Kompleks Keluarga Ji bahkan gerbangnya pun melayang di udara, diselimuti Awan Membara Mega Berkilau. Pulau-pulau kecil menjulur dengan air terjun perak yang menjuntai, menciptakan panorama magis.
"Siapa yang berani berisik?" Teriakan dari dalam kediaman Ji. Seorang cultivator generasi senior muncul.
Namun, yang lebih cepat dari mereka adalah sosok lain—seorang cultivator legendaris Keluarga Wang yang telah berjaga di luar, menanti kedatangan Ye Fan untuk menghabisi. Tubuhnya berubah menjadi berkas cahaya dan menyambar.
"Brak!"
Dari tengah dahinya, sebuah pohon pusaka melesat, menghancurkan bayangan samar di depannya. Dentuman berat menggema di langit disusul pancaran cahaya sakti yang tak terhingga.
"Sang Kaisar pantang mundur! Keluarga Wang, kalian pikir bisa melahirkan Kaisar? Aku akan datang membunuh kalian!"
Di langit biru, hanya satu kalimat itu yang bergema. Yang hancur tadi hanyalah ilusi dari jimat rune, bukan tubuh aslinya.
"Konstitusi Suci, jangan lari!"
Cultivator legendaris Wang mengejar, tapi setelah menyapu segala penjuru dengan kesadaran spiritualnya, tak ditemukan apapun. Ia mundur dengan malu, wajahnya memerah—ternyata sang target tak pernah datang secara fisik.
Tiba-tiba, sebongkah Sumber Suci bertulisan rune padat muncul dan meledak di tempat, menciptakan jurang ruang hampa hitam. Cultivator Wang menjerit kesakitan, separuh tubuhnya remuk redam.
Jika bukan karena Keluarga Ji di sini memiliki Formasi Ilahi Kaisar yang tak lengkap untuk menjaga dan mengunci ruang hampa di segala penjuru, keping sumber suci yang terukir jutaan tulisan rune ini pasti sudah memusnahkannya hingga bersih.
Tapi ini sudah cukup. Di wilayah selatan, tak terhitung banyaknya mata yang menatap tajam ke tempat ini. Semua terkejut dalam hati - berani sekali Sang Konstitusi Suci bersikap begitu perkasa!
Masih ada cadangan strategi apa lagi yang dia punya? Benarkah dua hari lagi dia akan datang sendiri ke Klan Ji? Dengan apa dia akan menahan Cermin Kuno Ruang Hampa? Bagaimana dia bisa bersaing dengan Kaisar Utara?
Ye Fan tentu saja tidak mewujudkan tubuh aslinya. Saat ini dia sudah pergi jauh, melompat puluhan ribu li hingga tiba di sebuah tanah gersang.
Ini adalah tempat yang unik. Tanah merah tandus tanpa setangkai rumput, dipenuhi retakan besar selebar beberapa meter dan bekas hangus di mana-mana. Kobaran api menyembur ke langit, panas menyala-nyalanya bahkan bisa dirasakan dari jarak jauh. Nyala api spiritual berkobar-kobar, hampir membuat ruang hampa runtuh terbakar.
Domain Api!
Setelah bertahun-tahun, Ye Fan kembali ke tempat ini. Dulu ia diburu masuk ke sini dalam situasi sembilan mati satu hidup, mengalami tribulasi api, menempa Kendi Ibu Segala Makhluk, dan berlatih keras selama setengah tahun.
Ia berhasil melewati lima lapis Domain Api. Lantai enam dengan kabut ungu datang dari timur nyaris membuat jiwa dan raganya tercerai-berai. Tanpa perlindungan biji bodhi, bahkan konstitusi suci sekalipun akan berubah menjadi abu .
Kini, berkunjung kembali ke tanah air, Ye Fan tak membawa biji bodhi namun sudah bisa melawan kobaran api ungu. Ia tak berlama-lama dan langsung memasuki lantai tujuh.
Di sini bergerak kobaran api lima warna yang dijuluki Api Sejati Lima Elemen, melilit seperti helai kabut. Suhu yang semakin menyala-nyala membuat cultivator legendaris umum takkan sanggup menahan, bahkan akan terbakar jadi arang-arang.
Dulu, dengan api mengerikan inilah ia membakar hidup-hidup seorang tetua tertinggi Keluarga Ji di Sekte Xiaoyao, lalu meloloskan diri dari maut.
Ye Fan melangkah mantap memasuki zona api lantai delapan. Tempat ini bahkan tak bisa dimasuki cultivator setingkat Santo Lord puncak. Tubuh asli Kaisar pun bisa melebur jadi abu di sini.
