Perubahan mengerikan terjadi di medan perang domain luar, Kubat Mahasanto dan Raja Emas semua wajah berubah pucat. Tak menyangka Kera Sakti Bertarung bisa melawan langit sedemikian rupa, situasi segera berbalik menjadi sangat merugikan mereka.
Bagaimana caranya bertarung? Dua bentuk Jalan tambahan muncul, tiga senjata Kaisar purba Jalan Tertinggi semuanya digerakkan. Cukup untuk menekan mereka sampai hancur!
"Bunuh!"
Tiga Kera Sakti Bertarung serentak menyerang, menghancurleburkan cakrawala. Tiga senjata Kaisar purba bangkit kembali, tiga siluet samar terbang menyapu kedua musuh.
"Sang Buddha Perang!"
Kera emas yang menggenggam Genderang Penakluk Iblis, melantunkan mantra Buddha-nya sendiri dengan wibawa dan kesakralan. Serangan kerasnya memancarkan cahaya Buddha menyinari segala penjuru, seketika mengubur Kubat di bawahnya.
"Wajah Kun Zhou suram, namun terpaksa melanjutkan pertempuran. Saat ini tidak ada pilihan lain, mundur selangkah berarti mati, berani maju mungkin bisa meraih masa depan."
Dari tubuhnya tumpah ratus juta helai cahaya Xian, menahan serangan Sang Buddha Perang. Kekuatan spiritualnya dikerahkan sepenuhnya tanpa syarat - ini pertempuran hidup-mati.
"Braak!"
Genderang Penakluk Iblis memancarkan sinar Buddha tak terhingga, kekuatan mematikan yang tak tertandingi. Saat menghantam, wilayah ini dipenuhi aura Taichu, langit runtuh berubah jadi kekacauan.
Ini adalah senjata Kaisar, artefak suci nomor satu Buddhisme. Ditempa langsung oleh Kaisar Amitabha Buddha, dari namanya saja sudah terlihat kekuatan legendarisnya - senjata Xian tertinggi penjaga Dharma.
"Ah…"
Kun Zhou melolong panjang, mengerahkan sisa tenaga untuk melawan. Ia harus bertarung habis-habisan. Jika gagal membunuh Kera Sakti Bertarung lebih dulu, akhirnya ia dan Raja Emas pasti kalah dan binasa.
"Kera Sakti Bertarung ini sepenuhnya terbentuk dari kehendak batin Gunung Sumeru yang menyatu dengan Tao, tubuh emasnya tak termusnahkan. Di genggaman tangannya Genderang Penakluk Iblis, ia menampilkan wujud Vajra yang murka. Sekali teriakannya bahkan membuat Kun Zhou Mahasanto limbung, darah dan qi-nya bergolak karenanya."
"Genderang Penakluk Iblis, perangkat Buddha tak tertandingi yang memberkati segala seni magis Buddhis, menunjukkan kemampuannya di detik ini. Menghancurkan siluman dan menaklukkan iblis, energi dewanya benar-benar tak tertandingi."
"Kun Zhou, serahkan nyawamu!"
"Sang Buddha Perang mengaum, Genderang Penakluk Iblis berubah menjadi pancaran cahaya Buddha yang berkilauan, menghujam ke bawah dan menekan tubuh Kun Zhou hingga berguncang."
"Mencipta wujud Jalan melalui kehendak batin tak terbatas Gunung Sumeru, menggenggam senjata Kaisar Amitabha berupa Genderang Penakluk Iblis - kombinasi ini saling melengkapi, sungguh tak tertandingi."
"Namun, Kun Zhou juga menunjukkan performa mengagumkan. Terbukti disejajarkan dengan Di Que, memiliki taktik dan bakat yang cukup kuat, ditambah pengalaman tempur sangat kaya - pertarungan pun berlangsung seimbang."
