Di dalam Istana Pahlawan terdapat banyak gunung indah, dengan Kirin yang berbaring di tebing disertai tanaman obat kuno yang harum. Terdapat juga area terbuka yang dihiasi danau mutiara tempat naga muncul, mengumpulkan energi murni alam.
Begitu Ye Fan memasuki Istana Pahlawan, dia langsung terdeteksi. Putri Qi mengerahkan puluhan orang untuk menahannya di gerbang utama, memancing kerumunan penonton.
"Siluman dari Donghuang telah datang, tubuh aslinya memasuki istana!"
Kabar ini cepat menyebar. Banyak orang berdatangan ingin melihat wajah aslinya, mengingat reputasinya yang sedang moncer belakangan ini.
Tentu ada calon jenius yang percaya diri dan tidak patuh bergegas ke sini. Bahkan siluman kelas tinggi pun terganggu latihannya dan berturut-turut menyelesaikan retret.
"Bajingan bermarga Ye, hari ini kau takkan lolos!" Putri Qi menggigit bibirnya hingga putih. Kecantikannya tak terbantahkan - mutiara Nanling yang membuat ratusan bunga meredup.
“Teriak saja, memekik sampai leher hancur pun tak berguna, Ye Fan juga tak melakukan apa-apa padamu.” Pang Bo berkata dengan ekspresi jorok.
Putri Qi nyaris kehilangan kesadaran akibat amarah, wajahnya memerah hingga hampir tak bisa bicara, setelah menghela nafas panjang baru berteriak: "Dasar kau... nenekmu!"
Ucapan ini membuat dagu terlepas di seluruh lantai. Putri Qi yang biasanya anggun dan mempesona, jelas-jelas telah mencapai puncak kemarahan.
"Apa salahku ini? Ye Fan memang tak melakukan apa-apa padamu. Apa aku salah? Atau ada rahasia tersembunyi?" Pang Bo menunjukkan ekspresi yang pantas dipukul.
"Kau... segera menghilang dari sini!" Putri Qi menggeram dengan ekspresi ingin menggigit orang.
"Kita tak begitu akal kan? Jangan terburu-buru menyambutku dengan gegap gempita. Apa kemewahan sebesar ini khusus untuk menyambutku?" Ye Fan bertanya.
“Kau diam saja! Aku ke sini untuk menaklukkanmu!” Putri Qi semakin tak terkendali, pipinya memerah hingga tubuh gioknya yang ramping hampir gemetar. Ia berteriak ke orang-orang di sekitarnya, “Serang bersama! Segel dia sekarang!”
Namun meski puluhan orang datang dengan aura marah besar, ketika sudah berada di jarak dekat, tak satu pun berani bertindak. Mereka pura-pura tuli terhadap perintahnya.
Putri Qi kehilangan kendali. Setelah berteriak-teriak lama, tak ada yang maju. Hanya dia sendiri yang berhadapan dengan Ye Fan dalam keadaan malu dan geram.
“Apa yang kalian takuti? Cuma seorang dengan konstitusi fisik suci! Apa kalian semua tak bisa mengalahkannya?”
Para pengikut tetap tak bergeming. Mereka saling pandang dengan ragu. Ini kan si pembunuh berdarah dingin, bahkan cultivator legendaris pun berani dia bunuh. Siapa yang berani mendekat sekarang?
“Yang Mulia, dia baru saja membunuh paman kandung Kaisar Utara. Yakin ingin menindaknya?” Seorang wanita di sampingnya berbisik hati-hati.
“Terus kenapa?” Putri Qi tetap tak peduli.
“Kaisar Utara, itu sosok yang bahkan ditakuti para pemimpin sekte. Pamannya sendiri sudah dibunuh, cukup membuktikan betapa arogannya konstitusi suci ini. Apa pantas kita cari masalah dengannya sekarang?”
“Memangnya Kaisar Utara hebat apa? Kakakku adalah Siluman Selatan! Konstitusi suci apaan? Sepupu jauhku Yao Yuekong juga punya tubuh Yao Langit!” Putri Qi bergumam kesal.
“Kau ini siluman?” Pang Bo terkejut.
“Diam! Menyingkarlah dari sini!” Putri Qi jengah setengah mati padanya. Urat hijau di dahinya yang sehalus giok berdenyut-denyut.
