Buaya Purba berlumuran darah, bagian bawah tubuhnya telah berubah menjadi bubur daging, benar-benar hancur oleh pukulan Tongkat Tulang Besar. Saat ini nyawanya tinggal seujung kuku, tak tersisa sedikitpun kesan gagah perkasa seperti sebelumnya.
Ye Fan hampir membatu, dia benar-benar sulit mempercayai apa yang terjadi! Ini seperti dongeng yang mustahil!
Buaya Purba yang baru sadar dari pingsan, melihat dirinya digantung terbalik seperti ikan mati, langsung meronta-ronta dengan ganas. Namun Sang Leluhur Suci bertindak sangat brutal—satu hentakan tongkat membuat tulang-tulangnya retak di berbagai tempat. Seandainya bukan karena ingin menyisakan daging, mungkin roh dan jasadnya sudah tercerai-berai.
Apa yang sedang terjadi?! Buaya purba ini tak bisa menerima kenyataan! Tak bisa percaya ada makhluk begitu mengerikan di dunia fana yang berani memperlakukannya seperti ini.
Di masa kejayaannya dulu, satu sabetan cakarnya bisa membelah planet kuno. Para Bodhisattva dan Buddha purba pun bukan tandingannya—tak ada yang bisa menghentikan langkahnya! Kini nasibnya berbalik 180 derajat, menjadi tahanan yang nyawanya tergantung di ujung tanduk.
"Buaya Purba menjerit histeris, merasa sangat terhina. Sebagai siluman suci yang tak tertandingi, tak pernah terbayangkan akan mati tanpa martir seperti ini!"
Setelah lama terdiam, akhirnya Ye Fan bisa berpikir jernih. Ia tak tahan mendongakkan kepala dan tertawa menggema ke langit. Belum lama silam makhluk purba ini masih menganggapnya seperti semut tak berdaya, penuh sikap meremehkan. Bahkan hendak menghancurkannya dengan satu injakan kaki. Kini karma datang membalas——hukum alam sungguh adil!
"Aummm……"
Satu teriakan Buaya Purba membuat gunung-sungai di Planet Mars Kuno hancur berantakan. Seluruh wilayah gemetar hebat, seakan hendak remuk redam.
Ia benar-benar tak rela. Setelah hidup selama ribuan tahun, bisa menguasai berbagai wilayah galaksi kuno, bahkan dianggap sebagai dewa domain luar——akhirnya berujung pada hasil seperti ini.
"Plak!"
Menanggapi teriakan dan rontaan Buaya Purba, Sang Leluhur Suci bertindak tegas: tongkat tulangnya menghujam keras ke kepala, hampir menyapu tulang tengkorak makhluk itu.
"Api telah berkobar-kobar, semakin membesar, itu adalah manifestasi pengalaman kultivasi dan kekuatan spiritual yang mendidih, kalau tidak bagaimana mungkin kobaran api biasa bisa memanggang siluman suci tak tertandingi."
Ye Fan memandang jauh ke kejauhan dalam diam, menghormati teman sekelas yang telah tiada. Di masa lampau, separuh dari teman lama itu kehilangan nyawa tepat di planet kuno ini.
"Buaya besar pun akhirnya kau begini!" hardiknya dengan nada dingin penuh amarah.
Buaya Purba terlihat lemas tak bertenaga, hampir habis terlebur. Sedikit saja meronta, tongkat besar langsung menghantam. Dalam kondisi sangat lemah, ia menampakkan wujud aslinya - bola mata merah menyala bagai lentera yang membuat bulu kuduk meremang.
Tubuh ilahi buaya kini terwujud jelas, sebesar gunung dengan sisik baja hitam menyeluruh berkilau logam. Setiap pukulan tongkat menimbulkan suara Criiiing keras bergema.
Ye Fan juga tak bisa menahan diri menghela nafas sedih. Buaya Purba ini benar-benar ketiban sial delapan turunan. Bertemu dengan Sakyamuni yang sebaik aku masih bisa dimaklumi, paling-paling cuma ditindak. Tapi bertemu dengan Sang Leluhur Suci yang berwatak liar tak terkendali, barulah ini disebut nyedihkan sejati. Tidak cuma bunuh, tapi juga dipanggang sampai matang lalu dimakan.
