Lautan bintang yang megah, planet-planet kuno berputar satu per satu penuh guratan kehidupan, masing-masing memiliki aura megah, bersatu bagai wilayah galaksi yang terjatuh.
Gemuruh lonceng suci menggema di qian kun, di antara bintang-bintang, planet yang berubah menjadi lonceng suci itu menyebarkan nada Dao, menyapu enam penjuru dan delapan arah.
Semburan riak kecil yang jelas terlihat melemparkan energi, melintasi wilayah galaksi yang mati rasa, gunung-gunung runtuh lautan mendidih, menghancurkan segala makhluk.
Namun Huang Xudao dan Huo Qizi dkk juga bukan orang sembarangan, masing-masing memiliki pengalaman kultivasi yang mendalam, kekuatan menggulung langit, setiap orang adalah jenius terhebat di generasinya!
“Mereka semua adalah 'pemimpin pertama' di zaman keemasan masing-masing pada masanya. Hanya karena Jalan Menjadi Dewa-lah mereka disegel hingga saat ini, muncul di era yang sama. Jika tidak, bagaimana mungkin mereka bertemu? Sosok seperti ini sudah dianggap melawan Langit jika muncul satu saja!”
Meski tubuh Huang Xudao samar-samar, tetap berdiri kokoh dalam jejak Jalan Agung, namun kekuatannya membuat jantung berdebar. Momentumnya menelan gunung-sungai, satu pukulan menghantam membuat Lonceng Suci yang berasal dari planet kuno langsung diam, seluruh riak terkunci.
Suara lengkingan phoenix mengiris lautan bintang, bahkan lebih megah daripada gemuruh lonceng kuno. Huang Xudao mengayunkan lengan bagai angin topan kosmik menyapu galaksi. Lonceng Suci retak-retak, mengeluarkan suara pecah yang menusuk telinga sebelum meledak di ruang hampa.
Pada saat bersamaan, lengkingan phoenix terus menggema menyapu galaksi. Satu per satu planet kuno raksasa meledak. Wilayah galaksi yang ditampilkan Ye Fan tiba-tiba memudar drastis.
“Braak!”
Ye Fan dan Huang Xudao bertabrakan langsung, saling bertukar pukulan nyata. Tubuh keduanya terguncang hebat sebelum akhirnya terbang mundur ke arah berlawanan. Cahaya bintang di sekitar mereka kembali memudar.
"Ah…"
Huo Qizi melolong panjang, rambut birunya terurai liar. Meski bertubuh jenjang, aura darahnya yang menyelimuti sembilan langit dan sepuluh bumi membuatnya bagaikan naga purba. Dia mengayunkan prinsip kosmis untuk menindak lawannya.
Bentuk Jalan Ye Fan yang lain memancarkan sorot mata tajam bagai belati. Tanpa ragu, dia maju menghadapi serangan sambil mengkonsentrasikan enam jalan makna sejati dalam tinjunya!
"Brak!"
Keduanya bertarung habis-habisan: daging vs daging, konfrontasi Jalan Agung, persaingan pra-innate dan pasca-innate, perebutan supremasi dari segala aspek. Pertarungan dahsyat ini mengubah mereka menjadi dua berkas cahaya yang saling melilit jejak Dao.
"Swoosh!"
Dua siluet samar berpisah, banyak planet kuno retak, wilayah galaksi memudar. Di daratan sebenarnya yang lebih hancur, medan perang bergerak maju 800 li ke Kegersangan, punggung gunung terputus, puncak demi puncak utama dihancurkan sampai rata, tidak menyisakan apapun.
"Braak!"
Sheng Kong bentrok dengan Putra Langit, keduanya bertarung dalam kemarahan sejati. Batang besi hitam menyapu delapan penjuru, menghancurkan segala makhluk. Pisau Keabadian Langit bahkan membelah Sembilan Langit, berkas cahaya mistis bertebaran, konflik sengit terus-menerus.
"Brak!"
Sheng Kong batuk-batuk mengeluarkan darah, bulu emas di seluruh tubuhnya berdiri tegak bagai dewa perang berkilauan. Hasrat bertarungnya mencapai puncak, seluruh tubuhnya diselimuti cahaya suci yang perkasa. Namun dalam pertempuran besar ini, dia tetap cedera.
