayah, kewibawaannya begitu mengerikan. Secara langsung beliau memusnahkan sosok setingkat Santo Lord. Mereka harus bertekad bunuh diri dan bertarung mati-matian.
Sebab saat ini tak ada cara kabur dari Kota Suci. Tungku Suci Hengyu telah mengisolasi kota kuno ini, memutus semua hubungan dengan pihak luar.
"Braak!"
Sebuah panji tulang-belulang raksasa menekan ke bawah, berdiri tegak dengan megah bagai pegunungan tulang yang amat berat dan besar!
Ini adalah senjata yang ditempa seumur hidup oleh siluman tua licik legendaris, telah berpadu dengan aturan ketertiban Langit dan Bumi yang mengerikan - sebuah alat penting berdaya penghancur luar biasa.
"Bang!"
Namun, menghadapi panji iblis sebesar gunung tulang, Jiang Taixu tetap tak gentar. Maju terus, sebuah pukulan menghantam ke langit.
"Braak!"
Pada saat yang sama, para penyerang lain juga bertindak. Senjata berat yang menenun prinsip-prinsip berubah menjadi planet-planet alam semesta, menghujam ke bawah.
Aura intimidatif tak bertepi saling terhubung, membentuk jurus maut legendaris yang menyelimuti Sang Raja Dewa sepenuhnya.
Sang Legenda tak tertandingi. Kilatan listrik memancar dari bola matanya, rambut hitamnya berkibar-kibar. Dia melawan langit, pantang mundur tanpa sedikit pun keraguan.
"Braak!"
Guci Penelan Langit Tianmo Prasejarah bergetar halus, memancarkan aura mengerikan yang hampir sepenuhnya memblokir senjata-senjata legendaris di langit.
Keperkasaannya tak tertandingi. Seolah kembali ke 4.000 tahun silam, penuh semangat dan keangkuhan. Stempel Dao bawaan bermunculan di kepalannya, penuh metafisika yang sulit dipahami.
"Braak!"
Satu pukulan dengan aura mengerikan langsung menghantam bendera tulang raksasa bagaikan gunung. Langit dan Bumi gemetar, seolah kembali ke medan perang kuno, seakan ada pasukan tak bertepi yang bertempur sengit dengan dentuman bergemuruh.
"Prak!"
Metode pertempuran suci, kekuatan serangannya tak tertandingi di dunia!
Kemarahan Dewa Jiang membuat Langit dan Bumi kehilangan warna. Kepalan bertuliskan pola suci kosmik menghancurkan bendera tulang di angkasa dengan suara kraak-kraak.
Ledakan dahsyat menyusul, mengubahnya menjadi serbuk halus yang berpendar bagai kembang api, serpihan tulang putih beterbangan.
"Ah..."
Jiang Taixu menghancurkan bendera tulang, mendekati siluman tua licik itu. Dengan dahi berdarah, tubuhnya terlempar bagai orang-orangan sawah, hampir saja ditebas hidup-hidup oleh Dewa Jiang.
"Dang!"
Di langit, sebuah lonceng besar menekan ke bawah, namun ditampar oleh Raja Dewa hingga berkeping-keping, aturan ketertiban yang terjalin hancur dalam sekejap.
Semua orang merasa ngeri, alat penting yang ditempa selama bertahun-tahun dan tertanam stempel Dao langit-bumi ini tak sanggup menahan serangan Jiang Taixu, bagaimana mungkin melawannya?
"Jangan khawatir, Jiang Taixu baru saja hidup kembali dan tidak bisa bertahan dalam pertempuran lama. Kita cukup mengulur waktu sampai dia kehabisan tenaga, pasti bisa membunuhnya!" teriak seorang siluman tua legendaris.
"Braak!"
Mereka membentuk formasi pengepungan mengelilingi Raja Dewa, mulai mengukir pola energi untuk menaklukkannya, sambil mengaktifkan berbagai alat penting untuk menggugah Jalan Agung, berusaha memanfaatkan kekuatan alam untuk meredakannya.
"Bang!"
Sayangnya rencana mereka sia-sia. Raja Dewa bagaikan Naga Sejati yang tak terhalangi, dengan mudah menembus ruang hampa. Metode Pertempuran Suci yang dikeluarkannya membuat baik pola energi maupun alat penting sama sekali tak mampu menghadang.
"Criiiing!"