Buaya Purba setinggi gunung emas itu dijinjing oleh Sang Leluhur Suci dengan santai layak memegang anak ayam, tanpa usaha sama sekali.
"Syuush"
Ombak marah menggapai langit. Santo Purba menggunakan kekuatan dahsyat untuk menyedot sehamparan gelombang dari mata air laut iblis. Air murni yang diekstrak kemudian tercurah deras membersihkan buruan.
"Ah…"
Buaya Purba menjerit keras. Tak pernah terbayangkan hari di mana dirinya yang satu generasi siluman suci tak tertandingi ini benar-benar akan menjadi santapan di piring orang! Mana cukup diungkapkan dengan satu aksara 'nyedihkan' untuk menggambarkan kehebatan penderitaannya ini!
Lao Shengren mengeluh dia bicara sembarangan, menampar dengan telapak tangan ke bawah. Mulut buaya raksasa nyaris berubah bentuk, darah segar berhamburan di tempat, gigi-gigi buaya beterbangan.
"Seumur hidup aku menguasai wilayah operasi, kecuali kalah dari Sakyamuni, tak terkalahkan! Banyak jenius dan jenderal perkasa prasejarah bergelimpangan di bawah kakiku, tapi kini nasibku seperti ini, sungguh menyedihkan!" Buaya Purba ingin menabrakan kepalanya sampai mati, tak tahan menerima akhir seperti ini.
Selama 7-8 ribu tahun dia beroperasi di wilayah galaksi, menjelajahi banyak wilayah bintang kuno. Bisa disebut raja siluman dengan bakat luar biasa, buktinya bisa melakukan perjalanan antariksa. Tapi akhirnya semuanya sia-sia!
Meski pernah menelan para Buddha prasejarah, apa gunanya? Di hadapan Lao Shengren yang tak peduli vegetarian atau non-vegetarian ini, kesaktian sekuat apapun tak berguna. Akhirnya dia pun menjadi makanan.
"Bang!"
Akhirnya, dengan suara "ciit" yang ringan, Buaya Purba terbebas. Manusia-Iblis mengakhiri nyawanya dengan satu pukulan tongkat, menghancurkan kepalanya, bahkan membersihkan roh primordialnya hingga tak tersisa.
"Cis!"
Sang Leluhur Suci menunjuk dengan jarinya, mengubah informasi berguna yang didapat dari Buaya Purba menjadi seberkas cahaya, lalu mencapkannya ke tengah dahinya. Ekspresinya menunjukkan guncangan hebat, karena ia baru menyadari berapa tahun telah berlalu!
Pergeseran waktu yang besar, jutaan tahun berlalu dengan lambat. Bukan lagi jaman kuno, seluruh dunia telah berubah wujud.
"Brak!"
Adegan berikutnya agak berdarah. Sang Leluhur Suci layaknya menghadapi binatang buas di gunung, turun tangan langsung menguliti buaya suci yang termasyhur itu.
Daging dan darahnya memancarkan cahaya, energi kehidupan yang memancar begitu intens. Meski bagian bawah telah menjadi bubur daging, bagian atas masih seperti bukit kecil dengan volume yang luar biasa besar.
Sang Leluhur Suci menyobek sepotong daging pilihan seberat ribuan jin, berkilauan dengan cahaya magis yang memukau. Ini adalah daging suci siluman agung yang memiliki kekuatan melampaui duniawi.
Dengan air jernih yang menguap dari mata air laut, Sang Leluhur membersihkan daging tersebut. Dibakarnya dengan api Dao hingga kabut energi melingkar-lingkar, memancarkan warna-warni dan wangi menyegarkan yang membuat air liur meleleh.
Setelah aroma panggang menyebar sepuluh li, Sang Leluhur kembali melambaikan tangan memanggil Ye Fan. Daging buaya suci itu akhirnya siap disantap.
