Gunung Changbai, bentuk lahannya dahsyat seperti naga yang berbaring, sejak zaman kuno telah termasyhur sebagai salah satu dari Sepuluh Gunung Terkenal Hua Xia. Dengan ketinggian ekstrim, dijuluki "Atap Timur Laut".
Meskipun sudah akhir musim dingin, hampir memasuki musim semi, wilayah Changbai masih ditutupi salju lebat, seluruhnya berwarna perak-putih dengan ketebalan salju mencapai puluhan chi.
"Salju ribuan tahun, pinus puluhan ribu tahun, Langsung menuju puncak pertama di dunia fana!"
"Ini adalah pujian leluhur, namun juga secara tidak langsung menggambarkan keagungan dan pemandangan indah tempat ini. Di mana-mana tertutup salju, terkadang menginjak salju hingga terkubur."
Puncak salju menjulang megah, berbaris berdiri tegak dengan gagah. Batu-batu di gunung sangat unik, kebanyakan berupa batu apung putih yang berbeda dengan daerah lain.
Batang-batang pinus kuno yang tak diketahui usianya. Di zona tak berpenghuni sering muncul Raja Pohon dengan ukuran besar dan menakutkan, bagaikan bukit-bukit kecil.
Xiao Song menjadi sangat lincah di sini. Bulu ungunya yang berkilau seperti sutra semakin berkilauan kontras dengan salju putih. Ia melompat-lari sambil mencari biji pinus.
"Tidak benar, semakin dalam kami masuk ke hutan tua ini, wilayahnya ternyata jauh lebih luas dari perkiraan." Guo Zhen heran, merasa ada yang aneh setelah memasuki kedalaman Changbai. Medan semakin curam, lanskap semakin alami, dengan gunung-gunung salju yang luar biasa tinggi.
Ye Fan tidak berkata-kata, mencari sesuatu dengan cermat, sesekali menutup mata, menggunakan indra keenamnya. Jalan yang dipilihnya sangat terjal, terkadang harus melintasi tebing-tebing terjal.
Guo Zhen tidak berani mengganggu. Dia tahu ini pasti sedang menghancurkan formasi. Tempat ini memiliki formasi magis prasejarah. Ye Fan sedang berusaha memasuki zona tak berpenghuni yang penuh misteri.
Tiba-tiba, langit-bumi terbalik, pemandangan berubah total. Sebuah hutan liar yang lebih luas muncul, salju sebesar bulu angsa menari-nari, hembusan energi getir menerpa. Mereka memasuki wilayah gunung salju purba yang tak dikenal.
"Ini berbeda! Aku berjanji di Peta takkan bisa menemukan zona ini. Ke mana kita sampai?" Guo Zhen panik bercampur keraguan.
Sejak keluar dari Gunung Gezao, dia terus menemani Ye Fan. Setelah akrab, sikapnya tidak kaku seperti orang-orang tua Sekte Lingbao yang selalu berhati-hati dan penuh kekhawatiran terhadap Ye Fan.
Ye Fan merasa sifat mentalnya bagus, lalu memberi nasihat. Karena itu dia membawa Guo Zhen dan Xiao Song masuk ke Changbai Mountain, menemani sepanjang perjalanan.
“Gunung Changbai sejati memang harus seperti ini. Aku habis tenaga untuk bisa masuk mengelilingi formasi kuno yang menjaga tempat ini. Ada area yang mustahil dimasuki Orang Biasa selamanya." Kata Ye Fan.
Guo Zhen terkejut dan mempercayai perkataannya. Dia menemukan pohon pinus yang luar biasa besar, setidaknya sudah ribuan tahun tidak ditebang, membentang tanpa jejak manusia.
"Auuuu……"
Raungan harimau mengguncang puluhan li. Salju di pohon pinus berjatuhan bagai salju, nyaris mengubur hidup-hidup Xiao Song.
Saat makhluk kecil ungu itu mengumpulkan biji pinus di bawah salju, dia menarik ekor harimau. Seekor harimau besar berwarna-warni melompat dari salju dan langsung mengaum.
Xiao Song yang kaget oleh teriakan tiba-tiba itu membuat bulu kristal ungunya berdiri tegak. Dengan cakar mungil menempel di dada, bulunya mengembang, dia berlari kecil terlempar mundur.
"Harimau sebesar ini, benar-benar mengejutkan. Panjang tubuhnya hampir empat meter, berat badan pasti mencapai 700-800 jin. Apakah ini harimau jelmaan?" Guo Zhen berdecak kagum.