Nasib Putra Langit tak kalah buruk. Wajah tampannya memerah, sudut bibirnya terus mengalirkan noda darah. Tongkat raksasa monyet yang seberat ratus juta jun membuatnya kesulitan.
"Ayah kedua belah pihak adalah legenda sepanjang masa. Yang satu dihormati semua suku, bermula dari awal era Purba. Yang lain menguasai era Purba dan wafat dalam meditasi di akhir zaman tersebut, membentuk kontras yang tajam."
Pertempuran antara Sheng Kong dan Putra Langit semakin menyedot perhatian.
"Sheng Kong bertarung melawan Putra Langit! Ini adalah kelanjutan tak biasa dari duel Maharaja Perang Suci melawan Kaisar Langit kuno, benar-benar menggugah!"
Emosi para anggota klan kuno bergejolak. Banyak yang gemetar kegirangan, tangan terkepal erat sambil menyaksikan dengan tegang.
"Cultivator manusia itu sungguh luar biasa! Dia sendirian berhasil menahan tiga pangeran purba untuk sementara! Meski pasti akan kalah jika berlarut, ini tetap terasa tak nyata. Bakatnya luar biasa!" Bahkan sesepuh klan kuno terpana.
Dari segala penjuru gunung, lautan cultivator memadati puncak-puncak bukit untuk menyaksikan dari kejauhan. Tak ketinggalan tokoh-tokoh terkemuka dari kalangan manusia.
Kerumunan massa memicu beragam komentar. Setiap sudut pandang berbeda, sesuai pemahaman masing-masing.
“Ini adalah tragedi memilukan, sebenarnya kelompok seperti apa yang membuat marah Putra Langit, hingga menyebabkan banyak aliran dihancurkan, bahkan orang-orang biasa tak bersalah di Yan Capital mati mengenaskan, sungguh terdakwa yang keji.”
“Kubilang Biksu Li, kau terlalu berlebihan dalam belas kasihan! Bertahun-tahun Putra Langit memerintah Donghuang, apakah manusia yang dibunuh masih sedikit? Aliran Dao yang dihancurkan masih kurang banyak? Semua orang hidup dalam ketakutan, tak berani melawan. Siapa yang tak tahu ambisi serigalanya? Sekarang akhirnya muncul orang yang berani melawan, malah disebut terdakwa?” Seseorang meledek dingin.
“Tapi dia tak boleh terlibat orang tak bersalah!” Biksu Li berseru keras.
“Medan perang bukan dongeng atau permainan anak, sejak kapan tidak ada kematian? Selalu kejam adanya. Apa arti 'terlibat orang tak bersalah'? Putra Langit sejak lama menganggap manusia bagai semut, bukankah sudah banyak ahli manusia yang dibunuhnya selama ini? Lalu siapa yang harus disalahkan atas keterlibatan ini, apakah kelompok ini juga yang harus menanggung? Ada yang berani memberontak, namun Putra Langit melakukan tindakan di luar kemanusiaan dengan membantai orang biasa tak berdosa untuk melampiaskan amarah. Masak ini juga salah pemberontak? Jika demikian, lebih baik seluruh manusia diam saja, menjadi budak yang patuh tanpa perlawanan.”
“Sebaiknya dia bertarung secara jantan melawan Putra Langit, bukan dengan perhitungan licik seperti ini. Dengan cara itu baru terlihat aura megah dan cahaya kejayaan. Tindakannya sekarang malah berpotensi melibatkan kita semua!” teriak Biksu Li keras-keras.
"Secara jantan? Megah dan bercahaya? Menggelikan! Putra Langit datang bersama beberapa putra maharaja purba, apakah ada niat bertarung solo? Masih ada bantuan setengah-suci yang kedalamannya tak tertembus, prajurit manusia bersenjatakan tombak panjang emas gelap yang bertempur habis-habisan seperti ini, menunggu dikepung sampai mati? Tak ada yang bisa lawan begitu banyak pangeran! Lagipula, Putra Langit-lah yang pengecut, tak berani bertarung solo, tapi malah dia yang dianggap megah. Akhirnya ada pejuang berani menantang Putra Langit, malah dianggap picik. Sungguh logika yang melawan Langit!"
"Tapi dia tetap kalah, di luar Kota Zhenxian membiarkan Putra Langit melakukan terobosan, tak ada efek apapun, akhirnya tetap tak bisa." Seorang lain menambahkan.
