Putra Langit yang tak terkalahkan, konstitusi fisik dengan julukan darah nomor satu di dunia, yang memandang rendah semua orang, kini jiwa dan raga tercerai-berai, membuat orang hanya bisa menghela nafas.
"Apa arti darah? Apa arti konstitusi fisik? Tanpa hati yang sesuai, pada akhirnya hanyalah sebatang rumput liar."
Saat ini bukan waktu untuk tertegun, wibawa suci membentang di seluruh pegunungan, situasi genting mencapai titik ekstrem.
"Bergemuruh!"
Di Kota Zhenxian, medan energi suci lain menyapu ke atas berubah menjadi matahari hitam raksasa, menyinari cakrawala, memblokir Santo dari klan purba yang kuat itu, memotong jalan depannya.
"Siluman Suci Kura-kura Xuan sudah bertindak," kata Ye Fan.
Alasan dia melintas ke tempat ini untuk membunuh Putra Langit adalah karena takut terjadi hal tak terduga, Siluman Kura-kura Xuan yang berjaga di sini bisa menghadang Leluhur Raja klan kuno di momen kritis.
"Criiiing!"
Pangeran Suci mengambil alih Pisau Keabadian, lalu menggunakan teknik rahasia untuk memusatkan semua aura energi ke tubuhnya sendiri, berpura-pura itu semua adalah perbuatannya sendiri.
"Tak perlu seperti ini, Leluhur Raja dari Pasukan Delapan Dewa takkan mau mendengarkan alasan." Ye Fan menggelengkan kepala.
"Jika mereka tak mau berdiplomasi, akan ada yang membuat mereka berdiplomasi perlahan." Pangeran Suci berkata dengan suara berat.
"Kalian semua pergi." Ye Fan berbalik ke Li Tian, Ye Tong dan lainnya, menyuruh mereka mengundurkan diri ke Desa Langit dan jangan keluar.
"Guru, ikutlah bersama kami." Wajah Ye Tong penuh kecemasan, tangannya menggenggam ujung baju Ye Fan. Bertahan di sini pasti mati, meski Ye Fan punya bakat luar biasa, takkan bisa melawan Santo.
“Selama gunung hijau tetap ada, tak perlu khawatir tak ada kayu bakar. Bertahan 500 tahun, jadilah dewa dan kembali membantai semua kura-kura tua ini, hancurkan sampai tuntas!” kata Kuda Naga dengan wajah bengis.
“Langit sudah tertembus, pasti harus ada yang menghadapinya, bukan?” Ye Fan berbisik sambil menghela napas.
“Tidak boleh! Segera pergi! Tak bisa lawan sebelum jadi dewa. Masuk Gunung Ungu? Aku lihat siapa berani masuk!” seru Kaisar Hitam, matanya menatap tajam ke arah Cahaya Suci di kejauhan.
Ye Fan menggeleng. Pembunuhan Putra Langit pasti memicu gelombang dahsyat. Beberapa Leluhur Raja dari Pasukan Delapan Dewa yang berjaga di wilayah utara takkan mau berdiplomasi. Langkah berikutnya mungkin pertempuran antar dewa!
“Langit kutembus, maka akulah yang harus menghadapi konsekuensinya.” Tekadnya sudah bulat.
“Guru!” Ye Tong menggenggam tinju erat-erat, matanya memerah berkaca-kaca. Air matanya menggenang, merasa ini sama saja dengan Ye Fan bersedia mati.
"Tidak apa-apa, aku sudah menyiapkan hadiah besar untuk mereka. Jika benar-benar berani memaksaku..." Tatapan mata Ye Fan menyelam dalam menatap ujung cakrawala yang abadi.
"Untuk lebih aman, kita pergi dulu dari sini. Keberadaan tak tertandingi yang sejati akan segera tiba." Pangeran Suci berkata.
"Baik!" Ye Fan mengangguk.
Di bawah permintaan tegas Ye Fan yang tak bisa dibantah, Ye Tong, Li Tian dan yang lain semua pergi, mengasingkan diri ke Desa Langit. Dengan adanya pembunuh suci yang berjaga dan kerahasiaan mutlak, keamanan bisa terjamin.
