"Aku kembali, akhirnya kembali..." Kesadaran spiritual Ye Fan bagaikan ombak dahsyat bergemuruh di luar domain.
Dari pandangan luar angkasa, planet biru air terlihat memesona bagai permata safir, berkilauan cahaya kristalin yang nyaris seperti mimpi.
Ye Fan melanjutkan penyeberangan, mengorbankan satu demi satu Batu Giok Xuan. Akhirnya mendekat, konsumsi sumber daya yang masif ini beruntung telah dipersiapkan sebelumnya.
Tanah air terbentang di bawah. Planet biru air ini tak sebesar Wilayah Galaksi Biduk, apalagi wilayah galaksi kuno di Bintang Ziwei. Namun menyimpan aura energi maha luas yang misterius.
Relatif kecil, tapi memancarkan aura yang membuat orang menghormati, seakan ada Kaisar yang hidup dalam persembunyian, memicu getaran jiwa yang tak tertahankan.
"Ada perasaan penuh keanehan, mengapa aku merasa Bumi ini jauh lebih besar berkali-kali lipat, bahkan terasa lebih maha luas dibanding Beidou dan Ziwei?" Ye Fan berhenti, panik bercampur keraguan.
Dari luar angkasa, Bumi terasa jauh lebih mengerikan dari imajinasinya, memancarkan kekuatan yang membuat bulu kuduk merinding. Ada apa sebenarnya di balik bintang biru ini? Dia merenung dalam hati.
Setelah kembali, melalui indra keenamnya, Bumi ternyata berbeda dengan yang dibayangkan—seolah ada barang dan kekuatan yang melampaui pemahamannya.
Tiba-tiba sebuah planet melintas di luar angkasa dengan jarak cukup dekat. Ye Fan awalnya terkejut, lalu tersadar: itu adalah bulan purnama.
Di permukaannya terlihat lubang-lubang meteor berjarak sangat dekat, sama sekali berbeda dengan Bulan yang biasa terlihat dari Bumi.
“Eh, apa yang terjadi, sepertinya ada sesuatu di atas sana yang membuat hatiku diliputi kegelisahan.” Ye Fan terkejut, merenung sejenak dengan cermat sebelum mulai turun.
Tak lama kemudian, Ye Fan mendarat di permukaan Bulan. Suhu sangat rendah, bebatuan terasa membeku dan keras seakan bisa membuat manusia terkoyak oleh dingin—ini adalah malam hari di Bulan.
Ye Fan memperlihatkan wajah terkejut. Ia merasakan sehelai Kekuatan Suci Tai Yin yang tersembunyi di celah-celah batu Bulan, namun saat berusaha menangkapnya dengan teliti, energinya nyaris tak terdeteksi.
"Bulan, disebut sebagai Tai Yin dalam kitab kuno. Mungkinkah ini masih ada hubungannya dengan para kultivator?" Ye Fan merasa pusing sejenak.
Berkali-kali ia menyisir area tersebut. Benar ada sisa-sisa Kekuatan Suci Tai Yin, tapi yang tersisa hanyalah aliran tipis yang hampir bisa diabaikan.
"Bulan, nama kuno Tai Yin. Jika ditelaah lebih dalam, sebenarnya tempat ini menyimpan rahasia yang luar biasa!" Seluruh tubuh Ye Fan terasa membeku.
Belum benar-benar kembali ke Bumi, di tempat ini dia sudah menyadari beberapa misteri, sejarah yang menghilang, kebenaran yang punah, membuat pikiran melayang dan hati berdebar.
Ye Fan mengamati dengan saksama, menyentuh setiap batu karang dengan tangannya, meresapi liku-liku zaman, merasakan Kekuatan Suci Tai Yin.
Dia memiliki khayalan aneh: di era kuno, tempat ini sepertinya adalah Sumber Tai Yin, namun sejak zaman tak terhingga lalu menghilang karena alasan tak jelas. Dia bergerak maju, menyentuh satu per satu batuan keras yang dingin.
"Bumi, betapa banyak rahasiamu!" Ye Fan bergumam. Pikirannya melayang ke legenda Jingwei mengisi lautan, Kuafu mengejar matahari, Houyi melengkungkan busur...
Dan itu pasti hanya sebagian kecil yang beredar di masyarakat. Rahasia prasejarah sejati yang telah punah, itulah pondasi dasar.
Saat Ye Fan meletakkan tangan di sebuah batuan, tiba-tiba terdengar denting pedang bergema, seakan riuh pertempuran sengit dari perang purba. Hasrat bertarung dalam tulangnya, darah dalam tubuhnya tiba-tiba bersorak-sorak.
Pada batu karang ini terdapat bekas luka pedang!
Tak mungkin keliru, dia benar-benar bisa mengenali jejak itu. Bekas luka yang terukir liku-liku hidup sejarah ini menyimpan aura penghancuran tak terhingga.