"Medan perang bukan dongeng, siapa bisa selalu menang sejak awal, berani melawan malah dianggap salah? Selama bertahun-tahun Putra Langit beroperasi selama puluhan tahun menguasai dunia, membantai perwira manusia, apa yang Tuan-tuan lakukan saat itu? Di mana saja? Bukankah hanya menjadi penonton yang kejam?"
"Hamba hanya percaya pada mata sendiri, hanya melihat hasil. Dia tidak membuahkan efek, berarti tidak kompeten! Ini mungkin akan melibatkan kita semua!" Biksu Li kembali bersuara.
"Biksu bahkan tak bisa disebut paham kebenaran pasca peristiwa. Masih tak bisa melihat jelas hal yang sudah terjadi? Bagaimana bisa bilang pertempuran ini tak berefek? Jika bukan karena mereka yang memancing amarah Putra Langit hingga masuk perangkap, konsekuensinya sungguh tak terbayangkan."
Banyak orang terdiam sejenak. Perkataan ini benar. Putra Langit membawa bendera formasi mengerikan yang semuanya terkonsumsi dalam pertempuran ini.
"Jika mereka seperti kata Biksu Li, berperang dengan cahaya dan aura darah, mungkin semua akan dihabisi menjadi abu tak berarti di bawah bendera formasi. Kematian tanpa makna. Setelah memahami karakter Putra Langit, wajar kita bertarung dengan strategi spesifik."
Beberapa mengangguk. Putra Langit tak pernah berniat bertarung solo. Dengan mengundang sekutu maut sebanyak ini dan menjaring konspirasi, jika mereka masih ingin 'bercahaya megah', bukankah itu tindakan pemuda nekat?
"Jika tidak memecahkan bendera formasi di luar Kota Zhenxian sebelumnya, ketika Putra Langit tiba-tiba mengaktifkannya selama pertempuran, kelompok ini pasti akan terpojok, sebagian pasti mati mengenaskan, terperangkap di tempat mematikan."
"Hamba hanya melihat hasil, bukankah akhirnya tetap harus bertempur di sini?"
"Ahli klan kuno lebih kuat dari manusia, banyak Leluhur Raja. Menurut Biksu, buat apa bertarung? Lebih baik jadi budak saja, untuk apa proses ini? Biarkan semua diam. Menghancurkan bendera formasi Kaisar Keabadian dan pertempuran bertahap tak ada artinya. Menurut Biksu, manusia tak perlu melawan, menerima saja nasib, tunduk pada berbagai suku."
Biksu Zhen membuka mulut: "Meski begitu, setelah melihat Putra Langit menghancurkan formasi dan bergerak ke selatan sambil membunuh tak terhitung, mengapa mereka ciut dan tidak menghentikannya?"
Banyak orang menggelengkan kepala tanpa bicara. Ini hal yang jelas: Putra Langit cukup angkat tangan untuk membuka domain, bagaimana cara menghentikannya? Saat bergerak ke selatan, siapa bisa memastikan koordinat mereka di mana.
Fakta bahwa kelompok ini bisa mencegat Putra Langit secepat ini sudah bisa dianggap sebagai keajaiban. Jika bukan karena ahli formasi teleportasi yang melacak jejak-jejak tersembunyi, tak tahu akan terlempar ke mana.
"Semua alasan! Mereka hanya ingin menyerang Putra Langit dengan kedok moralitas. Munafik!" Biksu Li membuka suara.
Semua orang menggelengkan kepala, merasa tak mengerti. Bukankah sudah jelas? Kelompok ini sejak awal terus melawan Putra Langit tanpa mencari-cari alasan. Serangan mereka terfokus dan perlawanan berkelanjutan.
Pertempuran di arena semakin sengit, sementara perdebatan penonton juga memanas. Pendapat saling berhadapan bagai pedang dengan sarungnya, tak ada yang mau mengalah.
Meski sibuk bertarung, Ye Fan, Sheng Kong, Huang Xudao dan yang lain tetap bisa mendengar berkat kesaktian Tian'er mereka.
Putra Langit tertawa terbahak sebelum berubah dingin. Matanya menyapu Ye Fan dan kawan-kawan, sudut bibirnya menyunggingkan sindiran halus. Apa yang dulu ia ramalkan kini menjadi kenyataan.
