"Sudah lama kupikirkan, tak ada penyesalan. Aku bersedia bergabung dalam ujian terhebat sepanjang sejarah!" Ye Fan menjawab dengan ketegasan.
"Baik. Jalan ini pilihanmu sendiri. Semoga di kemudian hari tak ada kekecewaan." Mantan ketua Istana Pahlawan mengangguk.
Sebelum pergi, Ye Fan dan mantan ketua istana memasuki ruang batu tertutup rapat yang terisolasi dari pihak luar, untuk meneruskan beberapa koordinat galaksi. Siapapun dilarang mendekati area tersebut.
Setelah waktu yang cukup lama, Ye Fan akhirnya keluar. Ia berpamitan dengan Ye Tong, Sheng Kong, Kaisar Hitam, Li Heishui, Duan De, Yan Yixi dan lainnya, bersiap untuk menaiki Jalan Langit dan memasuki wilayah galaksi.
Perpisahan tak pelak lagi menyedihkan. Setelah akhirnya bertemu kembali setelah pulang dari seberang galaksi, Ye Fan justru harus menginjakkan kaki lagi pada perjalanan militer. Ini adalah pilihan hidupnya, untuk menjalani ujian terhebat sepanjang sejarah.
Obsesi akan seberang galaksi sudah lenyap. Orang tua tiada, selain teman-teman lama ini, kultivasi, mencapai Jalan, menjadi dewa adalah target terbesarnya.
"Sampai bertemu lagi, sampai berkumpul kembali! Aku pasti akan kembali hidup-hidup!" Ye Fan melambaikan tangan, tatapannya menyapu sekilas setiap orang.
"Ye Fan, jaga diri!"
"Harus jaga diri! Bertemu lagi dalam keadaan hidup, bawa pulang Bulan Purnama Kecil, Bulan Purnama, dan Pang Bo!"
Mereka tahu, alasan utama Ye Fan mengikuti ujian terhebat ini adalah untuk menyelamatkan beberapa orang ini, sementara menempa diri sendiri hanyalah prioritas sekunder.
Jalan ini terlalu berbahaya. Baru dibuka kembali setiap 10.000 tahun. Setiap kali yang pergi adalah orang-orang paling mengagumkan di dunia fana, memasuki alam semesta tak bertepi. Namun sepanjang masa, hanya tiga atau lima orang yang selamat, sisanya mengorbankan darah di dimensi asing, mati dalam perang di angkasa luar.
Ye Fan memang kuat, tetapi belum tentu bisa selamat. Sudah ada beberapa contoh Keturunan Konstitusi Suci yang tewas sebelumnya. Saat perpisahan kali ini, tak diketahui apakah kita akan bertemu lagi di sisa hidupnya.
"Sampai jumpa!" Ye Fan berbalik, lalu pergi dengan tegas.
"Guru, kau harus kembali hidup-hidup!" Ye Tong berteriak, matanya memancarkan air mata.
"Waah... Guru benar-benar meninggalkanku. Kita berasal dari tempat yang sama, bagaimana bisa membuangku?" Hua Hua si licik menangis melengking.
"Nak, kau masih berhutang Keturunan Konstitusi Suci dan Jalan Tao Bawaan padaku! Jika kau mati, akan kubuat jiwamu tak tenang. Pastikan kembali hidup!" Kaisar Hitam mengaum.
"Aku tunggu pencapaian pencerahanmu menjadi Kaisar. Jika kali ini hamba masih tak bisa memasuki Domain Xian, saat terbangun dari ketidaksadaran nanti akan kugali makam raksasamu. Ingat taruh banyak harta karun." Duan De juga berkata.
Sheng Kong, Li Tian, Li Heishui, Yan Yixi, Dongfang Ye, Yao Yuekong dan lainnya melambaikan tangan kuat-kuat. Teriakan "jaga diri" bergema saat mereka memandang kepergiannya.
"Kedalaman Istana Pahlawan adalah area terlarang, orang luar tidak bisa mendekati, bahkan tidak mungkin mencapai tempat ini. Terukir formasi chaos bawaan yang mematikan tanpa batas, karena di sini tersimpan rahasia terpenting istana."