"Ini bukan hal aneh. Ukuran tubuh harimau timur laut memang lebih besar dibanding spesies harimau lain. Di era Uni Soviet pernah ditangkap lebih dari satu individu berukuran super besar seperti ini, semua sudah dilaporkan." Ye Fan menjelaskan.
Xiao Song mulai sadar kembali. Tampaknya merasa malu karena sebagai makhluk spiritual yang memiliki pengalaman kultivasi, ia menggoyang-goyangkan kepala kecilnya sambil meniru raungan harimau.
"Auuuu... Iyaa!"
Ye Fan dan Guo Zhen tertawa terbahak-bahak. Suaranya terlalu kekanak-kanakan. Meski pose tubuhnya meniru raungan harimau, vokalnya sama sekali tidak sesuai - hanya bisa digambarkan dengan satu kata: lembut.
Makhlung kecil ungu itu putus asa, menundukkan kepala dengan malu. Ia sendiri merasa tidak memiliki aura yang mengintimidasi.
Namun harimau timur laut justru berbalik arah dan kabur. Meski bertubuh besar dan tergolong langka, hewan ini memiliki sedikit kekuatan spiritual. Ia merasakan sesuatu yang teramat jahat dari tupai kecil itu, sehingga diliputi ketakutan.
Mereka terus menjelajah lebih dalam, menginjak salju tebal, melanjutkan perjalanan di pegunungan terpencil. Tak lama kemudian di pedalaman hutan mereka bertemu harimau liar yang lebih besar, panjangnya mencapai 5-6 meter, berat badan mutlak mendekati 2.000 jin.
"Ini... hampir jadi jelmaan!" teriak Guo Zhen kaget.
"Memang ada yang tidak biasa, ukurannya melebihi batas kewajaran. Tapi ini justru membuktikan kita hampir sampai di tujuan." Dua berkas kilau magis memancar dari pupil mata Ye Fan.
"Whoosh!"
Di kejauhan, cahaya ungu berkedip. Mereka sempat salah mengira melihat Xiao Song lain, ternyata seekor musang ungu yang sudah memiliki sedikit kekuatan spiritual.
"Benar, sepertinya kita sudah memasuki zona Gua Naga Changbai. Makhluk hidup di sini semua terpapar Qi Naga, benar-benar tidak biasa."
Tujuan ekspedisi Ye Fan kali ini adalah mencari Suku Tianlin - salah satu dari empat suku dewa siluman prasejarah yang memiliki medan energi penguasa An Ye, kedalaman yang tak tertembus.
Harimau timur laut sepanjang 5-6 meter itu setelah ditaklukkan mengangkut ketiganya dengan penuh semangat, menyibak area luas salju, setiap lompatannya mencapai belasan meter.
“Di sana ada kuil gunung, teramat jahat! Ini seharusnya zona tak berpenghuni, bagaimana mungkin ada bangunan seperti ini?”
Saat mendekati, terlihat bangunan ini telah berusia ratusan tahun. Skala arsitekturnya masih terlihat megah.
Tiba-tiba, Angin yin bertiup kencang. Suara lengkingan mengerikan menggema di hutan purba. Burung hantu sepanjang 3 meter menerjang keluar dari kuil, mencakar tengkorak mereka dengan cakar tajam.
“Burung siluman!” Guo Zhen merinding. Burung hantu itu terlalu besar, dengan raut wajah yang menyerupai manusia.
Ye Fan menekan satu jari, membekukan makhluk itu di udara. Ia menahan gumpalan cahaya yang diubah dari lautan kesadarannya, lalu melanjutkan perjalanan setelah memeriksanya.
Di depan terbentang area terlarang. Binatang-binatang roh pun tak berani mendekati tempat persembunyian Suku Tianlin ini. Qi Naga mengalir tipis dari puncak-puncak gunung bersalju di depan.
"Aura monster, aura monster yang kuat!" Wajah Guo Zhen memucat, setelah menjelajah puluhan li ke dalam, bahkan dia pun menyadari keberadaan aura monster itu, apalagi Ye Fan.
Di antara pegunungan salju itu, seolah ada seekor Naga Sejati putih yang sedang berguling-gulung, memancarkan esensi murni Langit dan Bumi, samar yang berkedip-kedip, seperti bukit yang bergerak.
"Jangan-jangan itu seekor naga?"
"Harusnya itu adalah naga air dengan kedalaman pengalaman kultivasi, pantas saja Dinasti Jin dan Qing menganggap Changbai Mountain sebagai tanah leluhur Naga. Ini memang ada filosofinya." Ye Fan bergumam.