"Banyak Orang Biasa yang mati, Ye Fan merasakan kesedihan dalam hati. Menghadapi provokasi Putra Langit, dia tetap tenang karena sudah memperkirakan ini sebelumnya."
"Provokasi mereka sebelumnya terhadap Putra Langit sangat efektif, berhasil menjebaknya dalam perangkap mematikan. Kaisar Hitam telah menempatkan Formasi Pembunuh Kaisar 4 lantai untuk mengurungnya, siapakah di dunia ini yang bisa melawan?"
"Kegagalan membunuh Putra Langit kali ini bukan karena strategi yang buruk, melainkan karena kedalaman kekuatan klan Putra Langit terlalu kuat. Semua usaha gagal di tingkat atas."
"Pertempuran sudah mencapai tingkat mistis ini, bahkan yang bukan Santo pasti sudah mati terkubur. Beruntung mereka memiliki formasi besar Kaisar Hitam untuk melawan."
"Jika tidak, Putra Langit pasti akan menghabisi mereka semua kali ini. Begitu banyak bendera formasi mengerikan muncul serentak, gunung-sungai kehilangan cahaya, matahari-bulan pudar warnanya - semua pasti mati."
"Haha..."
Putra Langit tertawa dingin, menyapu pandangan ke Ye Fan dan lainnya, berkomunikasi diam-diam melalui telepati: "Aku benar-benar ragu apakah harus membunuh kalian. Lain kali lebih baik aku bantai sepuluh kota orang biasa saja. Tanpa perlu kutyerang, kalian manusia sendiri yang akan menghukum mati kalian, menetapkan kalian sebagai terdakwa abadi, haha..."
Pertempuran di tengah arena yang mengerikan, orang-orang di kejauhan juga terlibat dalam perdebatan.
"Mengapa orang-orang ini mencari masalah dengan Putra Langit? Ujung-ujungnya malah memicu kemarahannya dan mungkin menyeret kita semua. Sungguh bikin masalah!"
"Klan kuno begitu perkasa. Apa mereka sanggup melawan? Mengapa harus mencoba membunuh Putra Langit? Tanpa alasan jelas kita semua terjerumus dalam situasi berbahaya."
"Kalian benar-benar oportunis! Niat Putra Langit untuk menghancurkan aliran Dao manusia tak pernah berubah. Jika dia mencapai kesucian, bencananya di luar bayangan. Apa kalian sudah kehilangan harga diri? Kali ini dengan meminjamkan tangan Sheng Kong, menggunakan pangeran untuk membunuh pangeran mungkin satu-satunya kesempatan."
"Kalau bukan karena orang-orang ini, mana mungkin Putra Langit murka? Perlawanan seperti apa gunanya?"
"Saya (orang tua) menganggap, karya mereka agak berlebihan. Seharusnya tenangkan diri dan transendensi, merencanakan strategi dari jarak jauh, menentukan kemenangan ribuan li jauhnya. Inilah wujud pahlawan sejati."
"Bagaimana cara memenangkannya?"
"Ini..."
"Apakah kalian sudah terbiasa dengan realitas klan kuno yang merasa superior? Sesekali ada pemberontak justru dianggap bid'ah. Jika begini terus... benarkah akan menjadi mati rasa?"
Putra Langit mendengar semuanya dengan jelas. Setelah mendengar, dia tak tahan tertawa terbahak, tatapan matanya semakin dingin dan menyeramkan.
Ye Fan dalam hati tetap tenang. Yang disaksikannya tak berarti apa-apa. Di seberang galaksi, bukankah manusia dan peristiwa seperti ini sudah biasa? Saat terjadi perampokan, semua menghindar. Bunuh diri jadi tontonan, tak peduli bahkan mengejek. Contoh-contoh di masa perang lebih membuat jiwa membeku - sekumpulan penonton belaka, kejam dan mati rasa.
Di tengah arena, pertempuran menjadi semakin mengerikan.
"Langit pun harus mendengarkan ucapanku, bumi wajib mematuhi kemauanku. Atas dasar apa kau, Sheng Kong, berani melawanku?" Putra Langit mengaum, aura-nya terus melonjak drastis, struktur rambutnya kusut, pupil irisnya memancarkan kengerian.
"Braak!"