Ye Fan menggelengkan kepala sambil melambaikan tangan penolakan. Sejujurnya bulu kuduknya merinding. Sungguh tak terduga Sang Leluhur nekat memanggang siluman agung - kabar ini pasti akan mengguncang langit!
Santo Purba itu bersikeras mengajaknya berbagi hidangan. Daging keemasan berminyak itu sesekali memancarkan lima warna cahaya magis, jelas sangat bergizi. Kualitasnya hampir menyamai legenda daging naga.
“Senior, barang ini aku benar-benar tak berani makan, satu tetes darah Santo bisa bunuh cultivator legendaris! Sebesar ini dagingnya pasti bisa matiin aku ribuan kali!” Ye Fan berkata dengan wajah memelas.
Sejujurnya, dia sebenarnya ingin mencoba. Bagaimanapun ini adalah daging spiritual Siluman Suci. Bagi banyak orang, ini hampir setara dengan daging dewa.
Tapi dia sangat paham betapa mengerikannya wibawa suci. Meski mati pun, orang biasa tak boleh menodainya. Apalagi ini adalah generasi terakhir pemimpin siluman yang baru saja tumbang.
Sang Leluhur Suci menggaruk kepalanya, menunjukkan sikap jujur dan polos. Dengan gerakan tangan, dia menjelaskan daging Siluman Suci sudah dileburnya, aman dimakan tanpa masalah apapun.
“Benarkah?” Ye Fan mendekat. Wangian ini memiliki daya magis yang spesial, bahkan mengandung kekuatan spiritual. Setiap aroma adalah kilau magis, memancarkan misteri dan kilau yang tak terucapkan.
Santo Purba mengangguk, memberitahunya bahwa ini adalah rasa terlezat di alam semesta, bisa dimakan dengan tenang, sambil berbicara dia menyobek belasan jin daging dan mengunyahnya dengan lahap.
Kilatan cahaya magis memancar dari daging emas yang lembut dan harum, sinar pelangi menyembur bertubi-tubi, penuh warna-warni yang mempesona.
Ye Fan menyobek dua liang daging, terlihat sangat anggun dibandingkan sang tua suci. Dia tak berani langsung menggigit besar-besaran, khawatir giginya akan rontok.
Ternyata kekhawatirannya sia-sia. Sang tua benar-benar telah melebur energi vital Buaya Purba dengan api Dao. Dagingnya lembut seperti sutra, meleleh di lidah dan berubah menjadi berkas cahaya yang lenyap masuk ke dalam tubuh.
Pada detik ini, setiap pori-pori kulitnya terbuka lebar, menyemburkan energi kehidupan yang memancarkan kilatan cahaya dan kekuatan mengerikan yang bergelora.
Ye Fan hampir melesat ke langit. Daging siluman suci benar-benar luar biasa, mengandung kekuatan misterius yang membuatnya merasa penuh vitalitas dan memiliki tenaga tak habis-habis.
Di mata orang biasa, ini benar-benar daging dewa!
Faktanya memang demikian, sepanjang masa, siapa yang bisa memakan daging siluman suci? Apalagi pada tingkatnya saat ini, tidak perlu dipikirkan lagi!
Terutama di era sekarang ini, siluman suci yang masih hidup pun sulit ditemui satu orang.
Mundur selangkah, bahkan di jaman prasejarah pun, berapa orang yang bisa memburu siluman suci seperti ini, murni sebagai makanan? Perkiraan hanya Sang Leluhur Suci ini yang berani melakukannya!
Daging-daging ini hampir bisa disebut daging ilahi, bagi cultivator sangat bergizi. Jika dikonsumsi terus-menerus, tidak hanya memperkuat otot dan tulang, bahkan bisa memurnikan sumsum dan akhirnya mengalami transformasi total.
Setelah yakin Sang Leluhur Suci benar-benar memanggang daging ini dengan api Dao sampai matang sempurna, Ye Fan pun melepaskan diri. Mengeluarkan belasan kendi arak tua, ia makan daging sepuasnya dan minum arak sebesar mangkuk bersama kakek manusia purba ini.
