Ye Fan melangkah mantap sambil mengusung pedang. Jarinya memetikkan badan pedang hingga berbunyi cring-cring. Ribuan ilusi sinar pedang menyembur, hawa dingin menusuk hingga ke tulang. Sinar pedang menerobos langit, menerangi seluruh taman.
Di pintu masuk taman, belasan makhluk purba berdiri menghadang. Mereka bertanduk rusa, tubuhnya bersisik perak, wajahnya mengerikan dan ganjil.
Tak ada satupun yang lemah. Mereka semua adalah pejuang kejam yang selamat dari tumpukan mayat zaman purba. Hanya yang terkuat layak menjadi pengawal pangeran Lembah Dewa.
Tanpa basa-basi: Sebagian makhluk purba membuka Mata Dewa, melesatkan sumber Dao mereka sebagai serangan mematikan! Yang lain memuntahkan bola suci dan langsung meledakkannya - menghancurkan harta karun rahasia mereka dengan wajah dingin.
Ini adalah sekelompok makhluk purba yang tumbuh di atas tumpukan tulang belulang, semua memiliki aura pantang mundur, dengan tekad untuk menghancurkan musuh dan diri sendiri sekaligus, mereka menyerbu maju.
"Brak!"
Ye Fan mengayunkan pedangnya, memotong ruang-waktu, membelah sumber Dao Mata Dewa, menusuk ke depan hingga rongga mata meledak, darah menyembur jauh, mengakhiri nyawa di tempat.
Lalu dia menusuk lanjut, bola suci yang meledak itu berubah menjadi abu beterbangan, semua kekuatan ilahi padam, bilah pedang terdorong maju menancap di tengah dahi, darah mengucur deras, mayat pun ambruk.
Belasan makhluk purba dingin bagai es, tanpa menunjukkan rasa takut, menerjang maju dengan keberanian tanpa takut mati, ada yang mengulurkan cakar raksasa, ada yang memuntahkan senjata Dao, bersama-sama melawan musuh besar.
Ye Fan memetikkan pedangnya, sinar dingin menyapu wajah mereka seperti banjir bandang Tianhe yang menerjang area ini, setiap langkahnya membawa sepuluh pembunuhan, bertindak tanpa ampun.
"Brak!"
Seorang makhluk purba terpotong dari bahu hingga pinggang, separuh tubuhnya melayang disertai percikan darah yang berhamburan.
"Krak"
“Seorang makhluk purba tertembus oleh pedang, dadanya pertama cekung, kemudian seluruh tulangnya meledak, pecahan tulang putih dan daging beterbangan ke segala penjuru.
"Bang!"
Pedang besi menyapu, kilatan cahaya menyala-nyala, memotong tujuh delapan makhluk purba di bagian pinggang, darah menyembur, menodai rerumputan merah, kabut darah melayang-layang.
"Plak!"
Ye Fan membalikkan tangan mengangkat, ubun-ubun makhluk purba di belakangnya terlempar dengan suara plak! Otak putih bercampur urat darah menyembur, mayat itu roboh kaku seperti batang kayu.
"Ah…"
Seorang makhluk purba setara pemimpin, berusia sepuh, langsung melancarkan serangan terkuat. Tapi tetap tak mampu menahan keunggulan legendaris Ye Fan.
Satu tebasan pedang mematikan!
Pedang besi membelah senjata kuno lawan, menghancurkan dasar kultivasinya, memenggal kepalanya. Kepala kecil itu melayang ke taman dengan jejak bunga darah, menggelinding hingga dekat kelompok orang di depan.
Chen Yuan, Liu Yunjie, Kong Linghua, Xie Siyuan dan yang lain semuanya berubah wajah pucat. Beberapa mutiara Nanling juga membekukan senyuman mereka. Pria ini bagaikan iblis pembantai, datang sendirian dengan sebilah pedang. Tak seorang pun mampu menahan langkahnya meski setengah langkah.
Bahkan makhluk purba kuat setara Immortal Platform lantai dua yang telah melewati ritual penyucian darah, tetap seperti ayam disembelih. Nyawa mereka dipenggal dengan berhamburan darah segar.