Di sisi lain, Raja Emas tidak seberuntung itu. Dia berhadapan dengan bentuk Jalan lain dari monyet itu, sambil bertarung sambil menarik napas tajam.
Dia terlahir di era purba, pernah menyaksikan keagungan Maharaja Perang Suci. Kini kembali merasakan aliran tipis aura energi, jantungnya berdebar kencang dan bulu kuduknya berdiri tegak.
Kera Suci emas ini terlalu perkasa, memancarkan kewibawaan tak bertepi. Mengayunkan batang baja ilahi hitam, menekannya habis-habisan, hampir membuatnya melarikan diri.
Ini adalah Jalan Agung Maharaja Suci - penguasa tunggal di alam semesta, kekuatan tempur yang melampaui dunia. Sebatang tongkat besi menghancurleburkan dunia, bertarung hingga mencapai kegilaan, bagaikan dewa perang yang turun ke bumi.
Raja Emas bukan hanya takut pada Maharaja Perang Suci di masa lalu, tapi lebih lagi pada tubuh asli monyet yang ada di hadapannya sekarang!
Hidup sezaman dengan Maharaja Suci purba, Jalan semua orang akan tertekan. Sulit menembus batas, tak bisa mendekati Jalan Kaisar. Bahkan mengasingkan diri ke zaman inipun tak berguna.
Kini, monyet itu bahkan telah mencapai tahap ini, menghapus semua pengaruh Maharaja Suci, menempa sebuah bentuk Jalan. Ini adalah kelas yang luar biasa, memutus masa lalunya sendiri, terlepas dari tekanan jejak Dao Maharaja Perang Suci.
Ini merupakan terobosan raksasa. Mulai sekarang ia bisa menempuh Jalan Xian-nya sendiri. Jika takdir baik menyertainya, mungkin suatu hari akan mencapai sublimasi ekstrim, bahkan menjadi Kaisar yang telah mencapai pencerahan.
"Roar..."
Kera Suci emas itu mengaum gagah perkasa, dengan baja ilahi hitam di tangannya menebaskan dan menyapu, membuat Raja Emas terus mundur, lengannya bergetar hebat, tongkat emas di genggamannya hampir terlepas.
Ia erat menggenggam senjata Kaisar purba itu. Jika terlepas, pasti akan segera berubah menjadi abu Jie.
Ini proses penyiksaan yang tak tertahankan. Ia tertekan oleh aura Kera Suci emas itu, kekuatan tempur sebenarnya juga lebih rendah, terus terdesak. Yang paling mengerikan, tongkat emas adalah senjata level kerajaan yang membutuhkan kekuatan spiritual jumlah tak terbatas. Bahkan seorang Maha Santo pun akan terkuras habis jika digunakan terlalu lama.
“Braak!”
Tongkat besi hitam menebas tajam ke bawah, jejak Jalan Agung menjuntai, menghantam Golok Emas hingga mengeluarkan dentuman mengerikan. Wilayah galaksi berguncang, meteor hancur berkeping-keping. Raja Emas terluka, muntah darah, tidak mampu menandingi.
"Makan lagi tongkatku ini!"
Kera Suci berwarna emas menggendong batang besi besar dan menghantamnya. Raja Emas terpaksa menahan keras, Golok Kerajaan Jalan Tertinggi memancarkan puluhan ribu semburan cahaya.
"Braak!"
Baja ilahi hitam dan Golok Emas bertabrakan melalui jejak Dao, suara getar logam memekakkan telinga. Semburan cahaya menyala-nyala meledak, kegelapan alam semesta seolah-olah hancur!
"Brak!"
Raja Emas muntah darah deras, seluruh tubuhnya terlempar ratusan li jauhnya. Senjata Kaisar purba di tangannya hampir terlepas, kekuatan spiritualnya nyaris kering kerontang.
"Bahaya!" Maha Santo Kun Zhou mengerutkan kening.
