Kendaraan tempur kuno emas bergemuruh maju, di atasnya terdapat torehan pedang dan lubang tusukan, bagaikan kereta kaisar dari zaman purba. Kekuatan menggentarkan memancar di sekelilingnya, diiringi naga dan phoenix yang meliuk-liuk, nyanyiannya menggema di langit kesembilan, kilatan cahayanya menjulang ke angkasa.
Jiang Huairen nyaris tak bisa menahan amarah. Kendaraan tempur kuno emas itu menyapu lewat, membuatnya terhuyung-huyung dengan rambut terurai, kepalanya hampir tergilas roda-roda berat.
Bahkan siluman kecil itu sama sekali tak menganggapnya penting. Berdiri tegak di atas kendaraan, ia memandang sinis ke bawah sambil mengucapkan kata-kata penuh sikap arogan.
"Aku menunggumu di dalam!" Itu adalah kalimat terakhir Wang Chong. Kendaraan tempur kuno emas itu melesat begitu cepat, menghilang sekejap di balik berkas cahaya.
Di kejauhan, di jalur lain, bola mata Ye Fan berkedip tak menentu. Ia bergumam, "Mata Langit seni bela diri..."
Wang Teng telah menguasai Mata Langit seni bela diri - kemampuan yang bahkan lebih menakutkan daripada Mata Dewa Sumber miliknya. Penglihatan ini mampu menembus segala ilusi, mengungkap hakikat sejati dari setiap jebakan maut.
Yang paling mengerikan adalah, selama proses pertempuran besar, mata Langit dapat menangkap semua celah kelemahan, sungguh menakutkan. Bahkan, beberapa mata Langit yang telah terbentuk membuat gerakan orang lain terlihat lambat seperti siput di matanya, seolah diam membeku.
"Orang itu sangat kuat, tapi kakak laki-lakiku bilang, dia belum menjadi nomor satu di dunia." Bulan Kecil Keluarga Ji menyusul, rambut hitamnya berkibar-kibar, sorot mata lincah, pipi seputih giok, membentuk trio yang ceria dan lembut.
Seratus Aliran Pemikiran telah datang, banyak ahli memasuki area. Pandangan ahli geomansi yang mempelajari aliran energi bumi sangat tajam, rute yang mereka pilih bertepatan dengan delapan jalan hidup yang ditetapkan Ye Fan.
"Kaisar Zhongzhou datang."
Di luar, keributan terjadi, banyak orang berbisik-bisik. Seorang pria berambut terurai berjalan sangat lambat, teguh bagai gunung, melangkah masuk ke tanah suci melalui jalan hidup selangkah demi selangkah.
“Sembilan ribu tahun lalu, dia sudah menjadi seorang Raja. Sekarang bahkan para pemimpin sekte pun gemetar ketakutan saat melihatnya. Meski usia tubuhnya baru dua puluh tahun, kemampuan beladirinya tak terbantahkan, memandang rendah para pahlawan.”
“Xiao Yezi, apa tidak masalah kita masuk begini? Apakah Wang Teng itu akan mencari masalah denganmu?” Ji Ziyue bergumam pelan.
“Tidak apa-apa. Di tempat ini, tidak boleh ada ulah kakak-beradik mereka.” Ye Fan sama sekali tidak khawatir.
“Putra Suci Yao Guang juga datang.” Bulan Kecil Keluarga Ji menunjuk ke arah lain, berbisik: “Kakakku bilang, Putra Suci Yao Guang jauh lebih kuat dari yang dibayangkan umat manusia.”
Di jalan hidup itu, Yaoguang Shengzhu melambaikan lengan bajunya yang lebar. Di belakangnya mengikuti seorang pria yang seluruh tubuhnya berpendar kilau magis, bagaikan putra Dewa Matahari.
Selain itu, Yao Xi juga ikut serta. Gaun panjangnya menjuntai ke lantai, anggun dan cantik, berjalan lemah gemulai layaknya dewi dari Istana Bulan.
Ye Fan dalam hati berdesir, berkata: "Sepertinya Putra Suci Yao Guang sudah mampu berdiri sendiri. Jika tidak, Santo Lord Yaoguang tidak akan berani membawanya ke tempat seperti ini."
Orang-orang dari Empat Dinasti Abadi juga sudah masuk. Beberapa pangeran sangat mencolok, berjalan dengan aura naga dan harimau, mengikuti di belakang generasi senior mereka.
