Asal-usul era kelahiran Kaisar Keabadian sudah tak terlacak, karena di zaman purba pun ia sudah menjadi legenda - satu-satunya dewa dalam hati semua ras.
Siapakah sebenarnya bawahan-Nya? Sekilas pikiran saja membuat bulu kuduk merinding. Mereka adalah para jendral surgawi turun dari berbagai langit kuno! Bertarung melawan makhluk seperti ini!
"Pergi kau dasar brengsek, pikir ini masih era mitos? Sudah berlalu bertahun-tahun, tulang-tulangmu seharusnya sudah hancur lebur. Pola Suci yang diukir Kaisar Keabadian itu bukan apa-apa! Ketemu senjata Kaisar Kejam, tetap saja kau jadi ampas!" Duan De menggeram kejam, lengannya tercabik hingga darah segar mengucur deras, membuat penampilannya mengerikan.
Si tua buta lebih parah lagi. Tadi menjadi sasaran utama, dadanya bolong besar tertembus cakar hitam, tembus ke belakang, hampir terkoyak berkeping-keping.
Guci Penelan Langit Tianmo Prasejarah bergetar, ruang hampa seketika runtuh membentuk lubang hitam yang memancarkan kilau gelap, menyedot energi kehidupan dari segala penjuru, lalu mengarahkan energinya ke makhluk yang sedang bertarung dengan Ye Fan.
Di tengah arena, dua siluet samar bertarung sengit bagai kilatan cahaya yang bergumul, gerakannya begitu cepat hingga tak tertangkap mata, penuh kekuatan mematikan dan aura dominan yang mencekam.
Ye Fan sangat terkejut. Saat ini tubuh yang ia huni adalah cangkang suci, namun gagal menghancurkan lawannya secara instan. Ini membuktikan betapa kuatnya tubuh fisik makhluk itu.
"Layak disebut bawahan Kaisar Kuno Tai Gu! Benar-benar seperti dewa yang turun ke dunia!" Demikian penilaian Ye Fan.
Satu-satunya yang membuatnya tenang adalah lawannya telah kehilangan kekuatan, hanya mengandalkan tubuh kering untuk bertarung fisik sama seperti dirinya.
Tubuh kering itu berwarna hitam legam dengan sembilan kepala naga, hou, manusia, dan phoenix yang tersusun rapi. Setiap kepala memiliki sepasang mata dingin yang mengerikan.
Sebuah lingkaran suci hitam melingkarinya - andalan utamanya yang bisa meredam 50% kekuatan Ye Fan. Tanpa ini, tubuh kering takkan sanggup menandingi cangkang suci kuno.
"Braak!"
Guci Penelan Langit bergetar. Aura Kaisar Kuno menyebar. Makhluk itu menjerit melengking dengan wajah mengerikan seperti hantu gentayangan. Suaranya membuat bulu kuduk merinding.
Dia melompat bangkit, berubah menjadi kilau gelap berbalik dan segera pergi. Guci Penelan Langit yang berdarah dingin ini? Senjata Kaisar ekstrim, meski belum aktif, aura yang dilepaskan cukup membuat gentar ke segala penjuru.
"Masih ingin kabur?" Ye Fan menyambar, menembus lingkaran sucinya, meraih lengan lawan. Tubuh fisiknya akhirnya unggul.
"Prak!"
Lengan hitam legam seperti kayu kering patah. Beratnya seperti terbuat dari logam suci, cultivator biasa takkan sanggup mengangkatnya.
Lengkingan menyayat terdengar. Makhluk ini menjulang ke langit, panik melihat Guci Penelan Langit, berusaha melepaskan diri dan melarikan diri.
Namun gerakannya terlalu kasar. Saat mendekati Altar Jalan Wu Shi - tempat terlarang ini membutuhkan Giok Wu Di. Tanpanya, semua makhluk wajib berhenti atau binasa.
"Braak!"
Air terjun kekacauan menjuntai, berpilin dengan pola Jalan Agung. Di tempat itu juga tubuhnya remuk menjadi serbuk hitam, berhamburan lenyap.
Tiga pria terdiam takjub, Kaisar Wu Shi yang menelan gunung-sungai dengan aura perkasa. Pola energi di tempat ini melampaui imajinasi, sebuah tubuh fisik bisa dihancurkan seketika tanpa sedikit pun ketidakpastian.