"Bekas pedang dari zaman prasejarah..." Ye Fan bergumam. Itu adalah era pahlawan-pahlawan agung. Andai bisa menyaksikan masa itu, barulah perjalanan kultivasinya tak sia-sia!
"Entah apakah di Bulan ini bisa kutemukan reruntuhan Istana Guanghan."
Ye Fan berjalan santai di permukaan bulan, menjelajah tanpa tujuan sambil mencari peninggalan kuno dan merasakan aura misteriusnya.
Tiba-tiba——indra keenamnya bereaksi. Dengan gerakan gesit, kepalanya menengadah ke arah benda yang sedang mendekati cepat dari kejauhan.
Permukaan kulit Ye Fan memancarkan kilauan samar. Dengan teknik penyamaran, dia membiarkan satelit itu melintasi angkasa. Dia tak ingin merebutnya, juga tak rela kabur, cuma menyembunyikan wajah aslinya.
Pada detik ini, di stasiun darat satelit ternama di Bumi, segerombolan perwira terkejut hingga berdiri. Kopi mereka menyembur ke layar monitor, hampir membuat mata mereka melotot keluar.
“God！”
Satelit melintasi angkasa, Ye Fan berjalan perlahan dengan percaya diri di permukaan Bulan, memicu teriakan kaget sebagian orang di Bumi yang kemudian membeku bagai patung batu.
"Tuhan, apa yang kulihat ini? Apakah Setan sedang berjalan-jalan atau Dewa turun ke dunia?" Teriakan semacam ini bergema di beberapa lokasi, akhirnya diklasifikasikan sebagai rahasia negara dan memicu kepanikan terbatas di kalangan tertentu.
Ye Fan menjelajah dengan berjalan kaki mencari jejak masa prasejarah, sayangnya meski kesadaran spiritual kuatnya dikerahkan tak ditemukan apapun. Istana Guanghan yang legendaris tak terlihat, seolah tak pernah ada di dunia fana.
Tak ada apa-apa di Bulan selain formasi batuan dengan bekas luka pedang itu. Tak ditemukan benda lain yang berhubungan dengan cultivator.
"Tak terlihat, bukan berarti tak ada. Sisa-sisa Kekuatan Suci Tai Yin yang tersisa sudah cukup menjelaskan segalanya."
Ye Fan tersadar, tak memaksakan diri untuk mencari jawaban pasti. Setelah melintasi sebagian besar permukaan Bulan, dia tiba di sisi gelap dan menemukan serpihan cangkang logam.
"Itu adalah pangkalan yang dibangun di permukaan Bulan. Belasan tahun telah berlalu, dengan teknologi manusia saat ini, ini sudah bukan masalah lagi. Jika Mars tidak terlalu aneh, pasti sudah ada stasiun antariksa manusia di sana."
Ye Fan berjalan mendekat, mengamati dengan cermat. Cangkang logam ini menempati area yang sangat luas, bahkan terdapat area hijau dengan vegetasi untuk tujuan uji coba.
Saat dia mengobservasi, personel di dalam stasiun antariksa pun menyadari kehadirannya. Mereka hampir terjatuh duduk lesu di lantai karena terkejut, mulut menganga membeku tak percaya.
Untungnya Ye Fan tidak berlama-lama. Dalam sekejap dia menghilang, menerobos keluar dari Bulan, melintasi dimensi menuju Bumi sambil meninggalkan Batu Giok Xuan di antariksa.
Jarak Bulan ke Bumi hampir 400.000 kilometer. Ye Fan menembus ruang hampa, memasuki atmosfer tebal sebelum menampakkan tubuh aslinya, turun ke bawah dengan kekuatannya sendiri.
"Tepat! Bumi memang sangat aneh!"
Refleks kilat Ye Fan langsung menangkap keunikan ini, diikuti rasa hormat mendalam. Dia menyadari adanya sesuatu yang luar biasa tersembunyi.
Desisan angin di telinga bagai denting pisau, kulit terasa perih. Ye Fan terus turun, memandang segala sesuatu di permukaan bumi, kontur gunung dan lembah semakin jelas.
Jalan Agung Langit dan Bumi terasa sangat unik dan transenden. Ye Fan sulit menangkap esensinya, membuatnya gundah. Firasat buruk mengambang di dada.
Pasti pernah terjadi peristiwa mengerikan di Bumi! Seluruh dunia Jalan Agung ini memberi kesan tak lengkap!
Ye Fan terjatuh dari hamparan awan putih, pemandangan di bawah semakin jelas menampakkan keagungan gunung-sungai. Tapi hatinya justru semakin berat.
Energi Langit-Bumi terlalu tipis, hampir bisa diabaikan. Dalam situasi seperti ini, mustahil melakukan kultivasi. Seketika ia pahap mengapa tak ada cultivator sekarang.
Yang paling mengkhawatirkan adalah: Pengalaman kultivasinya seolah merosot drastis, kekuatannya menyusut parah, seperti mengalami "penyusutan Jalan".
