Apakah ini makam seorang Kaisar, atau kuburan para Kaisar? Bagaimana mungkin ada beberapa senjata Kaisar? Membuat bulu kuduk merinding dari ujung rambut sampai tulang sumsum, seluruh tubuh gemetar.
Itu pasti senjata Kaisar. Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa membuat retak Penggaris Logam Hijau Air Mata Dewa, lalu membunuh seorang Maha Santo tanpa suara, bahkan tanpa kesempatan melawan?
Tempat ini gemetar ketakutan, bagaimana mungkin bertempur? Sudah pasti berapa pun pasukan yang datang akan mati semua. Bahkan Maha Santo bukan lawannya! Cultivator se-alam semesta pun takkan sanggup menumpuk mayat untuk menang!
“Mundur, segera mundur!”
Pelindung spiritual manusia suaranya gemetar. Makam bawah tanah terus-menerus melampaui perkiraan mereka, sama sekali berbeda dengan imajinasi. Mayat Kaisar belum terlihat, malah bencana terus beruntun terjadi.
Itu adalah altar dewa-iblis raksasa, dibentuk dengan memotong gunung secara rata. Di atasnya terkubur lima senjata yang satu per satu mulai hidup kembali. Helai demi helai aura Kaisar Kuno menyebar di sekitarnya.
Sayangnya tak bisa dilihat jelas. Yang menyala-nyala membuat darah dan air mata mengalir, kesadaran spiritual hampir runtuh. Yang redup tersembunyi dalam kehampaan, tak satu pun yang bisa melihat wajah aslinya, bentuknya pun misterius.
Ini adalah tempat persembunyian senjata sang Kaisar. Senjata dewa yang menemani seumur hidup perangnya dikuburkan di sini.
Tiba-tiba, lengkingan naga menggema di langit kesembilan. Kuda naga raksasa yang sebelumnya menghilang muncul lagi, melintang di ujung cakrawala sambil menengadah ke arah ini.
Ini benar-benar pemandangan yang sangat mengejutkan. Naga merah itu jauh lebih besar dari berbagai bukit, membuat semua gunung terlihat seperti gundukan tanah kecil di hadapannya.
Senjata Kaisar muncul, tungangan Kaisar Kuno juga terlihat mengangkat kepala ke arah sini. Sangat mengejutkan!
"Braak!"
Di belakang naga merah raksasa, muncul gunung besar yang lebih besar dari bintang-bintang. Membentang di ujung cakrawala, megah tak bertepi. Atasnya menyentuh kekacauan, bawahnya menaklukkan Sembilan Neraka. Tingginya tak terhitung zhang.
Di kaki gunung, terdapat gua raksasa. Ekor naga merah meliuk masuk ke dalam. Lengkingan naga terus bergema mengguncang semangat. Kabut bergulung-gulung, di dalam gua sesekali terlihat tanduk merah berkedip. Tungangan Kaisar Kuno yang berubah dari kuda menjadi naga ini bergeliat di sarang raksasa. Setiap sisik merahnya memiliki panjang beberapa zhang.
"Keponakan besar serbu! Ini adalah leluhur kita yang sedang memanggilmu, cepatlah meminta petunjuk padanya!" Teriak Praktisi Dao Ratusan Tribulasi sambil menendang pantat Kuda Naga hingga terlempar seperti peluru meriam ke arah pintu masuk gua.
Hidung Kuda Naga hampir melengkung karena marah. Keledai tua ini terlalu jahat! Menghadapi naga merah raksasa di depannya, seluruh tubuhnya gemetar tak terkendali. Jika cakar itu menghantam, nyawanya pasti lenyap.
"Bzz!"
Kabut ilahi bergolak, gunung besar menghilang. Seberkas cahaya menyapu Kuda Naga pergi.
"Keponakan, jangan lupakan paman tua! Bawakan oleh-oleh untukku!" Teriak Praktisi Dao Ratusan Tribulasi dari belakang menggunakan telepati.
Semua orang tertegun, mulut menganga.
"Braak!!!"
Senjata Kaisar bermutasi! Langit runtuh dan bumi terbelah, seolah beberapa Kaisar purba hendak bangkit. Seluruh pegunungan berubah menjadi debu, hanya altar tinggi yang tetap berdiri meski terus berguncang.
