Di dalam hati Ye Fan bergolak, melihat istana megah yang terbuat dari perunggu ini, dia teringat pada Ji Ziyue dan berbagai kejadian saat mereka tidak sengaja memasuki Kuil Xian. Kendali hatinya bergetar sejenak.
Di tempat ini, keping tembaga tua di dalam tubuhnya menjadi sangat sensitif, seperti tahun-tahun lalu, seolah mendapat guncangan hebat tiba-tiba "hidup kembali".
Tempat ini sangat mengerikan. Kuil tembaga yang terkait dengan Xian ini seolah memiliki nyawa, berbeda dari sebelumnya, kini memancarkan cahaya sendiri. Tiga Santo kuno semuanya tidak bisa membebaskan diri!
Skalanya megah, setinggi gunung kecil. Tidak diketahui berapa ratus juta ton perunggu yang dihabiskan. Kini lapuk dan berlumut hijau, meninggalkan guratan zaman kuno.
Jejak korosi tembaga sangat berat, menunjukkan liku-liku hidup kuno yang dalam. Tapi ini tidak mengurangi keindahan magisnya. Ratus juta berkas cahaya Xian melesat, membentuk jejak Dao tak tertandingi yang menutupi area ini.
Ini adalah proses untuk melebur tiga Santo kuno!
Mereka semua meneriakkan pekikan, menopang di pintu masuk istana tembaga. Dengan mengerahkan seluruh pengalaman kultivasinya, mereka nyaris tidak terserap masuk.
Ye Fan dengan jelas mengingat, ketika di masa lampau ia bersama Ji Ziyue menembus istana perunggu, bagian dalamnya terasa tak bernyawa, mana ada aura seperti ini, bagai sebuah liang kubur, tanpa cahaya Xian maupun jejak Dao. Andai saat itu ada, mungkin mereka takkan bisa keluar hidup-hidip.
“Istana tembaga kuno ini menyimpan rahasia besar yang melawan Langit terkait Xian...” Duan De menelan air liurnya.
“Ia… tak disangka muncul di dalam makam kejam luar biasa, tampaknya memiliki karma yang besar dengannya.” Mata besar seperti genta tembaga Kaisar Hitam berbinar.
Kali ini runtuhnya makam kuno mungkin terkait dengan Istana Perunggu Suci, aura energi yang dipancarkannya memperparah retakan di daerah tinggi, kemudian ambruk total membentuk lubang raksasa.
Dibandingkan dengan Istana Perunggu Suci, tinggi badan tiga Santo kuno bagaikan semut, utamanya karena istana tembaga ini sangat besar dan memancarkan cahaya Xian tak terbatas.
Mereka menemukan Ye Fan dan kawanannya. Mata Huo Tan bagaikan matahari hitam, gelap gulita dan tak tertembus, memancarkan kilau gelap yang menyapu ke arah mereka dengan sikap superior layak memandang hina rakyat jelata.
Sayangnya, dia tak bisa membebaskan diri, tak ada cara untuk menerjang, apalagi bertindak.
Ye Fan, Duan De, Si Hitam dan lainnya tak gentar. Tiga pria ini sendiri terancam, terkunci di tempat, nasib hidup-mati masih belum pasti.
"Ibu dari segala makhluk... sebanyak ini?!" Kaki Kuda Naga menyemburkan api sambil mengitari istana tembaga dari kejauhan, memperlihatkan energi berlebih.
Ye Tong juga membuka mulut lebar dengan ekspresi keterkejutan tak terperi, "Guru, inikah sumber kendimu?"
"Kaisar Kejam sungguh luar biasa. Apa rencananya? Menggali tanah suci yang kacau untuk menempa senjata Xian terkuat? Dengan melebur begitu banyak ibu makhluk menjadi kendi, menyulingnya berulang - serangan apa yang bisa menahan ini?" Anjing Hitam pun terpana.
Di luar Istana Perunggu Suci, harta karun ibu segala makhluk melilit bagai gunung dan lautan, berlapis-lapis. Seberat wilayah galaksi, tekanan ini membuat orang nyaris berhenti bernapas. Jejak Dao tak terhingga berpadu di sini.
Seberkas harta karun ibu saja bisa meruntuhkan sebuah punggung gunung. Apalagi konsentrasi sebesar ini, betapa dahsyat massanya? Mungkinkah Kaisar Kuno menempanya menjadi senjata untuk menghancurkan senjata Kaisar lain dengan satu pukulan?