Catatan sejarah menyebutkan, Kaisar Qing Shengzu saat inspeksi timur, memimpin putra mahkota, para raja, dan pejabat, di tepi Sungai Songhua, menghadap tenggara, menyembah Changbai Mountain dengan ritual tiga kali berlutut dan sembilan kali membungkuk, secara resmi menyebut ini sebagai Longxing Zudi (tanah leluhur kebangkitan naga).
Selain itu, Kaisar Qing pernah mensegel Dewa Changbai Mountain, menyetarakan ritualnya dengan Lima Gunung Suci, bahkan sampai kemudian menempatkan Changbai Mountain pada posisi yang lebih tinggi dari Lima Gunung Suci.
"Generasi penerus tak hanya sekali menggali batu nisan kuno dari Gunung Changbai, yang termuda berasal dari Dinasti Qing, lebih tua dari Dinasti Jin, bahkan ada batu naga misterius yang tak terlacak asalnya."
"Pasukan Qing memasuki Shanhaiguan, terus menyebut diri sebagai keturunan naga dari Changbai. Tampaknya banyak peristiwa terjadi di masa lampau." Ye Fan melanjutkan perjalanan. Dengan tingkat kemampuan bela dirinya sekarang, bahkan sarang naga dan gua harimau pun berani ditembusnya.
Mereka memasuki tanah legenda tempat kebangkitan naga. Gugusan puncak salju megah menjulang, dengan satu gunung raksasa di tengah. Di kaki gunung terdapat gua kuno yang memancarkan helai-helai Qi Naga. Beberapa batang pinus kuno berdiri tegak, membuat tempat ini terlihat kuno dan penuh misteri.
"Kalian ini siapa? Berani memasuki area terlarang sukuku?!" Sebuah teriakan menggema.
Belasan orang muncul mengenakan zirah bersisik logam yang berkilauan dingin. Rantai logam menyatukan sisik-sisik seperti kulit naga itu, mengaliri aura monster yang pekat. Setiap orang dari mereka memancarkan aura yang menggetarkan.
Di era ini, bertemu orang seperti ini di wilayah pegunungan alamiah, masyarakat biasa pasti akan Terkejut dan tercengang, lalu mengalami getaran jiwa.
Ye Fan sudah terlalu banyak mengalami hal-hal seperti ini, wajahnya tetap tenang. Dia mengatakan datang untuk mengunjungi dan meminta audiensi dengan penguasa baru di tempat ini.
"Tianlin, sebenarnya ras apa?" Guo Zhen berbisik. Dia merasa orang-orang ini terlihat sangat anget menyeramkan, bertubuh tinggi besar dengan aura darah yang menekan dari dalam tubuh.
"Leluhur mereka adalah seekor ular langit yang akhirnya menjadi dewa siluman. Umat manusia tidak bisa mengukur tingkatnya. Keturunannya ada yang memilih berevolusi menjadi naga air, ada yang tetap sebagai ular besar, sehingga disebut suku Tianlin." Kata Ye Fan. Ini adalah pengetahuan yang didapatnya dari Pemimpin Agung Lingbao.
"Ular langit itu..." Guo Zhen merasa khawatir untuk Ye Fan. Dia takut dewa siluman tersebut masih berada di pegunungan Changbai. Jika belum pergi, masalah ini akan menjadi besar.
"Setelah mencapai tingkat tersebut, mereka hanya mengejar Jalan Kehidupan. Menjadi dewa dan mencapai Jalan adalah satu-satunya tujuan mereka. Seharusnya sudah meninggalkan tempat ini sebelum era dekadensi spiritual tiba." Ye Fan membuat prediksi.
"Ingin bertemu penguasa Gua Naga Primordial, kau harus menyebutkan identitasmu dulu! Ketahuilah bahwa tidak semua orang di alam semesta ini berhak meminta audiensi!" teriak belasan orang berbaju sisik yang rambutnya terurai. Tatapan mata mereka menakutkan, beberapa bahkan memiliki tanduk naga di kepala.
"Ye Fan." Ia menyebutkan namanya sendiri.
"Tak pernah terdengar! Sebutkan asalmu dan sektemu, biar kami nilai apakah kau memenuhi syarat!" Para anggota Gua Naga Primordial ini mewarisi darah Kelas Satu yang membanggakan, sikap sombong mereka seolah melekat sejak lahir.
"Aku adalah Penguasa Istana Langit! Masih kurang syarat apa?!" suara Ye Fan dingin mengiris. Langkahnya maju, aura darah emas menyembur bagai kabut. Getaran mengerikan sebesar gunung menghantam, membuat semua orang tercekat.