Seluruh tubuh Ye Fan basah keringat dingin. Cangkang suci miliknya pun tak sebanding, meski telah mencapai tingkat Santo tetap tak sanggup menahan seberkas pola energi di sini. Dua aksara "Wu Shi" benar-benar mampu meruntuhkan kekuatan sepanjang masa.
Orang tua buta dan Duan De sama-sama mendengus tertahan. Kilau gelap menginvasi tubuh mereka, menyusup ke dalam daging dan darah sulit dibersihkan. Kulit mereka berubah hitam legam, situasi semakin mengkhawatirkan.
"Sepanjang hidup menjebak angsa akhirnya mataku yang tertipu. Aku akhirnya bertemu karakter kejam di makam ini. Ini racun mayat zaman purba, sulit sekali dibersihkan!" Duan De berkeringat dingin.
Wajah orang tua buta pun menghitam. Orang kuat sekelasnya tak lagi sanggup bertahan. Tubuhnya hampir mengering, dikuasai aroma lapuk yang menyeluruh.
“Bukankah masih ada Raja Obat?” Ye Fan membuka lengan hitam yang telah ia potong, mengeluarkan sebatang ramuan tua beraroma memabukkan yang memancarkan cahaya samar.
“Sungguh tak rela, sulitnya mendapatkan sebatang ramuan langka ini tapi harus dimakan sekarang.” Duan De menggeram sambil menunjukkan giginya.
“Kalau kau tak mau makan, berikan semuanya padaku!” Si tua buta menggigit setengah batang dengan suara berderak, matanya terbeliak sambil menelan susah payah.
“Sialan, dasar si tua brengsek! Sapi mengunyah peony, menyia-nyiakan anugerah!” Si gemuk Duan panik, merebut sisa setengah batang dan melahapnya dalam beberapa gigitan.
Harus diakui, ramuan langka ini memiliki efek magis. Begitu masuk perut, ia berubah menjadi cairan ilahi yang membuat tubuh mereka memancarkan kilau magis menyilaukan, bagai dua matahari kecil yang membakar, cepat mengeringkan energi hitam di seluruh tubuh.
“Tulang kedua orang itu berderak-derak tanpa henti, tubuh fisik mereka diperbaiki dengan cepat, memancarkan cahaya permata, sekaligus membuat otot mereka lebih muda dan bertenaga.”
“Raja Obat, sebatang di tangan sama dengan tambahan satu nyawa, kita harus cari cara untuk memetik semua ramuan dewa di altar itu!” Duan De hampir mengeluarkan air liur.
Si tua buta mengerutkan alis, “Ada yang aneh. Makhluk tadi jelas sudah kehilangan vitalitas total, seperti mayat hantu. Bahkan ramuan dewa pun tak berguna baginya. Mustahil hidup kembali, tapi kenapa dia nekat merebut bahkan masuk area terlarang ini?”
“Mungkinkah dia ingin memberikannya pada makhluk hidup kuno yang lebih kuat dan masih hidup?” kata Ye Fan.
Seketika, ketiganya menggigil kedinginan. Mereka masih merasakan betapa dahsyatnya makhluk berkepala sembilan itu yang hampir membunuh Duan De. Apakah masih ada entitas hidup lainnya?
Setelah sejenak diam, mereka hanya bisa memegang Guci Penelan Langit, siap kapan saja untuk mengeluarkannya guna menghabisi semua makhluk hidup. Asal merasa ada yang tidak beres, bunuh dulu baru bicara!
Makam kuno itu menjulang tinggi dengan energi kekacauan tak terbatas yang menjuntai, sulit untuk mendekat. Memanjat ke atasnya sangat sulit, apalagi terbang. Ruang hampa di depan altar Jalan Kosong terkunci rapat.
"Bagaimanapun juga, aku harus naik ke sana untuk mencari kejelasan. Aku tidak rela jika tidak!" kata Ye Fan dengan suara berat.
Ketiganya mengelilingi altar sambil mengamati dengan cermat, mencari titik terbaik untuk memanjat. Saat tiba di posisi lain, wilayah di depan mereka tiba-tiba berpendar terang - tumpukan keping sumber suci yang kilauannya menyilaukan mata.
"Makhluk hidup yang berhasil membebaskan diri... Jangan-jangan ada di sekitar sini?"
"Begitu dekat dengan altar Jalan Kosong..."
