"Pang Bo bertubuh sangat perkasa, lebih tinggi dua tiga kepala dari orang biasa, alis tebal mata besar, kulitnya kecokelatan, memancarkan aura kekuatan. Saat ini hatinya sangat bergelora.
Namun, ekspresinya tetap tenang, tak ingin orang lain curiga. Dia melangkah maju dan meninju bahu Ye Fan, berkomunikasi melalui telepati: "Bisa-bisanya kau punya ide seperti ini. Biar aku lihat."
Sama seperti Ye Fan, Pang Bo tiba di dunia ini setelah melewati perjalanan misterius melalui jalur kuno di angkasa dengan Sembilan Naga Menarik Peti Mati. Terhadap peti mati ini, ia memiliki perasaan khusus.
"Lihatlah apa yang dilakukan pria gemuk itu!" Dari kejauhan, seseorang terdiam takjub, bola matanya hampir melotot keluar.
"Sialan! Siapa bilang aku gemuk? Ini perawakan perkasa, bukan gemuk! Buka lebar-lebar matamu!" Pang Bo kesal. Lengannya lebih besar dari kaki orang biasa, benar-benar berotot.
"Dia tadi menggigit peti mati!" Orang-orang mengabaikan protesnya, masih membahas kejadian yang baru saja disaksikan.
"Keras banget!" Pang Bo bergumam pelan.
Ye Fan juga terdiam sejenak. Pang Bo terlalu kocak, langsung menggigit Peti Mati Perunggu itu. Apa ini cara melampiaskan emosi? Hal itu membuatnya sedikit termangu.
"Sialan! Belakangan ini selalu mengunyah papan peti mati. Gerakan kebiasaan, anggap saja kau tak melihat apa-apa." Pang Bo sendiri merasa malu sampai tak punya tempat bersembunyi.
"Aku nanti akan mencari Sumsum Naga untukmu!" kata Ye Fan.
"Tak masalah. Pohon Teh Kuno Keabadian ini adalah Pohon Suci Nomor Satu di Dunia untuk Mencari Pencerahan. Meski sudah dilebur jadi papan peti mati, tetap punya efek unik. Aku juga tersambar petir masuk ke Wilayah Kultivasi Rahasia Xiantai!" Pang Bo berkata dengan tegar.
"Bajingan itu bahkan mau makan peti mati. Lain kali jauhi dia sejauh mungkin!" seorang Orang Penting memperingatkan muridnya, menganggap ini manusia-iblis dengan karakter yang berbeda dari orang biasa.
Di kejauhan, banyak orang terdiam. Menatap Pang Bo ke kiri-kanan. Tak menyangka pria besar megah ini bisa membuat merinding seperti ini.
“Di Keluarga Wang ada yang tertawa terbahak, seorang pria paruh baya membawa kedua tangan di belakang punggungnya melangkah maju, berkata: "Membawa peti mati kemari, apakah untuk persiapan dirimu sendiri? Sudah tahu pasti mati, masih berani bertempur."
"Ini persiapan untuk kalian." Li Heishui berkomunikasi melalui telepati di tengah kerumunan penari, menunjukkan ketidakpuasan ekstrim terhadap klan kuno Beiyuan ini.
Pang Bo menggelengkan kepala: "Salah, mereka tak layak dengan peti tembaga ini. Ini akan menjadi kendaraan terakhir mereka."
Peti Mati Perunggu ini menguburkan keberadaan yang sama sekali tak terukur. Jangankan mereka, bahkan seorang suci zaman purba pun tak layak menguasainya.
"Haha..." Di sisi lain, Delapan Leluhur Keluarga Ji tertawa terbahak tanpa mengucapkan apapun, sindiran jelas terasa - mengejek Ye Fan yang tidak tahu diri.
Ye Fan mengangkat peti tembaga sambil melangkah maju. Setiap jejak kakinya di ruang hampa membuat wajah banyak orang berubah pucat, tubuh fisiknya yang tak terbantahkan ini jelas melampaui tingkat Santo Lord.
Mereka mengira Ye Fan sedang menunjukkan kekuatan, tak menyadari bahwa sebenarnya peti tembaga ini terlalu berat, lebih menakutkan dari sebuah gunung besar, sanggup menjatuhkan seorang pemimpin sekte ke tanah.
Sebagai pemilik konstitusi fisik suci pun, Ye Fan merasa kesulitan. Namun setelah meninggalkan Zaman Purba Terlarang, kekuatannya bangkit kembali, memungkinkannya menopang dengan tubuh dan energi, tak lagi sepayah dulu.
"Karena sudah datang mengunjungi Keluarga Ji, masuklah." Seorang tetua Ji berbicara, bekas kenalan leluhur misterius Wang Teng, dengan wajah datar.