Di dunia saat ini, hanya ada satu Daois Gagak yang pernah masuk ke sini, melebur Giok Suci Yuhua di tempat ini. Karena dia memiliki tubuh Burung Gagak Api yang terlahir dari api ilahi, maka tidak takut.
Selama ribuan tahun, Ye Fan adalah orang kedua yang memasuki lantai delapan Domain Api. Dengan mengandalkan tubuh fisik tak tertandingi Konstitusi Suci, dia bertahan dari kobaran api pelangi yang membakar.
Tujuh helai kabut melilit, tidak terlalu tebal namun memiliki suhu yang mengejutkan. Ini sama sekali bukan ancaman yang bisa ditahan oleh sosok pemimpin tingkat tinggi, mampu membakar berbagai langit.
Tubuh fisik Ye Fan melebihi Santo Lord, namun seluruh tubuhnya hampir retak. Usaha maksimalnya baru bisa menahan, bahkan Konstitusi Suci-nya pun terancam. Bayangkan betapa menyala-nyalanya suhu di sini.
Namun, ini masih bukan targetnya. Dia melangkah maju hingga mencapai tepi lantai sembilan Domain Api. Di depan, panas yang menyala-nyala begitu mengerikan hingga membuat orang ingin remuk redam bahkan dari jarak tertentu.
Lantai sembilan Domain Api, selama ribuan tahun tak seorang pun bisa memasuki, benar-benar zona mematikan. Ye Fan berdiri di kejauhan, melihat puluhan abu berbentuk manusia.
"Siapa yang berani memasuki lantai sembilan Domain Api?" Hatinya berguncang. Ini adalah wilayah maut, namun selama zaman tak terhingga ternyata banyak orang ingin masuk.
Api sembilan warna seolah melampaui kategori dunia fana, seperti menyala di alam semesta lain yang luas. Kabut pelangi sembilan warna berkedip, menghancurkan segalanya dengan mengerikan.
Inilah target Ye Fan - mengumpulkan kobaran api suci dari lapisan terakhir Domain Api untuk melawan musuh-musuh besarnya. Pertempuran kura-kura api memberinya inspirasi tentang tempat ini.
"Bisakah aku memasuki lantai sembilan?" Ye Fan mengeluarkan biji bodhi. Tanpa benda ini, dia tak berani mengambil risiko karena lantai delapan sudah menjadi ambang batasnya.
"Segala dosa dunia terkumpul menjadi api karma yang bisa menghancurkan dewa-dewa. Dengan pencerahan Bodhi, aku harus bisa menahan kobaran api suci terakhir Domain Api ini sendirian."
Ye Fan mencoba membawa sebuah perangkat pusaka yang membawa biji bodhi, mengeluarkannya ke lantai sembilan Domain Api. Ditemukan bahwa benda itu tetap utuh, mengisolasi kobaran api, tidak terbakar.
Hal ini membuat hatinya sangat tenang. Ia menarik kembali biji bodhi, menggenggamnya di tangan, lalu melangkah maju dengan langkah lebar. Seorang diri memasuki kedalaman Domain Api yang penuh legenda mengerikan.
Api suci sembilan warna berkedip-kedip, seolah para dewa dan iblis di langit sedang meratap. Berbagai suara kuno misterius bergema di telinganya, seakan memasuki medan perang para dewa.
Suhu yang mengerikan, bahkan dengan biji bodhi di tangan pun terasa menyiksa. Kulitnya hampir terkoyak, napas nyaris tercekat. Dialah manusia pertama dalam ribuan tahun yang menginjakkan kaki di tempat ini.
Ye Fan hendak menggunakan Kendi Ibu Segala Makhluk untuk menarik api jenis ini. Hanya benda ini yang bisa menahan suhu ekstrem - senjata lain mungkin akan segera terbakar menjadi debu.
Tiba-tiba hatinya berdesir. Di dalam Kendi Ibu Segala Makhluk, ditemukan sebuah labu hitam. Saat mencabut sumbatnya, cahaya kekacauan menyambar lalu lenyap.
"Ini..."
Ye Fan hampir melupakan harta karun ini. Dulu direbut dari tangan Putra Suci Zifu, setelah diteliti lama tetap tak terpecahkan misterinya, tak bisa digunakan dengan maksimal.
Namun tutup labu itu masih berfungsi. Bentuknya seperti palu kayu lapuk yang digigit serangga, tapi saat diayunkan mampu memancarkan seberkas cahaya kekacauan yang memiliki kekuatan serangan mengerikan.