Sudah pasti Raja Emas takkan bisa bertahan lagi, sementara di sisi lain tubuh asli Raja Perang Suci bahkan belum bertindak.
"Braak!"
Dengan baja ilahi hitam di genggaman, monyet yang memancarkan energi kekaisaran suci itu mengejar untuk menghabisi Raja Emas. Di saat bersamaan, tubuh asli monyet itu bergerak - seluruh tubuhnya berselimut baju perang sembilan warna Suku Dewa Ulat Sutra yang berkilauan, langsung menerjang Kun Zhou.
"Saatnya kau memulai perjalanan terakhir!" hardik tubuh asli Raja Perang Suci.
Wajah Kun Zhou seketika berubah hijau. Meski bakatnya luar biasa dan hampir menyamai Di Que di masa lalu, menghadapi dua monyet sekaligus dalam serangan gabungan - bahkan dewa pun akan menangis.
"Braak!"
Raja Perang Suci langsung melancarkan tinjuan pembuka. Berbalut baju perang sembilan warna yang memancarkan cahaya Xian, ayunan tangannya mengerahkan Jalan Agung Langit-Bumi untuk menghantam maju, niat pukulannya sungguh perkasa!
"Bang!"
Kun Zhou terpaksa bertarung di antara dua monyet, beroperasi dalam medan tempur yang berubah-ubah. Tak lama, ia sudah muntah darah kelelahan, terhempas oleh Genderang Penakluk Iblis.
"Waak!"
Dia memuntahkan darah dari mulut besar-besar, energi vitalnya terluka, mundur di kegelapan langit tak berujung, tak mampu menahan serangan mematikan dari dua monyet legendaris.
Di Zhongyu, luar Kota Zhenxian, Delapan Jendral Surgawi dan Raja Langit Bulan Perak membeku ketakutan. Para Leluhur Raja yang mengikuti Kun Zhou Maha Santo juga wajahnya pucat pasi. Perubahan mengerikan ini datang terlalu tiba-tiba, pembalikan situasi terjadi terlampau cepat.
Mereka yang tadi masih berkoar ingin membantai Sheng Kong, Ye Fan, dan Putri Ulat Dewa kini semua menutup mulut rapat-rapat, ingin sekali segera berusaha kabur.
Seorang Raja Purba tingkat Santo hampir gemetar. Baru saja dia masih mengatakan bahwa Sheng Kong sulit bangkit, jika mati di domain luar sama sekali tak bernilai seperti kotoran.
"Kalian tadi bukannya berkoar-koar? Mendorong semua suku klan kuno untuk bersama-sama bertindak, ingin membabat habis kami semua? Ayo seranglah!" Kaisar Hitam berkata dengan mulut tajam.
Putri Ulat Dewa maju mendekat, lawan-lawannya serentak terlempar mundur. Saat ini siapa yang berani melawan Langit? Raja Purba mana lagi yang berani bertindak?
Bahkan Bulan Perak pun wajahnya suram, ia tahu hari ini mungkin akan tertimpa bencana besar. Sorot matanya berkedip-kedip, ragu-ragu tak bisa memutuskan.
"Ah……"
Di luar angkasa, pertempuran ini akan segera berakhir. Monyet dengan tiga tubuhnya berhasil mengalahkan dua Maha Santo, membuat mereka semua terluka parah.
Satu tubuh tapi tiga wujud, memegang tiga senjata tingkat Kaisar. Bisa dikatakan memiliki kekuatan yang melawan Langit. Siapapun yang datang pasti akan tumbang, menguasai keunggulan mutlak yang tak terbantahkan.
Ini adalah persaingan antar Maha Santo, ditambah dengan penguasaan senjata Kaisar purba yang membuatnya mengerikan berkali-kali lipat. Tiga monyet menyerang bersama, bertarung hingga cakrawala bergolak.
"Braak!"