"Tamu dari jauh dipersilakan masuk." Delapan Leluhur Keluarga Ji juga bersuara, dengan senyuman dingin yang tipis.
Keluarga Ji memiliki Cermin Kuno Ruang Hampa yang menggentarkan sepanjang masa. Sekalipun kau punya kesaktian langit dan kemampuan melampaui dunia, begitu masuk pasti akan ditaklukkan - layaknya sarang naga dan gua harimau!
Undangan Delapan Leluhur Ji ini bukanlah keramahan, melainkan tatapan beku yang setara dengan menjebak musuk ke dalam kuali, tanpa niat baik sama sekali.
"Xiao Yezi tidak boleh masuk!" Di kejauhan, Li Heishui berkomunikasi melalui telepati, mengingatkannya tentang mengerikannya Cermin Ruang Hampa. Bahkan dengan teknik 'Gerak', tetap tidak bisa melarikan diri nanti.
"Karena sudah datang, tentu harus memberi penghormatan. Aku akan memasuki Keluarga Ji dan memberi penghormatan kepada Kaisar Xu Kong." Ye Fan membawa peti mati perunggu kuno di punggungnya, melangkah mantap ke depan, benar-benar akan masuk.
Semua orang terkejut. Tadinya mengira dia akan menyelesaikan masalah di luar wilayah Keluarga Ji. Tak disangka berani benar masuk. Keluarga legenda Zaman Purba setara dengan area terlarang, jika terjadi konflik, masuk tanpa keluar.
Ekspresi Keluarga Ji Generasi Kedelapan berubah kaku. Awalnya ingin mengejek ketakutan Ye Fan, namun kini sama sekali tak bisa mengucapkannya. Lawannya tak punya rasa takut, malah mendekatinya.
"Silakan masuk." Seorang cultivator tua Keluarga Ji memandu jalan. Kemudian semua orang berjalan menuju kedalaman keluarga kuno ini. Suasana jalan terasa mencekam, yang datang semuanya ahli-ahli yang merepresentasikan kekuatan-kekuatan besar.
"Ye Fan apa maksudmu ini, membawa peti mati hingga ke tanah suci seperti ini? Ini adalah sikap tidak hormat terhadap Klan Ji!" Seorang anggota Keluarga Wang bersuara, belum sempat masuk, di tengah jalan sudah mulai memprovokasi.
Ye Fan sama sekali tidak menghiraukan, mengabaikannya, terus berjalan maju bersama Pang Bo, Li Heishui dan yang lain, memperlakukannya seperti udara.
"Konstitusi Fisik Suci, aku sedang berbicara denganmu! Kau dengar tidak?!" Pria ini tidak terlalu tua, sepupu Wang Teng, sifatnya menyapu seperti angin puyuh.
"Kau anggap dirinya barang apa? Enyahlah sejauh-jauhnya dariku." Ye Fan menyapukan pandangan padanya seperti melihat lalat-lalat, sedikit mengerutkan kening.
"Kau...!" Pria muda ini marah besar. Ye Fan sebelumnya telah menggusur Toko Batu mereka di wilayah utara, membuat seluruh klan membencinya, wajar kemarahannya meledak sekarang.
"Apa kau punya hak bicara di sini? Senior Klan Ji saja tidak banyak bicara. Kau pikir diri ini siapa? Pergi!" Ye Fan mengerang dengan lirih, membuat pria itu limbung, kepalanya berdengung nyaring, hampir terjatuh.
Aura menggentarkan Ye Fan membuat generasi muda Keluarga Wang berguncang sejenak, mengejutkan banyak orang.
"Sahabat Muda Ye, orang tua seperti saya juga ingin bertanya, mengapa kau membawa peti mati ke pintu Keluarga Ji?" Leluhur Kedelapan Ji membuka suara dengan ekspresi bermusuhan, seolah mencari alasan untuk memulai konflik.
"Kita sama-sama cultivator, masih peduli dengan hal seperti ini? Peti ini adalah senjataku, sama seperti Pedang Suci yang mereka bawa di punggung." Ye Fan menjawab dengan tenang.
Bahkan sebelum memasuki aula Keluarga Ji, suasana sudah mulai tegang. Para cultivator yang datang untuk ikut-ikutan keributan sama-sama menantikan, hari ini pasti akan terjadi pertempuran.
Leluhur Kedelapan Ji tidak banyak bicara. Ia memimpin rombongan melangkah di atas awan menuju wilayah Awan Membara Mega Berkilau, memasuki istana langit yang megah.