"Eh, ada aksara di sini."
Di depan sumber suci yang retak itu, mereka menemukan barisan aksara-aksara kuno terukir di dinding batu: "Gu Tian Shu bersedia menjaga makam Kaisar Wu Shi seumur hidupnya."
"Gu Tian Shu... Bukankah ini Santo Tak Tertandingi dari 70.000-80.000 tahun yang lalu?!" Lao Xiazi terkejut, menunjukkan pengetahuan mendalam tentang para penguasa kuat dalam sejarah wilayah utara.
"Dia..." Ye Fan termangu. Saat pertama kali memasuki Gunung Ungu dulu, di pintu masuk dia menemukan puluhan nama dimana nama pertama yang paling mencolok adalah Gu Tian Shu, bahkan lebih kuat daripada Raja Dewa Jiang Taixu.
Gu Tian Shu, seorang Santo dari zaman purba yang menemukan tempat ini namun rela menjadi penjaga makam Wu Shi, sungguh mengejutkan.
"Ada jejak pertempuran di sini!" teriak Duan De. Riak energi pertempuran masih terlihat jelas di dinding batu, belum sepenuhnya menghilang dan membuat bulu kuduk berdiri.
Setelah diamati, ketiganya berubah pucat. Ini adalah pertempuran tingkat Santo yang tak terduga terjadi di tempat ini.
"Dilihat dari jejaknya, peristiwa ini terjadi sekitar 2.000 tahun lalu," ujar Lao Xiazi sambil mengelus dinding batu dengan analisis tajam.
"Pertarungan melawan Kera Sakti Bertarung hari ini, kalah dengan penyesalan. Mengingat dia membawa Giok Kaisar, aku izinkan dia mengambil tiga batang Raja Obat dan pergi." Prasasti Gu Tian Shu masih terukir jelas di dinding batu.
Ketiga pria itu tertegun, saling memandang dengan wajah pucat. Kalimat-kalimat ini mengungkap terlalu banyak hal.
"Dua ribu tahun silam, Gu Tian Shu masih hidup! Dia bertahan sampai era sekarang. Jika kabar ini tersiar, pasti akan mengguncang dunia!"
"Kera Sakti Bertarung itu pasti Sang Buddha Perang dari Barat! Ternyata dia pernah memasuki Gunung Kaisar Purba!"
Apa yang sebenarnya terjadi? Seorang suci purba dari 70-80 ribu tahun lalu masih hidup sampai sekarang! Cairan Sumber Suci yang digunakan untuk menyegel dirinya hanya bisa dilebur oleh Kaisar Kuno. Mungkinkah Wu Shi masih hidup?
Tapi kenapa dia bersedia menjaga makam Wu Shi seumur hidup? Apakah Sang Kaisar di altar Jalan Kosong benar-benar telah mati?
Kehadiran Sang Buddha Perang dari Gunung Sumeru di tempat ini di luar dugaan mereka. Itu adalah Maha Santo dengan kekuatan magis yang tak terbendung!
Pada saat yang sama, Ye Fan akhirnya memahami mengapa anjing hitam itu berkali-kali mengatakan paling benci monyet. Dua ribu tahun lalu, Sang Buddha Perang pernah datang ke sini, mungkin telah memberinya hukuman berat.
Setelah pencarian menyeluruh, tak ada jejak tersisa. Gu Tian Shu telah lama menghilang, tak diketahui rimbanya.
"Braak!"
Air terjun kekacauan setinggi 10.000 zhang menjuntai. Tulang-tulang Ye Fan berderak-derak saat ia memanjat dengan susah payah, berusaha menginjakkan kaki di altar Jalan Kosong.
Tempat ini membentuk dunianya sendiri. Altar itu menjulang bak menyentuh Sembilan Langit, megah dan perkasa.
Si Tua Buta dan Duan De berada dalam wilayah suci emas yang dibentangkan Ye Fan. Dengan kekuatan gabungan, mereka menggerakkan Guci Penelan Langit untuk menahan derasnya air terjun kekacauan dan pola-pola Jalan Agung.
Tanpa itu, bahkan cangkang suci sekalipun akan remuk menjadi lumpur darah. Ini sama sekali bukan tempat yang bisa dijangkau tenaga manusia biasa, sanggup memusnahkan para suci zaman purba!
"Braak!"
