Platform lumpur kuning terlihat kasar dan sederhana, namun tulisan di atasnya sangat jelas, memadatkan jejak Dao dari seorang zhun-di. Lao He dan Pemimpin Lembah generasi ketiga yang berdiri di kejauhan gemetar ketakutan.
Ye Fan membaca dengan serius, mengamati apa yang terjadi selanjutnya.
Lautan berubah menjadi ladang ulat sutra. Rong Chengshi sebagai pemimpin suku dari era prasejarah, bertahan hidup hingga periode Musim Semi dan Gugur, secara alami kekuatannya semakin mendalam. Pada tingkat ini, seharusnya sudah memiliki wujud tak tertandingi di dunia, namun tetap gagal mencapai pencerahan, membutuhkan sebuah titik balik.
Ia memulai perjalanan sendirian, hanya membawa dua fragmen diagram. Sama sekali tidak mungkin mendekati tanah suci, nyaris tewas sembilan kali di zona terlarang itu.
Kemudian, setelah puluhan tahun, ketika umur panjangnya hampir kering dan nyawanya mendekati akhir, ia secara tak sengaja memasuki zona persembahan di daerah terlarang itu, memperburuk situasinya.
Ye Fan dan yang lain terhenyak dalam hati. Seorang zhun-di yang tak tertandingi di dunia fana era itu, nyaris tewas. Seberapa sulitkah jalan itu sebenarnya?
Rong Chengshi terjebak di area ritual itu selama beberapa bulan, tubuhnya mengering dan nyaris kehilangan bentuk manusia akibat pengikisan, namun dengan susah payah melakukan terobosan. Ia tidak menyerah dan tetap melanjutkan perjalanan.
Namun, meski kemampuannya menembus langit-bumi, tanah kelahiran dewa yang primordial tetap tak terlihat. Mustahil mendekat, terkurung di zona terlarang selama delapan puluh tahun.
Tempat itu sangat unik. Pola-pola yang terbentuk dari jejak Jalan Agung dan energi dewa mampu menghancurkan segalanya. Bahkan senjata tingkat zhun-di-nya hancur berkeping, nyaris tak bisa bertahan hidup.
Di tahun ke-81, tepat saat nyawa nyaris padam dan muncul sinar terakhir, terjadi perubahan tak terduga. Di zona terlarang tempat kelahiran dewa itu, ia menemukan sebatang obat keabadian.
"Sungguh takdir yang beruntung!" Ye Fan hanya bisa menghela nafas seperti itu.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, wajar saja. Jika tempat itu bisa melahirkan harapan menjadi dewa, kehadiran obat keabadian di sana adalah hal yang seharusnya.
"Tempat itu adalah... Kunlun!" Burung bangau tua itu berteriak kaget.
Di dalam peti mati lumpur kuning, selain teks, terdapat juga ukiran yang sangat detail dan akurat, menggambarkan aliran naga bumi raksasa yang megah dan dahsyat.
Aliran naga Kunlun ini setelah digabungkan dengan sembilan bongkah giok prasejarah, menampilkan Gunung Naga pusat yang persis sama dengan gambar aslinya, sangat megah dan luas.
Pada peta giok prasejarah, ia terletak di pusat, menguasai seperempat wilayah, paling maha luas.
Berbeda dengan Kunlun dalam realitas.
Menurut peta Kunlun yang diukir leluhur, Gunung Kunlun yang terlihat saat ini hanyalah ujung ekor kecil, sudut kecil dari badan utama, masih tertinggal jauh.
Rong Chengshi memperoleh sebatang obat keabadian di tanah suci Kunlun, sekaligus berhasil keluar dari area terlarang secara kebetulan. Seorang zhun-di menghabiskan hampir 100 tahun di sana, hampir tewas dan jalan spiritualnya musnah, namun tak pernah benar-benar memasuki wilayah inti.
Dia merasa putus asa. Setelah kembali, murid termuda pun tak mampu melawan zaman, telah meninggal belasan tahun lalu. Kini hanya tersisa dirinya yang hidup sebatang kara di dunia. Akhirnya, semua murid-muridnya dikuburkan di tempat ini.
Catatan pada peti lumpur kuning berakhir di sini.
"Dilihat dari pemahaman spiritual terakhirnya, sepertinya dia sudah bosan hidup dan tak ingin melanjutkan. Tapi kenapa tidak ada mayatnya di sini?" Di Nai sang Pemimpin Lembah mulai curiga.
