Bulan yang dingin, malam yang hening, kontur gunung-gunung naik turun, wilayah yang mati rasa.
Di bawah sinar bulan ini, sekelompok maut berjalan di daratan, jubah hitam longgar membungkus tubuh mereka rapat-rapat, bahkan kepala pun tertutup, tanpa suara, setiap orang dipenuhi aura kematian.
Kabut nerawa muncul, hawa dingin semakin pekat, menerjang mereka, dari kejauhan terlihat gelap gulita.
Yang Yi terus mengejar, wajahnya basah oleh air mata. Baru saja sadar, sepatunya sudah hilang. Tanpa peduli penampilan, kaki putih seperti giok menginjak tanah keras yang dingin, menerobos ke tengah-tengah maut.
Dia ingin meraih Zhang Lin, menanyakan kebenaran, melihat dengan jelas. Tapi siluet itu terlalu melayang, mustahil didekati.
Master Sumber Langit saat ini, kedalaman kekuatannya melampaui imajinasi. 10.000 tahun berlalu, tubuhnya bagai samudera tak bertepi, aura jahat menggila, setengah iblis setengah manusia, telah menjadi keberadaan yang tak terpahami.
"Zhang Lin, apapun yang terjadi tidak masalah. Berhentilah," tangis Yang Yi.
Ye Fan paling tak tahan melihat adegan seperti ini. Ia menghela napas: "Senior, jika pergi tanpa kembali kali ini, mungkin itu akan menjadi penyesalan terbesar dalam hidupmu."
Kabut Yin menutupi wilayah galaksi, langit dan bumi gelap gulita. Zhang Lin memperlambat langkah, berhenti perlahan. Seluruh tubuhnya tersembunyi dalam jubah hitam yang longgar.
Yang Yi melangkah mendekat, matanya berkaca-kaca. Diam-diam memandangnya.
Zhang Lin perlahan membuka kerudung hitamnya, menyibak jubah gelap yang menyelimuti tubuhnya. Tampaklah wajah aslinya yang tertutupi bulu-bulu panjang kemerahan sepanjang lebih dari setengah chi, bahkan hingga menutupi seluruh wajahnya.
Yang Yi mengulurkan tangan mulianya perlahan, menyentuh wajah itu dengan linangan air mata. "Apapun bentukmu sekarang, kau tetaplah Zhang Lin yang dulu. Ke mana pun kau pergi, aku akan tetap mengikutimu."
"Waktu tidak banyak lagi, saat fajar aku akan menghilang." Suara Zhang Lin terdengar serak siap melanjutkan perjalanan.
"Aku ikut denganmu," kata Yang Yi.
"Tidak boleh." Zhang Lin menggelengkan kepala.
"Mengapa? Nyawaku hanya tersisa semalam ini. Mengapa kau masih tak mau aku berada di sisimu?" Yang Yi menunduk dengan air mata, tertegun memandanginya.
Ye Fan juga tampak bingung, matanya menatap ke depan.
"Kecuali kau memilih untuk terus hidup, lebih baik tinggalkan aku sekarang!" desis Zhang Lin dengan suara parau.
Tangisan melengking Yang Yi mengguncang langit, jeritannya bagai merobek hati dan paru-paru.
Zhang Lin mengulurkan tangan, ingin menghapus air mata di wajahnya, namun tiba-tiba membeku di udara - sebuah cakar berbulu merah dengan kuku hitam tajam yang mengerikan.
Yang Yi menggenggam tangan itu dan menempelkannya di pipinya, wajahnya dipenuhi kepedihan yang menyayat hati sambil menangis tersedu-sedu.
"Aku yang terlalu banyak berhutang padamu..." Akhirnya setelah lama terdiam, Zhang Lin bergetar mengucapkan kalimat ini sambil menatap langit, berusaha menahan air mata yang hendak jatuh.
Angin kencang berhembus, kabut kematian menyelimuti segalanya.
Mereka melanjutkan perjalanan. Di antara para maut berbaju hitam kini terdapat seorang wanita berbaju putih. Zhang Lin telah melepas jubah hitamnya, berubah menjadi monster berbulu merah. Keduanya berjalan berdampingan.
Kabut membubung menutupi bintang dan bulan, menciptakan pemandangan mengerikan bak roh neraka yang datang menyabit nyawa manusia dengan sabit maut.
Hanya semalam nyawa mereka tersisa. Saat fajar menyingsing, mereka akan berubah menjadi abu beterbangan, lenyap selamanya dari eksistensi.