“Pantasan cantiknya bukan main, siluman memang mempesona. Kau ini siluman perempuan! Nanling banyak Tuan Besar Siluman, pasti kau dari Kuil Kaisar Siluman.” Pang Bo melolong aneh.
Putri Qi berkulit dahi dipenuhi garis hitam: “Si gembrot, aku ingat baik-baik. Kau dan Konstitusi Suci sama-sama brengsek. Tunggu saja!”
Sebenarnya, Pang Bo sama sekali tidak gemuk. Hanya posturnya terlalu kekar, tingginya dua tiga kepala di atas orang biasa, alis tebal mata besar, lengan sebesar paha orang pada umumnya.
“Kau yang gemuk! Ini namanya perawakan perkasa, paham? Pernah lihat siluman berkharisma pria sejati kayak gini?” ujar Pang Bo.
“Matilah kau!” Putri Qi memerintah pasukannya menyerang. Saat tak ada yang bergerak, ia sendiri memanggil menara siluman. Cahaya perak melayang, menyerang maju.
“Ding”
Ye Fan bertindak, menangkis dengan tangan kosong. Ketukan di menara itu seketika memantulkannya. Sambil mengusap dagunya, ia memandang Putri Qi dari berbagai sudut: “Benar-benar siluman?”
Dulu ia pernah menangkap Putri Qi. Tak disangka latar belakangnya begitu besar—berasal dari Kuil Yao Huang prasejarah, adik perempuan kandung Siluman Selatan.
“Baik Istana Yao Langit di Donghuang maupun Kuil Yao Huang di Nanling, semuanya melahirkan siluman besar mengerikan. Keturunan mereka lahir langsung berwujud manusia, sama sekali tak terlihat wujud aslinya, persis seperti Yan Ruyu.” Pang Bo menjelaskan. Pengetahuannya lebih mendalam daripada Ye Fan, mengingat lama bergelut dengan yaojie.
"Qi Siluman, aku dan kau sebenarnya tidak punya permusuhan. Jangan begitu emosional setiap kali bertemu. Aku belum berniat berperang dengan kakak legenda-mu itu."
Para anggota Istana Pahlawan sempat mendengar kabar bahwa Siluman Selatan sangat misterius, jarang muncul, terus-menerus mempelajari buku catatan para pendahulu istana sambil bertapa.
"Yang bermarga Ye, jangan kau arogan..."
"Sepupu, apa maksudmu ini? Air bah menghantam Kuil Naga Raja, mereka semua adalah teman." Suara tertawa ringan terdengar dari kejauhan saat seorang pria berbaju ungu mendekat dengan penuh kharisma.
"Saudara Yuekong!" Ye Fan tertawa bahagia. Itu adalah tuan muda Istana Yao Langit, Yao Yuekong, masih sama seperti dulu, bersinar penuh vitalitas.
"Lama tak bertemu, Saudara Ye kini termasyhur di dunia. Benar-benar membuat orang berdecak kagum." Yao Yuekong melangkah mendekat.
"Sepupuku, bagaimana kau bisa mengenal dia?!" Putri Qi sangat kesal, masih menyimpan dendam soal peristiwa Ye Fan menahannya sebagai pelayan selama sebulan, hingga kini gigi-giginya masih gemeretak saat teringat.
“Hal yang sudah lewat biarlah berlalu, Saudara Ye bukan orang luar.” Yao Yuekong tersenyum.
“Braak!”
Di kedalaman Istana Pahlawan, sebuah gunung kuno memancarkan aura monster yang menyembur ke langit. Kilatan magis tak terbatas menembus angkasa, menampakkan Istana Raja Siluman kuno yang megah bagaikan Istana Langit purba.
Sebuah siluet samar menjulang hingga langit kesembilan, rambut hitamnya mengalir seperti air terjun. Di matanya terpantul kelahiran dan kehancuran bintang-bintang tak berujung, dalam dan misterius laksana dewa siluman yang turun ke dunia.
“Mungkinkah ini Siluman Selatan dari legenda?!” Banyak orang terkejut.
Ekspresi Ye Fan berubah kaku. Baik Istana Raja Siluman maupun pria bak dewa itu hanyalah proyeksi kesadaran spiritual yang dipancarkan melalui gunung kuno. Betapa dahsyatnya kekuatan orang itu!
“Persis seperti dewa siluman!” Pang Bo juga terperangah.
