Beberapa orang itu merinding. Mereka memandangi lubang hitam raksasa di tanah, lalu saling pandang bingung. Ini bagai petir di siang bolong - misterius dan mengerikan, membuat mereka merasa ngeri.
Gubuk jerami itu hancur total tanpa sisa, hanya menyisakan gua gelap yang menjulur ke kedalaman bumi.
Peramal Suci telah lama melampaui konsep hidup-mati. Tatapannya menyapu langit luas yang menyimpan rahasia tak berujung. Ia menghela napas lega - akhirnya kebebasan datang untuk mengakhiri segalanya.
"Kaisar Kuno semuanya telah lama tewas. Di dunia fana ada bukti yang cukup, namun tingkat dan wilayah yang mereka jelajahi menyimpan rahasia tak terbatas, tertutupi oleh tipuan Langit."
"Shen Suanzi tadi cuma menyebutkan satu kalimat saja, tidak membocorkan hukum langit apapun, tapi sudah mendapat konsekuensi mengerikan seperti ini. Benar-benar menimbulkan rasa hormat."
Ye Fan teringat akan Bencana Langit, istana surgawi seperti Istana Langit Kuno, serta kilat berbentuk manusia. Hal-hal ini benar-benar memicu imajinasi tanpa batas.
"Senior, jangan tinggalkan kami berdua ya." Dua bocah kecil berdiri di samping Shen Suanzi, menggoyangkan lengannya. Kegelisahan terpancar jelas di wajah kecil mereka.
"Kalian berdua adalah anak spiritual yang lahir bersama - sepasang pria dan wanita, Yang dan Yin. Bisa saling mengurangi malapetaka. Asal jangan menyentuh rahasia langit yang tabu di masa depan, kalian tak akan mengalami tribulasi." Shen Suanzi penuh kelembutan mengelus kepala kedua anak itu.
Ia tahu masa hidupnya tak lama lagi, mustahil melawan Langit untuk bertahan. Ia meminta Ye Fan dan yang lain merawat baik-baik kedua anak spiritual ini, mengatakan mereka akan memberi manfaat besar di kemudian hari.
"Peramal Suci menitipkan anak yatim piaraan" jika tersebar ke pihak luar pasti akan membuat heboh, tak terhitung kekuatan besar yang akan memecahkan kepala berebut. Dua anak spiritual ini di masa depan akan menjadi Perwira Suci, mampu meramal dan mendeduksi hukum langit.
Dalam hati orang tua buta tergerak. Pihak lawan menitipkan dua anak spiritual kepada mereka, mungkin telah meramalkan sesuatu sehingga bertindak demikian.
"Kalian ingin menanyakan seseorang? Ini termasuk jalan kecil, tidak dianggap membocorkan hukum langit. Aku akan meramalkan untuk kalian." Peramal Suci menutup mata. Saat mendengar nama Pang Bo, Wu Zhongtian, Dongfang Ye dan lainnya, mulailah proses deduksi.
Pang Bo berada di negeri dongeng, sedang mengalami berbagai ilusi tribulasi. Jika berhasil menembusnya akan mendapat kesempatan besar, membuat Ye Fan yang mendengar kabar ini bersorak-sorak.
Dongfang Ye terperangkap di Neraka, ditempa tanpa henti. Mundur selangkah berarti mati, menembus 100 gerbang baru bisa selamat. Berada di wilayah maut, untuk bertahan hidup membutuhkan ketahanan mental dan ketekunan sekeras besi.
Ini membuat semua orang termangu. Satu di negeri dongeng, satu di Neraka – benar-benar ekstrem. Namun keduanya sama-sama menghadapi tribulasi, harus melampauinya untuk bisa bertahan hidup.
“Tu Fei kini tak bernyawa, akan mati selama ribuan tahun, di masa depan sulit ditemui oleh teman lama.” Mendengar kabar ini, semua orang merasa hati mereka tenggelam, perpisahan hidup dan mati adalah hal paling menyedihkan di dunia.
“Liu Kou telah mati, takkan pernah muncul lagi di alam semesta.” Suasana sedih menyelimuti sejenak, tak ada yang bisa diubah.
