“Tahukah konsekuensinya? Jika berani sentuh kuda naga, bencana mematikan akan menimpamu! Bukan level penguasa feodal kecil sepertimu bisa tanggung!” Ancaman kosong dari mereka yang berlagak keras tapi hampa.
“Aku sangat takut.” Ye Fan berjalan maju, tanaman setinggi lutut masih berupa tunas hijau mengerikan. Sebelum sempat tumbuh, sebagian besar sudah rusak. Ini semua hasil keringat warga desa, pantas orang tua sampai dikejar emosi.
“Kau... ingin melakukan apa?”
“Bang!”
Ye Fan menendang seorang seperti karung pasir, melayang puluhan meter sebelum jatuh di luar lahan. Seketika terdengar jerit seperti babi disembelih.
“Ah...”
“Memperlakukan kami seperti ini, kau sedang cari masalah besar! Tidak akan mendapat nasib baik!”
“Bicara sembarangan.” Ye Fan menyapu sekilas orang yang ditendangnya ke pinggir jalan, lalu melanjutkan langkah perlahan di antara tanaman. Kini dia mendekati beberapa orang lain.
“Ja... jangan mendekat, kami akan ganti rugi.” Beberapa orang ini sudah ketakutan, terluka dan lunglai di tanah, sama sekali tidak bisa menghindar.
"Apa yang kalian lakukan sebelumnya? Sekarang baru takut?" Ye Fan tak bergeming, melangkah mendekat lalu menendang. Tenaganya luar biasa besar, orang-orang ini bagai anak ayam yang terlempar puluhan meter ke jalan tanah di luar ladang.
"Bruuk!", "Bruuk!"...
Seperti labu ajaib bergulingan, meski mereka cultivator, namun karena tubuh lumpuh tak bisa bertahan, terhempas hingga melirik putih, jerit kesakitan tak putus-putus.
Dua di antaranya bahkan pingsan, empat lainnya tulang-tulangnya patah berderak, mengerang kesakitan sambil kejang-kejang dan gemetar tak henti.
Seluruh warga desa terkejut dan tercengang. Bocah penguasa feodal berusia enam belas atau tujuh belas tahun ini, yang sehari-hari tampak percaya diri ceria, kini dengan sekali tendang menghempaskan para penjahat ke langit, membuat mereka kaget bukan main.
"Kakak Penguasa punya tenaga yang luar biasa besar ya."
"Kakak Penguasa sudah menghukum berat semua orang jahat, Si Ingusan jangan nangis lagi."
Sekelompok anak-anak semua berteriak, air mata belum kering kerontang, satu per satu seperti kucing kecil kotor, namun terlihat sangat polos. Senang, marah, sedih, gembira semua terpancar di wajah, memancarkan kesederhanaan khas.
"Jangan kau mendekat..." Orang-orang ini sudah benar-benar ketakutan. Melihat Ye Fan keluar dari lahan pertanian, mereka semua gemetar, berusaha menggeser tubuh mundur.
"Bang!"、"Bang!"……
Ye Fan mengangkat kaki lalu menendang dengan liar. Terhadap orang macam ini dia tidak punya simpati. Suara tulang patah terdengar, seperti menyembelih ayam dan bebek. Beberapa orang menjerit histeris.
"Kami ganti rugi, jangan ditendang lagi!"
"Kami minta maaf, mohon ampun!"
Sekelompok labu berguling-guling berteriak sekuat tenaga. Mereka benar-benar takut Ye Fan akan menghabisi mereka dengan tendangan. Beberapa orang sudah menyadari, tuan muda ini sama sekali tidak takut, bahkan lebih lancang daripada majikan mereka.
Namun, di antara mereka ada satu atau dua orang yang bermental baja, hingga saat ini masih mengancam dengan kejam: "Perlakuan seperti ini pada kami tidak akan berakhir baik, jangankan kau seorang penguasa feodal kecil, bahkan seorang pangeran pun harus berpikir dua kali!"
"Kau pikir aku ini anak kecil yang gampang ditakut-takuti?" Tanpa banyak bicara, Ye Fan menendang dengan dua kakinya, langsung menghancurkan Roda Lautan kedua orang ini. Seluruh kekuatan mengerikannya lenyap bagai debu, Istana Dao mereka juga terguncang kacau, mustahil untuk melanjutkan kultivasi.