Dulu dia pernah mengejek Putra Suci Zifu yang tak memahami nilai harta karun ini, hanya menggunakan tutup labu dalam pertempuran ketimbang labu hitam itu sendiri. Kini setelah sekian lama di tangannya, nasib benda ini tetap sama.
"Coba kita uji energi dewinya untuk menampung api suci lantai sembilan Domain Api." Hati Ye Fan berdesir. Jika ini benar-benar artefak suci pasti takkan hancur, jika pun jadi debu tak ada yang disesali.
Di dalam labu hitam terdapat beberapa Tai Yin Zhen Shui, yang dalam seketika mengering di lantai sembilan Domain Api. Labu itu kemudian tenggelam dan menyelam ke depan, di bawah kendalinya mulai menyerap seperti paus dan minum seperti sapi, menelan api suci sembilan warna.
"Tidak bisa dihancurkan oleh kobaran api terkuat!" Ye Fan tertegun, menyadari bahwa ia benar-benar mengabaikan sepotong bahan suci.
Labu hitam tidak memancarkan seberkas energi dewa pun, namun di bawah kendalinya bagai lubang tanpa dasar yang ingin menyedot kering lantai sembilan Domain Api, terus-menerus mengambang dan tenggelam.
"Dengan kobaran api sebanyak ini, cukup untuk membakar mati belasan Santo Lord..." Bayangan gila muncul di benak Ye Fan, ini pasti bisa digunakan untuk melakukan hal mengerikan yang akan mengguncang dunia.
Labu hitam itu seolah terlahir di awal penciptaan langit dan bumi, ingin sekali menelan seluruh Domain Api. Dengan penuh kewaspadaan, Ye Fan mengulurkan sehelai kesadaran spiritual ke dalamnya, dan menemukan sesuatu yang mirip alam semesta purba!
“Labu hitam ini benar-benar mengerikan, sepertinya bukan hasil tempaan, melainkan tumbuh alami di antara Langit dan Bumi.” Ye Fan mengusap permukaannya, pola-pola di atasnya terlihat kuno dan alami.
Akhirnya, dia tak berani menyerap api suci lagi, karena dengan sedikit guncangan saja terdengar suara seperti gunung runtuh dan tsunami. Api yang terkumpul terlalu banyak, dia khawatir nanti tak bisa mengendalikannya sendiri.
"Benarkah ini pusaka agung yang tak tertandingi?" Ye Fan curiga. Bahkan tutup labunya pernah digerogoti serangga, tapi justru bisa memancarkan cahaya chaos. Ia terdiam sejenak.
Tiba-tiba, dari ujung tertinggi Domain Api, terdengar suara misterius seperti helaan napas pelan, atau mungkin gerakan makhluk hidup yang merayap.
"Apa yang terjadi?" Hati Ye Fan berdesir.
Ujung Domain Api adalah tempat mati suri seluas beberapa kilometer, gundul tanpa jejak kehidupan maupun percikan api. Bagaimana mungkin kini muncul suara?
"Sebatang pohon kecil?!"
"Dia terkejut membelalakkan matanya, di ujung Domain Api, muncul sebatang pohon kecil yang bergerak cepat seolah memiliki kaki, berjalan sendiri."
"Tidak, itu sejenis kobaran api!"
"Ekspresinya berubah kaku, mengaktifkan Mata Dewa untuk melihat wujud aslinya - seberkas nyala api yang telah berubah menjadi pohon ajaib setinggi setengah meter."
"Mungkinkah legenda-legenda itu benar?!" Ye Fan terkejut.
Mengenai Domain Api, beredar banyak legenda yang hampir absurd menurut catatan sejarah.
Contohnya, sebuah teks kuno mencatat: "Di kedalaman Domain Api, seorang dewa pernah terbakar hingga mati." Teks lain menyebut: "Menara Kegersangan pernah muncul di sini, mengambang selama ribuan tahun."
Ada pula catatan bahwa Domain Api sembilan tingkat sebenarnya memiliki sepuluh jenis api, namun jenis kesepuluh tak berakar dan hanya muncul beberapa kali sepanjang sejarah.
"Api kesepuluh - ia benar-benar ada!"
Ye Fan memperlihatkan ekspresi keterkejutan tak terperi dipenuhi penyesalan mendalam, ia telah menyaksikannya langsung.
Pohon kecil itu tidak tinggi, namun terpancar keperkasaan, bagaikan naga-naga yang melingkar, kobaran apinya berdenyut seolah mampu menghanguskan berbagai langit dan meruntuhkan keabadian!