Kaisar Hitam tetap tinggal. Ia menguasai formasi Jalan Agung. Jika terjadi hal tak terduga, bisa membantu meloloskan diri. Dulu saat mendapatkan formasi papan catur di Gunung Keabadian, bahkan zona terlarang kehidupan pun tak bisa menghalangi, berhasil diseberangi - ini membuktikan kemampuannya.
Ye Fan, Ji Zi, Pangeran Suci dan Kaisar Hitam menyebrang ke wilayah utara, memasuki Toko Batu Tian Xuan di Kota Suci. Mereka bertemu dengan Santo Wei Yi, duduk melingkar di tungku api merebus teh pencerahan Xian. Wangian semerbak menyebar, cahaya jalan memancar, membuat orang seolah akan berubah menjadi dewa terbang Yuhua, tulang janin terasa ringan.
Ye Fan dan yang lainnya telah pergi, namun wilayah selatan dan Zhongyu justru riuh rendah. Langit tertembus, pihak luar dalam kekacauan besar, hampir mendidih.
Putra Langit mati, kabar ini menggemparkan dunia, membuat seluruh Donghuang berguncang tiga kali, bergetar tiga kali, seluruh dunia tertegun, semua agak sulit percaya.
Delapan jendral surgawi meratap, seluruhnya berkabung, kesedihan tak terhingga. Putra dewa telah mati, seolah langit runtuh!
"Bagaimana mungkin ini terjadi? Garis darah satu-satunya Dewa telah punah. Kami gagal melindungi, menjadi terdakwa sepanjang masa!" Pasukan Delapan meratap penuh kesuraman, 100.000 gunung runtuh.
Banyak suku menarik napas tajam, merasa ini di luar akal sehat. Benar-benar Batu Hancurkan Langit, terjadi terlalu tiba-tiba.
Kaisar Keabadian, tak tertandingi sepanjang masa, menyendiri di Sembilan Langit dan Sepuluh Bumi, tak terkalahkan dari masa lalu hingga kini. Garis darah satu-satunya yang ditinggalkannya justru kalah dan binasa? Banyak orang seperti terkena pukulan telak.
"Gunung Xuehuang, Gua Kirin Api, Danau Primordial, Bukit Ulat Sutera Dewa, dan keluarga kerajaan purba lainnya termangu sejenak. Putra Langit yang memimpin pasukan besar ke selatan ternyata tewas dibunuh - benar-benar menggemparkan!"
Pada hari itu, wilayah utara berguncang. Di puncak-puncak sekitar istana peristirahatan kuno, empat Santo Kuno melolong panjang, energi mereka menelan matahari dan bulan. Tubuh suci mereka membelah langit, melesat ke selatan menuju Kota Zhenxian.
"Harus ada pertanggungjawaban! Jika biang keladi tidak menyerahkan diri, kami akan membantai dunia!"
Ucapan kejam itu mengguncang barisan pegunungan dan lembah, bergema di seluruh daratan. Kabar ini segera tersebar ke seluruh Donghuang, diketahui semua cultivator.
Kekalahan dan kematian Putra Langit di luar Kota Zhenxian bagai gempa dahsyat yang mengguncang dunia. Konsekuensinya jauh lebih mengerikan dari yang dibayangkan, memicu reaksi beragam dari berbagai pihak.
Angin kencang pertanda hujan badai akan datang. Seluruh wilayah Kegersangan diliputi tekanan psikologis yang mencekam - kehenian palsu sebelum badai politik pecah.
"Bahkan mati... Kaisar Keabadian tak tertandingi sepanjang masa, mewarisi konstitusi fisik dan darahnya sendiri, bagaimana bisa ditembak mati?" Banyak klan kuno tidak percaya.
"Hah, keturunan Dewa ternyata cuma segini, akhirnya tetap dihancurkan orang, mempermalukan kejayaan generasi senior."
"Manusia yang luar biasa kuat! Pertama bertempur melawan Huang Xudao dan Huo Lin'er, kemudian menembak mati Putra Langit. Bahkan anak-anak Kaisar Purba pun punya musuh!"
Kini berbagai suku hidup dalam satu era. Sebagian bersahabat dengan manusia, sebagian netral, sementara lainnya sangat memusuhi. Respons terhadap peristiwa ini tentu sama sekali berbeda.