"Penguasa Istana Langit... Besar sekali nada bicaramu..." Ucapan mereka terpotong. Seluruh tubuh mereka gemetar ketakutan saat menatap Ye Fan.
"Pemuda dengan aura darah emas melilit ini membuat mereka merinding bulu kuduk, merasa seperti berhadapan dengan dewa siluman purba, gemetar ketakutan hingga tak kuasa bersujud."
Ye Fan pun tak berlebihan, kewibawaannya tersembunyi, kembali ke keadaan tenang, menyatu dengan alam semesta bagai sebatang pinus hijau tegak di hamparan salju.
"Penguasa Istana Langit..." Setelah bangkit, hati mereka dipenuhi rasa ngeri, berani-beraninya ada yang menyebut diri seperti ini, tidakkah takut dihukum Langit?
Terutama di Bumi ini, dalam legenda purba tercatat beberapa tokoh agung berambisi mendirikan Istana Langit sebagai nama aliran, namun semuanya tumbang di tengah jalan.
Para bawahan ini tak lagi banyak bicara, wajah mereka dipancari rasa hormat campur takut, tak berani menyepelekan, memberi hormat dalam-dalam sebelum buru-buru pergi melapor.
"Tamu kehormatan tiba tanpa pemberitahuan, maafkan kelalaian kami!" Seorang pria paruh baya berambut putih seperti salju muncul dari pegunungan bersalju, diikuti rombongan besar.
Ye Fan terkejut, orang ini telah mencapai tingkat Transformasi Naga. Menurut perkataan Pemimpin Agung Lingbao, ini adalah penguasa terkuat di dunia fana saat ini yang bisa berkuasa di dunia.
Dia juga melangkah maju memberikan hormat ala Tao, menyatakan kunjungannya yang lancang ke tempat ini. Karena lawannya bersikap sopan, dia tentu tidak akan menggunakan kekerasan.
Pendatang itu menyebut dirinya Bo Yi, adik Kepala Suku Tianlin. Kelasnya luar biasa, aura darahnya sangat kuat, dan masih memiliki ruang untuk peningkatan.
Ye Fan mengangguk dalam hati, melirik ke arah gua naga purba di kejauhan yang terus-menerus memancarkan aura keberuntungan. Memang tempat yang ajaib, tidak heran bisa mencapai kemampuan seperti ini.
"Kakak sulungku sedang bertapa, sudah bertahun-tahun belum muncul. Beliau tidak bisa menjemput tamu, dimohon maafnya," kata adik Kepala Suku Tianlin.
"Saudara Bo Yi terlalu sopan. Mengganggu meditasi kalian semua adalah kesalahanku," kata Ye Fan.
Bo Yi memimpin beberapa anggota suku menjemput Ye Fan ke dalam sebuah gua pertapaan yang dibangun di dalam gunung salju raksasa, bukan gua naga purba tersebut.
Begitu masuk, Ye Fan langsung terkejut, dalam hatinya merinding, merasakan aura pamungkas yang sangat kuat. Xiao Song bahkan lebih panik, langsung mencengkeram ujung bajunya erat-erat.
Setelah berjalan maju puluhan zhang, sebuah ruang raksasa terhampar. Seluruh tubuh gunung ternyata kosong, dan ada hukum ruang yang membuat tempat ini luar biasa luas.
"Itu adalah......"
Ye Fan melihat seekor ular langit raksasa yang melilit membentuk pegunungan, memenuhi seluruh perut gunung ini. Jika bukan karena formasi magis ruang, gunung ular ini akan beberapa kali lipat lebih tinggi dari gunung salju!
Guo Zhen benar-benar membeku. Sebesar apa ular ini? Sungguh mengerikan sampai membuat bulu kuduk berdiri!
Mulut ular raksasa yang menganga itu menakutkan sekali. Dari atas, ia memandang sinis ke bawah bagaikan dewa atau iblis, membuat orang yang melihatnya hampir sesak napas!
Secara samar-samar, aura suci menyebar bagai selimut langit. Hanya para penguasa pamungkas yang bisa benar-benar merasakan kengerian ini. Jelas bahwa ular ini telah disegel!
"Ini adalah kulit ular gaib leluhur kami," kata Bo Yi memperkenalkan.
Ternyata ini adalah kulit ular surgawi yang dilepaskan oleh Leluhur Klan Tianlin—Dewa Siluman legendaris, tak heran masih ada getaran mengerikan yang tersisa meskipun sudah disegel.
Ye Fan mengangguk, tidak berkata apa-apa. Apakah mereka ingin memberinya pelajaran pertama yang keras? Ia tetap tenang, mengikuti langkah mereka melanjutkan perjalanan.