"Mengapa bisa seperti ini? Ini adalah hal besar yang membuat cultivator manapun merinding, bahkan Ye Fan pun meradang!"
Haruskah kembali ke Bumi? Jangan-jangan aku akan menjadi orang lumpuh? Dadanya terguncang hebat.
"Tidak, ini bukan masalah pribadiku, tapi pengaruh Langit dan Bumi." Setelah pengalaman kultivasi dan kekuatannya berkurang, akhirnya mencapai keseimbangan.
Untungnya dia masih bisa terbang. Jika terus seperti ini, mungkin akan jatuh bebas. Konstitusi Suci manusia yang hampir mencapai Dao Zhan, jika mati terjatuh, itu akan jadi bahan tertawaan.
"Pengalaman kultivasi dan kekuatanku sebenarnya tidak berkurang, tapi ditekan oleh Langit-Bumi ini... Ini era dekadensi spiritual dalam legenda, di mana Jalan tak bisa dirasakan!"
Sekilas pandang, Ye Fan terpana. Saat ditekan Langit-Bumi, dia melihat gunung-gunung besar menjulang menembus awan, tingginya puluhan ribu zhang!
Ini benar-benar di luar akal sehat.
"Bagaimana mungkin, di Bumi tidak mungkin ada gunung seperti ini..." Ucapannya terhenti saat pemandangan itu tiba-tiba menghilang. Di bawah hanya terlihat perbukitan rendah, semuanya hanyalah ilusi.
Ini membuatnya panik bercampur keraguan.
"Cring!"
Di lautan penderitaannya, dua keping lempeng tembaga hijau bergetar halus. Begitu tiba di Bumi, mereka langsung menunjukkan indra keenam seolah memberi pertanda.
Ye Fan menstabilkan diri. Setelah lama mengamati langit di sekitarnya, sensasi tadi tak kembali. Yang terlihat hanyalah gedung-gedung pencakar langit menjulang bagai sisik naga menembus atmosfer.
Daripada turun, ia justru mulai melayang di udara. Mendekati wilayah pesisir, tak lama kemudian memasuki ruang udara lautan. Di zona tak berpenghuni ini, akhirnya tak tahan mengaum kencang melepaskan segala emosi terpendam.
"Aku kembali!"
"Braak!"
Dengan cahaya 10.000 zhang menyilaukan, tubuhnya jatuh bebas dari langit menghantam permukaan laut. Gelombang menggila setinggi langit menyapu ke segala penjuru.
"Pada hari itu, warga sipil di wilayah lautan ini dilanda kegelisahan, salah mengira telah terjadi gempa dan tsunami, sekaligus curiga apakah tragedi pembangkit listrik nuklir belasan tahun lalu terulang kembali."
"Ini benar-benar era dekadensi spiritual. Di dunia ini, sebenarnya pengalaman kultivasi Ye Fan tidak berkurang, namun kekuatan mematikan yang bisa dikeluarkannya justru turun drastis."
"Tak heran... Sejak ahli kultivasi Qi pra-Qin, tak ada lagi praktisi kultivasi di dunia. Mereka semua kabur, apa yang sebenarnya terjadi di Bumi?"
Dalam hati Ye Fan dipenuhi pertanyaan tak berujung. Energi vital yang mengering masih bisa dimaklumi, tapi bagaimana caranya bertahan hidup jika Jalan Agung pun tak bisa dirasakan oleh cultivator?
"Ahli kultivasi Qi pra-Qin, serta warisan kuat prasejarah itu, entah apakah meninggalkan sesuatu. Mungkin masih bisa menemukan beberapa gua pertapaan." Ye Fan bergumam, hatiya dipenuhi semangat. Terlalu banyak tempat yang menunggu untuk diselidiki.
Ia berjalan di permukaan laut dengan kecepatan luar biasa, memandang samudera tak bertepi. Hatinya bergejolak, mungkinkah ada Istana Naga di Laut Timur?
Namun, saat ini tak ada yang lebih penting daripada orang tua, segalanya tidak relevan. Dia berubah menjadi bayangan cahaya, menyerbu kota tempatnya dulu tinggal.
Bertahun-tahun ini, dia berjuang keras dalam kultivasi, tak henti-hentinya ingin kembali. Melewati hambatan, berkali-kali menghadapi hidup-mati, akhirnya mencapai Altar Lima Warna. Dengan tegas dia mengorbankan segalanya di Beidou, kini benar-benar takut semua usahanya sia-sia.
Ye Fan pergi selama belasan tahun. Kini kembali, memandang kota-kota asing di sepanjang jalan, hatinya dipenuhi kegelisahan.
Waktu berlalu, akhirnya dia kembali. Tapi apakah masih bisa bertemu orang tua? Apakah semua usaha akan menjadi debu? Di detik ini, rasa malu dan takut menyelimutinya.
Di dunia fana, waktu adalah yang paling mengerikan. Ia bisa memusnahkan segalanya, mengubah segalanya. Bahkan Kaisar Kuno pun tak bisa membalikkannya.