"Kau... Ah..." Seketika semua orang merinding bulu kuduk, bersujud rata ke tanah, terus-menerus membenturkan dahi sambil memohon dengan putus asa.
"Kumohon bebaskan kami, kami tidak akan berani lagi."
"Tuan muda yang terhormat, sudilah Anda bermurah hati dan jangan menghitung kesalahan kami."
Yang lebih licik segera mulai bersujud meminta maaf kepada penduduk desa di lahan pertanian: "Maafkan kami, kami salah. Para sesepuh desa, ampunilah kami."
Di bawah tekanan sosok yang menyerupai Raja Iblis kecil ini, mereka sama sekali kehilangan kesombongan, semua merendahkan diri sambil memohon dengan hina, takut nyawa mereka akan berakhir di tempat ini.
Ye Fan bertanya dengan santai, mereka menjawab setiap pertanyaan tanpa berani menyembunyikan sepatah kata pun. Ternyata benar berasal dari gunung suci, sebagai pengurus kuda jenius dari Tanah Lima Warna yang bertanggung jawab merawat makhluk aneh.
"Kalian benar-benar keren banget, cuma budak hina pengurus kuda tapi berani semena-mena ke mana-mana, segera lenyap dari pandanganku!"
Ye Fan sama sekali tidak punya simpati pada mereka. Dengusan dinginnya membuat beberapa orang itu bagai mendapat ampunan surgawi, tersandung-sambil berlari pontang-panting.
"Sudah kukatakan, tinggalkan kuda naga itu..." ujar Ye Fan dengan tenang di tepi lahan pertanian.
Dengan terpaksa, mereka membawa beberapa makhluk aneh lainnya sambil meninggalkan kuda naga. Napas pun tak berani dikeluarkan, takut memicu kemarahan si bintang malang ini.
"Warga sekalian, malam ini kita semua akan menyantap daging kuda naga." Ye Fan tersenyum.
Di kejauhan, beberapa budak itu limbung, hampir terjatuh ke tanah. Orang macam apa ini? Benar-benar mau memakan kuda naga? Itu binatang langka bernilai puluhan ribu kati sumber! Jika benar-benar dimakan seperti daging keledai atau kuda biasa, sungguh tak tertahankan bagi mereka.
"Orang aneh!" Beberapa orang itu melarikan diri tanpa menoleh, tak ingin berlama-lama sedetik pun. Mereka merasa bertemu monster yang sama sekali tak bisa diusik.
"Tak boleh dibiarkan! Nanti kita laporkan ke perwira militer, harus potong brengsek penguasa feodal ini berkali-kali!"
"Sialan! Ini belum berakhir! Sudah memukuli kami setengah mati, sekarang mau makan kuda naga milik perwira. Berani melampaui batas! Dia berani mati!"
Dalam hati mereka menyimpan dendam, pergi menjauh dan menghilang di daerah suci kuno di garis cakrawala.
"Tidak akan ada masalah kan?" Ayah tua Er Gouzi di ladang gemetaran, takut ini akan memicu bencana besar. Tulang patahnya sudah menyambung, tapi noda darah masih tersisa di tubuhnya.
“Tidak akan ada masalah, paling-paling mereka akan menargetkanku. Ayo, aku traktir kalian daging kuda naga, ini sangat bergizi lho.” Ye Fan tersenyum.
Menjelang senja, beberapa siluet samar melesat mendekat. Salah satunya teramat indah, bagaikan Xuan Nü turun dari langit kesembilan di bawah cahaya senja kemerahan. Gaun panjangnya berkibar-kibar, rambut hitamnya tertiup angin, seluruh tubuhnya diselimuti kilau keemasan.
Di desa kuno, sekumpulan anak-anak menatap langit dan serempak berteriak.
“Lihat, ada peri wanita! Kakak yang cantik sekali!”
“Dewi turun ke dunia, datang ke desa kita!”
Anak-anak itu bertepuk tangan gembira. Bocah Ingusan malah memanggil Ye Fan agar ikut menonton.
Ye Fan terkejut. Tak disangka Putri Yu Die datang. Setengah bulan tak bertemu, kecantikannya semakin memesona bagai bidadari. Di bawah cahaya senja, gaunnya berkibar lembut saat mendarat di tanah.