“Qi Qi, kembalilah.” Suara dingin menggema. Proyeksi spiritual itu berubah menjadi kilatan magis yang menyapu ruang hampa, membawa Putri Qi pergi dalam sekejap.
"Siluman Selatan begitu kuat, seberkas kesadaran spiritual saja sudah melampaui penguasa muda kuat lainnya!" Semua orang merinding ketakutan, ini pertama kalinya melihat Siluman Selatan bertindak.
"Xiao Yezi..." Li Heishui dan yang lain datang, sama sekali tidak menyangka Ye Fan beraninya sampai ke Istana Pahlawan.
"Ayo, kita cari tempat untuk minum (alkohol)." Wu Zhongtian berkata.
Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah kedai kecil di pinggir jalan, tidak terlalu besar, bunga persik mekar sempurna, memenuhi area dengan warna merah muda yang tak sesuai musim.
Di Istana Pahlawan, mustahil ada rumah makan besar, namun kedai kecil seperti ini justru ada. Kembali ke kesederhanaan asli, menghiasi area latihan dengan keindahan spiritual yang unik.
"Saudara Yuekong, kau ternyata memiliki Tubuh Yao Langit, sungguh pandai menyembunyikan kemampuan!" Ye Fan mengangkat gelas.
"Tubuh Yao Langitku tak sehebat namanya." Yao Yuekong menggelengkan kepala.
Sebelum lahir, dia sudah dijebak dalam rahim ibunya. Kondisi pra-innate yang kurang sempurna membuatnya mustahil bertahan hidup. Namun secara ajaib dia selamat, meski hal ini membatasi prestasi masa depannya.
“Kecuali aku berhasil melewati sembilan gerbang maut, barulah kharisma legendaris Yao Langit-ku akan muncul kembali.” Yao Yuekong tak menjelaskan detail, seolah enggan membicarakan masa lalunya.
“Benarkah kakak laki-laki Qi Huo Shui sehebat itu?” Pang Bo bertanya.
“Dia adalah saudara sepupuku yang jauh. Kekuatannya tak perlu diragukan, mutlak setara dengan Kaisar Zhongzhou dan Kaisar Utara.” Yao Yuekong mengangguk, mengingatkan mereka untuk tidak melawannya.
“Sangat mengerikan.” Dari balik rimbun bunga persik, muncul sosok berpakaian kulit binatang beraura liar. Rambut hitamnya lebat, memancarkan kekuatan primodial.
Dongfang Ye yang datang setelah mendengar kabar itu langsung duduk dan meneguk semangkuk besar arak sebelum berkata: “Aku juga berasal dari pedalaman Nanling. Dulu di hutan purba, kulihat dia membunuh seekor naga siluman hanya dengan satu tangan.”
“Seberapa kuat naga siluman itu?”
“Setara dengan cultivator legendaris!”
“Apa?” Semua orang menarik napas tajam.
“Kau yakin naga itu sekuat cultivator legendaris?” Jiang Huairen meragukan.
“Tentu saja, karena naga itu kemudian dipanggang dan dimakan olehku.” Dongfang Ye mengangguk.
“Lalu di tingkat apa dia sekarang?” Li Heishui merasa jantungnya berdebar.
“Tiga tahun lalu, dia membunuh seekor naga siluman dengan satu tangan, aku melihatnya langsung. Saat itu dia baru saja melewati Bencana Langit dan memasuki Immortal Platform lantai dua. Sekarang pasti sudah stabil, setara dengan Santo Lord puncak.” kata Manusia Biadab itu.
“Siluman Selatan ternyata sekuat itu? Selama ini kukira cuma kabar burung yang dibuat-buat, tak disangka benar ada Tuan Muda Siluman mengerikan seperti ini.”
“Xiao Yezi, apa kau datang untuk menemuiku?” Bunga persik merah merekah di hamparan luas, hutan persik tak berujung semerbak wangi. Ji Ziyue melangkah ringan dengan dua lesung pipit kecil mengembang di wajah. Gaun ungunya berkibar-kibar, memancarkan aura mistis.
Di sampingnya, Ji Haoyue (Tubuh Raja Dewa) berjalan dengan langkah perkasa bagaikan naga dan harimau, sangat tenang. Rambut hitamnya terurai alami, bola matanya dalam menyiratkan kharisma raja tak terkalahkan dari generasinya, kontras mencolok dengan keceriaan Ji Ziyue yang lincah.