Tak ada waktu untuk berdiam, mereka melaju seperti angin, dan dalam proses ini Zhang Lin terus-menerus bertindak, menahan aliran naga bumi satu per satu.
Ini adalah pemandangan yang mengerikan - naga-naga besar sepanjang ratusan hingga ribuan zhang berubah menjadi berkas cahaya suci, dengan mudah ditangkap oleh Master Sumber Langit.
Mengangkat tangan untuk menahan aliran naga bumi, seenaknya meraih tambang Sumber Suci - pemandangan apa ini yang begitu mengerikan?!
Sepanjang perjalanan ini, dari segala penjuru, tak terhitung banyaknya naga besar yang ditangkap, digenggam dengan mudah di telapak tangannya seperti cacing.
Ye Fan terkejut dan menyesal, Master Sumber Langit generasi kelima yang telah 10.000 tahun tidak mati ini, terbukti telah menjadi keberadaan di luar akal sehat yang tak tertandingi.
Pikirannya melayang ke Master Sumber Langit generasi ketiga yang di masa senjanya mengalami nasib sial, berubah menjadi monster dan dimakamkan di gua naga Qinling, akhirnya membutuhkan campur tangan jelmaan niat membunuh Kaisar Hijau.
"Lihatlah, aliran kami juga bisa mencapai pencerahan, meski jalan ini agak terpencil." Jelas Master Sumber Langit generasi kelima sedang memberikan nasihat.
Akhirnya, dia mengeluarkan sebuah stempel dan mengubahnya menjadi cahaya keperakan yang masuk ke Platform Immortal Ye Fan, berkata: "Ini adalah pencerahan masa senjaku serta teknik yang kupikirkan baru-baru ini, semua kuwariskan padamu. Kuharap kau tidak bernasib sial di masa tuamu."
Saat berada di Gunung Ungu, Ye Fan mendengarkan gelombang suara Lonceng Wu Shi, diam memperhatikan cahaya mistis Guci Penelan Langit, memahami Jalan Agung Langit dan Bumi. Zhang Lin tidak mengajarkannya ini sebelumnya, baru sekarang semuanya diturunkan.
Yang Yi berjalan berdampingan dengan Master Sumber Langit, menyaksikannya meraih bintang dan bulan, menahan energi Naga bumi, mengubah aliran gunung dan energi bumi. Seolah kembali ke masa lalu saat menjelajahi wilayah utara tanpa bisa ditahan.
Hendak menyerang Lembah Dewa, tempat berkumpulnya Suku Raja Purba dari era prasejarah. Pasti akan menghadapi musuh besar yang tak terbayangkan. Zhang Lin sedang mempersiapkan diri.
Lembah Dewa terletak di antara ribuan gunung dan jurang. Awalnya tandus, tapi hari ini wilayah sepuluh ribu li di sekitarnya telah dipenuhi kehijauan yang subur.
“Seorang Leluhur Raja berdiri tegak bagai gunung kecil, tak tergoyahkan, duduk bersila di altar abadi. Sorot matanya dipenuhi liku-liku zaman, memvisualkan evolusi alam semesta dan panorama awal terciptanya langit-bumi, sungguh menggetarkan jiwa.”
“Di kejauhan, istana-istana kuno berjejer bak permadani, dipenuhi makhluk purba yang jumlahnya melimpah ruah. Setiap individu memancarkan aura kekuatan yang tak tertandingi.”
“Meski tak mampu menyaingi klan-klan besar yang pernah melahirkan Kaisar Purba, mereka tetaplah keluarga kerajaan sejati yang mengemban aura penguasa An Ye.”
“Leluhur Raja, investigasi telah tuntas. Dewa Perang dari Suku Terbelakang Nanling adalah leluhur generasi ke-17 mereka. Kekuatan magisnya memang tak terbendung, namun sedang dalam proses Transformasi Jalan. Begitu keluar dari Sumber Suci, ia akan segera berubah menjadi prinsip kosmis dan menyatu dengan alam semesta.”
“Seekor makhluk purba bermuka sangar dengan empat kepala dan delapan lengan bersujud penuh khidmat, raut wajahnya memancarkan kesungguhan dan kepatuhan takzim.”
"Membasmi suku terbelakang Nanling seperti ini tak perlu banyak tenaga. Satu pertempuran saja sudah cukup menghancurkan total, membantai Nanling hingga tanahnya berlumuran darah." Kata makhluk purba lain yang statusnya tinggi, duduk bersila di bawah altar.