"Ini jenderal jenius sepanjang masa! Berani melawan anak Kaisar Purba, bahkan akhirnya membunuh Putra Langit. Sungguh mengagumkan! Tapi dengan membuat bencana sebesar ini - bagaikan mengguncang langit - bagaimana menghadapi konsekuensinya?"
Beberapa orang samar-samar menebak mungkin Konstitusi Suci manusia telah kembali, tapi tak satu pun yang berani mengatakannya.
Seluruh dunia gempar, dunia fana berguncang. Semua cultivator tanpa terkecuali memantau, pengaruh peristiwa ini terlalu besar.
Identitas Putra Langit terlalu istimewa. Beberapa Leluhur Kuno dari selatan datang dengan amarahnya menyembur hingga ke langit kesembilan, mengancam akan membantai dunia dan menyapu rata wilayah selatan.
"Putra Langit kubunuh!" Di tengah arus bawah tanah yang bergejolak dan badai politik ini, Pangeran Suci berdiri di wilayah utara. Dia mengumumkan kepada umat manusia bahwa dialah yang menanggung semua tanggung jawab.
Namun berbagai suku tahu bahwa kekalahan Putra Langit pastilah berkaitan erat dengan penguasa kuat manusia itu—dialah yang menculik dan menembak matinya di luar Kota Zhenxian.
"Pangeran Suci, kau harus mati!" Delapan Jendral Dewa mengaum, riuhnya suara mereka hampir meledakkan wilayah tengah. Air dari empat penjuru menerjang Langit Biru.
"Kalau kau berani mengaku, matilah sebagai hukumanmu!" Seorang Leluhur Raja meneriakkan, langsung bergerak ke utara untuk menembak Pangeran Suci dengan refleks kilat.
"Tak perlu kau datang, aku sendiri yang pergi ke Kota Zhenxian!" Pada hari itu, seekor kera sakti emas dengan bulu-bulu kristal berkilauan mendongak dan mengaum ke langit, lalu menghilang seketika.
Ye Fan, Pangeran Suci, Ji Zi, dan Kaisar Hitam meninggalkan kota suci. Mereka tak ingin dihadang santo kuno di tempat ini, lalu melanjutkan perjalanan ke selatan.
"Hei Anjing Hitam, platform formasi ini tidak bermasalah kan? Jangan sampai di tengah jalan dicegat oleh santo."
"Bahkan Gunung Keabadian tak bisa menahan platform formasi papan catur ini. Kami tetap bisa melintasinya. Ingin memutus jalanku? Hmm hmm..." Anjing hitam besar itu tersenyum sinis dengan angkuh.
"Perlahan dulu. Tunggu sampai lonceng Gunung Sumeru berbunyi, baru kita mulai perjalanan terakhir," kata Pangeran Suci.
Saat ini, wilayah Donghuang sedang gempar. Kekacauan ini hampir membalikkan langit. Para jendral Delapan Pasukan mengancam akan membunuh Pangeran Suci. Ini seperti ingin merobek langit hingga hancur total.
Kematian Putra Langit bagai melubangi langit. Jika Pangeran Suci tewas, konsekuensinya mungkin akan lebih parah.
Ini adalah pangeran malang tanpa pelindung spiritual. Meski sehari-hari tak ada yang peduli, tapi jika sosok tingkat santo berani membunuhnya, diprediksi kemarahan dahsyat akan membakar Donghuang dengan darah perang, membuat langit-bumi terbalik.
"Bukan hanya manusia, bahkan klan kuno pun merinding. Jika seorang Santo kuno pergi ke wilayah utara untuk membunuh Sheng Kong dan berhasil, ini akan memicu riak besar yang luar biasa."
"Dang……"
Pada hari itu, gemuruh lonceng bergema di Gunung Sumeru, membentang puluhan ribu li. Seluruh Kuil Maha Genta Suara memancarkan cahaya gemilang, sinar Buddha menerangi segala penjuru. Semua makhluk hidup bersujud menyentuhkan dahi ke tanah, segala penyakit pun lenyap.
"Akhirnya lonceng itu berbunyi," ujar Sheng Kong sambil menerima kabar, pikirannya sesaat hampa.