"Api kesepuluh telah membakar hingga mati seorang Xian……"
Ye Fan teringat legenda-legenda itu, bulu kuduknya merinding. Meski nyala api ini kecil, jika menyambar, mungkin segera ia akan berubah menjadi segenggam tanah hitam.
Pada detik ini, ia menyaksikan fragmen gambaran yang tak terduga: pohon kecil terbakar, bara apinya ternyata merupakan hamparan tulisan rune!
Satu demi satu dunia mini runtuh, lalu menyatu kembali, gerakannya aneh tak terperi. Benar-benar sanggup menghancuskan berbagai langit dan meruntuhkan keabadian, namun akhirnya memulihkan diri!
Ye Fan menatap tajam kobaran api berbentuk tulisan rune itu begitu lama, hingga pohon kecil itu tenggelam ke dalam gua kuno yang gelap gulita, barulah ia sadar kembali dan meninggalkan tempat ini.
"Waktu tinggal dua hari, taktik apa lagi yang bisa ditunjukkan konstitusi fisik suci?" Pihak luar terus memprediksi: mustahil Ye Fan bisa memasuki Keluarga Ji.
Cermin Kuno Ruang Hampa, sebuah senjata Kaisar yang mampu meruntuhkan berbagai langit sepanjang masa! Kecuali Sang Kaisar hidup kembali, takkan ada yang bisa menahannya!
Bagaimana Ye Fan bisa membawa Bulan Purnama Kecil dari Keluarga Ji? Meski dibantu Naga Merah dan Kera Sakti Bertarung, seberkas aura Kaisar saja sudah cukup membuatnya lenyap tanpa bekas.
"Dia sendiri yang mencari jalan kematian. Ketika generasi mendatang menyebut Konstitusi Suci, yang akan diingat hanyalah: putraku menginjak batu loncatan di Jalan Kaisar." Wang Chengkun membawa kedua tangan di belakang punggung, menatap keluar jendela.
"Lahir di era yang sama dengan Teng'er adalah kepiluan baginya. Ditakdirkan menjadi daun hijau, di tengah kebangkitan para raja, dialah yang pertama akan dipenuhi mayat di kaki Teng'er, jalan Kaisar berlumuran darah." Paman Wang Teng mengangguk.
Puluhan ribu li jauhnya, Ye Fan mengerutkan kening. Dalam diamnya, pertanyaan terbesar adalah bagaimana melawan Cermin Ruang Hampa. Kecuali... meminjamkan senjata Kaisar untuknya.
Kini, dia telah berhasil mengambil Api Suci dari lantai sembilan Domain Api, tidak takut kepada Santo Lord, namun masih membutuhkan senjata Kaisar untuk menciptakan efek menakutkan. Tanpa itu, semua usahanya akan sia-sia.
"Harus mengambil risiko dengan membawanya di punggung!" Ye Fan membuat keputusan, melangkah mantap menuju Zaman Purba Terlarang.
Ini adalah zona terlarang bagi kehidupan. Sejak zaman kuno, jarang yang berani masuk. Bahkan kaisar legendaris pun akan lenyap tanpa bekas jika melawan kekuatan 'Kegersangan'.
Di luar area terlarang, pepohonan purba menjulang langit dengan pemandangan alamiah. Di dalamnya, suasana hening yang mematikan, tanpa setitik suara.
Ye Fan mengeluarkan semua botol giok berisi mata air suci. Sebutir Buah Suci berbentuk bagua dikunyahnya, aroma mistis meresap hingga ke tulang sumsum. Hanya tersisa sedikit, namun terpaksa diboroskan. Aura kehidupan menyelubunginya.
Akhirnya, seperti kilat menerjang masuk, tubuhnya menghilang di kedalaman Zaman Purba Terlarang.
Tak tahu sudah berapa lama berlalu, dari kedalaman area terlarang terdengar suara getaran, seperti nyanyian awal kelahiran alam semesta, membuat pikiran berdebar kencang dan jiwa hampir terlepas dari raga.
Sembilan bangkai Naga terbaring, di dalam peti tembaga raksasa, Ye Fan dengan susah payah menggendong peti kecil di punggungnya, keringat bercucuran, melangkah keluar setapak demi setapak.
"Cermin Kuno Ruang Hampa... Aku bisa menahan ini!"
Demi menyelamatkan Ji Ziyue, Ye Fan telah merenung panjang, mempertaruhkan nyawa untuk menggendong peti tembaga penuh misteri ini, hendak melawan senjata Kaisar ekstrim.