Saat para biksu tua dari Barat masuk, para ahli dari Nanling juga tiba. Tak hanya ada Panglima Perang manusia, tapi juga beberapa Tuan Besar Siluman. Sejak dulu, wilayah selatan memang dikenal banyak siluman besar.
"Pasti akan terjadi persaingan sengit seperti Naga dan Harimau."
Hampir semua dari Lima Domain mengirim perwakilan. Tempat kelahiran Kaisar Hijau benar-benar luar biasa, kali ini berhasil menggugah hati banyak orang.
"Ini hasil ramalan Peramal Suci. Tanpa itu, mustahil ada begitu banyak orang yang menemukan tempat ini." Ji Ziyue membocorkan rahasia ini.
"Peramal Suci lagi-lagi? Sebenarnya apa latar belakangnya?" Ye Fan curiga. Dua tahun lalu murid-murid ahli ramal membantu Sekte Yin-Yang melacak posisinya. Jika bukan karena dia kembali menguasai Cambuk Pemukul Dewa, mungkin sampai sekarang masih diburu.
Saat itu, mereka memasuki zona pusat tanah suci, berada di lahan kosong antara Kolam Suci Transformasi Xian dan gua kuno. Samar-samar terlihat banyak orang mendekat.
Namun, tidak ada satu pun yang berani gegabah mengambil tindakan. Semakin dekat dengan tempat ini, bahaya mungkin semakin mengintai. Semua pihak menanti kesimpulan dari para ahli geomansi pencari naga serta Ouyang Ye dan beberapa orang dari Donghuang.
Tiba di lokasi ini, Ye Fan justru merasa sangat rileks. Setelah meneliti selama lebih dari sebulan, pemahamannya melebihi para ahli geomansi dan orang-orang luar biasa lainnya. Ia telah menembus rahasia semesta ini.
"Kalian benar-benar nekat masuk! Jatuh ke dalam gua naga dan mati mengenaskan jangan salahkan orang lain!" Wang Chong langsung melihat Jiang Huairen, Wu Zhongtian, Pang Bo dan yang lain, terus-terusan melontarkan senyum sinis.
Mereka sengaja tidak berkumpul di satu titik, berada di berbagai arah. Namun kali ini justru berhenti, tidak langsung menyerbu ke kuburan naga atau kolam suci. Pasalnya, Ye Fan telah melihat keanehan dan memerintahkan mereka untuk tidak gegabah.
"Si bocah itu terlalu arogan! Aku benar-benar ingin memberikan dua tamparan!" Li Heishui mengutuk sambil perlahan berkumpul dengan yang lain.
"Utamanya karena kakak laki-lakinya terlalu kuat, orang-orang tua pun tak berani sembarangan mengusik. Prestasinya di masa depan tak terbatas." Liu Kou menghela napas.
"Sialan, aku menunggu Xiao Yezi menyempurnakan Konstitusi Fisik Suci. Nanti kita habisi mereka. Bocah 11 tahun ini pantas dicekik sampai mati!" Jiang Huairen menggeram dengan rambut terurai.
"Masih tidak legawa, kalian?" Wang Chong menyeringai sinis, sikapnya sangat agresif sambil memandang mereka dari atas kendaraan tempur emas.
Saat ini, Wang Teng tidak berada di jarak dekat. Ternyata ia berdiri sejajar dengan para pemimpin sekte sambil berdiskusi. Memang ia memiliki syarat untuk itu.
"Kau sombong apa? Jika kakakmu tidak ada di sini, banyak yang berani menekan titik kematianmu dengan satu jari!" Suara telepati bergema tak jelas sumbernya.
Pang Bo menyadari bahaya. Seseorang sedang memancing api, mengarahkan tuduhan ini ke mereka agar terjadi pertarungan sengit.
"Siapa itu?" Wang Chong meski masih kecil, aura kebenciannya sangat kuat. Matanya menyapu pandangan ke segala penjuru sebelum akhirnya menatap tajam Jiang Huairen dan kawan-kawan.
"Braak!"
Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar suara benturan dahsyat yang menggemparkan langit dan bumi. Dua sosok puncak ternyata telah bertarung, gelombang energi yang terpancar menerbangkan banyak orang.
Sejumlah orang terlempar ke zona bahaya, langsung berubah menjadi nanah dan darah oleh "jurang langit", lenyap tak berbekas bahkan sehelai bulu pun tak tersisa.