Banyak penguasa kuat tadi tidak keluar, misalnya Kepala Keluarga Ji, Chilong Daoren, Leluhur Misterius Wang, dan lainnya. Seorang generasi penerus datang ke sini, orang-orang tua jarang menjemput, kecuali ada tujuan lain. Selain itu, Zi Tiandu, Siluman Selatan, Putri Qi, dan beberapa jenderal muda lainnya tetap teguh seperti Gunung Tai, masih duduk di aula.
Saat ini, Ye Fan masuk sambil menggendong peti mati, seketika menyedot perhatian semua orang. Ada yang dipenuhi permusuhan, ada yang memperlihatkan kekhawatiran mendalam, dan ada juga yang acuh tak acuh.
"Dang!"
Suara logam nyaring bergema saat Ye Fan meletakkan peti mati perunggu di lantai. Seluruh aula berguncang sejenak, hampir terbalik. Jika bukan karena formasi yang terpasang, pasti sudah runtuh.
Hati semua orang berdegup kencang. Seberat apa peti tembaga ini? Di antara mereka, satu orang paling tertegun—yaitu Siluman Selatan. Pupil irisnya memancarkan dua cahaya aneh, erat mengunci peti mati kuno itu.
Ye Fan pertama kali menginjakkan kaki di Keluarga Ji, tidak melakukan tindakan tidak sopan. Dia memberikan hormat kepada beberapa tetua, lalu menghadap Biksu Tua Naga Merah dan beberapa teman lama lainnya.
"Kau adalah Santo Tubuh Ye Fan?" Seorang cultivator tua berdiri, matanya membekukan tubuh Ye Fan dengan tatapan tajam.
Pang Bo mengingatkan: Ini adalah paman Wang Teng, memiliki kekuatan luar biasa dan pengaruh besar di Keluarga Wang dari Beiyuan. Saat ini dia berdiri di anak tangga dengan wajah suram, memandang sinis ke arah mereka.
"Ada keperluan apa?" tanya Ye Fan dengan sikap dingin.
"Kau membunuh saudara sepupuku Wang Chengfeng, menghabisi keponakanku Wang Chong, meratakan Toko Batu sukuku di wilayah utara! Menurutmu untuk apa aku mencarimu?!" Wang Chengyun menggeram dengan mata penuh kebencian.
"Kurasa kau kekenyangan sampai tak ada kerjaan," jawab Ye Fan dengan ketegasan. Dia memilih sebuah meja dan duduk dengan santai.
"Wang Chengyun murka membara, wajahnya langsung tenggelam dalam kemarahan. Ia melangkah mantap mendekat dengan kekuatan menggila yang bergelora, bagaikan dewa pembunuh yang tiba di jarak dekat."
Di sisi lain, Bandit Besar ke-5 Wu Dao berdiri. Dihadirkan oleh Li Heishui dan Wu Zhongtian, ia mengintervensi Wang Chengyun demi mengantisipasi bahaya pada Ye Fan.
"Apa maksudmu? Kau berani menyerang?" Ye Fan memberi salam kepada Wu Dao, lalu melirik sinis ke Wang Chengyun. "Ini wilayah Keluarga Ji, tak boleh ada kelancangan di sini."
Hardikannya pada tetua kuat itu sama sekali tak mengandung rasa takut, bahkan nada merendahkan yang membuat banyak orang terperanjat.
Wang Chengyun membeku. Seumur hidupnya belum pernah ada junior yang berani menghardiknya seperti ini - benar-benar kejadian langka bak matahari terbit dari barat.
"Kau berani muncul di sini setelah membantai bangsaku? Ini bunuh diri!" Sorot mata mengerikan memancar dari bola mata Wang Chengyun.
"Konflik dengan kalian, aku tak ingin berkomentar banyak. Hanya bisa kukatakan, anggota Keluarga Wang memang layak mendapat ganjaran pantas, semua sengaja mencari maut!" Ye Fan bersikap sangat kasar.
Perwakilan Keluarga Ji turun tangan mencegah, khawatir kedua belah pihak akan bentrok di sini. Bagaimanapun mereka tamu undangan, jika sampai terlibat pertempuran besar tentu tidak baik. Sebagai tuan rumah, muka mereka akan tercoreng.
"Membunuh adik kandungku, hari ini masih berani datang ke sini - ini jelas provokasi! Aku memohon pada Santo Keluarga Ji untuk menyediakan area khusus menyelesaikan perselisihan ini." Ayah Wang Teng juga berdiri, melangkah mantap mendekat.
"Suruh Wang Teng ke sini." Ye Fan bersuara. Saat ini tujuannya hanyalah Kaisar Utara - dengan membunuhnya, semua masalah akan terselesaikan.