Di tangan kanannya menggenggam Pisau Langit, tangan kirinya bergerak membentuk pola mistis, memanggil kekuatan dari ruang hampa. Di ujung terjauh langit biru yang tak bertepi, angin dan petir tiba-tiba mengamuk, Kamikaze mengaum keras, energi chaos meledak dahsyat!
Pada detik ini, seluruh wilayah Kegersangan diliputi tekanan mencekam yang membuat sesak napas. Semua cultivator dilanda kepanikan. Dengan jelas terlihat di cakrawala, serpihan meteor mulai berjatuhan.
Setiap planet itu berukuran raksasa, meninggalkan jejak cahaya menyilaukan saat meluncur dari Dunia Luar. Mereka membawa aura penghancur dunia, meteor-meteor domain luar itu datang dalam formasi barisan panjang. Kewibawaannya membuat semua makhluk hidup gemetar ketakutan!
Taktik terbalik Putra Langit sungguh melampaui kodrat. Sabda adalah hukum, tindakan adalah aturan. Seolah-olah ia hendak memusnahkan alam semesta, semua meteor itu menyapu ganas ke arah Sheng Kong. Seluruh dunia berguncang hebat.
"Buka gerbang!!"
Sheng Huangzi seolah-olah akan menyatu dengan Dao, mengeluarkan jejak-jejak Dao Agung yang berbaris panjang, melakukan penetralan untuk mengembalikan meteor ke domain luar. Namun, upaya itu gagal. Terdesak, dia menghantam Sembilan Langit dengan amarah menggunakan batang besi hitam, maju menghadapi serangan.
"Dang!"
Di hadapan meteor raksasa, tubuh monyet tampak sekecil sebutir debu. Tapi dengan sekali pukulan tongkat, dia meremukkan batu angkasa itu hingga menjadi abu Jie, membuat puing bintang berhamburan.
Sayangnya, meteor yang datang terlalu padat dan semuanya diselimuti cahaya Dao Agung. Energinya menggila, membuat seluruh dunia gempar.
Sheng Huangzi menebas dan menahan dengan garang. Saat lengannya bergetar memiliki kekuatan ratus juta jun, tetap saja sulit menahan serangan dahsyat dari meteor yang mengandung energi suci Dao ini.
Ini adalah puing bintang yang turun membawa kewibawaan Dao Agung. Di dunia fana, siapa yang sanggup menahan? Hanya tubuh fisik sekuat Sheng Huangzi yang bisa melawan.
"Brak!"
Monyet itu batuk-batuk mengeluarkan darah dalam jumlah besar, tetap terluka parah. Saat menghancurkan keping terakhir puing bintang, tubuhnya berguncang sejenak.
“Bzz!”
Langit dan Bumi bergemetar. Sheng Kong membuka mulut dan memuntahkan berkas cahaya emas - ini adalah Energi Kacau Bawaan. Seluruh tubuhnya tegang, mata melotot penuh amarah, rambut emasnya berdiri tegak memancarkan kilau kristalin.
“Apa gunanya kau membela orang-orang beku ini?!” Tian Huang Zi menyeringai dingin. Meteor-meteor itu gagal menjatuhkan monyet itu, membuatnya mulai meragukan diri sendiri - lawannya sama sekali tidak kalah dari dia!
Energi Kacau Bawaan menyapu dari arah monyet, memaksa Tian Huang Zi menggunakan seluruh kemampuannya untuk melawan. Tapi dia tetap terlempar mundur sambil memuntahkan darah setiap melangkah, mengotori Pisau Keabadian di tangannya dengan noda merah.
“Dang!”
Keduanya kembali bertarung. Duel pamungkas hidup-mati, nyawa dipertaruhkan di ujung senjata.
Di sisi lain, tubuh asli dan bentuk Jalan Ye Fan bersama-sama menghadapi musuh. Pertempuran mencapai puncak kegilaan. Dengan Energi Dewa tingkat tertinggi, mereka berhasil memblokir tiga putra maharaja purba, membuat mereka tak bisa kabur. Situasi ini mencapai tingkat ketegangan maksimal, pertempuran berlangsung hingga memuncak.
Di kejauhan, semakin banyak orang berkumpul. Mayoritas berasal dari berbagai gerbang besar manusia, ditambah pasukan dari garis keturunan raja klan kuno. Semuanya menyaksikan pertempuran yang menegangkan ini.