Senjata Kaisar bangkit, dan langsung lima buah sekaligus, siapa yang bisa bertahan? Semua orang sama sekali tidak peduli lagi, langsung berbalik dan melarikan diri.
"Hentikan! Jangan pernah memancarkan aura! Ini adalah penodaan terhadap senjata Kaisar. Mereka diaktifkan karena ini. Kita harus tetap tenang." Biksu tua dari Wilayah Galaksi Amitabha mengeluarkan teriakan Dao.
Dia melihat esensi masalah ini - betapa suci dan berwibawanya senjata Kaisar, penguasa tak tertandingi di antara senjata. Terkubur selama zaman tak terhingga, kini melihat fajar menyingsing, roh suci di dalamnya secara alami menunjukkan reaksi yang sengit.
Jembatan Buddha Emas Ungu berkilat. Di bawah kaki semua orang mengalir harmoni spiritual, kekuatan niat murni yang paling suci menyebar, membuat hati manusia menjadi tenang.
Jembatan ini dibuat oleh Kaisar Amitabha Buddha, disiram dengan kehendak batin makhluk hidup, melalui proses tempering ratusan kali tanpa sehelai kotoran, memancarkan kilau magis dari sisi paling murni hati manusia. Dijuluki mampu memurnikan segala makhluk dari berbagai langit, membawa semua menuju tepi, kini benar-benar menampakkan keunggulannya dengan efektif menetralisir niat membunuh.
Pada titik ini, lima senjata di altar dewa-iblis tersebut perlahan menjadi tenang, aura kekaisaran tak lagi terwujud.
"Amitabha Buddha." Banyak orang tak sengaja mengikuti mantra Buddha, membuat Jembatan Buddha Emas-Ungu semakin suci dan damai, memancarkan cahaya harmonis.
Baik dewa-iblis berjubah hitam dari Dinas Kematian maupun dewa utama organisasi Dewa, semua wajah berubah pucat. Agama Buddha yang didirikan Amitabha Buddha membuat mereka ditakuti.
Gunung-sungai runtuh, wilayah ini hancur berkeping-keping dipenuhi kehancuran, hanya altar yang tetap sempurna dengan aura kuno yang megah.
Lima senjata Kaisar di atas memperlihatkan wujud aslinya, tidak lagi gemetar, terpajang dengan tenang di sana. Ternyata semuanya adalah serpihan, bukan senjata tanpa cacat.
Seluruh bagiannya berwarna biru muda, sebagian tidak memiliki kilau dan sangat memudar, sementara yang lain masih memiliki lapisan cahaya keperakan yang mengalir. Setiap keping memancarkan nuansa kuno yang penuh liku-liku hidup, seolah telah melewati puluhan ribu tahun.
Ini adalah sebuah penggaris yang ditempa dari Perunggu Hijau Yuhua paling misterius - material immortal yang disejajarkan dengan Batu Darah Phoenix dan Logam Hijau Air Mata Dewa. Entah mengapa pecah menjadi lima bagian yang berhamburan di tanah.
Semua orang terdiam sejenak. Ini jelas adalah senjata Kaisar, tapi ternyata dihancurkan! Sungguh mengerikan sampai membuat bulu kuduk berdiri!
Tak heran ia menyerang Penggaris Logam Hijau Air Mata Dewa milik Roh Suci. Sebab ia sendiri adalah Penggaris Pengukur Langit yang terpicu oleh aura, tak bisa mentolerir "pasukan biasa" yang berani memprovokasi di sini.
"Bagaimana mungkin ini bisa hancur?" Orang-orang tertegun, tak berani mendekat, hanya menonton dari kejauhan.
Bekas patahannya tidak beraturan, seolah dihancurkan oleh getaran kekuatan dahsyat. Kekuatan sebesar apa yang mampu menghancurkan senjata Kaisar? Ini melampaui logika biasa.
Jika terjadi pertempuran, pasti akan menggemparkan langit dan bumi!