Leluhur Kedelapan Keluarga Ji dengan wajah datar mendekat, berkata: "Untuk apa kau datang, mungkinkah untuk membunuh orang di keluarga kami?" Dia mengabaikan provokasi Keluarga Wang, lebih dulu menuduh Ye Fan: "Meski leluhur telah tiada, tanah suci kultivasi Kaisar di masa lampau tak boleh dinodai. Siapa berani menista, di bawah Cermin Kuno Ruang Hampa takkan ada arwah gentayangan!"
Menakutkan sekali, siapa yang tidak takut? Semua paham di situs kuno ini, cahaya suci Cermin Ruang Hampa bisa jatuh kapan saja, tak ada yang bisa melawan.
"Aku datang untuk bertemu Zi Yue. Tadi Keluarga Wang yang lebih dulu memprovokasiku, ini cuma balasan untuk mereka." Ye Fan menjawab dengan percaya diri, tangannya menyentuh Peti Tembaga.
"Zi Yue hampir bertunangan. Keinginanmu menemuinya sangat tidak sopan." Wang Chengkun membuka mulut dengan tatapan membeku. Itu calon menantu perempuan Keluarga Wang, dia sangat kesal.
"Mohon dengan hormat kepada Santo Keluarga Ji, izinkan aku bertemu Zi Yue sekali saja." Ye Fan berbicara dengan sungguh-sungguh.
Leluhur Kedelapan Keluarga Ji tersenyum sinis, hendak mengatakan sesuatu namun dihentikan. Santo Keluarga Ji mendekat dan memberi perintah: "Panggil Zi Yue ke sini."
Seorang anggota keluarga muda terlihat bingung, melirik Ye Fan sejenak lalu bergegas pergi. Ia terbang menuju kompleks Istana Giok di kejauhan.
Ekspresi semua yang hadir di lokasi berubah. Tak ada yang menyangka Santo Keluarga Ji akan menyetujui permintaan itu. Semua terlihat penuh pertimbangan.
"Suruh Teng menyelesaikan retretnya dan segera ke sini!" Wang Chengkun berkomunikasi melalui telepati, memerintah seorang murid.
Tak lama kemudian, dari langit jauh muncul sosok gadis jubah ungu bagai dewi turun ke dunia. Rambut hitamnya seperti awan, wajahnya sehalus giok. Matanya yang besar memancarkan kekosongan spiritual, menyimpan energi murni di dalamnya.
Namun hari ini, Ji Ziyue tak menunjukkan senyum manisnya. Lesung pipitnya menghilang, keceriaan khasnya lenyap. Gigi taring mungil yang biasa berkilauan pun tak terlihat.
"Zi Yue!" Ye Fan membawa Peti Tembaga di punggungnya dan menjemput keluar.
"Xiao Yezi!" Ji Ziyue membentuk huruf "O" dengan mulut mungilnya, memandangnya lalu menatap peti mati perunggu itu, tak bisa berkata-kata karena terkejut.
"Kudengar ada yang memaksamu bertunangan, aku datang untuk membebaskanmu dari kekhawatiran itu."
Mendengar ini, mata besar Ji Ziyue seketika melengkung seperti bulan sabit, lesung pipi manisnya muncul menampakkan senyum mempesona, gigi mutiaranya berkilauan.
Ye Fan melanjutkan, "Asal kau gelengkan kepala tanda tidak setuju, hari ini akan kubawa kau pergi, takkan ada yang bisa menghalangi!"
Seketika suasana gempar, semua orang terperanjat tak menyangka ia berani mengucapkan kata-kata demikian.
"Braak..."
Dari kejauhan, sebuah kendaraan tempur kuno emas bergemuruh memancarkan kilau 10.000 zhang. Siluet gagah berdiri megah di atasnya bagai Kaisar Langit turun ke dunia, rambut hitamnya berkibar dengan simfoni naga-phoenix di atas kepala, cahaya suci menjuntai.
Kaisar Utara muncul, mengendarai kendaraan abadinya dengan aura perkasa, pancaran cahaya ilahi bergulung-gulung menyapu angkasa.
“Konstitusi Suci, kau datang untuk dikirim ke kematian?” Suara Wang Teng yang kejam bergema ratus li.
Ye Fan tidak memandangnya, melainkan menatap wajah cantik Ji Ziyue, "Zi Yue, kau setuju?"
"Tentu saja tidak!" Jawab Ji Ziyue lantang, memperlihatkan senyuman pada Ye Fan yang sangat cerah dan memesona, membuat matahari di langit seketika memudar.
"Kalau begitu, akan kuhancurkan dia!" Ye Fan berbalik dengan gerakan cepat, menghadap Wang Teng.