Jiang Taixu merampas tombak panjang ungu ke tangannya, mengguncangnya dengan kekuatan penuh, lalu melemparkan menara kuno yang menekan ke bawah.
Ia melangkah maju, menggunakan senjata berat lawan untuk menyerang balik. Semua orang menyerangnya, namun pertahanan Guci Penelan Langit Prasejarah tak tertembus.
Sorot mata Raja Dewa tajam bagai kilat, fokus pada satu rival. Melalui perjalanan dimensi, akhirnya berhasil mendekat.
Meski yang lain bergabung menghalangi perburuannya terhadap cultivator legendaris ini, semuanya terlambat. Tak ada yang bisa menghentikannya.
"Ah..."
Sosok setingkat Santo Lord itu menjerit kencang. Dari mulutnya menyembur energi primordial Xian Tian. Pertarungan habis-habisan cultivator level ini sungguh mengerikan - menghancurkan segala rintangan, memaksa semua ahli menghindar.
Namun wajah Raja Dewa tetap dingin. Ujung tombak ungunya menyentuh lembut. "Braak!" Energi primordial sang cultivator legendaris langsung remuk berkeping-keping.
Dan, tombak di tangan Raja Dewa memancarkan prinsip hukum alam semesta, menyegel cultivator legendaris ini di ruang hampa, seakan terikat di tiang kayu.
"Brak!"
Raja Dewa menggetarkan mata tombak ungunya, menusuk sosok setingkat Santo Lord hingga tembus, mengangkatnya hidup-hidup lalu mengguncang sekuat tenaga. Dentuman dahsyat bergema, hujan darah berhamburan - orang penting lainnya runtuh.
Yang lain merinding. Ini sosok setingkat Santo Lord! Penguasa terkuat di dunia, meski mati dalam pertempuran, hampir mustahil terbunuh dengan cara ditusuk seperti ini.
Raja Dewa legendaris yang perkasa dengan perlindungan Guci Penelan Langit Tianmo Prasejarah, praktis tak terkalahkan. Saat ini tak ada yang berani mendekat.
Hampir semua orang mulai ingin mundur, ingin segera melarikan diri dari Kota Suci.
"Apa yang harus kami lakukan? Kota Suci telah disegel, tidak ada jalan mundur!"
Sembilan sosok setingkat Santo Lord dan dua siluman tua licik jiwa mereka membeku. Tidak punya solusi.
Jiang Taixu berdiri dengan tombak di tangan, melangkah maju selangkah demi selangkah. Aura pembunuhannya semakin pekat. Tanpa teriakan marah maupun ratapan sedih, yang ada hanyalah tekad membunuh. Darah para musuh ini akan dikorbankan untuk memperingati Dewi Caiyun.
Akhirnya, seseorang tak tahan menahan aura pembunuhan Raja Dewa. Ia berlari ke kejauhan, kabur dari medan tempur. Meski tak bisa meninggalkan kota suci, lebih baik menghindar dari Jiang Taixu. Bertahan hidup sesaat pun jadi.
"Braak!"
Langit dan bumi berguncang. Orang itu langsung terlempar mundur. Semua yang lain juga terhalangi, sama sekali tak bisa pergi.
"Tanah Suci Raja Dewa!"
"Ini fenomena aneh milik Jiang Taixu!"
……
Wajah semua orang berubah pucat. Raja Dewa legendaris menggunakan fenomena aneh untuk membekukan area ini. Jelas-jelas tak ingin melepas seorang pun.
Meski tengah malam, tempat ini justru terang benderang. Jiang Taixu memunculkan fenomena anehnya... Tanah Suci Raja Dewa.
Sebuah surga duniawi nan mempesona. Mata air spiritual mengalir, hamparan bunga-bunga. Tapi saat ini dipenuhi kesedihan tak bertepi.
Hujan bunga memenuhi langit beterbangan, tiap helai ternoda darah. Raja Dewa berdiri di pusat Tanah Suci, satu tangan menggendong mayat Peri Pelangi, satu tangan lain mencengkeram tombak perang ungu.
"Jiang Taixu, kau tidak takut kita akan berakhir seperti ikan mati jaring putus?!" teriak seorang siluman tua legendaris.
Raja Dewa tidak menjawab. Dengan satu tangan memeluk Peri Pelangi dan tangan lain menggenggam tombak, langkah demi langkah ia maju mengancam. Hujan bunga berdarah mengitari dirinya dan sang peri.