"Gunung Ungu kemungkinan besar seperti yang dikatakan Putra Langit. Tak ada Kaisar manusia yang bangkit kembali, sama sekali tak ada energi kekaisaran yang bocor. Selama setengah bulan ini kondisinya tetap tenang." Makhluk purba lain menambahkan.
"Lalu masih menunggu apa? Bunuh! Bantai Nanling, habisi semua suku terbelakang, tangkap Konstitusi Suci manusia itu dan paksa dia berlutut menunggu mati di luar lembah!" Suara mengerikan terdengar.
"Benar! Harus biarkan Konstitusi Suci manusia itu mati berlutut di luar lembah. Memenggal kepalanya langsung terlalu murah!" Dari kejauhan, beberapa makhluk purba yang tak memenuhi syarat untuk duduk bersila mengangguk setuju dengan tatapan mengerikan.
Di atas altar, tatapan mata Leluhur Raja itu menyapu seperti aliran waktu sepuluh juta tahun, membuat semua yang hadir membeku seperti jangkrik di musim dingin, tak ada lagi yang berani bersuara.
“Bunuh, tentu harus dibunuh! Biarkan darah mengalir bagai sungai di daratan ini. Segala intrik dan konspirasi takkan berguna. Namun kita masih harus menunggu, memastikan jaminan mutlak sebelum bertindak.”
Keturunan Leluhur Raja ini membuka suara, mungkin hanya merekalah yang berani bersuara di saat seperti ini.
“Lakukan sesuai pertimbangan kalian. Kalau mau membunuh, babat habis sampai tuntas!” Leluhur Raja itu berkata dengan nada mengerikan. Puluhan pasang bulu sayap di punggungnya terkembang, aura iblis menggila menyapu altar hingga lenyap. Ia tak melanjutkan bicara.
Di bawah sinar bulan yang tenang dan dingin ini, sekumpulan maut tiba. Kabut Yin berdesir tanpa suara, namun membawa aura mencekam yang mematikan.
Meski jarak ke Lembah Dewa masih tak terhingga, mereka menghentikan langkah. Ye Fan dan Zhang Lin maju ke depan, memerintahkan pasukan untuk menunggu dan tidak gegabah.
Gugusan gunung iblis bagai pilar penopang langit menjulang megah. Di pegunungan pusat, kilatan pencerahan menyembur ke angkasa, berkilauan terang dalam gelapnya malam - itulah Lembah Dewa.
“Ini benar-benar tempat yang bagus.” Ye Fan berdecak kagum. Daerah ini dikelilingi oleh naga besar, dengan pembuluh ilahi yang berjejer. Pasti terdapat tambang Sumber Suci di bawah tanah.
“10.000 tahun yang lalu, aku pernah menginjakkan kaki di sini. Saat itu aku menemukan ada Raja Purba yang tertidur di bawah tanah, jadi tidak berani bertindak gegabah.” Zhang Lin berkata.
Keduanya melangkah maju berdampingan. Mereka memasukkan aliran naga dan energi sumber yang ditangkap di perjalanan ke dalam pegunungan, menyuntikkannya ke puncak-puncak gunung tertentu.
Teknik Master Sumber Langit sungguh luar biasa misterius. Dengan gerakan gesit telapak tangan, puluhan ribu naga kecil beterbangan. Saat mendekati permukaan tanah, ukurannya membesar tak terhingga.
Ye Fan tahu, Lembah Dewa sudah tamat. Tanpa perlu menyebut faktor lain, hanya teknik sumber mengerikan ini saja sudah cukup membakar habis segalanya.
Sumber Suci tak terbatas di bawah tanah, ditambah aliran naga yang ditangkap satu per satu. Disusun sesuai Formasi Tabu Sumber Langit, itu akan menciptakan pemusnahan total yang sanggup menempa bahkan Santo kuno!
"Hari ini Lembah Dewa akan terhapus, garis keturunan Master Sumber Langit kami akan menindak wilayah utara, mengembalikan kedamaian bagi umat manusia!" Suara Zhang Lin bergema tegas.
Setelah pertempuran ini, guncangan dari ras purba sudah dapat diperkirakan. Begitu Lembah Dewa dimusnahkan, Sarang Naga Sepuluh Ribu, Bukit Ulat Sutra Dewa, Gunung Xuehuang dan wilayah lain pasti akan mengalami gejolak besar.
Suatu periode badai besar yang akan menyapu dunia akan dimulai dari sini.
