"Membunuhmu..." Ucapan terburu-buru, suara tak berdaya, menyertai helaan nafas bak anggrek dan kasturi yang datang dari belakang.
Ye Fan berbalik pergi, Fan Xian mengikutinya dari belakang, bekas telapak tangan menuju tulang punggungnya. Tapi bagaimana mungkin melukai tubuh emas abadi?
Mereka tiba di wilayah galaksi. Platform formasi papan catur terhubung ke domain luar, menjauh dari medan perang surga. Segala keriuhan dan gemuruh pertempuran tak lagi terdengar.
Postur Fan Xian jenjang, rambut berkilau lembut, tubuh kristalin, mata berkabut. Bulu mata panjangnya bergetar halus. Meski tersesat, pikirannya masih mempertahankan alur inersia.
"Yang bermarga Ye... Aku akan... menindasmu menjadi budak hina, pengawal paling rendahan! Leluhur suci pun... takkan mengampunimu!"
Pikirannya telah kacau-balau, sama sekali kehilangan kendali. Dendam di dasar hati meledak keluar. Lengan seputih salju berkilau memikat, jari rampingnya menyambar, kembali menyerang titik vital pelipis Ye Fan.
Ye Fan juga kesadarannya kacau, pikirannya tak jelas. Tapi sorot mata dinginnya masih menyala sejenak. Dengan gerakan cepat ia berbalik, aura darah keemasannya mendidih, langsung menghantam Fan Xian hingga terlempar. Perempuan itu memuntahkan darah deras, wajahnya putih pucat, nyaris meregang nyawa.
"Berani kau!"
Portal dimensi belum sirna. Santo Fan Yuntong yang telah mencapai tingkat transendental menyaksikan adegan ini melalui jalur ruang. Ia melancarkan serangan legendaris!
Getaran tingkat suci ini menghantam Ye Fan yang sedang tak sadarkan diri. Seluruh tubuhnya terpental, ditekan kekuatan magis sebesar lautan.
"Hantu tua!"
Qi Yaoguang berubah wajah. Refleks kilat ia menghalangi Santo kuno dari Surga, bertarung sengit untuk memotong jalan depan.
Portal dimensi memudar, seketika menghilang. Langit dan Bumi terisolasi.
Cahaya bintang bertebaran, kilauan misterius dalam kegelapan.
Fan Xian bagaikan karya seni sempurna, seluruh tubuhnya memancarkan kilau, kulit sehalus giok dengan tulang ilahi, mirip giok putih seperti lemak domba, namun kini terkontaminasi semburan cahaya merah.
Posturnya jenjang, jauh lebih tinggi dari wanita biasa, proporsi tubuhnya mengikuti rasio emas sempurna bak ukiran batu giok hangat. Saat ini ekspresinya terlihat hampa.
"Aku dan kau akan bertarung sampai penghabisan... Kau akan menjadi budakku!"
Kehilangan pikiran normal, dorongan amarah primitif menguasainya. Dia melancarkan serangan ke Ye Fan, mengungkapkan isi hati terdalam.
"Cultivator rendahan! Berkali-kali memprovokasi, sungguh menjengkelkan! Akan kusiksa kau dengan cara paling kejam... agar kau pahami arti kebenaran moral dan hukum!"
Lekuk tubuhnya bergelombang sempurna, putih salju bercampur kemerahan, transparan berkilau. Kaki panjangnya yang putih menginjak-injak ubun-ubun Ye Fan.
Ye Fan menggeram rendah, secara naluriah mengayunkan tinju yang memancarkan cahaya menyala-nyala. Kekuatan tubuh fisiknya luar biasa besar, sanggup melawan Santo.
"Brak!"
Hanya seberkas sinar darah berkilat, tubuh fisik itu langsung berubah menjadi kabut darah, ditembak mati di tempat. Kilatan cahaya perlahan menghilang.
"Apa?"
Di dalam Surga, Fan Yuntong terkejut dalam hati. Ia merasakan hembusan dingin, menggeram rendah: "Tak disangka kau bunuh generasi penerus langsungku!"
Fan Xian dan Fan Tian adalah dua orang paling berharga bagi suku mereka, dilatih secara intensif dengan mengorbankan hasil keringat tak terhingga. Darah murni mereka mungkin suatu hari nanti bisa membangkitkan Darah Perang Dewa.
"Semoga tulisan pengganti boneka warisan dewa kuno ini bisa menyelamatkan nyawanya!" Wajah Fan Yuntong berkerut gelap. Sambil bertempur melawan Qi Yaoguang, ia menerjang ke domain luar untuk menyelamatkan Fan Xian.
Di domain luar kabut darah melilit, kilatan cahaya samar muncul. Tubuh selembut giok yang terukir dari gading pun tercipta kembali. Seluruh kabut darah dan cahaya berbalik mengalir, penuh misteri.
"Yang bermarga Ye..." Fan Xian mengeluarkan teriakan melengking. Kesadarannya yang sesaat pulih kembali kabur saat cahaya obat suci berputar-putar. Sepasang matanya yang besar kembali berkaca-kaca, kejernihannya pudar.
