“Burung Yuānchú terbang dari Laut Selatan menuju Laut Utara, hanya akan berhenti di pohon phoenix.”
Yuānchú adalah makhluk dalam catatan kuno yang termasuk spesies Phoenix. Ia lahir di Laut Selatan namun harus terbang ke Laut Utara. Di alam semesta, hanya pohon phoenix yang menjadi tempat tinggal sejatinyanya.
Menara Phoenix Sejati sesungguhnya adalah sebatang pohon phoenix raksasa. Tumbuh selama puluhan ribu tahun, batangnya sebesar gunung.
Tanpa mahkota pohon—sudah hancur oleh sambaran petir. Kini hanya tersisa setengah batang yang berakar di dalam kota, dibentuk menjadi Menara Phoenix, bangunan tertinggi di Kota Emas Kuno.
Sulit dibayangkan, pohon purba sebesar ini ternyata belum menjelma menjadi makhluk sadar.
Tentu, ada juga yang mengatakan dahulu pohon ini berubah menjadi zhun-di, dalam proses tribulasi dihancurkan jalan spiritualnya oleh Dewa, dikurangi esensi dalam tubuh pohon, hingga menjadi kayu biasa.
Hingga kini masih terlihat bekas hangus di bagian yang patah, akibat sambaran petir, meninggalkan kesedihan seumur hidup, zaman yang berlalu membuatnya sulit dipulihkan.
Hari ini, Menara Phoenix Sejati ramai dikunjungi, cultivator hilir-mudik, penguasa kuat berkeliaran, makhluk purba berubah wujud manusia, memancarkan aura energi berdarah yang kuat, berduyun-duyun datang menaiki menara ini.
Di sini terlihat berbagai penguasa kuat dari berbagai suku, beragam rupa: raksasa emas setinggi 10 zhang, naga hitam dari Minghai, iblis kering dari legenda rakyat...
Dari keturunan iblis purba, hingga suku dewa sejati, sampai ahli pertarungan berdarah kuno terkuat, cultivator berlatar belakang besar tak terhitung jumlahnya!
Ye Fan dan rombongan pun tiba, menapaki anak tangga menuju menara ini, kayu phoenix mengeluarkan suara getar logam yang jernih, lebih mirip tempaan hijau emas ketimbang kayu biasa.
Seluruh bangunan, kecuali bagian paling atas yang menghitam terbakar, bagian lainnya berwarna giok segar. Batang pohon phoenix memang seperti ini, selalu hijau sepanjang tahun.
Kedatangan mereka menarik banyak sorotan. Konstitusi Suci manusia adalah fisik yang kuat, kini bahkan disukai Dewa, secara alami memicu perhatian berbagai ras.
Berbagai pandangan tajam bagai belati. Meski Ye Fan membelakangi sebagian orang, dia bisa merasakan ketajaman itu, seolah semburan petir terus menyambar.
Pang Bo berjalan berdampingan dengannya, tak sungkan sedikitpun menyapa para penguasa dari berbagai ras. Seolah mereka teman lama yang lama tak berjumpa. Di tempat ini semua saling waspada dan bermusuhan, sosok ceplas-ceplos seperti dia benar-benar langka.
Lantai teratas Gedung Phoenix Sejati sangat luas, bukan hanya karena batangnya sebesar gunung, tetapi juga prinsip ruang yang terukir di sini. Berapa pun tamu yang datang pasti tertampung.
Kuda Naga, Singa Emas, Kalajengking Langit, Sembilan Buaya Suci Naga, dll. Dalam hal bentuk fisik, mereka benar-benar tidak istimewa di sini. Di atas menara setinggi gunung, terdapat berbagai makhluk perkasa. Sebagian memiliki lingkaran cahaya di belakang kepala, sebagian membawa sayap phoenix suci di punggung... Seolah kita berada di kerajaan kuno para dewa dan iblis!
"Itukah Konstitusi Suci manusia yang dijuluki salah satu garis keturunan tertua?" Seseorang berbisik, namun jelas tidak berniat menyembunyikannya karena banyak yang bisa mendengar.