Bagi orang biasa, menemukan seberkas harta karun ibu sudah merupakan kesempatan besar. Tapi konsentrasi sebanyak ini, menyelimuti area bagai awan tebal, beraura kuno nan megah dan menjulang dahsyat, benar-benar sebuah keajaiban.
“Bangkit!”
Ye Fan mengeluarkan teriakan keras. Sosok kecil emas di tulang dahinya membuka mata, berdiri tegak, lalu melangkah sekali. Jejak Dao menjadi baju perang, kendi sebagai senjatanya.
Kendi Ibu Segala Makhluk menggantung di atas kepalanya. Sosok emas itu melengking jernih. Kendi kecil itu langsung membesar, terbang maju, mulai menyerap dan menelan harta karun ibu dalam jumlah tak terhingga!
“Kau berani……” Huo Tan marah besar, akhirnya berubah wajahnya, tak bisa tenang.
Begitu banyak harta karun ibu segala makhluk, meski kehilangan sumber akar, tetap merupakan bahan suci yang langka di seluruh dunia. Jika berhasil didapat, ini sungguh keberuntungan yang melawan Langit.
Barang apa yang paling berharga? Tentu saja senjata Kaisar Kuno. Sedangkan harta karun ibu segala makhluk ini adalah bahan yang dipersiapkan Kaisar manusia untuk melebur senjata, nilainya tak bisa diukur.
Dua Santo kuno lainnya berubah wajah, tak berdaya. Mereka sendiri saja sulit bertahan, apalagi menghadang?
"Konstitusi Suci manusia, kau membunuh anak buahku, merampas keberuntunganku. Ini permusuhan besar. Jika aku bisa membebaskan diri, akan kubunuh kau seratus kali. Bahkan Sang Buddha Perang takkan bisa membantah." Huo Tan bersuara seram.
"Bicaralah lagi setelah kau bebas. Saat ini aku sibuk tak sempat menghiraukanmu. Carilah tempat sendiri untuk ketenangan." Ye Fan berkata dengan santai.
Saat ini, perasaannya sangat baik. Dengan kendi menelan jumlah tak terbatas harta karun ibu segala makhluk, menyimpannya di dinding kendi, melebur menjadi entitas tunggal.
Jue Aksara Pasukan beroperasi, kendinya mengambang dengan Criiiing, harta karun ibu segala makhluk bagai 10.000 aliran sungai menuju laut, menekan ruang hampa hingga terdistorsi dan runtuh, menyatu dengan kendi menjadi satu kesatuan utuh.
Harta ibu segala makhluk kini bersatu, bahan senjata Kaisar milik si kejam luar biasa yang sangat langka dalam sejarah! Wajar saja Huo Tan iri dan mengaum!
Kendi ini merupakan esensi murni ibu segala makhluk, kini menyatu bagai air dan susu dengan material tak terbatas, memancarkan getaran kehidupan seolah-olah kemauan dewa akan terlahir.
"Kau bisa mengumpulkan, tapi takkan sempat memakainya." Senyum dingin menusuk tulang Huo Tan memancarkan aura pembunuhan yang tak tersamarkan, penuh ketidakrelaan.
Andai bisa bergerak, tentu dengan refleks kilat dia akan menginjak Ye Fan hingga jadi abu beterbangan. Penyesalannya saat ini tak terkira.
"Peluang itu takkan kau dapat. Meski jadi figur tingkat suci sekalipun, bukan berarti takkan terjepit. Lebih baik jaga nyawamu sendiri." Ye Fan tersenyum.
Dia tidak mempedulikannya, apa yang lebih menggembirakan daripada perangkat pencapaian pencerahan yang sempurna? Kendinya yang seperti laut menyerap semua aliran sungai telah menyerap seluruh ibu dari segala makhluk, jejak Dao saling berpadu.
"Nomor 23, lebih baik kau jaga mulutmu. Jika tidak, Yang Mulia akan memberimu 'penghargaan' lalu membuatmu berguling seperti keledai." Longma mengucapkan kata-kata kotor.
Sambil berkata, ia mengangkat kukunya, hendak memberikan tendangan belakang sambil melempar batu ke dalam sumur, membuat Huo Tan tumbang dan mati di Istana Perunggu Suci.
"Jangan!" Duan De segera menahannya, meminta agar tidak terburu-buru mengambil tindakan.
Istana tembaga itu memancarkan cahaya Xian ratus juta helai, bahkan Leluhur Raja pun hampir tertelan. Jika mereka gegabah bertindak, mungkin juga akan tersedot masuk.
"Keseimbangan ini tak boleh dipecahkan. Jika mereka beruntung, bisa menembus keluar. Jika tidak, tunggulah saat terjepit." Kaisar Hitam juga berkomentar.