Wang Teng sang Kaisar Utara bentrok dengan Kaisar Zhongzhou. Tak ada yang menyangka kedua tokoh ini akan berkonflik di lokasi ini, satu serangan saja membuat wajah para pemimpin sekte berubah pucat.
"Mengapa mereka berdua sampai melawan sampai titik darah penghabisan?"
Semua orang terkejut, terutama yang memiliki pengetahuan tentang Istana Pahlawan. Selama lebih dari dua tahun ini Kaisar Utara terus bertapa, kabarnya sedang melatih teknik rahasia, dan tak pernah berselisih dengan Kaisar Zhongzhou.
Namun orang tahu pertarungan di antara mereka tak terelakkan. Kaisar Utara sebenarnya sedang menahan diri, tak ingin terlalu cepat bertukar jurus dengan Xiang Yufei yang sudah termasyhur sejak 9000 tahun silam.
"Tadi Kaisar Utara mendekat dan berkata sesuatu, tapi ditolak Kaisar Zhongzhou. Entah mengapa tiba-tiba mereka langsung bertindak."
Di kejauhan, seorang sosok pemimpin tingkat tinggi berkata demikian, ia hanya melihat sekilas dan tidak mengetahui mengapa dua sosok tingkat Naga-Fenix tersebut berkonflik.
Di langit dan bumi ini, lengkingan naga dan kicauan phoenix bergema. Wang Teng diselubungi kilatan magis yang membanjiri wilayah sekitarnya. Setiap kali bertindak, naga dan phoenix bangkit bersamaan, berkicau di atas kepalanya, menjadikannya bagaikan Kaisar Langit yang turun ke dunia.
Tak seorang pun yang hadir di lokasi tidak berubah wajahnya, terutama para pemimpin sekte. Sebagai penguasa dunia saat ini dengan kekuasaan dan kekuatan tempur yang menggila, hati mereka justru terbebani tekanan dahsyat.
Kaisar Zhongzhou dengan rambut hitamnya terurai, tampil perkasa. Setiap pukulan dan jurusnya terbuka lebar dan bersatu. Meski tanpa semburan cahaya magis ke langit, terkandung kekuatan yang mampu mengubah yang lapuk menjadi ajaib.
Setiap bentrokan antara keduanya menggetarkan segala penjuru. Banyak orang terlempar ke udara, bahkan cultivator setengah langkah menuju legenda pun terpaksa mundur.
Jika bukan karena tempat ini sangat spesial dan abadi, pegunungan tak terbatas itu sudah lama menjadi debu. Kekuatan mereka tak tertandingi, satu tekan jari saja bisa meruntuhkan gunung emas.
"Wibawa Kaisar Langit, medan energi Maharaja Suci!"
Orang-orang terkesima, keduanya luar biasa kuat, jarang ada sepanjang sejarah. Di usia masih muda sudah mencapai prestasi demikian, mengungguli para pemimpin generasi tua.
Setiap kali Wang Teng bertindak, Naga Sejati, Burung Phoenix Suci, Harimau Putih, dan Kura-Kura Mitologi muncul di sekelilingnya. Kilatan magis menyembur, resonansi menggetarkan langit kesembilan, seluruh angkasa dipenuhi kilatan cahaya.
Sembilan Naga Sejati, sembilan Phoenix Suci, sembilan Harimau Putih, sembilan Kura-Kura Mitologi berjaga di segala penjuru sebagai Empat Simbol Kosmik. Cahaya emas bergelombang mengelilinginya di pusat formasi, bagai Kaisar Langit turun ke dunia.
Kaisar Zhongzhou juga luar biasa, seolah Maharaja Purba bangkit kembali. Setiap gerak tubuh penuh wibawa megah, jurus-jurusnya terlihat damai tapi menyimpan kekuatan pelebur Langit-Bumi.
Dia tak memancarkan cahaya, namun seolah menggerakkan bintang-bintang di berbagai langit, menciptakan kesan tak tertandingi bagaikan Kaisar manusia yang melintasi zaman purba.
"Kakak laki-lakiku pasti menang! Di generasi muda, dialah nomor satu di dunia yang layak disebut!" Wang Chong menggenggam tinju erat-erat.
Sebenarnya, para pemimpin sekte pusing tujuh keliling—siapa berani klaim bisa mengalahkan Wang Teng? Sejak zaman kuno, berapa orang di usia segini yang punya prestasi sehebat ini?