"Ini... tak terbayangkan. Hanya pernah kudengar di era mitos atau saat Istana Langit Kuno runtuh terjadi Perang Dewa sepedih ini. Mungkinkah ini Yang Maha Agung dari masa itu?" Seorang Maha Santo berbisik gemetar, suaranya tak stabil.
"Tidak! Bentuknya mirip catatan kuno. Ini persis seperti senjata legenda Sang Maha Agung!" Praktisi Dao Ratusan Tribulasi tiba-tiba berseru, ekspresinya berbinar-binar.
Seketika, Pelindung Spiritual Manusia, Raja Iblis Sapi, petinggi Dinas Kematian, dan Sang Dewa Utama serentak teringat sosok yang pernah memandang rendah sepanjang masa.
"Dia! Sang Penguasa yang Menyapu Sembilan Langit dan Sepuluh Bumi dengan Kesombongan—Raja Siluman!"
Suara gemetar penuh hormat meluncur dari seorang pelindung spiritual, menyebut nama yang menggema sepanjang zaman: Penguasa Siluman Purba yang memandang sinis masa lalu-kini dan meremehkan seluruh penjuru kosmos.
"Penampilan tak tertandinginya menerangi angkasa luar, reputasi termasyhur yang membuat siapapun gemetar saat menyebutnya. Yang Maha Agung, di era kekuasaannya, tak satu pun di sembilan langit dan sepuluh bumi yang berani menentang."
"Bagaimana mungkin itu dia? Bukankah dia dikuburkan di Wilayah Galaksi Kuno Beidou? Ternyata muncul di tempat ini!"
"Era hidupnya sulit diverifikasi. Ada yang mengatakan di masa keemasan bangsa siluman puluhan ribu tahun lalu, ada juga yang berpendapat jutaan tahun silam mendekati akhir era Purba."
"Legenda tentangnya kini hampir tak diketahui publik, tapi para Maha Santo di Jalur Kuno angkasa pasti paham. Kemilau namanya saja sudah cukup membuat mereka menghormati."
"Benar-benar merajalela di angkasa, tak tertandingi di sepanjang Jalur Kuno. Di masa muda, Raja Siluman menempuh Jalur Kuno manusia, menghadapi perburuan semua pihak. Tapi akhirnya semakin kuat bertarung, tak ada lawan di seluruh penjuru."
"Wujud aslinya biasa saja. Legenda menyebut hanya seekor kelinci salju, tapi menjadi Yang Maha Agung sejati. Dijuluki Penghancur Segala Maha Agung, penguasa tunggal seluruh dimensi."
Sebelum mencapai pencerahan, dia pernah mengalami pertempuran berdarah semalam yang menggemparkan sepanjang masa, membunuh Dewa Darah Ilahi Yang Maha Agung, memancung Leluhur Kuno Tak Terkalahkan dari Ras Roh Suci, serta membantai beberapa Dewa Jahat Kuno level Kaisar.
Pertempuran itu membuat langit runtuh dan bumi terbelah, hantu menangis dan dewa meratap. Sulit dibayangkan bagaimana dia sendirian menderu di alam semesta, dalam satu malam mengalahkan semua penjuru, membunuh seluruh pesaing, lalu dengan perkasa menapaki puncak!
Namanya Xue Yue Qing, pria berjubah putihnya mengalahkan salju, melebihi kesempurnaan dewa. Di eranya, dia menyerang para dewa di Sembilan Langit di atas, menaklukkan kekacauan mayat di Sembilan Neraka di bawah, pesonanya legendaris, tak ada duanya di dunia fana.
Meski asal-usulnya sangat rendah dan lemah—hanya seekor kelinci salju—dia begitu luar biasa. Selangkah demi selangkah maju, akhirnya menjadi Raja Siluman di puncak tertinggi Jalan Tertinggi.
Pada akhirnya, orang-orang melupakan identitas aslinya. Karena kekuatannya yang demikian perkasa, membuat para dewa gemetar.
“Menurut legenda, Raja Siluman yang fenomenal itu menggunakan tubuh lemahnya untuk tempering darah, memupuk diri sendiri, terus menguat hingga akhirnya satu tetes darahnya bisa membunuh seekor naga!”