Saat mendeduksi Xiao Nannan, Peramal Suci tak bisa menghitungnya. Dia tak memiliki masa lalu, juga tak punya masa depan, pola kehidupan dalam kebingungan total.
Peramal Suci yang dijuluki sanggup menghitung segala hal di dunia, kini justru tak punya cara. Sama sekali tak bisa memahami karma di baliknya, keringat dingin langsung mengucur di tempat.
“Orang ini tidak bisa dihitung!”
Tiba-tiba wajahnya berubah pucat, mulutnya memuntahkan darah merah menyala yang membasahi jubah taonya. Dengan cepat ia memutuskan hubungan dengan hukum langit, seperti menghindari ular berbisa.
Wu Zhongtian dan Jiang Huairen masih bernyawa, terkurung dalam sangkar perangkap. Akhirnya akan bertemu lagi di masa depan, membuat semua orang lega.
“Biksu, tolong hitung kapan aku bisa mencapai pencerahan dan menjadi Kaisar?” Anjing hitam itu dengan muka tebalnya mendekat meminta ramalan.
“Saat bertemu Xian.” Peramal Suci tersenyum.
“Apa maksudmu? Bahkan Xian sudah kautemui, untuk apa aku jadi Kaisar?!” Anjing Hitam geram. Di dunia fana mana ada Xian? Ini jelas-jelas menyiratkan dia tak bisa mencapai pencerahan.
“Kakek, berapa banyak istri yang akan kumiliki di masa depan? Tiga istana enam paviliun terlalu banyak, aku takkan sanggup mengurusnya.” Li Tian bertanya dengan antusias.
“Seseorang saja cukup.” Jawab Peramal Suci.
“Apa? Ini jebakan untukku! Jangan asal bicara. Maksudmu aku hanya punya satu istri resmi, atau aku sendirian saja sudah cukup?!” Li Tian dikejar emosi.
“Senior, aku hanya ingin bertanya: Bisakah aku memulai perjalanan pulang ke kampung halaman?” Ye Fan bertanya dengan kesungguhan luar biasa.
“Bisa.” Peramal Suci mengangguk memberi jawaban pasti, tapi setelah merenung sejenak, terlihat ragu-ragu.
“Apa yang ingin Senior sampaikan?” Ye Fan bertanya. Beberapa hal seringkali bisa diprediksi awalnya, tapi tak tertebak akhirnya. Dia khawatir ada perubahan tak terduga.
"Waktu tidak akan terlalu lama, nanti kau sendiri yang tahu." Ujar Shen Suanzi. Dia hanya bisa memberikan perhitungan kasar, sebab mengungkap detail masa depan sama saja membocorkan hukum langit.
Akhirnya tiba saat perpisahan. Dua kakak-beradik kecil ini menangis syuush-syuush penuh kesedihan, tak rela berpisah dari Shen Suanzi. Kedua lengan kecil mereka erat merangkul lengan sang tua, enggan melepas.
"Ikatan kita telah usai, bagai daun yang pasti layu. Jika ada reinkarnasi, ratus generasi kemudian kita akan bertemu lagi." Bisik Shen Suanzi pelan sambil menanamkan 《Dao Tian Shu》 ke dalam Immortal Platform di dahi mereka.
Pada akhirnya, Ye Fan dan rombongan membawa pergi kedua bocah itu. Mereka memberi penghormatan terakhir kepada Shen Suanzi sebelum meninggalkan pegunungan ini.
"Braak!"
Tak lama setelah kepergian mereka, sebatang kilat menyambar dahsyat, menyambung langit dan bumi, menerjang wilayah itu.
"Apa?! Ini masih disebut kilat?!" Semua terdiam membeku.
Hanya sebatang sinar listrik, namun lebih besar dari puluhan gunung yang bersatu. Membentang dari langit biru hingga ke tanah, tak kunjung menghilang - mengerikan tak bertepi.
“Kilat Satu Aksara.” Orang tua buta itu ekspresinya berkerut khawatir, memandang jauh ke arah sana. Semua orang di wilayah ini ingin menangkap "Yang Esa" itu, namun mustahil. Baru saat ajal mungkin bisa melihatnya, memahami semua rahasia.