Seekor Kera Suci emas memegang batang besi hitam, hampir menebas Raja Emas hingga tewas. Getarannya membuat hujan darah berhamburan, memaksa sang raja melarikan diri dengan memakai Cambuk Emas sebagai perlindungan.
Di sisi lain, Genderang Penakluk Iblis mengeluarkan kekuatan tak bertepi. Energi penakluk iblisnya bergelora, mengguncang beberapa planet kecil hingga hampir terjatuh.
"Bang!"
Wujud asli monyet memancarkan aura wibawa tak tertandingi, memanfaatkan baju perang kuno Suku Dewa Ulat Sutra, menggunakan sepasang tinju untuk menekan Kun Zhou hingga tubuhnya hampir meledak, berlumuran darah.
Dalam pertempuran ini, Kun Zhou mengalami kerusakan fisik dan spiritual yang parah, terutama luka Jalan Agung yang sulit sembuh, diakibatkan oleh getaran senjata Kaisar purba.
Andai bukan karena keberadaan senjata kerajaan Jalan Tertinggi dalam tubuhnya, dia sudah menjadi debu. Pertarungan ini sangat timpang, kini tak ada lagi ketidakpastian.
Di daratan, orang-orang terhanyut dalam imajinasi. Pertempuran seperti ini belum terlihat selama bertahun-tahun, Maha Santo menggerakkan senjata kerajaan hingga langit runtuh.
Di akhir pertempuran, tiga Kera Suci emas mengepung Kun Zhou dan Raja Emas. Dua Maha Santo ini kapan saja bisa menjadi abu, lenyap tak berbekas.
"Dang!"
Batang besi hitam menekan, Genderang Emas merintih pilu.
"Braak!"
Genderang Penakluk Iblis menghantam, cahaya mistis bagai lautan. Maha Santo Kun Zhou mendengus tertahan, setiap langkah mengeluarkan darah.
Pada saat ini, gambaran besar telah jelas, Perang Suci akan segera berakhir.
"Santo Raja, mohon tidak akan mengampuni!" Suara parau terdengar, berasal dari Donghuang menuju domain luar dengan kecepatan luar biasa.
Ini adalah seorang orang tua, penampilannya biasa, lebih mirip manusia daripada klan kuno, seperti kakek desa tua, bahkan pakaiannya pun demikian.
"Hun Tuo Dasheng!"
Di Zhongyu, luar Kota Zhenxian, semua orang merinding ketakutan, menyadari identitas orang tua ini.
Hun Tuo Dasheng yang menggemparkan zaman purba, dahulu merupakan satu-satunya keberadaan yang berani menantang Maharaja Perang Suci dengan status Dasheng. Meskipun ditaklukkan hanya dengan satu tangan sang Maharaja, hal ini tidak memalukan.
Siapa yang berani menantang Kaisar Purba? Tidak peduli hasilnya, keberanian semacam ini saja patut dihormati. Saat itu seluruh zaman purba terguncang!
Latar belakang yang misterius, seumur hidup hanya kalah dari Maharaja Suci. Kemunculan Hun Tuo Dasheng saat ini langsung menciptakan faktor tak terduga, membuat detak jantung banyak orang semakin kencang.
"Kau juga ingin bertindak?" Sang Buddha Perang bertanya.
"Yang Mulia jangan salah paham, orang tua seperti saya tidak bermaksud demikian, hanya ingin menjadi penengah saja." Hun Tuo Dasheng berkata.
"Saat ini meminta saya menghentikan aksi? Mustahil!" Sang Buddha Perang langsung menolak tegas.
"Saya hanya mengutarakan pendapat. Keputusan akhir tetap pada prinsip Yang Mulia. Namun, seandainya mereka membayar harga yang cukup, bisakah amarah dalam hati Yang Mulia mereda? Jika seluruh klan dibasmi, seluruh suku mungkin akan kacau, mengingat ini menyangkut dua keluarga kerajaan." Hun Tuo Dasheng mengerutkan kening.