Ye Fan bersama Santo Tua Istana Pahlawan memasuki wilayah rahasia ini. Di lokasi ini jejak formasi besar terlihat jelas, terjalin dalam formasi yang rapat dan padat.
Semburan energi chaos berkedip-kedip, melindungi area ini dengan ketat. Formasi pembunuh paling mengerikan terpasang di sini, mengubahnya menjadi tanah mematikan yang sulit ditembus.
"Pada era sebelum Zaman Purba, seorang ketua istana memperoleh fragmen dari Sembilan Rahasia tentang pola energi. Sayangnya fragmen itu rusak parah, kalau tidak formasi ini akan lebih menakutkan." Mantan Ketua Istana menghela napas.
Ia mengakui setelah bertahun-tahun formasi ini telah rusak berat, tak lagi seperti kemegahan masa lalu. Dulu Santo Kuno mana pun yang masuk pasti tewas, sekarang sudah tidak bisa dipastikan.
Ye Fan tercengang, ternyata sebagian mantra rusak dari salah satu Rahasia Sembilan yang berkaitan dengan pola energi ada di Istana Pahlawan. Jika Kaisar Hitam tahu, pastilah ia akan gila-gilaan kegirangan. Anjing Hitam itu memang sudah bertahun-tahun mencari jejak sembilan rahasia ini dalam mimpinya.
"Nah, aku sudah mematikan Formasi Pembunuh Kekacauan. Sekarang tempat ini aman. Kalau tidak, siapapun yang masuk pasti kena serangan tanpa pandang bulu. Mari kita masuk," kata Sang Leluhur Suci.
Ye Fan mengangguk paham. Kilatan kejutan di matanya segera menghilang saat ia memasuki kedalaman area rahasia ini. Di depan, sebuah altar tanpa warna berdiri megah dengan aura kuno, seolah jatuh dari zaman purba yang menembus ruang-waktu.
"Pergilah. Mulailah menginjakkan kaki di Jalanmu sendiri. Semoga kau menjadi yang terkuat sepanjang sejarah!" Sang Leluhur Suci berhenti di tempatnya.
Ye Fan memberi hormat sebagai ucapan terima kasih, lalu selangkah demi selangkah menaiki Altar Lima Warna.
"Altar ini sangat spesial. Orang tua seperti saya akan mengaktifkannya. Sudahkah kau siap untuk melintasi dimensi ini?" tanya Mantan Ketua Istana.
“Siap!” Ye Fan mengangguk.
“Braak!”
Tiba-tiba ruang hampa runtuh, tangan besar tanah berwarna kuning menghujam dari langit menyambar altar dan Ye Fan dengan kecepatan mencapai puncak, memenuhi angkasa dengan wibawa suci.
Sang Leluhur Suci terkejut dan marah, membentak: “Berani kau!”
Tubuhnya yang bungkuk tiba-tiba tegak. Telapak tangannya membesar menjadi batu nisan perak raksasa, membentang ke langit dan memblokir serangan itu dengan refleks kilat.
“Braak!”
Gelombang energi suci bergemuruh membentuk badai angkasa, setiap helai anginnya mampu menyobek lubang hitam. Ini adalah duel pamungkas para Santo kuno.
Ciiit! Suara ejekan lain terdengar. Santo kuno kedua muncul dengan cakar besar hijau bersisik logam yang menutupi separuh cakrawala, mencengkeram Ye Fan dan Altar Lima Warna.
“Kalian ingin perang dengan umat manusia?!” teriak Sesepuh Istana Pahlawan yang rambutnya bagai menyundul langit. Telapak tangan satunya berubah menjadi pilar perak kedua bertuliskan pola suci berkedip-kedip.
“Bang!”
Dia bertukar telapak tangan dengan lawan kedua, menghalanginya di langit.
Namun, aliran ketiga aura energi tiba-tiba muncul dengan kekuatan luar biasa. Cakar besar hitam sepanjang ratusan li menyembul dari balik awan, kekuatan Iblisnya menutupi matahari.
Dari jarak ratusan li pun pemandangan mengerikan ini terlihat jelas. Cakar sebesar ini bagaikan tangan Dewa yang mampu melumatkan seluruh dunia fana.