Siapakah Master Sumber Langit itu? Teknik uniknya mengejutkan dunia, terhebat di eranya!
Terutama Zhang Lin masa kini, setengah manusia setengah iblis selama 10.000 tahun, benar-benar di luar bayangan. Belum lagi teknik sumber energinya, hanya berbicara tentang kekuatan saja sudah merebut takdir Langit dan Bumi yang misterius.
Saat ini, dia bersama Ye Fan bertindak secara alami tanpa suara, mengukir formasi tabu sumber langit yang rapat dan padat. Kecuali Leluhur Raja terakhir Lembah Dewa yang akhirnya merasakan indra, makhluk purba lainnya sama sekali tidak tahu.
"Hmph!"
Sebuah dengusan dingin terdengar. Dua Leluhur Raja di Lembah Dewa berturut-turut terbangun, tatapan mata mereka membeku tanpa perasaan, berubah menjadi empat berkas sinar laser mengerikan yang menembus langsung.
"Criiiing!"
Master Sumber Langit memetikkan jarinya, keempat berkas cahaya itu lenyap tak berwujud.
"Bisa mulai menyerang." Ye Fan berkata dengan suara berat.
"Braak!"
Pegunungan ini memancarkan kilatan cahaya menyilaukan, menyemburkan sinar sakti tak terhingga yang menembus awan, bagaikan tungku abadi yang berkobar-kobar.
Kilatan sakti menerjang wilayah ini, mengubahnya menjadi tempat mematikan yang mengerikan. Seluruh Formasi Tabu Master Sumber Langit diaktifkan, berbagai pola energi supernatural berpadu rapat, memblokade segala penjuru.
"Bunuh!"
Ye Fan mengaum, sebuah tombak perang terbang keluar dari cangkang sucinya dan digenggamnya. Selain itu, sebuah lonceng besar yang tak lengkap menggantung berat di atas kepalanya.
Saat tombak perangnya diayunkan, para maut berbaju hitam muncul di sekeliling, mengepung Lembah Dewa secara total.
"Auuuu..." Master Sumber Langit bagai kerasukan, bulu-bulu merah di sekujur tubuhnya mengembang menyeramkan, menerjang masuk ke Lembah Dewa.
Di dalam Divine Valley yang terang benderang, Ye Fan dan Zhang Lin menempatkan formasi Sumber Langit kuno, ini adalah upaya untuk menghabisi mereka semua, membakar hidup-hidup menjadi abu beterbangan.
Namun, Leluhur Raja jelas tidak bisa dibunuh dengan cara seperti ini, mereka terlalu kuat, mungkin akan berhasil menembus keluar.
Sebuah raungan mengerikan menggema, langit seakan ambruk, seorang Leluhur Raja menyapu keluar, langsung akan melawan sampai titik darah penghabisan dengan Zhang Lin.
Dari telapak tangan Master Sumber Langit, meluncur ratusan aliran naga bumi. Awalnya seperti sinar pelangi tipis, namun saat mekar sepenuhnya, kekuatannya meruntuhkan Langit-Bumi.
"Braak!"
Ini adalah pola energi Sumber Langit tabu yang terukir, melesat keluar dan meledak dengan kekuatan yang tak terkira - berapa kali lebih kuat daripada yang pernah diukir Ouyang Ye di masa lampau.
"Ah..."
Leluhur Raja ini menjerit keras. Cakar raksasa yang mengembang ke depan meski telah berubah menjadi dunia mini di telapak tangan - dengan langit terbelah dan sungai mengalir di dalamnya - akhirnya tetap meledak berkeping-keping.
Pada saat yang sama, Zhang Lin mengaum, berubah menjadi Dao-Mo, menyapu lewat, suara "brak" saat ia merobek lengan seorang Leluhur Raja.
"Kalian siapa?" Leluhur Raja ini nyaris tak percaya dirinya langsung celaka besar di awal pertarungan.
"Zhang Lin, pengikut Kaisar Wu Shi!" Master Sumber Langit kembali menyerang.
"Ye Fan, Konstitusi Suci manusia!" Ye Fan juga meneriakkan pekik perang, menguasai cangkang suci tanpa gentar, satu pukulan menghantam ke depan, aura darah emas menggila.
Di dalam Lembah Dewa, teriakan perang menggema, maut tiba.
Di kejauhan, di atas tebing curam, seorang wanita berjubah putih meniup seruling giok dengan nada pilu nan memikat, dipenuhi kesedihan mendalam.