Sang Kera Sakti menegakkan alisnya. Satu keluarga kerajaan tentu Klan Emas, sementara klan lainnya meminjamkan senjata Kaisar purba kepada Kun Zhou Dasheng.
"Dulu, Di Que adalah sahabat karib ayahku, dua kali menyelamatkan nyawanya. Aksi kali ini untuk membalas hutang budi, bukan bentuk ketidaksukaan terhadap Klan Kera Sakti." Raja Emas berbicara sambil bertarung.
Tepat pada saat itu, di medan perang domain luar muncul satu sosok bayangan yang sangat kabur, sulit terlihat, dengan suara kuno sarat liku-liku hidup.
“Suku kami meminjamkan senjata Kaisar purba kepada Kun Zhou juga untuk membalas hutang budi pada Di Que, mohon pengampunan Santo Perang. Kami bersedia membayar kompensasi.” Siluet samar yang baru muncul ini berkata.
Muncul lagi seorang Maha Santo!
Hampir semua Maha Santo dari Klan Kuno telah berkumpul di medan perang domain luar, memohon belas kasihan kepada Santo Perang.
Di Que di masa lalu dikenal sebagai sosok yang angkuh namun fenomenal sepanjang masa, mampu menyaingi Maharaja Perang Suci. Namanya termasyhur dan berjasa besar bagi beberapa keluarga kerajaan.
“Mohon Santo Perang menunjukkan belas kasihan untuk mencegah kekacauan di seluruh suku!”
Pada saat yang sama, beberapa siluet tua lainnya muncul. Orang-orang di bawah tertegun - meski bukan Maha Santo, mereka adalah mantan kepala suku dari berbagai keluarga kerajaan dengan status yang menakutkan.
Para tokoh ini turun tangan sebagai mediator, khawatir Santo Perang akan menyerang Klan Emas dalam kemarahannya. Sejak zaman kuno, pertempuran antar keluarga kerajaan sangat langka. Namun sekali berkecamuk, langit dan bumi akan porak-poranda!
Monyet tua itu kekuatannya luar biasa, namun dua keluarga kerajaan terlibat dalam perang ini, menyediakan senjata Kaisar purba. Jika benar-benar terjadi keributan, konsekuensinya tak terbayangkan.
Pertempuran dihentikan. Begitu banyak pihak yang datang—orang-orang dari Gua Kirin Api, Danau Primordial, Gunung Xuehuang, bahkan ada yang membawa senjata Kaisar purba. Terpaksa dilakukan gencatan senjata sementara.
Raja Perang dengan wajah dingin memegang tiga senjata Kaisar purba sambil menyapu pandangan penuh kesombongan ke semua orang. Matanya kemudian tertuju pada Raja Emas: "Dengan pengorbanan apa kau menebus nyawamu?"
"Aku..." Raja Emas tertekan. Aura pembunuhan dari monyet itu menyerang—ini jelas ingin membunuhnya!
"Di tingkat evolusi seperti kita, yang paling berharga hanyalah nyawa. Jika ingin hidup, tentu harus membayar dengan nyawa. Aku bersedia menyerahkan satu botol Sumsum Dewa warisan leluhur." Ucapan Raja Emas mengguncang semua yang hadir.
Raja Perang tak berkata-kata. Tatapannya yang menakutkan tertancap pada Kun Zhou, sementara tiga senjata Kaisar diangkat bersamaan!
"Ampunilah, Yang Mulia..." seseorang mencoba menengahi.
“Monyet……” Kun Zhou juga berteriak.
“Braak!”
Raja Kera Suci Pertarungan sorot matanya berdiri tegak, maju menghantam ganas. Aura kerajaannya membuat semua orang terhempas.
“Ah……”
Suara jeritan kesakitan bergema. Kepala Maha Santo Kun Zhou pecah berkeping seperti bunga persik bermekaran, meski ada senjata Kaisar purba di dalam tubuhnya tak mampu melindungi!