Saat ini hampir tak ada sehelai benang pun menutupi tubuh jenjangnya yang putih pucat bak giok. Rambutnya terurai, tatapan matanya menggoda. Secara naluriah, dia melancarkan serangan ke Ye Fan.
"Brak!"
Namun yang menantinya hanyalah sinar cakar emas dari ujung jari. Tubuh fisiknya yang sempurna remuk oleh tekanan di titik vital. Rasa sakit tajam menyergap sebelum akhirnya tubuhnya berubah menjadi kabut darah.
"Cultivator keras kepala ini benar-benar kejam!" Di dalam surga, Fan Yuntong kembali berubah wajahnya. Beberapa tulisan pengganti boneka peninggalan dewa kuno yang telah dia berikan masih bisa dirasakan energinya.
“Fan Xian yang begitu cantik, di wilayah galaksi ini termasuk yang terbaik, bersama Qi Meng dijuluki legenda sejajar. Tak disangka malah dimusnahkan tanpa ampun oleh Ye Fan, bahkan dalam keadaan terkena obat suci, keinginan naluriah pun tak mampu menggeser niat pembunuhnya.”
“Sinar mengerikan melesat dari surga, membelah ruang hampa, menghujam ke domain luar. Fan Yuntong berhasil menyimpulkan posisi Ye Fan, melakukan serangan jarak jauh.”
“Tubuh Ye Fan terguncang hebat. Tiba-tiba cahaya suci menyapunya. Andai bukan tubuh emas abadi, pasti sudah remuk tak berbentuk selamanya, jiwa tercerai-berai. Tak ada setengah-suci yang bisa menahan serangan Santo kuno!”
“Dia terus-menerus mendapat serangan para Santo. Meski kekuatannya cukup besar dan tak terjepit, namun aliran darah dan aurnya jadi kacau. Tak bisa memurnikan obat suci, kesadarannya semakin kabur.”
“Brak!”
Kilau darah berkelebat, Ye Fan telah membunuh Fan Xian sebanyak empat kali. Tulisan pengganti kematian boneka peninggalan dewa kuno mulai retak-retak, terlihat tak bisa digunakan lagi.
"Ah, kau cultivator keras kepala rendah ini, berani-beraninya membunuhku berkali-kali!" Fan Xian berteriak dendam dan kaget. Setiap kali bangkit, sesaat kewarasannya pulih, tubuh gemulainya gemetar menahan amarah.
Kemudian, setiap kali dia akan semakin bingung, karena cahaya obat suci mengalir balik. Saat tubuh direkonstruksi ulang, semua menyatu ke dalam darahnya.
Tubuhnya memancarkan kesempurnaan paripurna. Setiap inci kulitnya berkilau pucat memesona, bagai pahat ilahi. Karya agung paling sempurna Langit: Wajah legendaris, leher anggun bak angsa, dada menjulang tinggi, pinggang ramping sepelukan, kaki jenjang putih bersih. Trio ini menyatu dalam keagungan tiada tanding, memesona.
"Ye Fan telah membunuh Fan Xian lima kali, peristiwa keenam tidak terjadi. Setelah keduanya menyerbu bersama, tercipta adegan mesra di mana naluri purba mengalahkan kebencian masing-masing."
"Obat suci bekerja sepenuhnya, tidak bisa diusir maupun dimurnikan, memengaruhi jiwa-raga mereka. Keduanya bergumul erat."
"Budak rendahan, aku akan menginjak-injakmu selamanya!"
"Apa gunanya disebut mutiara tercantik dan termegah, tetap saja tak terlihat kemuliaanmu!"
"Di bawah angkasa luar yang bertabur cahaya harmonis, dua tubuh fisik saling bergulat. Saat naluri purba berkecamuk, dalam sisa kesadaran terakhir mereka saling mencerca."
"Satu tubuh kecokelatan dengan fisik kekar, satunya lagi putih bersinar bak gading, jenjang dan memesona, bergerak liar bagai dua ular yang saling melilit."
"Ini adalah hasrat purba, pemandangan yang membuat pipi memanas. Ramuan yang disuling Santo Kuno akhirnya menunjukkan efeknya, tak terhalangi."
Cahaya bintang yang dingin, alam semesta tak bertepi, ruang hampa yang luas dan megah ini mampu menampung segalanya. Tak ada suara, keheningan yang membuat orang merasa mati rasa.
Ye Fan dan Fan Xian tak tahu di mana mereka berada. Darah mereka bersorak-sorak, dikuasai naluri primitif hingga akhirnya kehilangan diri. Sedikit kesadaran terakhir itu akhirnya menghilang.
Ribuan helai cahaya bintang, keabadian alam semesta. Di wilayah galaksi yang maha luas ini, individu manusia hanyalah sebutir debu yang tak berarti.
Kekuatan warna tembaga tua, keindahan kristal putih bersih, dua tubuh jenjang, serta getaran kesadaran spiritual... pesona yang tak terbatas.
Naluri primitif, lautan hasrat, pemandangan pembuluh darah seakan pecah. Semua ini berpadu membentuk gambaran budaya samar yang penuh nuansa.