"Konstitusi Suci apa? Siapa yang memberi gelar ini? Hanya manusia yang mengklaim sendiri! Di alam semesta, apa artinya? Mungkin cuma pantas jadi mangsa darah dan daging!" Suara membekukan yang penuh permusuhan ini terdengar lancang. Namun sumbernya sulit dilacak, bersembunyi diam-diam sambil menggetarkan kesadaran spiritual dengan teknik aneh.
Banyak yang menunjukkan ekspresi aneh. Ucapan-ucapan ini jelas menyasar, menunjukkan permusuhan terbuka terhadap Konstitusi Suci manusia. Mungkinkah akan terjadi pertempuran?
"Kalau memang tidak terima, kenapa tidak bertarung langsung? Yang Mulia ini khusus menangani semua yang tidak patuh!" Longma bersuara dengan gaya yang terlalu mencolok.
Pandangan para pahlawan tertuju ke arahnya, campuran kejam, tanda persahabatan, dan aura mengerikan berpadu seperti pedang-pedang langit yang menggemakan criiiing.
"Cuma seekor binatang brengsek, berani pamer kekuatan palsu?!" Suara tadi muncul lagi, kata-katanya semakin kasar, bergema tak tentu arah, tetap menggunakan teknik kesadaran spiritual.
"Braak!"
Tiba-tiba Ye Fan bergerak. Seluruh tubuhnya memancarkan sinar emas, bagaikan naga buas berwujud manusia dengan aura darah menggila dan keberanian luar biasa.
Saat bergerak, tubuhnya mengguncang seperti gunung bergetar. Seluruh Menara Phoenix sejati bergoyang hebat, menggemparkan langit-bumi hingga 10.000 li cakrawala goyah.
Dia berubah menjadi petir emas, muncul di depan penguasa kuat berbadan singa bermuka manusia. Satu tangan maju menekan, angin dan guntur menggelegar disertai gelombang semangat tempur.
Tidak ada yang perlu diucapkan. Setelah menemukan provokator yang bersembunyi, Ye Fan langsung menghantam dengan pukulan berat. Telapak tangannya berubah menjadi batu nisan langit berwarna emas, bertuliskan rune yang berputar-putar dengan bobot melebihi 10.000 jun.
"Kau..."
Penguasa berkepala manusia bertubuh singa itu terkejut. Fokus kultivasinya pada roh primordial membuat kekuatan spiritualnya dahsyat. Meski menguasai teknik kuno yang bahkan sulit dideteksi Maha Santo biasa, tak disangka Ye Fan bisa melihat niat sejatinya dalam sekejap.
"Braak!"
Cakar singa menyambar untuk menahan batu nisan emas itu. Energi mengerikan berhamburan bagai ombak menghantam tebing, memenuhi udara dengan aura berdarah.
Saat kedua telapak bertabrakan, cakar itu meledak menjadi kabut darah. Kepingan tulang belulang beterbangan, darah segar berceceran!
"Graaawrr..."
Auman singa legendaris menggema. Prinsip Tao primordial melesat dari mulut penguasa setengah singa itu, menghujam Ye Fan dari jarak sedekat ini dengan intensitas yang tak tertahankan.
Ye Fan mengerang dengan lirih yang mengandung Om Getaran Surgawi aliran Buddha, langsung menghancurkan auman singa. Tubuh lawannya berkeping-keping sebelum akhirnya meledak hancur di tempat.
Pemandangan berdarah ini sama sekali tidak menggoyahkan para jagoan yang berwajah dingin. Siapapun yang bisa berada di sini pastilah telah melewati lautan mayat dan genangan darah.
"Bunuh!"
Dari gumpalan darah yang meledak itu, seekor anak singa perak - roh primordial sang jagoan - menyambar dengan kecepatan luar biasa, langsung menghujam ke tulang dahi Ye Fan untuk menghancurkan rohnya.