Mereka tahu, tanpa kejadian ajaib, Peramal Suci mustahil melawan Langit. Sulit bertahan hidup. Untuk memberi harapan pada kedua anak itu, mereka nekat melintasi ruang hampa pergi, tak lagi menoleh melihat ke belakang.
“Kakek, Shizu...” Kedua anak itu menjerit dengan suara yang merobek hati dan paru-paru, mengulurkan tangan kecil ke belakang, tapi tak bisa menggenggam apapun.
Mereka tidak segera kembali ke Desa Langit, melainkan berkeliling ke berbagai tempat di Zhongzhou, ingin menenangkan kedua anak spiritual itu.
Akhirnya, mereka melintasi dimensi pergi, kembali ke wilayah utara.
Ini adalah sebuah oasis dengan rerumputan subur dan vitalitas melimpah. Belasan tahun lalu, Perkampungan Batu Kakek Zhang Wu pindah ke sini.
Kini, kehidupan warga Perkampungan Batu berkecukupan, tak lagi sesulit dulu. Semua berjalan tenang dan harmonis.
Beberapa bulan lalu, perjanjian untuk berkumpul di sini, Li Heishui sudah tiba lebih dulu, terus-menerus ditarik oleh Kakek Zhang Wu untuk minum-minum. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, pria tua itu terlihat jelas telah menua puluhan tahun.
Ketika Ye Fan dan rombongan tiba, Perkampungan Batu riuh ramai. Banyak penduduk desa berkerumun. Di sekitar api unggun malam hari, di mana-mana terlihat orang, aroma daging panggang dan minuman memenuhi udara, riuh seperti perayaan tahun baru.
Ye Fan mengeluarkan setetes Ramuan Dewa Naga Sejati. Tidak ada penyesalan memberikannya untuk memperpanjang usia Orang Biasa seperti Kakek Zhang Wu. Ia penuh rasa syukur pada marga Zhang ini - tanpa Kitab Langit Sumber mereka, takkan ada semua yang ia miliki sekarang.
Perubahan terbesar di Perkampungan Batu adalah Wang Shu dan Er Lengzi, yaitu penanggung jawab Sekte Tambang yang dulu ditunjuk Ye Fan. Mereka memiliki pupil ganda, tulang dahi bercahaya, darah berubah menjadi perak murni.
"Kecepatan peningkatan level kultivasi secepat ini?" Kaisar Hitam pun terkejut. Dulu saat menemukan Perubahan pada mereka, anjing hitam itu mengajarkan Jalan Kultivasi.
Kini, kedua orang ini belajar secara otodidak, telah menjadi cultivator tingkat Transformasi Naga, perkembangan yang begitu cepat membuat decak kagum.
Pastilah tak bisa dibandingkan dengan beberapa orang di hadapan, tapi perlu diketahui mereka mulai dari nol tanpa bimbingan, semua hasil eksplorasi mandiri yang tak karuan.
"Raja Tanpa Mahkota!" Malam itu, monyet juga datang. Melihat darah perak dan ciri-ciri mencolok mereka, ia terkejut lalu menggenggam erat sambil mengulang pertanyaannya.
Master Sumber Langit di masa senja menggendong dua bayi yang bukan manusia, darahnya disegel dengan taktik melawan Langit. Inilah leluhur Wang Shu dan Lei Bo.
Ye Fan pernah mendengar Kakek Zhang Wu bercerita, kini memintanya mengulang cerita. Monyet terdiam lama setelah mendengarnya.
Di era purba, klan-klan kuat berjibun. Tak terhitung sejarah kejayaan dan keruntuhan. Tragedi lenyap tanpa bekasnya penguasa An Ye dalam semalam telah menjadi pemandangan biasa.
"Salah satu klan tersebut mengalami pasang surut, meski tak pernah melahirkan kaisar purba, namun pernah beberapa kali memerintah dunia, dijuluki Raja Tak Bermahkota."
"Populasi mereka langka, darahnya berwarna perak murni, memiliki bakat menakutkan. Begitu matang, kekuatannya mengerikan. Meski tak melahirkan kaisar, namun Maha Santo terus bermunculan, bahkan keluarga kerajaan pun tak berani macam-macam."