"Hadiah besar yang kau siapkan tak perlu digunakan lagi. Simpan baik-baik, atau orang-orang akan merinding sampai ke tulang," kata Kaisar Hitam pada Ye Fan sambil menghela napas lega.
Di kedalaman pegunungan luar Kota Zhenxian, bayangan manusia berjejalan. Di mana-mana terdapat cultivator, seluruh suku telah datang.
Peristiwa besar yang terjadi hari ini ibarat langit tertembus. Tak ada satu klan pun yang tidak memantau. Semua yang datang adalah ahli-ahli besar, situasinya sangat genting.
Badai dahsyat akan datang. Ini adalah ketenangan sesaat sebelum langit runtuh. Apa yang akan terjadi selanjutnya, tak seorang pun tahu.
“Apa? Sheng Kong datang, perwira misterius manusia itu juga tiba, mereka... benar-benar berani muncul?!”
“Syuush”
Di Zhongyu terjadi kegemparan, semua orang terkejut dan menyesal, suara keriuhan sampai ke langit, tak menyangka Ye Fan dkk benar-benar berani datang ke sini.
Kawasan Kegersangan tempat Kota Zhenxian berada riuh rendah suara manusia, berbagai suku gempar, samar-samar merasa hal ini sangat kompleks, sama sekali tidak sesederhana yang terlihat di permukaan.
“Mungkin... menyangkut perseteruan beberapa pemimpin besar era purba!” Beberapa Perwira Gunung klan kuno sangat sensitif.
Sheng Kong, Ji Zi dan lainnya datang bersama, muncul di luar Kota Zhenxian dengan ekspresi tenang tanpa riak sedikit pun.
“Kau benar-benar berani muncul?!” Suara mengerikan menggema melintasi langit biru, seluruh langit seolah meledak, energi chaos menyelimuti kabut, langit runtuh dan bumi terbelah.
Semua makhluk hidup gemetar, meski bersembunyi jauh, tak tahan ingin bersujud membenturkan dahi ke tanah memberi penghormatan, ini adalah "wibawa suci" sejati yang telah melampaui kategori "manusia".
“Aku apa yang tak berani? Seorang suami agung berjalan di dunia fana, menanyai hati tanpa rasa bersalah. Di mana pun di langit dan bumi ini yang tak bisa kudatangi?” Sheng Kong menegakkan kepala, tubuh fisiknya seolah terbuat dari logam suci, tetap tak gentar, berdiri sambil memegang sebatang tongkat besi besar.
“Kau telah membunuh dengan sengaja satu-satunya keturunan Dewa, menjadi terdakwa sepanjang masa! Sekalipun mati 10.000 kali takkan bisa menebus dosa!” Hanya sebuah suara saja telah membuat angkasa runtuh, langit biru meledak, menekan langit-bumi hingga sunyi senyap, segala makhluk gemetar.
Sheng Kong mendongak tertawa menggema ke langit: “Seorang Putra Langit yang tak berguna saja, keterampilannya tak sebanding, dibunuh di tempat ini. Buat apa banyak omong kosong?”
Suara berwibawa menghardik: “Kurang ajar! Dia adalah putra dewa yang dihormati seluruh suku. Kau adalah rakyatnya, harus membenturkan dahi ke tanah. Masih juga tak mau berlutut meminta maaf!”
“Omong kosong putra dewa! Namun begitu saja. Bertarung sendirian pun bukan rivalku, bukankah akhirnya kubunuh!” Sheng Kong sama sekali tak menyerah, malah menghardik Leluhur Raja dengan keras.
Di kejauhan, semua orang bahkan napas pun tak berani dikeluarkan, termasuk berbagai klan kuno, menatap dengan panik ke arah kejadian ini.
"Sampah tak tahu diri, berani menodai Dewa! Hari ini kau harus mati, hukum alam takkan membiarkanmu!" Sebuah tangan besar menyembul dari kedalaman langit, BRAK! Segala makhluk hancur, energi chaos bergelora, seakan ingin menghancurkan dunia, langsung menghantam Sheng Kong untuk mengubahnya menjadi bubur daging.
Berani benar bertindak? Semua orang merinding ketakutan. Bahkan para Suku Raja Purba pun gemetar. Seorang pemimpin klan kuno dengan tajam menyimpulkan: Urusan hari ini jelas jauh lebih rumit dari yang terlihat.