Sang Leluhur Suci Istana Pahlawan mengaum keras. Dari mulut dan hidungnya menyembur Naga Sejati berwarna perak - energi primordial Xian Tian-nya yang menusuk awan-awan untuk menghancurkan tangan hitam raksasa itu.
"Kuat sekali! Tampaknya kemampuan bela dirimu tak tertembus, bisa menghadang tiga Santo kuno. Tapi sampai kapan kau sanggup bertahan?"
Suara itu berasal dari Santo Raja di ruang hampa. Tubuhnya yang berupa cahaya samar melangkah mendekat sambil menggetarkan Jalan Agung. Telapak tangannya menyambar ke arah Ye Fan dan Altar Lima Warna.
"Ah..." Sang Leluhur Suci Istana Pahlawan meronta dengan rambut berdiri tegak. Dari tengah dahinya muncul mata ketiga yang memancarkan kilatan magis, menusuk tajam ke arah Santo Raja ini.
"Braak!"
Hal paling mengerikan terjadi. Santo kuno kelima muncul dengan kekuatan luar biasa meski bukan Santo Raja. Kakinya menginjak keras ke arah Ye Fan, berusaha menghancurkannya sampai remuk.
"Kalian keterlaluan! Mengobrak-abrik Istana Pahlawan dan berani memicu perang total antara klan kuno dengan manusia?" raung Sang Leluhur Suci dengan wajah merah padam seperti singa tua.
Jelas mereka datang untuk menghabisi Konstitusi Suci manusia ini dan merebut Altar Lima Warna untuk kepentingan klan kuno.
"Hah! Konstitusi Suci manusia takkan selamat hari ini, si tua. Tak perlu mempertahankan arwah ini. Istana Pahlawan pun takkan mampu menjaga platform formasi lima warna ini!"
Santo dari klan kuno itu berkata dengan kejam, penuh aura pembunuhan yang tak berperasaan.
"Orang tua seperti saya akan bertarung habis-habisan dengan kalian!" Mata Sang Leluhur Suci Istana Pahlawan memerah bagai orang kesurupan, kegundakan dalam hatinya seolah tak bertepi, siap mengorbankan nyawa melawan mereka.
"Braak!"
Ruang hampa terbelah, Santo kuno keenam muncul dengan tubuh diselimuti sepuluh ribu lingkaran suci, sayap-sayap ilahi menjulang di punggungnya, kilaunya membutakan - ini adalah seorang Santo Raja!
"Dengan kemampuanmu yang terbatas, pondasi dasar untuk menyelamatkan situasi sudah runtuh. Meronta-ronta seperti ini hanya akan membuatmu mati sia-sia!" kata Santo Raja yang baru muncul itu dengan datar.
Ye Fan yang berdiri di atas altar membentak keenam Santo kuno: "Gerombolan Santo hina! Tak tahu rasa malu! Untuk mengejar hamba kecil yang baru mencapai Dao Zhan, sampai harus mengerahkan enam Santo sekaligus. Kalian tidak merasa malu?!"
"Cuma seekor semut. Jika bukan karena deduksi Maha Santo yang menangkap seberkas hukum langit masa depan, mengira kau mungkin jadi sosok penting, mana mungkin kita semua akan bergerak untukmu," jawab seorang Santo kuno dengan pandangan dingin.
“Kalian akhirnya juga takut, serang aku seorang saja!” Ye Fan mengaum.
“Membunuhmu seperti menyembelih ayam tanah, tanpa usaha.” Seorang Santo kuno bersuara dingin, sebuah tangan besar ungu menyembul dari awan timbal dan menampar tubuh fisiknya.
Tangan ini terlalu besar, bergemuruh dahsyat, seluruh cakrawala seakan akan runtuh. Setiap sisik ungu di atasnya memiliki panjang beberapa zhang, sangat mengerikan dan menakutkan.
“Guru!” Ye Tong dan yang lain di kejauhan melihat dengan jelas, semua menjerit ketakutan. Mereka tahu semuanya berakhir! Begitu banyak Santo kuno termasuk Santo Raja yang bertindak, mantan ketua Istana Pahlawan sendirian mana bisa menghalangi, sulit melindungi Ye Fan.