"Sayangnya, di era purba mereka menantang entitas yang tak seharusnya. Kabarnya ingin memasuki Makam Para Immortal, alhasil seluruh klan terkubur di sana."
"Latar belakang sebesar ini?" Para hadirin terdiam sejenak.
"Master Sumber Langit menjelajah kemana-mana. Di masa senjanya mengalami nasib sial, gerakannya jadi makin aneh: pernah masuk Makam Immortal, menerobos Shenxu, menyaksikan pasukan bayangan meminjam jalan. Wajar saja bisa membawa pulang dua bayi darah perak."
"Sungguh taktik hantu-dewa! Berhasil menemukan kembali klan tak bermahkota yang seharusnya punah. Luar biasa!" Monyet itu menatap orang-orang marga Lei dan Wang di Perkampungan Batu, matanya berbinar.
Lalu ia menghela napas pelan: "Sayang sekali, darahnya menipis, tak bisa dibandingkan dengan garis keturunan Perak di masa lalu. Kalau tidak, ini benar-benar layak disebut keluarga kerajaan besar."
Namun tiba-tiba ia berbalik dengan gerakan cepat, menatap tajam Lei Bo dan Er Lengzi: "Menembus segel darah, memaksa melepaskan belenggu - ini fenomena atavisme. Membuktikan darahnya sama kuatnya dengan leluhur, keturunan murni keluarga kerajaan tanpa mahkota."
"Warga Perkampungan Batu semuanya berharga. Meski darahnya menipis, segelnya bisa dibuka untuk berkembang jadi penguasa kuat." Mata Kaisar Hitam berbinar. Tentu ia takkan mengatakannya pada penduduk desa. Hanya Kakek Zhang Wu, Wang Shu, dan Er Lengzi yang tahu kebenaran.
Saat kembali ke Desa Langit, Qi Luo melihat kelompok ini. Mata satunya yang tersisa nyaris menyipit menjadi celah sempit karena senang. Akhirnya ia tak tahan lagi tertawa terbahak.
“Di masa depan, siapa yang bisa merebut peruntungan Langit dan Bumi dari Istana Langit kami?!” Dia menatap tajam dua bocah spiritual, memandang Xiao Tongtong, mengamati Xiao Que'er, lalu merengkuh dua manusia darah perak.
Kedepannya meski tanpa Ye Fan, selama Tongtong, Xiao Que'er, dan dua bocah spiritual ini bisa matang, mereka sudah cukup menjadi tak terkalahkan di dunia.
Konstitusi fisik yang identik dengan Maharaja Suci Matahari, ditambah gaya Xiao Que'er yang membantai para Raja, dilengkapi kemampuan dua bocah spiritual mendeduksi hukum langit untuk menarik keberuntungan dan menghindari malapetaka - siapakah yang sanggup melawan?
Tentu saja, jika bisa mempertahankan Pangeran Perang Suci dan mencegah insiden pada Tubuh Suci Zaman Purba, maka keperkasaan ini akan semakin sempurna - masa depan pun takkan gentar menghadapi para Raja purba.
"Tongtong adalah fenomena atavisme, dengan konstitusi fisik yang sama persis seperti Maharaja Suci Matahari. Kudengar kau masih punya adik perempuan dengan Fisik Tai Yin. Untuk bisa menemukanmu, dia terus menerus menutup total diri di keluarga Jiang. Sekarang kau sudah kembali, panggil dia keluar dari retret. Jika memungkinkan, undang juga dia ke sini untuk menginap beberapa hari." Kata Qi Luo dengan ekspresi licik yang membuat orang ingin menamparnya.
"Kau ingin menghabisi semua konstitusi fisik terkuat di dunia ini sekaligus ya?" Ye Fan berkata dengan kesal.
"Tentu saja! Jika melakukan sesuatu, harus jadi nomor satu di dunia. Yang kita bangkitkan bukan dinasti suci pembunuh zaman purba, melainkan... Istana Langit dari mitos legendaris!" Seru Qi Luo.