Saat ini tak perlu perkenalan. Siapapun tahu Konstitusi Suci manusia telah tiba. Bakat-bakat dan mutiara Nanling yang hadir, baik berdarah siluman maupun manusia, semuanya membeku di tempat.
Meski yang hadir adalah sosok-sosok tinggi hati, aura membunuh dewa ini tetap memancarkan wibawa legenda. Kabar terbaru tentangnya bergema di mana-mana.
Baru saja mereka berani meremehkan dan mengkritik Ye Fan, namun saat berhadapan langsung, tak satu pun berani bersikap tidak hormat. Semua tubuh menjadi kaku bagai patung.
"Ye Fan dalam kemarahannya memimpin puluhan ribu kavaleri berat menghancurkan keluarga legenda Zaman Purba. Rencana besar yang menggemparkan langit dan bumi ini mana ada yang tak tahu? Semua yang hadir di sini berasal dari keluarga-keluarga Nanling, mana mungkin tak gelisah?"
"Wu Fei, salah satu Empat Dewi Langit Nanling, tetap tenang. Cahaya mengalir dalam bola matanya, ketenangannya tak tergoyahkan meski situasi kacau."
"Xie Siyuan dan Chen Yuan kehilangan kendali. Tadi mereka menghina Konstitusi Suci manusia, kini seluruh tubuh mereka kaku ketakutan dengan hati berdebar-debar."
"Beberapa mutiara Nanling berusaha menstabilkan emosi. Senyuman manis mengembang di wajah mereka saat menatap ke depan, berusaha mempertahankan pesona dan keanggunan."
"Hanya Zi Tiandu yang tegak tak tergoyahkan. Tak ada sehelai ekspresi pun di wajahnya. Duduk bersila di belakang meja giok di hamparan rumput harum, selubung cahaya ungu kristalin menyelimuti tubuhnya. Tatapannya membeku seperti belati."
"Brak!"
Saat beberapa makhluk purba terkuat terakhir menerjang maju, Ye Fan mendorong pedang besinya ke depan dengan dorongan seperti Gunung Tai runtuh. Beberapa orang terkuat di depan semuanya menjerit-jerit. Cahaya pedang besi menyala-nyala, melintang memisahkan Langit dan Bumi, memotong mereka semua rata.
Ye Fan berjalan sambil bersandar pada pedangnya. Jarinya memetikkan badan pedang hingga berbunyi cring-cring. Suara pembunuhan yang memekakkan telinga bergema. Jubahnya tak tercoreng darah. Ia melangkah mantap masuk ke taman, tak ada satu pun yang berani menghalangi lagi.
TKP membeku dalam keheningan. Meski semua orang saat ini sedang membahas Konstitusi Suci manusia, hanya saat berhadapan langsung barulah mereka merasakan beban raksasa itu.
Beberapa pemuda berbakat Nanling pun membisu. Semangat berapi-api saat mengatur strategi besar tadi telah lenyap. Di depan mereka, pria muda itu masih menggenggam pedang besi berlumuran darah, membuat mereka merasakan tekanan yang tak terkira.
Pedang besi biasa itu sangat berat, tubuh Ye Fan ramping namun kokoh, baju hijaunya berkibar-kibar. Wajahnya tenang namun memancarkan aura yang memesona. Meski terlihat tampan, namun ada kesan penguasa lautan yang seakan memerintah dunia, membuat orang sesak napas.
Ia berdiri di tengah taman, suasana yang tadinya hangat tiba-tiba meredup hingga titik beku. Semua orang merasakan beban.
"Syuut!"
Ye Fan menggemetarkan tangannya, melemparkan pedang besi ke tanah yang menusuk sebuah batu karang. Getarannya berlangsung sejenak, darah menetes membentuk pemandangan mencekam.
"Zi Tiandu, bukankah kau datang untuk mencariku? Sungguh merepotkan. Andai tidak, aku harus ke Donghuang untuk membunuhmu."
Ucapan tenang penuh percaya diri itu membuat suhu di taman turun drastis. Ye Fan berbicara dengan wajar, namun terasa keyakinan kokoh yang menggetarkan.