Kendi itu tiba-tiba menjadi berkali-kali lipat lebih berat. Untungnya sudah lama dilebur sehingga bobotnya tidak ditanggung oleh Ye Fan. Saat ini jika dihantamkan tanpa menggunakan kekuatan, perkiraan lawan biasa akan langsung berubah menjadi serbuk halus.
"Nak, barang berharga ini jatuh ke tanganmu. Kau harus memberi kompensasi pada kami, atau bagi rata! Seandainya orang lain, Si Hitam sudah lama merebutnya!" Anjing Hitam itu berkoar.
"Setelah menembak mati Putra Langit, banyak barang bagus yang kau ambil dari tubuhnya. Kenapa tak kau serahkan?" Ye Fan membongkar tabungannya.
"Wu Liang Tian Zun, karena ini adalah benda pencerahanmu, hamba juga mau menjadi orang baik. Nanti saat mengerahkan teh pencerahan dari istana Kaisar Keabadian, berikanlah jatah ekstra untukku."
"Masih ada milikku..." Kuda Naga juga berseru.
Tiga orang kelas tertinggi itu berteriak bersama. Ye Tong sangat jujur, mustahil ikut membagi-bagi harta karun sang guru.
Tidak jauh dari sana, tiga Santo kuno merajuk, hanya bisa menatap beberapa junior yang mengambil material immortal eksklusif milik Kaisar Kuno. Kini mereka bahkan lancang berdiskusi tentang pembagian jarahan di tempat ini, membuat para Santo itu benar-benar benci sekali.
Terutama Huo Tan, paru-parunya hampir meledak karena amarah. Kuda naga itu terus menyebutnya "bocah tolol" dengan nada menghina, memandangnya sambil memicingkan mata - jelas tidak menganggapnya sebagai seorang Santo.
"Eh..." Duan De mengerutkan kening, seolah menyadari sesuatu.
"Bahaya! Ada Santo yang datang! Formasi yang kubuat mulai bereaksi, jantungku berdebar-debar!" Wajah Hei Yu berubah pucat.
Saat ini, tanpa status sebagai Santo mereka kehilangan pondasi bertahan hidup. Secara alami mereka harus ekstra waspada. Sebelum masuk, mereka telah menyiapkan berbagai formasi magis yang akan memberi peringatan jika ada Santo mendekat.
Tanpa bicara panjang, Hei Yu mengeluarkan platform formasi papan catur. Membuka portal dimensi, ia langsung menyelam masuk dan menghilang dari lokasi ini dengan cepat.
“Sayang sekali, di bawah Istana Perunggu Suci sebenarnya ada tanah suci kacau yang mungkin menyimpan harta dewa.” Duan De mengungkapkan penyesalan.
“Sungguh disayangkan!” Kuda Naga bahkan terlihat sangat gelisah, namun tak ada solusi. Kedatangan para santo memaksa mereka mundur.
“Harta karun ibu segala makhluk kusimpan sementara di tangan kalian. Kepala kalian juga kubiar tetap menempel di leher untuk sementara. Aku akan kembali mengambil semuanya!” Huo Tan bersuara serak.
“Bodoh dua, tenang menunggu ajalmu.” Ucapan Kuda Naga nyaris membuatnya tersedak marah.
“Swoosh!”
Kilatan cahaya menyilaukan, mereka menghilang dari dunia bawah tanah.
Di kejauhan, getaran misterius menyebar. Sebuah portal dimensi terbuka, mengeluarkan sosok perempuan berambut merah darah dengan postur jenjang dan gesit - anggota kuat dari klan kuno.
“Ratu Kilat Berdarah telah datang!”
Banyak yang berteriak kaget. Ini adalah Santo Raja yang pernah muncul di Pertemuan Yao Chi dan bertarung melawan Dewa Jiang. Kedatangannya secara langsung menandakan situasi semakin rumit, bahkan sosok sekelas ini pun tak bisa diam lagi.
Dia tidak terburu-buru mengambil tindakan, mengelilingi jurang untuk waktu yang lama sebelum akhirnya melangkah turun. Ketika tiba di kejauhan Istana Perunggu Suci, dia melihat tiga Santo Kuno terjebak.
“Braak!”
Setengah jam kemudian sebuah ledakan dahsyat menggema. Ratu Kilat Berdarah menyembur ke atas dengan noda darah di sekujur tubuhnya yang hampir meledak. Di belakangnya, tiga sosok manusia lainnya bahkan lebih menyedihkan dengan api roh primordial mereka yang nyaris padam dan tubuh yang rusak tak karuan.