“Sialan, Santo dari klan purba sudah bertindak, dan langsung datang sebanyak ini. Ye Fan hampir tak punya jalan hidup, apa yang harus kami lakukan?!”
“Benar-benar tak tahu malu! Begitu banyak Santo kuno datang bersama-sama tanpa sedikit pun sifat manusia. Ingin menyingkirkan Konstitusi Suci manusia kami, mengabaikan semua peraturan, sungguh patut dibenci!”
"Baik itu Ye Fan, Li Tian dan kawan-kawannya, maupun para ahli terhormat dari Istana Pahlawan, semua meneriakkan kemarahan dengan penuh ketidakrelaan, masing-masing dengan rambut berdiri bagai mahkota kemarahan."
"Kedatangan begitu banyak Santo kuno secara terang-terangan menunjukkan mereka tidak memberi secuil pun jalan hidup bagi Ye Fan. Hal ini sekaligus mengungkap betapa dalamnya ketakutan mereka terhadap Konstitusi Suci manusia - khawatir ia akan matang, khawatir ia menapaki Jalan Ujian Terkuat, dan akhirnya kembali setelah mencapai pencerahan."
"Kini, mereka menyerang dengan perkasa tanpa tedeng aling-aling, berniat memusnahkannya sepenuhnya - bertekad membunuh bayi dalam buaian perkembangan."
"'Bermimpi menapaki Jalan Ujian Terkuat? Tunggu kehidupan berikutnya! Carilah kelahiran ulang yang baik! Di dunia fana ini, kau tidak punya harapan!'"
"Selama beberapa bulan terakhir ini, klan kuno tidak melakukan gerakan berarti karena tidak menemukan jejak Ye Fan. Namun mereka telah lama mengetahui rencananya menapaki Jalan Langit Kuno ini, maka menyerang sekarang."
"Konstitusi Suci termasuk kategori fisik terkuat di alam semesta, membuat klan kuno sangat khawatir. Beberapa keluarga kerajaan radisional tidak bisa mentolerir kemungkinannya menjadi Santo, apalagi membayangkan pencapaian kesempurnaannya di masa depan."
“Pantas mati!” Seorang ahli terhormat Istana Pahlawan menggenggam tinju erat, amarah memuncak hingga memuntahkan darah dari mulut. Akhir ini membuatnya frustrasi dan terhina sampai tak tertahankan.
"Guru!" Mata Ye Tong memancarkan butiran air mata panas, tak tahan mengaum marah. Ingin menerobos ke sana, namun tubuhnya ditahan erat oleh Kaisar Hitam yang memaksanya bertahan untuk membalas dendam di masa depan.
"Jika Ye Fan celaka, saat aku mencapai kesucian akan kukunjungi satu per satu Santo kuno ini!" Suara dingin Li Tian menusuk.
"Guru, jangan mati…" Bocah botak itu menangis melengking.
Kerumunan ini mencapai puncak keputusasaan. Santo-santo kuno datang serentak dengan jumlah begitu banyak, bagaimana mungkin ditahan?!
"Jangan khawatir." Tiba-tiba suara familiar bergema. Siluet samar muncul dari ruang batu tertutup rapat di kejauhan.
Mendekati kerumunan, dia mengelus kepala botak Hua Hua sambil berkata: "Jangan menangis." Dengan lembut menyeka untaian kristal air mata di wajah bocah itu.
Semua orang termangu, yang datang ternyata Ye Fan, dan ruang batu itu adalah ruangan yang pernah dia masuki bersama mantan ketua istana sebelumnya.
"Ini... apa yang terjadi? Kau ini Ye Fan, lalu siapa orang di Altar Lima Warna itu?" Beberapa ahli terhormat Istana Pahlawan tampak kebingungan.
"Aku butuh penjelasan!" Kaisar Hitam menunjukkan giginya.
"Saat ini, kita cukup menonton pertunjukan saja." Ye Fan tersenyum, memandang ke kedalaman Istana Pahlawan tempat pertempuran besar sedang berlangsung.
Mereka tahu, dengan keberadaan Ye Fan di sini tanpa bahaya apa pun, sudah jelas para Santo kuno itu telah ditipu dan pasti akan celaka besar!