Di meja minum, Ji Haoyue tak banyak bicara namun penuh wibawa. Setiap ucapannya berbobot: "Ada yang melesat sejak muda tapi mandek di puncak. Ada pula yang matang terlambat tapi punya stamina panjang. Lihatlah para Santo kuno - kebanyakan justru tipe kedua. Potensi terpendam kadang butuh seumur hidup untuk tergali."
"Benar. Sepanjang zaman selalu begitu. Ratusan bahkan ribuan tahun mendatang, mungkin jenius langka generasi kita akan dilupakan, sementara 'si bodoh' justru menyembul bak naga ke angkasa." Yao Yuekong mengangguk.
"Kalau begitu, ribuan tahun lagi aku mungkin akan mengubah Wang Teng jadi babi hutan sampai ibunya sendiri tak mengenalinya?" Li Heishui menyela.
Semua yang hadir terdiam, tak menemukan kata untuk menanggapi.
“Kaisar Utara、Siluman Selatan dan tokoh-tokoh seperti mereka mustahil kekurangan potensi. Momentum seperti ini di masa depan tidak terhalang, tak akan berhenti, sulit diprediksi sampai tingkat apa mereka akan mencapai.”
Tengah malam, gemintang berkelip, cahaya bulan lembut. Bahkan wajah kecil Ji Ziyue memerah akibat menyeruput anggur, berteriak ingin menaklukkan kakak laki-lakinya.
Ji Haoyue dengan garis hitam di dahi, berusaha membangunkannya dari mabuk dan ingin menariknya pergi.
"Tidak mabuk, anggur surgawi ribuan tahun ini bisa kuminum banyak gelas. Baru saja satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan gelas..." Ia menghela nafas harum, menari di antara bunga persik, bagai peri yang menari-nari tak karuan di bawah sinar bulan.
"Xiao Yezi, besok kita bersama-sama menaklukkan Siluman Selatan, menaklukkan Kaisar Zhongzhou, menaklukkan... ketua istana." Ji Ziyue yang memang sedikit mabuk ditarik paksa oleh kakaknya, masih bergumam manja ingin menaklukkan kakak laki-laki yang jahat itu.
"Kalian tahu di mana jalur kuno di angkasa yang menuju domain luar?" Ye Fan mengantar pergi kakak-beradik Ji Ziyue, lalu kembali bertanya pada Yao Yuekong dan Dongfang Ye.
"Tidak ada yang tahu lokasinya." Beberapa orang itu menggelengkan kepala.
Malam semakin larut, mereka meninggalkan kedai minum kecil dan tiba di wilayah pegunungan spiritual. Banyak puncak gunung, setiap orang memiliki gua pertapaan masing-masing yang disinari cahaya bulan putih bersih dengan aura keberuntungan bergerak dinamis.
Menjelang tengah malam, suasana hening bagai kaca. Ye Fan keluar sendirian, berdiri di puncak gunung memandang seluruh area Istana Pahlawan yang tak bertepi, dengan berkas cahaya dewa terbang saling menyilang.
Tiba-tiba——ia merasakan aura energi yang kuat. Dengan cepat ia berbalik, menyaksikan seorang pria muncul dari kehampaan, berdiri megah di dalam istana siluman kuno bagaikan dewa siluman yang hidup kembali.
"Nan Yao!" Jantung Ye Fan berdebar kencang.
Nan Yao menyimpan kedalaman yang tak tertembus. Seberkas kesadaran spiritualnya membuka dunia mini, seolah berdiri tegak di Istana Langit Kuno. Tatapannya yang mengandung galaksi memandang sinis ke bawah, mirip siluman purba yang bangkit kembali.
“Aku pernah melihatmu, berasal dari domain luar.” Qi Lin, Siluman Selatan berbicara dengan tenang.
Ye Fan terkagum-kagum, menatap tajam padanya, tak mengerti mengapa dia berkata demikian.
Cahaya bulan mengalir bagai air, Qi Lin Siluman Selatan berdiri tegak di kehampaan, mata dalam, berkata: "Sembilan Naga Menarik Peti Mati, datang dari luar domain. Kalian total ada belasan orang, menyeberangi wilayah galaksi, kau salah satunya."
"Kau..."