Di sampingnya ada dua pria dan satu wanita, prianya gagah dan tegap, wanitanya cantik bagai bunga, semuanya memiliki aura yang luar biasa.
"Bagaimana Yang Mulia Putri bisa datang ke sini?" Ye Fan bertanya sambil tersenyum, dia tidak mengenal ketiga orang lainnya.
"Aku datang untuk melihat apakah kau sudah terbiasa dengan kehidupan di tempat ini." Putri Yudie tersenyum, di sanggulnya terpasang tusuk giok yang memancarkan bayangan samar burung phoenix suci, kilatan cahaya samar menonjolkan kesucian dan kelincahannya.
"Semuanya baik-baik saja di sini, terima kasih atas perhatian Putri." Ye Fan tersenyum.
"Aku dengar kau menahan kuda naga Junzhu Qi, benarkah kabar itu?" Putri Yudie yang menduduki urutan ketiga kecantikan di Zhongzhou ini mengalihkan pandangan, memancarkan pesona yang memukau.
"Benar, memang aku yang menahannya." Ye Fan mengangguk.
"Di mana?" tanya Putri Yudie.
"Nah, bukan di situ? Yang sedang direbus di kuali besar itu adalah dia." Ye Fan sama sekali tidak peduli sambil menyemburkan bibir memberi isyarat.
"Apa?! Sudah dimasukkan ke kuali?!"
“Kau bilang di dalam kuali besar itu yang direbus adalah kuda naga?!”
Putri Yudie dan tiga orang di sebelahnya langsung pusing, terkejut dan tercengang, tak bisa berkata-kata. Terutama Putri Yudie, mulut kecilnya yang seperti ceri terbuka, menunjukkan ekspresi keterkejutan tak terperi yang justru memancarkan pesona tak biasa.
“Kenapa kau benar-benar mau memakan kuda naga?”
Beberapa orang ini menatapnya seperti melihat monster, benar-benar kehilangan kata-kata. Belum pernah mereka jumpai orang seperti ini - itu kan keturunan dewa kuda naga yang sangat langka!
Bajingan di depan mata ini benar-benar merebusnya di kuali besar seperti memasak daging anjing. Pertama kali melihat orang segarang ini, membuat mereka tak tahu harus berkomentar apa.
“Ini sangat bergizi, ada warisan sehelai darah naga. Kebetulan kalian datang, ikutlah menikmati hidangan istimewa ini.” Ye Fan tersenyum.
“Ini... kami bukan datang untuk makan daging kuda!” Seorang pria di samping merasa orang di depannya ini terlalu tidak biasa.
“Kami sebenarnya ingin turun tangan mengembalikan kuda naga untukmu, menetralisir gelombang masalah. Kalau tidak, Putri Qi pasti tidak akan tinggal diam setelah keluar dari retretnya.” Putri Yu Die berkata.
“Sudah ku rebus. Paling-paling hanya bisa mengirimkan semangkuk daging kuda untuknya, biar dia juga cobain hidangan baru.” Ye Fan menjawab.
“……” Beberapa orang benar-benar kalah dari logikanya.
“Saudara, kau benar-benar cari masalah! Putri Qi paling sayang sama kuda naga itu. Kalo sampai dia tahu kau memakannya, pasti bakal nyerangmu habis-habisan!” Seorang pria lain menambahkan.
“Ini bukan salahku. Mereka benar-benar keterlaluan. Kalau tidak memakan kuda ini, kebencian rakyat takkan terlampiaskan.” Ye Fan tak terlalu mempedulikan.
“Yang Mulia Putri, Temanmu ini... benar-benar tidak biasa!” Wanita cantik itu hanya bisa memberikan penilaian demikian.
“Para dewa, maaf telah merepotkan, ini bukan kesalahan Saudara wali kota, semuanya kesalahan kami.” Er Gouzi berjalan tertatih mendekat, takut menimbulkan bencana besar, berkata: “Kuda ini sudah direbus, bagaimana kalau kami ganti dengan keledai lumpuh di rumahku?”
Putri Yu Die dan yang lain tidak tahu harus tertawa atau menangis, mereka sudah melihat keledai tua lumpuh di kejauhan. Mengganti kuda naga dengan itu pasti akan membuat Putri Qi naik pitam.
“Sudahlah, aku tidak mau ikut campur lagi.” Wanita cantik di samping hampir tertawa karena kesal.