Meskipun hanya ada satu bahan makanan, ini adalah hidangan paling lezat dan langka yang pernah Ye Fan makan, memberikan kepuasan luar biasa. Sambil menyantap, dia merasakan energi agung bergelora, kilau magis demi kilau magis menyembur dari pori-porinya, seolah-olah dia akan segera Yuhua dan asensi.
Ye Fan diterangi aura keberuntungan, dari ujung rambut hingga kaki memancarkan aura ilahi lima warna. Tak pernah terbayang satu hidangan bisa memberi nutrisi sedahsyat ini. Dia benar-benar seperti hendak naik ke langit, seluruh tubuhnya terasa segar, berada dalam ekstase spiritual.
Kekuatan mengerikan bergolak seperti sungai dan lautan. Tanpa disadari, pengalaman kultivasinya meningkat sedikit. Tingkat Xian kedua yang paripurna, sudah tak mungkin lebih sempurna. Hanya tersisa selembar kaca jendela pemisah, cukup ditusuk untuk mencapai tingkat baru.
Tubuh fisiknya menjalani ritual penyucian. Setiap inci daging dan darah dipenuhi kekuatan eksplosif. Ye Fan merasa bisa menghancurkan sebuah bintang dengan satu pukulan, seolah memiliki tenaga tak terbatas.
Ketika menyadari hal ini, dia tahu bahaya, tidak bisa makan lagi. Belasan jin daging suci yang berkilauan cahaya fajar sudah mencapai ambang batas, jika diteruskan tubuhnya mungkin akan meledak.
Pada saat itulah dia baru menyadari betapa mengerikannya Sang Leluhur Suci itu. Seperti angin menyapu sisa awan, ribuan jin daging buaya dilahap habis, lalu langsung memotong lagi ribuan jin daging dan membakarnya dengan api Dao.
Ye Fan silau, ini bukan daging keledai atau ayam, ini adalah daging siluman suci! Setelah makan sebanyak ini masih tetap baik-baik saja, benar-benar diperlakukan seperti makanan biasa.
Tiba-tiba semburan api muncul. Ye Fan menyadari hidungnya mulai berdarah. Belasan jin daging siluman suci membuatnya hampir tak sanggup menahan. Nutrisi yang berlebihan ini, jika dikonsumsi oleh sosok pemimpin tingkat tinggi lain, mungkin tubuh mereka sudah remuk tak berbentuk selamanya.
Dengan suara "krek!" dia melompat bangun, mulai berlari mengelilingi mata air laut iblis. Sekali hentakan lari ribuan li, akhirnya perasaan tidak nyaman itu mulai berkurang.
Ye Fan tidak berhenti, terus berlari hingga satu shichen baru kembali, tapi hasilnya membuatnya terkejut dan tercengang!
Tubuh buaya suci sebesar bukit itu kehilangan sepotong besar daging, diperkirakan beratnya puluhan ribu kati, semuanya masuk ke perut Sang Leluhur Suci.
Bahkan, dia masih belum puas. Lagi-lagi memotong ribuan kati daging, terus memanggang. Kilau magis mengepul, kabut energi melilit, tak lama kemudian habis lagi dimakan. Baru dia mengusap mulut dan berhenti.
Meski Santo Purba bisa menampung gunung dalam biji sawi, cara makan seperti ini tetap mengerikan! Energi kehidupan daging siluman suci sebanyak itu sanggup merobek gunung dan sungai!
Sebesar apa nafsu makan yang diperlukan untuk mencerna energi vital sebanyak ini? Seekor Naga Sejati pun pasti sudah mati kekenyangan!?
"Buaya Purba adalah harta berharga dari ujung kepala hingga ekor. Jangan-jangan semua itu akan dimakan Sang Leluhur Suci? Setidaknya harus ditempa menjadi beberapa senjata pusaka! Bahkan daging spiritual ini jika dikonsumsi hemat bisa menjadi suplemen penyelamat nyawa kelas wahid!" Ye Fan merasa ingin menggaruk-garuk kepala, sementara itu banyak pertanyaan yang ingin diajukan kepada kakek manusia purba ini.