"Ini... apa yang harus kita lakukan? Di Tanah Suci Raja Dewa, Jiang Taixu adalah penguasa sejati!"
"Raja Dewa adalah penguasa Donghuang! Dia telah melampaui puncak kejayaannya dulu. Bagaimana mungkin kita melawan?!"
Semua orang di Tanah Suci Raja Dewa panik. Kini keinginan untuk kabur pun mustahil. Dalam fenomena aneh sang raja ini, Jiang Taixu adalah pengendali mutlak.
"Mari kita keluarkan bersama fenomena aneh kita, hancurkan Tanah Suci Raja Dewa!" raungan seorang siluman tua legendaris.
"Braak!"
Berbagai fenomena aneh bermunculan, lima warna kilatan sakti menjulang ke langit, cahaya keberuntungan tujuh warna menyilaukan mata, namun semua ini sia-sia belaka, Tanah Suci Raja Dewa tetap tak tergoyahkan.
Lebih lagi, Guci Penelan Langit Tianmo Prasejarah bagai tembok penjaga abadi, mengambang di tanah suci, menghapus semua kekuatan mengerikan dari fenomena aneh tersebut.
"Caiyun..." Bola mata Raja Dewa dipenuhi kesedihan, kemudian mengarahkan tombak perang ke depan, kembali berubah menjadi sosok yang menakutkan dengan aura sakti.
"Dang!"、"Criiiing!"、"Cring!"……
Di dalam Tanah Suci Raja Dewa, semua orang mengerahkan kekuatan penuh, berbagai alat penting yang memadukan prinsip diluncurkan bersamaan, ditambah banyak teknik tak tertandingi yang berubah menjadi kilatan cahaya biru langit yang mempesona, menyelimuti Sang Raja Dewa.
Tapi semua ini tidak bisa mengubah apa pun, Tanah Suci Raja Dewa yang bersatu dengan Guci Penelan Langit Tianmo Prasejarah telah menjadi tanah suci yang paling kokoh dan mengerikan.
"Bzz!"
Jiang Taixu mengarahkan tombak sucinya, ruang hampa bergemetar, tak satu pun berani menghadapinya. Di tempat itu, dia langsung menembus menara tujuh lantai hingga menjadi serbuk.
Lalu, tombak ungu itu menghujam ke depan. Meski sang Santo Lord memiliki kekuatan magis tak terbendung dan ribuan metode kultivasi, takkan bisa menahan serangan mengerikan ini!
"Brak!"
Jiang Taixu menusukkannya, satu tangan menggendong Dewi Caiyun sementara tangan lain mengangkat tombak. Sosok itu diangkat tinggi-tinggi lalu diremukkan di ruang hampa.
"Braak!"
Di tanah suci, Sang Raja Dewa tak berhenti. Sambil membunuh seorang cultivator legendaris, langkahnya tiba-tiba muncul di depan siluman tua licik.
Di tengah hujan bunga ini, dia benar-benar bagai dewa mahakuasa. Tekanannya membuat tubuh siluman tua itu hampir hancur seketika.
Siluman tua legendaris itu mengaum, kilatan sakti memancar dari tengah dahinya menuju Jiang Taixu. Sayang, semua sia-sia belaka.
"Bang!"
Serangan Raja Dewa mengubah semua senjata legendaris menjadi abu beterbangan, segala seni rahasia musnah tak berbekas, sama sekali tidak bisa menghalanginya walau sejenak.
“Brak!”
Raja Dewa mengayunkan tombak ungu bagai pedang tajam, menebas tajam ke bawah. Siluman tua licik itu langsung terbelah dua, lautan kesadaran spiritualnya tercabik menjadi debu.
Siluman tua terakhir menggigil ketakutan. Saat menyadari tatapan Jiang Taixu menguncinya, ia menjerit keras: "Saudara Tai Xu... Jangan bunuh aku!"
“Bzz!”
Jiang Taixu menggendong Dewi Caiyun melesat mendekat. Tombak perang ungunya menempel di tulang dahinya, sinar ungu berkelap-kelip bagai lidah api.
“Berdegup kencang bagai genderang perang!”
Siluman tua itu langsung bersujud, bergetar berkata: "Saudara Tai Xu... Mohon ampun! Dari generasi kita, hanya tinggal kita berdua..."