Musuh ini ahli dalam kesadaran spiritual dengan kekuatan mental super. Ini serangan mematikannya. Namun Ye Fan tetap tegak. Dari tulang dahinya muncul sosok kecil emas setinggi kepalan tangan yang mengeluarkan Tinju Enam Jalan Samsara.
Cahaya keemasan menyala-nyala. Sosok kecil emas itu menghantam anak singa perak dengan satu pukulan, membuatnya hancur berkeping seperti kembang api yang mekar, jiwa dan raga akan tercerai-berai.
Hingga saat ini, berbagai penguasa kuat memperlihatkan wajah terkejut. Dari aksi Ye Fan hingga kini, ia menguasai keunggulan absolut. Hampir setiap serangannya bisa membunuh secara instan!
"Konstitusi Suci manusia benar-benar keren banget! Tapi di Gedung Phoenix Sejati ini, kau tak boleh berani mengacau! Saat ini sedang ada pertemuan para pahlawan terbaik berbagai suku. Apa kau ingin mengacaukan ruang sidang?"
Suara serak bergema dari kejauhan. Seorang manusia batu muncul tak jauh dari situ, berada dalam kondisi Raja Suci. Salah satu bola matanya ternyata terbuat dari Logam Hijau Air Mata Dewa yang memancarkan kilatan cahaya berkilauan, sungguh menakutkan.
Semua orang serentak menarik napas dingin. Roh Suci sendiri adalah makhluk yang melawan hukum alam. Siapa pun yang bertemu pasti pusing tujuh keliling. Kekuatan legendarisnya menguasai seluruh wilayah galaksi - planet-planet di berbagai bintang, bisa dihitung jari jumlahnya.
Kini, mata kiri Roh Suci ini ternyata menggunakan Logam Hijau Air Mata Dewa yang memancarkan kilau magis. Pasti memiliki kesaktian melawan Langit! Tak diragukan lagi, dia adalah yang terkuat di level ini!
Ye Fan dan Roh Suci memiliki dendam besar. Saat ini, tubuhnya masih membawa kutukan dari suku tersebut, meskipun telah disembunyikan dengan teknik rahasia. Namun, Roh Suci sejati yang mendekat tetap bisa merasakannya.
Di antara kedua belah pihak, tak perlu alasan apapun. Ada permusuhan bawaan lahir. Jika benar-benar berdua, pasti takkan berakhir kecuali dengan kehancuran total!
Keduanya memanas dengan ketegangan ekstrim. Jika bertempur, pasti akan mengguncang dunia. Mereka sama-sama dijuluki penguasa agung di tingkatan ini, jauh melebihi ahli umum.
"Wajahmu sungguh buruk rupa, bahkan tak secantik patung batu yang kubuat sembarangan." Di momen kritis ini, Kuda Naga berkata dengan datar, membuat banyak orang pusing sekaligus tertahan tawa.
"Kau ingin mati?!" Mata Logam Hijau Air Mata Dewa sang Batu Manusia memuntahkan kilatan sakti yang meretakkan ruang hampa, bahkan mengeluarkan suara Jalan Agung yang menyala-nyala, melesat ke arah Kuda Naga.
"Braak!"
Ye Fan bertindak, mengayunkan Tinju Enam Jalan Samsara yang menelan gunung-sungai. Aura darah keemasan bagai wilayah galaksi menekan ke depan, bertabrakan dengan kilatan sakti itu.
Banyak orang terlempar mundur dalam gelombang kejut dua penguasa kuat. Erangan kesakitan terdengar saat mereka menjadi korban tak bersalah yang terkena imbas, menderita cedera parah tak terbayangkan.
"Dua Yang Mulia, tujuan kami adalah menukar sepuluh darah kuno terkuat. Mengapa merusak hal besar demi masalah sepele? Lebih baik mundur selangkah." Suara agung bergema bersamaan langkah kaki yang membuat seluruh Menara Phoenix Sejati bergemetar.
Sosok raksasa setinggi 10 zhang (≈33m) itu adalah perwujudan garis keturunan terkuat legendaris suku mereka - Raksasa Emas! Kekuatan mengerikannya menguasai dunia, menjadikannya Yang Muda nan Dingin yang Maha Agung!