"Kau kira bisa menghabisiku..." Zi Tiandu berdiri, darah warisan Suku Raja Purba membuatnya tampak gagah perkasa dan heroik bagaikan Raja Ungu yang agung.
"Jika bahkan kau tak bisa kubunuh, bagaimana mungkin aku mencapai hari tak tertandingi di era modern ini." Ye Fan membawa kedua tangan di belakang punggung, menghadapi tuan muda dari Suku Raja Purba tanpa ekspresi waspada berlebihan.
Di belakang, baik Dewi Langit Nanling Wu Fei maupun beberapa mutiara lainnya menunjukkan perubahan ekspresi dengan kilatan energi spiritual.
Chen Yuan, Liu Yunjie, Kong Linghua, Xie Siyuan semuanya bergetar, semakin merasakan beban yang membuat sesak. Seolah mereka melihat fragmen masa depan: ratusan tahun kemudian Konstitusi Suci manusia mencapai kesempurnaan, menguasai dunia, menekan generasi mereka hingga seluruh penghuni lima domain membeku ketakutan, dunia kehilangan suara.
"Hmph"
Dengus dingin tiba-tiba terdengar. Dua makhluk purba berusia lanjut muncul mendadak, seluruh tubuhnya tertutup sisik ungu yang membuat merinding ketakutan.
“Omong kosong, bahkan keturunan Kaisar Purba pun belum tentu berani berkata seperti ini, Konstitusi Suci manusia sepertimu apa artinya!”
“Ras kami telah tertidur terlalu lama hingga dilupakan. Seberapapun kuatmu, kau hanyalah satu jenis konstitusi fisik di antara manusia, tak lebih dari anjing tanah liat!”
Dua makhluk purba tua itu menerjang bersama, ini adalah pelajaran pertama yang keras untuk menghancurkan semua keyakinan dan semangat Ye Fan seketika.
Tubuh mereka membesar mengerikan seperti dua naga berkulit sisik prasejarah, sisik-sisiknya berkilauan menusuk ruang hampa.
“Pergi!”
Ye Fan menyandarkan satu tangan, hanya mengayunkan tinju kanannya. Seketika aura darah keemasan membanjiri taman, menghancurkan langit dan bumi!
Tinju Enam Jalan Samsara, menggebu tanpa batas pantang mundur. Hanya dengan satu pukulan ini, semua senjata pusaka, keyakinan kokoh, maupun aura pertempuran remuk berkeping.
Dua makhluk purba ini sangat kuat. Secara normal bertarung, Ye Fan juga perlu mengeluarkan tenaga ekstra. Namun saat ini dengan serangan pamungkas yang memusatkan energi kehidupan, vitalitas, dan semangat, efektivitasnya sama sekali berbeda.
"Brak!"
Dua makhluk tua ini terbelah menjadi belasan keping. Serpihan tulang dan potongan tubuh beterbangan, berubah menjadi kabut darah yang berhamburan di antara Langit dan Bumi.
Bukan hanya yang lain, bahkan Zi Tiandu pupil iris menyempit, seluruh rambutnya berkibar-kibar dipenuhi pancaran ungu.
Semua orang menarik napas tajam. Kedalaman level kultivasi kedua makhluk purba ini sebenarnya misterius, namun di hadapan Konstitusi Fisik Suci sama sekali tak berarti. Bahkan satu pukulan pun tak bisa ditahan, remuk dalam ruang hampa.
Saat ini, aura perang emas menyebar. Kekuatan Konstitusi Fisik Suci mengalir deras, membanjiri seluruh taman. Ye Fan menatap tajam ke depan, melangkah selangkah demi selangkah mendekat.
Pada detik ini, Li Tian juga muncul. Berdiri di gerbang keluar taman, ia memblokir semua jalan sambil memperlihatkan senyum jahat di wajahnya.
Sedangkan Yan Yixi memiliki aura yang berbeda, berbalut jubah putih nan anggun, bak dewa yang turun ke dunia, menghadang di kebun belakang dan memblokir jalan keluar.