Sekeliling kabut putih menyelimuti, kekacauan bergemuruh, bagai pasukan raksasa menyerbu, menekan langkah Ye Fan semakin berat, hampir tak sanggup bertahan.
Yang lebih mengerikan, formasi-formasi Kaisar muncul, membeku di ruang hampa udara rapat dan padat, bagai jaring laba-laba raksasa, melintang memotong jalan depan.
Andai tak ada Guci Penelan Langit, bahkan Santo pun akan mati puluhan hingga ratusan kali. Ini benar-benar pola kekaisaran sempurna, Formasi Pembunuh Wu Shi!
Selain diri mereka sendiri, senjata dan formasi adalah kekuatan terbesar Kaisar Kuno. Pusaka Kaisar dan pola kekaisaran setara nilainya—kuasai satu sudut saja, sudah bisa berkuasa di dunia.
Kini, pola Wu Shi terpampang. Sekalipun Sage Agung umat manusia datang langsung, pasti akan menyerah tanpa sedikit pun ketidakpastian.
Harus diakui, Kaisar Kejam memang menguasai segala zaman. Guci Iblis tak perlu digerakkan trio ini, sudah berdentum sendiri menahan formasi tempur yang sanggup membunuh dewa-dewa purba.
"Tidak bisa! Jika terus begini, kami tetap akan mati!" kata Orang Tua Buta.
"Guci Penelan Langit mengguncang sepanjang masa, mustahil hancur dalam pola energi Wu Shi. Tapi saat kedua kekuatan ini bertarung, getarannya bukanlah sesuatu yang bisa kami tahan!"
"Perlindungan Guci Iblis pun tak berguna. Getaran dari pertarungan kecil dua Kaisar Kuno yang melintasi ruang-waktu ini, tak ada satu pun yang bisa menahannya!"
"Ye Fan menempatkan enam keping Giok Kaisar di atas kepalanya, tapi tetap tak bisa menenangkan formasi Wu Shi. Kini setiap langkah ke atas akan melipatgandakan kekuatan mematikan."
"Masih ada 81 anak tangga! Paling-paling kita hanya bisa naik tiga tingkat lagi. Ini... sungguh di luar kemampuan manusia! Sebenarnya seberapa kuat Kaisar Kuno itu?!"
"Keputusasaan mulai menyergap. Pola energi sempurna baru terbuka sebagian. Membuka jalan dengan Guci Penelan Langit pun tak berhasil. Jika dipaksakan, kita akan dihabisi!"
"Orang tua buta itu membenturkan dahinya ke tanah: 'Dengan hormat Kaisar Wu Shi, di tengah tribulasi besar umat manusia ini, bangunlah! Selamatkan dunia, tundukkan kekacauan delapan penjuru, gentarkan seluruh suku!'"
Ye Fan menempatkan tengkorak kristalin putih pucat berkilauan di telapak tangannya, lalu mengeluarkan liontin giok berbentuk bulan sabit seraya berkata: "Memohon audiensi dengan Kaisar Wu Shi."
"Braak……"
Kejadian yang membuat semua orang kaget terjadi: air terjun kebingungan raksasa setinggi 10.000 zhang yang menjuntai mulai surut, pola energi yang rapat dan padat pun mulai mengabur.
"Ini... karena liontin bulan sabit itu!" Duan De terkejut.
Akhirnya, mereka mendaki selangkah demi selangkah hingga tiba di altar Jalan Kosong. Tepat di pusat altar, terlihat sosok berpostur gagah sedang duduk bersila membelakangi mereka, rambut hitamnya yang lebat terjurai seperti air terjun.
Dari musuh seluruh dunia, menjadi kesepian universal! Kepiluan Kaisar Kuno adalah kesepian sepanjang masa, kesendirian yang menyertai seumur hidup.
Tengkorak santa wanita di tangan Ye Fan memancarkan putih bersih berkilauan, mengalirkan kekuatan misterius. Liontin bulan itu tiba-tiba tenggelam menempel pada tengkorak, memancarkan getaran halus namun sarat ikatan emosi.
“Aku…… hanya ingin mengejar jejakmu, sekalipun seumur hidup hanya bisa menatap dari belakang.”
Cap rohani yang lemah bergetar halus, santa wanita ini telah tiada selama puluhan ribu tahun, namun seberkas bekas goresan ini tetap tak mau menghilang. Inilah keinginan terakhir yang dipertahankannya sampai mati.