Meniru 99 Gunung Naga, membangun peti lumpur kuning untuk diri sendiri, menguburkan murid-muridnya sebagai pengikut—semua ini menunjukkan bahwa Rong Chengshi sudah jenuh dengan dunia fana dan ingin mengakhiri hidupnya.
Ye Fan memeriksa dengan cermat. Di dasar peti lumpur kuning ditemukan jejak yang mirip Transformasi Jalan. Tapi ada titik mencurigakan besar—ke mana obat keabadiannya?
Mereka mencari ke seluruh tempat ini tapi tak menemukan jejak. Pohon ginseng seolah menguap dari dunia fana, tak meninggalkan setitik debu pun.
"Apakah dia benar-benar memakan obat keabadian itu? Tidak ada catatan sama sekali di peti lumpur kuning ini."
“Apakah dia telah mengalami Transformasi Jalan? Jejak di dasar peti ini samar-samar, tidak bisa dipastikan. Keadaan hidup-matinya terasa membingungkan.”
Setelah berdiskusi panjang, mereka tetap tidak mencapai kesimpulan akhir. Tidak diketahui apakah Rong Chengshi masih hidup atau sudah mati, sulit untuk memastikannya.
Terlihat jelas Rong Chengshi telah mencurahkan tenaga luar biasa untuk memelihara 99 Gunung Naga, dan benar-benar pernah masuk ke dalam peti lumpur kuning, mengukir teks-teks ini.
Saat itu, pastilah pikirannya sudah letih lesu, penuh kesedihan, tak ingin hidup sendirian di dunia fana. Diam-diam berbaring menunggu ajal dalam peti, jika tidak mustahil semua ini terjadi.
Namun, peristiwa yang terjadi setelahnya tetap menjadi misteri bagi orang luar.
“Kunlun... Barang itu ada di Kunlun.” Ye Fan bergumam pada dirinya sendiri.
“Gunung Naga Kunlun yang sesungguhnya menjulang megah, leluhur sepuluh ribu gunung sejak zaman kuno. Banyak zona misterius yang sama sekali tak terjamah manusia.” Kata Pemimpin Lembah.
“Mulai!”
Ye Fan mengeluarkan teriakan, mengangkat peti lumpur kuning seberat gunung dan meletakkannya di sisi lain. Dua potongan tulang muncul, mirip dengan yang ditemukan di peti mati Chisongzi.
Dipegangnya dengan cermat, terukir jelas peta topografi yang rumit dan megah mengarah ke Tanah Suci Xian.
"Sudah lima fragmen diagram kumiliki. Bisa dipakai untuk memasuki Kunlun." Tentu ia tak mau mengambil risiko. Zhun-di saja hampir tewas di sana, sembilan mati satu hidup.
Dengan level kultivasinya sekarang, ia hanya bisa mengamati dari kejauhan memakai peta. Mustahil mendekat untuk mengambil 'harapan' menjadi Xian.
"Ada tulisan di dasar peti!" Lao He dan San Guzhu gemetar di tempat ini. Aura energi zhun-di terlalu menakutkan. Saat Ye Fan mengangkat peti, mereka duduk lesu menyaksikan jelas.
"Mungkin potongan tulang kesembilan belum hancur."
Hanya satu kalimat ini, prediksi Rong Chengshi yang meninggalkan harapan tak terbatas bagi generasi penerus.
“Zhun-di saja tak bisa masuk, sepertinya harus mengumpulkan sembilan peta lengkap! Kalau tidak, tidak ada kemungkinan sekecil apapun untuk sukses!”
Ye Fan mengambil dua potongan tulang itu, lalu memindahkan peti mati kembali ke posisi semula.
“Peti mati lumpur kuning ini adalah harta karun, tapi orang biasa sama sekali tidak bisa mengaktifkannya. Bahkan membawanya saja sudah merepotkan.” Ujar monyet.
Pemimpin Lembah Besar berkata: “Lebih baik jangan berencana mengambilnya. Rong Chengshi dimakamkan bersama muridnya di sini, ini adalah keinginan terakhirnya. Jika kita membawa pergi peti lumpur kuning ini, mungkin akan menimbulkan bencana besar yang tak terduga.”
Mereka meninggalkan tempat ini. Baru setelah keluar dari area Gunung Naga Sembilan Puluh Sembilan, mereka bisa menarik napas lega. Pengalaman tadi sangat khusus, tak disangka bisa mengungkap rahasia tabu zaman prasejarah.