Fan Yuntong dan Qi Yaoguang akhirnya bertempur hingga ke domain luar. Di setiap lokasi yang dilalui, meteor hancur jadi debu, sinar laser bertebaran. Tak ada objek apapun yang bisa menghalangi gerakan langkah mereka.
"Fan Xian memiliki status tinggi di surga, dilatih sebagai pewaris. Tapi sekarang dia sudah mati lima kali, bahkan tulisan pengganti boneka dewa kuno pun hancur lebur. Kehilangan kontak dengan Fan Yuntong membuatnya tak tenang, tak tahu bagaimana kondisi wanita itu sekarang."
"Hantu tua! Kalian menjarah kapal induk ras kami, merebut cairan evolusi darah terkuat. Segala perbuatanmu akan kubalas habis-habisan!" Qi Yaoguang memblokir jalan, tak memberi kesempatan penyelamatan. Pertempuran besar berlanjut.
Entah berapa shichen berlalu, Fan Yuntong sudah tak berharap. Setelah pertarungan sengit selama lebih dari satu shichen, dia yakin Fan Xian pasti sudah bisa mati beberapa kali dalam waktu selama ini.
"Anak ini benar-benar kejam! Bahkan Mutiara Xian milik sukuku dianggap seperti rerumputan. Tega melakukan sesuatu, lebih hina dari binatang!" Amarahnya membara dalam hati.
Akhirnya, mereka akhirnya bertarung sampai ke wilayah galaksi ini. Fan Yuntong yang pertama kali menyadari keanehan, tersenyum sinis terus-menerus, "Hantu tua, rencana licikmu ternyata menjadi kenyataan. Kau ingin membesarkan generasi berikutnya dengan tubuh emas?"
Fan Yuntong juga menunjukkan ekspresi aneh. Tak disangka di domain luar dia menyaksikan pemandangan ini. Wajahnya tampak tidak nyaman, akhirnya memahami situasi sebenarnya.
Ini adalah efek dari obat suci. Sebelumnya, cicit perempuannya sudah dibunuh lima kali - sungguh tindakan yang tidak wajar. Jika kedua pihak dalam keadaan sadar, pastilah Fan Xian sudah kehilangan nyawa.
Cahaya bintang mengalir seperti air. Ye Fan dan Fan Xian mulai pulih. Saat menyadari kondisi masing-masing, mereka terdiam sejenak, lalu mulai meronta-ronta dengan hebat.
"Ah..." Getaran kesadaran spiritual Fan Xian menusuk dan melengking. Amarahnya membuat giginya sakit, organ dalamnya seperti terbakar api.
Tapi saat ini, tenaganya sudah habis sama sekali. Sama sekali tak bisa mengubah apapun. Tubuh fisiknya yang putih pucut diselimuti warna kemerahan. Dia ingin menjerit marah, tapi tubuhnya lemas tak berdaya.
“Kau……”
Wajahnya berubah pucat kemudian memerah. Dengan sisa tenaga terakhir, dia mendorong Ye Fan menjauh, menarik gaun sutra biru untuk menyelimuti tubuh seputih giok miliknya, lalu bergeser lateral ratusan zhang menjauh.
“Kalian suku Fan benar-benar kotor...” kata Ye Fan sambil mengenakan jubah panjang. Dia mengeluarkan baju zirah Santo kuno dan bersiap untuk pertempuran besar, karena merasakan kehadiran Fan Yuntong dan Qi Yaoguang.
Mendengar ini, Fan Xian hampir pingsan. Di dahinya yang pucat berkilau, beberapa garis hitam berdenyut halus. Jarinya menuding Ye Fan tak bisa berkata-kata, lama akhirnya mengatupkan gigi dan memuntahkan: “Brengsek domain luar bermarga Ye! Ini belum selesai!”
Dua Santo tiba. Masing-masing bertindak memisahkan mereka, seorang melindungi satu pihak.
Fan Yuntong dengan wajah serius mengulurkan tangan hitam raksasa ke arah Ye Fan. Qi Yaoguang tertawa terbahak sambil menghadapi dengan telapak tangan, "Hantu tua, merugi dua kali! Rencana tubuh emas untuk generasi berikutmu tampaknya gagal total!"
Mendengar ini, kemarahan Fan Yuntong memuncak. Serangannya semakin gila-gilaan. Tak jauh dari situ, Fan Xian menggenggam tinjunya erat-erat, matanya menyala api, ingin menghancurkan si brengsek tua tak tahu malu itu.
Andai tatapan mata bisa membunuh, Ye Fan pasti sudah menjadi abu sepuluh ribu kali lebih dulu.
Qi Yaoguang menghentikan diskusi, "Untuk sementara hentikan dulu urusan ini. Tunggu amukmu reda baru putuskan: Lanjutkan rencana tubuh emas abadi dengan mengawinkan pemuda ini ke klan kita, atau musnahkan dia sama sekali? Aku akan pergi dulu bersamanya."
Kilatan cahaya menyilaukan, kedua sosok lenyap tanpa jejak. Di langit tersisa wajah pucat Fan Yuntong dan Fan Xian yang bermata jernih dengan pipi kemerahan.