Jiang Huairen kesal bukan main. Tadi kendaraan tempur kuno emas nyaris menghancurkan kepalanya, sampai tusuk konde kayu terlepas dan rambutnya berantakan. Dengan nada dingin ia berkata: "Kuharap Kaisar Zhongzhou menyambar mati dia."
Meski suaranya direndahkan, telinga tajam Wang Chong menangkap bisikan itu. Dengan gerakan cepat ia berbalik: "Kau cari mati!"
"Dasar bocah lancang!" Wu Zhongtian dan beberapa orang meledak. Sebagai penerus Bandit Besar, mereka terbiasa bertindak semaunya—mana pernah dihina seperti ini?
"Kalian ingin bunuh diri? Aku akan merestuimu!" Wang Chong melompat turun dari kendaraan tempur emas, mendekat dengan ancaman. Di belakangnya mengikuti dua makhluk purba: satu bertubuh penuh sisik emas, satunya lagi seperti perak yang ditempa.
Jiang Huairen, Wu Zhongtian, dan Li Heishui meski marah, terpaksa mengakui bahwa Wang Chong sangat kuat. Tak heran sebagai adik Wang Teng, di usia belum genap 12 tahun sudah mencapai Transformasi Naga perubahan kedelapan, menjadi siluman terkecil di Istana Pahlawan.
"Bandit-bandit mati ini! Kudengar kalian berteman dengan Ye Fan. Sejak lama aku ingin menghukum berat kalian!" Wang Chong tersenyum sinis. Dengan dua makhluk purba pendamping, ia sama sekali tidak takut dirugikan.
Pang Bo mendekat dan mengejek: "Bocah kecil, kau kira sudah berubah wujud jadi kakakmu? Saat ini kau belum memenuhi syarat untuk bicara seperti ini."
"Aku tidak memenuhi syarat? Sebentar lagi akan kuinjak-injak kalian semua, lalu kulemparkan ke gua naga untuk jadi makanan monster berbulu merah berwujud manusia!" Wang Chong yang masih bocah bicaranya sangat lancang, berdiri di atas batu pualam sambil memandang sinis ke beberapa orang: "Orang yang kujumpai di Kota Qin itu pasti Ye Zhetian kan? Suruh dia segera keluar! Kali ini akan kuhancurkan sampai remuk!"
Ia memberi isyarat kepada dua makhluk purba itu untuk bersiap tempur. Matanya menyapu pandangan ke segala penjuru, berusaha menemukan keberadaan Ye Fan.
Di kejauhan, pertempuran sengit antara Wang Teng dan Kaisar Zhongzhou menyedot perhatian mayoritas penonton, namun cukup banyak pula yang menyadari keributan di lokasi ini.
"Bocah kecil tapi mulut besar, sombong sampai ke langit." Suara bergema tiba-tiba disusul guncangan hebat di ruang hampa. Kaki raksasa sepanjang satu zhang yang diselimuti cahaya emas menginjak dari ketinggian.
"Bang!"
Debu bergulung-gulung ke langit, daratan berguncang hebat. Wang Chong menjerit kencang tapi sama sekali tak bisa menghindar. Tubuhnya terinjak-injak di bawah kaki raksasa berwarna keemasan itu.
Ye Fan tersenyum sinis, dia hanya menggunakan kesaktian wujud dewa, berdiri tegak seperti dewa perang emas dengan postur gagah setinggi 10 zhang (≈33m).
Semua orang terkaget-kaget. Wang Teng berada tak jauh dari situ, tapi sekarang ada seseorang yang berani bertindak seperti ini, menginjak adiknya dengan satu kaki ke tanah.
"Ye Fan..." Wang Chong menjerit. Dia agak sulit mempercayai bahwa meskipun kakaknya ada di sini, Ye Fan benar-benar muncul dan menginjaknya ke tanah.
"Itu Ye Fan siluman Donghuang yang menghilang selama lebih dari dua tahun!" Banyak orang terkejut.
Putra Suci Yao Guang, Yao Xi, Pangeran Xia, Santa Perempuan Yao Chi, Putri Yue Ling - gadis cantik kedua Zhongzhou, dan banyak generasi muda lainnya juga hadir di sini, semua memandang ke arah situasi.
Banyak sosok pemimpin tingkat tinggi juga terperanjat. Kaisar Utara berada tak jauh dari tempat kejadian, tapi tindakan berani Ye Fan ini melampaui semua perkiraan.