Meski telah mengetahui banyak hal, keraguan justru semakin menumpuk di dada mereka: Siapakah yang dulu mengendalikan Sembilan Puluh Sembilan Gunung Naga untuk berpindah dari satu planet kuno ke planet lainnya?
Ini merupakan aliran waktu yang maha luas dan panjang, bahkan Kaisar Kuno yang hidup sampai kehidupan kedua totalnya hanya puluhan ribu tahun saja, seorang diri mustahil menghabiskan waktu sedemikian lama.
Rong Chengshi juga memiliki kecurigaan, menurut prediksinya pasti ada garis keturunan yang sangat menakutkan, luar biasa kuno, terus bertahan sepanjang zaman.
Namun, garis keturunan ini akhirnya juga seharusnya memudar, terutama setelah "harapan" menjadi dewa mengalami kerusakan, kemundurannya semakin drastis.
Sebab, di zaman setelahnya, dia hampir tak pernah muncul lagi. Ketika dinasti suci itu mengirim barang ke Bumi untuk perbaikan, seandainya cukup kuat, takkan sampai kehilangan Peta Rahasia.
"200.000 tahun silam... sebuah dinasti suci?" Ye Fan bergumam, dalam dadanya kilatan pencerahan muncul, seketika teringat pada Dinasti Yuhua.
Jantungnya berdebar kencang, mungkinkah Kakak yang dipuja oleh Si Kejam di masa kecilnya itu setelah terpilih, memikul misi melawan Langit dan pernah datang ke Bumi?
Hatinya bergetar hebat, rahasia 99 Gunung Naga kuno mungkin bisa terhubung dengan Wilayah Galaksi Biduk.
"Dinasti Yuhua... Tepat! Kemungkinan besar memang mereka."
Ye Fan ingat betul, alasan Dinasti Yuhua diberi nama ini adalah untuk melambangkan ambisi seluruh sekte mencapai tahap Yuhua Feixian!
Sayangnya, mereka kalah. 200.000 tahun silam, seseorang menghapus mereka hingga tak bersisa dari Zhongzhou hanya dengan satu tangan, lenyap tak berbekas.
"Apakah memang mereka?"
Jika benar, banyak hal menjadi masuk akal. Kekalahan telak ini membuat mereka merosot drastis, hingga tak mampu menjaga ilustrasi kuno yang dibawa ke sini.
"Timeline juga cocok."
Jika asumsi ini benar, Dinasti Yuhua pastilah sisa terakhir warisan kuno itu. Tak mungkin selama puluhan ribu tahun tak ada yang muncul.
Ye Fan tak bisa menahan decak kagum. Betapa perkasanya Dinasti Yuhua di masa jaya - hampir menguasai seluruh Zhongzhou, menjadi penguasa tak tertandingi di dunia fana.
Namun, mereka sebenarnya adalah kekuatan terakhir dan terlemah dari warisan kuno yang bertahan selama zaman tak terhingga. Bagaimanapun juga, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan kewibawaan tak tertandingi saat mengendalikan 99 Gunung Naga dari satu planet kuno ke planet kuno lainnya di masa kejayaan mereka!
"Warisan seperti apa sebenarnya ini?" Ye Fan bergumam, batinnya bergolak. Alam semesta yang maha luas, angkasa luar yang tak bertepi, menyimpan terlalu banyak rahasia.
Siapapun akan sulit mempercayai bahwa pernah ada raksasa semacam itu yang memimpin semua ini, menguasai berbagai planet kuno, benar-benar membuat bulu kuduk merinding.
Sayangnya, sekuat apapun keberadaan itu, takkan bisa menahan kekuatan zaman. Setelah puluhan juta tahun berlalu, warisan yang seperti dewa pun lenyap tanpa bekas.
Di dunia fana ini, mungkin hanya Kaisar Kuno yang tidak takut akan segalanya, menginjak-injak Jalan Agung! Namun sayangnya hanya bisa tak tertandingi selama 20.000 tahun, akhirnya juga akan berubah menjadi debu. Tak ada yang bisa bertahan abadi.
"Dinasti Yuhua..."
“Di era para filsuf, perkembangan pesat itu terjadi karena kedatangan orang-orang dari wilayah galaksi kuno lainnya.”
“Biar kulihat jejak apa saja yang kalian tinggalkan di tempat ini!”
Ye Fan meneguhkan niatnya, harus mencapai tanah suci Kunlun. Bumi menyimpan banyak rahasia, kembalinya dia di era dekadensi spiritual ini justru menjadi peluang langka untuk mengungkap semuanya.