Umat manusia mengira dia wafat dalam meditasi di Beidou di masa senja, tapi beberapa catatan teks kuno menyebut makam Raja Siluman berubah menjadi benua dan akhirnya menabrak kedalaman alam semesta.
Saat ini, dengan kemunculan Yao Huang Chi, semua orang tahu ini adalah makam kuno Sang Raja Siluman!
Tapi kebingungan muncul: Mengapa Yao Huang Chi yang termasyhur dalam sejarah dan tercatat dengan tinta emas ini hancur lebur? Padahal kewibawaannya sangat legendaris.
Sejarah tak pernah mencatat pertempuran dahsyat antara Raja Siluman dengan pihak lain, apalagi kerusakan Yao Huang Chi. Senjata itu seharusnya menghilang bersamanya.
“Mungkinkah di masa tuanya, Raja Siluman yang menyepi di makamnya mengalami pertempuran paling mengerikan seumur hidup? Senjata Kaisar hancur, makam raksasa terlempar ke ujung jagat raya?!”
Ketika memikirkan kemungkinan ini, setiap orang merinding bulu kuduk. Betapa kuatnya musuh yang harus dihadapi, mustahil ditemukan dalam catatan sejarah.
Siluman Jubah Putih dengan keagungan tiada tanding, bagaimana mungkin di masa lalu menemukan lawan sepadan? Legenda menyebutkan demi mencari lawan seimbang, ia menjelajahi seluruh alam semesta namun tak seorang pun mampu menahan serangan sebatang jarinya.
Pikiran orang-orang bergejolak, akhirnya semua mata tertancap tajam pada serpihan senjata yang berserakan.
Pada momen ini, mustahil mengatakan tak ada niat serakah di antara mereka. Ini adalah Yao Huang Chi yang kekuatannya mengguncang zaman - meski hancur, nilainya tetap setara dengan kota utuh.
Lagipula, Penggaris Pengukur Langit yang utuh pasti tak terkendali. Jika hanya satu fragmen, mungkin bisa dimanfaatkan oleh penguasa legendaris tingkat Maha Santo.
Swoosh!
Cahaya keperakan berkilat. Dewa Utama pembawa kendi melangkah maju, menghilangkan semua aura pembunuhan. Seluruh wujudnya memancarkan ketenangan seiring pendekatan untuk menyimpan Yao Huang Chi.
"Maha Santo pertama telah bertindak, secara alami yang lain juga tidak tahan duduk diam. Enam tujuh Maha Santo legendaris berani mendekat, dengan penuh kewaspadaan menuju altar dewa-iblis."
"Peluang jenis ini siapa yang mau melepas? Senjata satu generasi Raja Siluman, saat ini terpotong menjadi lima bagian terpajang di sini. Semua cultivator pasti tergoda."
"Orang lain menahan napas, tak berani ikut bertarung. Dengan hati-hati mereka mengamati. Beberapa pelindung spiritual manusia masih diam, ekspresi tak menentu antara terang dan gelap, menanti waktu terbaik."
"Braak!"
Tiba-tiba, setelah enam tujuh Maha Santo mendekati altar, benda itu memancarkan tirai cahaya yang menyelimuti area tersebut dalam kabut magis. Semburan sinar darah berkilat-kilat, menampakkan bayangan samar berjubah putih yang berdiri membelakangi semua orang, dalam diam melakukan ritual persembahan kepada senjata Kaisar.
“Dug!”
Hampir semua orang langsung berlutut. Mereka merasakan aura intimidatif yang terasa abadi, bahkan Maha Santo pun tak kuasa menahan diri untuk tidak membenturkan dahi ke tanah dengan lutut yang gemetar.
Ini membuat semua orang tertegun, dalam sekejap itu, orang-orang memahami bahwa bayangan samar berbaju putih itu pasti... Raja Siluman!
Secara pasti, ini adalah sisa stempel yang ditinggalkannya saat berdiam di sini, hingga kini belum berhamburan tertiup angin. Jejak stempel yang tersisa saja sudah membuat para Maha Santo hampir bersujud, seperkasa apakah ini?
Berikutnya, fragmen gambaran demi gambaran berkilat, semua orang terhenyak, badan fisik gemetar, akhirnya mengetahui mengapa Penggaris Raja Siluman hancur!