"Konstitusi Suci manusia, aku sedang mencari-cari kau, kini kau malah datang sendiri. Tak perlu banyak bicara, matilah!" Zi Tiandu akhirnya bertindak.
Di atas kepalanya, sebuah menara kuno berwarna ungu mengambang dengan gemuruh menggelegar, puluhan ribu kabut ungu tebal menjuntai membentuk tirai pelindung di sekelilingnya.
"Braak!"
Dengan kepercayaan diri yang tinggi dan raut dingin, dia menyerang langsung dari depan, melontarkan satu pukulan tanpa keraguan.
Dentuman pukulannya bagai tsunami, menggema memekakkan telinga, satu lapis demi satu lapis gelombang menggunung setinggi langit kesembilan, gemuruhnya tak putus membuat kuping berdengung.
Kekuatan pukulan kolosal ini mengukir jejak hukum alam, anyaman energi berkilat-kilat bagai petir dan guntur, kabut ungu bergelora bak sungai besar yang meluap, mengguncang seluruh ruang dimensi saku.
Di kebun lainnya, para ahli semuanya merinding ketakutan, serentak memandang ke arah ini, pikiran mereka semua terguncang.
Ye Fan tampak berwibawa dan sakral, dentuman prinsip kosmis bergema dalam hatinya, tubuhnya membentuk segel, sekejap mata muncul aura Pemimpin Tertinggi Umat Manusia, menguasai dunia dengan sorotan mata penuh kesombongan, Jalan Agung nan luas hanya tunduk padanya.
Ren Wang Yin! (Stempel Raja Manusia)
Penggunaan segel ini pada momen ini memiliki makna yang sangat khusus, dalam duel melawan keturunan Suku Raja Purba, menggunakan segel kuno yang telah punah selama ribuan tahun ini menunjukkan tekad baja-nya.
Tangan kanan Ye Fan berubah menjadi stempel kosmis, terukir cahaya suci keabadian umat manusia, satu pukulan yang menghunjam mengguncang sembilan langit dan sepuluh bumi.
Untuk pertama kalinya, pemahamannya terhadap segel ini mencapai tingkat yang begitu mendalam, jiwa-nya terangkat ke tingkat lebih tinggi, seluruh kemauan baja-nya disalurkan ke dalam Ren Wang Yin.
Pada detik ini, Langit dan Bumi berinteraksi harmonis, gemuruh Jalan Agung menggelegar, cahaya keabadian memancar dinamis dari permukaan tubuh Ye Fan, membuatnya tampak suci tak tergugat, megah dan agung.
Para pemuda berbakat Nanling yang hadir di lokasi semuanya jantung berdebar kencang, bahkan muncul dorongan tak tertahankan untuk menunduk dan bersujud.
Wu Fei salah satu dari Empat Dewi Langit, bersama beberapa mutiara Nanling juga menunjukkan ekspresi aneh, berusaha sekuat tenaga melawan aura intimidatif ini.
"Braak!"
Begitu Stempel Raja Manusia (Ren Wang Yin) muncul, cahaya mistis memancar ke segala penjuru, membuat semua manusia yang hadir darahnya bergolak tak karuan.
Ini merupakan benturan pertama antara Ye Fan dengan Zi Tiandu!
Kabut ungu menggulung-gulung menembus Sembilan Langit, Zi Tiandu mengaum dengan rambut berdiri tegak. Sosok Raja Purba muncul di belakangnya.
Di belakang Ye Fan, sosok Pemimpin Tertinggi Umat Manusia juga terwujud, sama-sama mengeluarkan aura yang seolah mampu meruntuhkan berbagai langit sepanjang masa.
"Gedebuk...!"
Dalam benturan dahsyat itu, Stempel Raja Manusia berhasil menekan sosok Raja Purba ke bawah kaki Sang Pemimpin Tertinggi yang persis mirip Ye Fan.
“Ah……” Zi Tiandu mengaum, menghantam dengan satu pukulan yang lebih lancang.
Ye Fan juga meneriakkan pekikan, rambut hitamnya mengalir seperti air terjun terurai sepenuhnya, bergerak ekstrem terbuka-lebar sambil maju menindak.