“Ah…”
Setelah muncul, mereka semua meneriakkan kemarahan. Di bawah tanah tersimpan harta karun ilahi yang tak bisa direbut – sebuah istana suci saja cukup untuk menaklukkan sampai mati semua orang!
Huo Tan khususnya merasa terhina. Dipermalukan oleh Ye Fan dan Kuda Naga, menyaksikan harta karun ibu segala makhluk dijarah pergi – rasa tidak rela dan kekesalan itu sulit diungkapkan dengan kata-kata.
“Konstitusi Suci manusia! Aku pasti akan membunuhmu! Bahkan Dewa yang bangkit kembali takkan bisa menyelamatkanmu!” Huo Tan mengaum.
“Braak!” Suara menggelegar bagai petir langit. Banyak cultivator di sekitar makam raksasa tubuhnya retak-retak. Yang level kultivasinya rendah langsung meledak, berubah menjadi kabut darah. Murka seorang Santo benar-benar bisa memenuhi tanah dengan mayat tak terhitung - bukan sekadar omong kosong.
"Nada bicaramu tinggi sekali. Tapi apa kau tahu, jika suatu hari Dewa benar-benar turun ke dunia, bagaimana kau akan bersikap?" Suara parau terdengar dari kejauhan.
Tanpa suara, Wei Yi sang Leluhur Suci dari Toko Batu Tanah Suci Tian Xuan muncul. Seperti sumur kuno yang tak bergelombang, dia berdiri bagai batang kayu mati.
Ratu Kilat Berdarah langsung siaga tinggi. Ekspresinya berubah drastis. Mana ada Santo manusia yang biasa-biasa saja? Di Pertemuan Yao Chi dulu, Raja Dewa berjubah putih membantai para Santo klan kuno hingga darahnya menyembur membasahi langit. Rombongan demi rombongan tumbang sampai mereka kehilangan nyali.
Leluhur Suci ini bahkan tak bisa dia ukur kedalaman kultivasinya. Jantungnya berdebar kencang, tak berani gegabah.
Wei Yi berdiri di tempat ini, melakukan deduksi diam-diam. Alisnya mengerut, tapi tak mengucapkan sepatah kata pun. Siluet samarnya tiba-tiba lenyap tanpa bekas.
Pada saat yang sama, seketika Wei Yi menghilang, seluruh cultivator di daerah tinggi ikut dibawa, dipindahkan ke langit jauh.
"Braak!"
Tiba-tiba, Istana Perunggu Suci membesar 10.000 zhang seketika, melesat ke lubang raksasa. Cahaya Xian tak terhitung memancar bagai matahari, aksara "Xian" berdarah di dalamnya berubah menjadi berkas cahaya, terpantul di ruang hampa, melintang memotong zaman.
Ratu Kilat Berdarah dan Huo Tan beserta beberapa orang terlempar mundur, ruas tulang berbunyi, nyaris meledak di tempat ini. Seluruh tubuh berlumuran darah, hampir dihabisi.
"Luar biasa istana Xian ini! Tepat seperti legenda. Sungguh tak terbayang, siapa yang berani melubanginya dari dalam lalu berhasil kabur." Suara parau terdengar. Hun Tuo Dasheng terwujud, muncul di ufuk langit.
Di belakangnya, beberapa Santo kuno mengikuti, kompak dalam gerak maju-mundur. Jelas mereka bertekad merebut harta suci dalam makam raksasa.
Di sisi lain, muncul satu sosok di depan barisan manusia. Jubah putih berkibar-kibar - tak lain adalah Raja Dewa Jiang Taixu yang mulai menampakkan jejaknya.
Begitu Raja Dewa Legendaris muncul, TKP langsung dilanda kekacauan besar. Banyak klan kuno gemetar, bahkan beberapa Leluhur Raja pun seluruh tubuh menggigil. Dalam Pertemuan Yao Chi, sang Raja Dewa sendiri telah membunuh mereka hingga nyali mereka membeku.
"Hah, istana tembaga ini terkait dengan keabadian. Bagaimana kalau kita semua membukanya bersama? Mari lihat apa isinya." Seorang sosok kuno turun dari langit. Banyak yang terkejut—ternyata Maha Santo dari Sarang Naga Sepuluh Ribu telah tiba.
Sebuah makam Kaisar memicu kekacauan yang menggila. Banyak Raja Purba, bahkan beberapa Maha Santo tak tahan duduk diam. Mereka berusaha membukanya untuk meraih rahasia menjadi dewa.
"Makam Kaisar manusia... orang luar sulit mengusiknya..." Jiang Taixu bergumam.