“Xian Bumi... Tak disangka itu seorang zhun-di.” Pemimpin Lembah generasi ketiga juga terkesima, pada akhirnya tidak ada dewa sejati di dunia fana.
“Untuk apa sebenarnya kita para cultivator berlatih seumur hidup ini?” Suara Bangau Tua terdengar murung, bahkan zhun-di tak melihat harapan, Kaisar Kuno pun tak bisa menjadi dewa, akhirnya tetap mati.
Bagaimana dengan cultivator biasa seperti mereka? Bahkan secercah cahaya pun tak terlihat. Setiap hari berlatih keras, menghadapi lampu biru di ruang batu, mengorbankan dunia fana, bertapa menyepi. Pada akhirnya sama saja berubah menjadi debu.
Ini benar-benar menggoncang Jalan Hati, lebih baik menjalani hidup dengan bahagia di dunia fana, setidaknya tak menyia-nyiakan tahun-tahun emas kehidupan sendiri.
“Akhirnya tetap harus melanjutkan perjalanan kultivasi. Begitu memilih Jalan ini, tak ada jalan untuk mundur.” Suara Ye Fan tidak keras, namun menggunakan teriakan Dao, menarik kembali ketenangan pikiran mereka. Jika tidak, mungkin akan tertanam bibit yang merusak dasar kultivasi.
“Benar. Jalan yang belum ditempuh pendahulu tidak berarti sudah mentok. Untuk apa kami memikirkan yang begitu jauh? Kami hanyalah percikan air mata yang tak berarti dalam ombak waktu. Jalani saja jalan sendiri. Itu mestinya pertanyaan yang dihadapi Kaisar sepanjang generasi.”
“Tepat! Jalan kita masih panjang. Dalam hati masih ada harapan. Ahli kesaktian besar, Santo, Kaisar - semua itu target yang bisa kita perjuangkan.”
Keduanya tersadar, dengan cepat menyesuaikan ketenangan hati.
Namun, Ye Fan sendiri diam sejenak. Di era dekadensi spiritual ini, dia tak punya keinginan lain. Mencapai pencerahan menjadi dewa adalah satu-satunya tujuan. Tapi di manakah Jalan itu? Sepanjang masa, tak ada satu pun bukti nyata tentang pencapaian keabadian. Tak terlihat secercah harapan.
Mereka melangkah keluar dari zona tak berpenghuni yang dikepung formasi magis kuno, meninggalkan Gunung Naga Harimau, kembali ke dunia mortal. Memandang jauh ke hamparan dunia fana, di manakah Jalan itu berada?
“Aku akan mencapai pencerahan, memasuki angkasa luar, dan menapaki Jalan Xian yang tak berhasil ditempuh pendahulu.” Ye Fan bergumam.
Pertemuan besar para kultivator akan segera dimulai, kabar ini disampaikan oleh dua Pemimpin Lembah kepada Ye Fan. Baru saja kembali ke kediamannya di utara, dia kembali menerima surat bertuliskan jimat-jimat Dao dari Pemimpin Agung Lingbao yang juga mengonfirmasi hal tersebut.
“Pergi atau tidak?”
Xiao Song segera mengangkat keempat cakar mungilnya sambil menegakkan kedua telinga kecil, menunjukkan kesediaan untuk ikut. Ye Fan tersenyum lalu mengelus kepala makhluk itu.
Sebenarnya, dia sendiri juga ingin menghadiri acara tersebut. Selain bisa bertemu dengan para kultivator ternama zaman ini, kesempatan memasuki Sekte Shangqing yang menjadi lokasi acara pun terbuka.
Sekte Lingbao, aliran Master Langit, dan Sekte Shangqing bergabung membentuk Zhengyi Sect yang sama-sama memuliakan Tiga Kemurnian. Sedangkan Sekte Shangqing ternyata merupakan yang pertama menyembah Mahadewa Yuan Shi.
“Sekte pertama pemuja Mahadewa Yuan Shi? Tepat sekali untuk dikunjungi, ingin kusaksikan apa sebenarnya yang terjadi di sana.”
Tiba-tiba, selembar jimat Dao berkedip muncul di hadapannya. Sebuah jade slip yang dikirimkan utusan Pemimpin Agung Lingbao ini memperingatkan adanya pihak yang ingin membunuhnya.
“Hehe, orang-orang yang ingin membunuhku muncul…” dia bergumam pelan, tersenyum sinis.