“Aku menghargai niat baik kalian semua, sekarang mari kita nikmati daging kuda naga yang sudah matang ini bersama-sama.” Ye Fan mengajak dengan hangat.
“Kami tidak akan makan, lebih baik kami pergi saja.” Salah satu pria membuka mulut.
“Jangan begitu! Ini rezeki yang tidak boleh dilewatkan. Daging kuda naga ini sangat bergizi dan lezat tak terkira. Kalian pasti akan menyesal seumur hidup jika melewatkannya.” Ye Fan menarik kembali mereka semua.
Di tepi hutan pohon pagoda tua, terdapat beberapa meja batu dan batu pemberat. Penduduk desa telah merapikan semuanya, membawa mangkuk besar dan kecil berisi hidangan yang harum semerbak, ditambah beberapa gentong arak tua.
Selain daging kuda naga, ada juga belasan kambing panggang. Semua ini dibawa oleh Ye Fan, karena meskipun desa ini kecil, seekor kuda naga saja takkan cukup untuk seluruh penduduk.
"Makan daging naga nih..." teriak sekumpulan anak-anak dengan riang, disusul keriuhan antusias dari warga desa lainnya.
"Ayo, saudara-saudara, kuminumkan penghormatan untuk kalian!"
"Potongan ini adalah esensi dari daging naga. Ayo, kalian semua coba rasain!"
"Ini tendon naga, bisa dibilang bagian paling istimewa. Cobalah semua!"
Ye Fan sibuk menuangkan minuman dan menyajikan hidangan dengan penuh keramahan. Pohon pagoda tua berdesir Syuush ditiup angin, aroma arak merebak, membuat beberapa orang tak sadar mulai menyantap hidangan.
"Kita semua sudah makan daging naga bersama, nanti tolong bantu-bantu kami ya." Ye Fan tersenyum.
Beberapa orang seketika merasakan kejanggalan, salah satu pria berkata: "Saudara Ye, kau ini benar-benar tidak santai, mengundang kami makan daging kuda naga, ingin menyeret kami ke masalahmu ya?"
"Bagaimana mungkin, apa aku terlihat seperti orang tidak santai?" Ye Fan bersikap penuh ketegasan, "Aku hanya ingin menjamu kalian. Nanti jika ada kabar apa-apa, beri tahu aku sekali saja sudah sangat kuhargai."
Dua pria itu adalah pengejar Putri Yudie, sementara wanita itu sahabat sang putri. Meski bukan tipe seperti Xiao Mingyuan, mereka pun tak tahan melirik.
"Ayo, ayo, jangan sungkan. Makan daging naga, menyeruput anggur. Sukacita hidup tak ada yang melebihi ini." Ye Fan terus mengisi gelas mereka.
"Saudara Ye, lebih baik waspada. Begitu Putri Qi menyelesaikan retret, pasti langsung datang membunuhmu."
"Benar! Kuda naga ini dibesarkan langsung olehnya. Dia pasti tidak akan melepaskanmu. Nasihat orang lain pun tak berguna."
Kedua pria tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa, satu bernama Cheng Hui dan satu lagi Zhang Wen. Wanita itu bernama Li Xinyue, yang menjelaskan secara rinci beberapa situasi terkait hal ini.
"Mungkin kau belum tahu, banyak orang di 'Qi Shi Fu' telah mendengar, di luar gerbang markas kami ada seorang penguasa feodal yang tidak biasa. Banyak orang ingin menyaksikanmu."
"Benar! Bahkan kuda naga Putri Qi pun kau makan, membuat semua orang tercengang. Banyak yang ingin melihat makhluk apa sebenarnya dirimu ini."
Ye Fan mendengar kabar ini sambil mengusap dagunya, "Aku sedang mengalami kebuntuan dalam kultivasi, butuh beberapa pertempuran. Asal jangan semuanya datang sekaligus."
"Kok aku merasa kau justru menantikan ini?!" Putri Yu Die memelototinya kesal, kulitnya sehalus giok, sorot matanya memabukkan.
"Mereka benar-benar ingin membunuhmu, berhati-hatilah," kata Li Xinyue.
"Penguasa Kota Lu, keluarlah dan bersiaplah mati!" Tiba-tiba teriakan menggema dari langit jauh, mengguncang Hutan Huai kuno hingga pepohonan bergemuruh.