Tiba-tiba Shen Zu Tiannu Xin Lan tiba dengan kilau magis memancar dari matanya. Kedatangan dua Yang Maha Agung muda ini akhirnya mencegah pertempuran sengit.
"Bertemu lagi di Jalur Kuno Mitos!" Batu manusia berbalik dan pergi tanpa basa-basi.
Di sudut bibir Ye Fan memperlihatkan senyum sinis tipis, "Kau tidak berguna, nikmati saja sisa waktumu yang terakhir."
Para pemuda bubar, Ye Fan, Pang Bo, Kuda Naga dan yang lain melanjutkan perjalanan, menginjakkan kaki di lantai tertinggi Menara Phoenix Sejati. Di sepanjang jalan terlihat beberapa mayat dengan kondisi memilukan.
Konon, Kaisar Tian, Iblis Besar dan lainnya baru saja melewati sini. Mereka menghadapi tantangan dan melancarkan serangan perkasa yang memicu pembunuhan berdarah.
Yang paling penuh kebencian adalah Empat Pangeran Klan Ular Emas. Dengan sengaja mereka menyerang habis-habisan, menembak mati puluhan petarung selama pendakian menara dalam aksi berdarah yang kejam.
Banyak petarung kuat tiba di Jalur Emas Kuno umat manusia. Meski semuanya merupakan yang terkuat dari generasi muda berbagai suku, hanya belasan yang benar-benar memenuhi syarat disebut Yang Muda nan Dingin yang Maha Agung.
Hanya melalui perbandingan bisa terlihat keunggulan. Sekalipun menjadi penguasa tak tertandingi di klan sendiri atau raja di jalur suatu wilayah, semua itu tak berarti. Ketika berbagai ras berkumpul, barulah terlihat siapa yang lebih lemah.
"Meski banyak yang tidak patuh, tapi setelah pertempuran sengit tadi, mereka akhirnya pasrah membungkukkan kepala. Saat ini hanya belasan orang yang memenuhi syarat disebut Yang Muda nan dingin yang Maha Agung."
Ye Fan dan kawanan bergerak perlahan. Di bawah menara mereka mengamati para penguasa kuat, mempelajari setiap suku dengan cermat agar punya pengetahuan dalam hati. Mungkin akan ada pertempuran berdarah mengerikan di masa depan. Setengah shichen kemudian baru naik ke lantai berikutnya.
"Meski ada kabar tentang pohon kehidupan, tapi yang datang cuma penguasa dari puluhan jalur kuno sekitar. Dibandingkan dengan rute bintang besar, ini hanya sebagian kecil."
Banyak penguasa kuat datang ke Jalur Emas Kuno, tapi jumlahnya masih jauh lebih sedikit dibanding seluruh wilayah di alam semesta. Alam semesta yang maha luas mustahil membuat semua klan kuat tahu dan bergegas datang.
"Ini benar-benar kewibawaan yang direbut dengan pertumpahan darah!" Pang Bo menghela nafas.
Bukan hanya Ye Fan yang mendapat tantangan. Mereka yang sudah naik seperti Kaisar Tian, Raja Manusia, dewi langit suku dewa Shen Lan, raksasa emas—semua juga membawa noda darah di tubuh.
Relatifnya, Ye Fan dan yang lainnya naik terakhir, pertempuran yang mereka alami tergolong sedikit. Darah di tubuh beberapa orang itu menunjukkan betapa sengitnya pertempuran.
Di lantai terakhir terdapat sebuah platform tinggi yang menyerupai arena pertarungan, sekaligus mirip altar dewa tertinggi. Saat ini hanya belasan orang yang memenuhi syarat untuk duduk di atasnya.
Empat Junjungan Klan Ular Emas, Shen Lan dari Suku Dewa, Raksasa Emas, Pemakan Logam, Keturunan Dewa-Iblis Sang Gu, Semut Tembaga Raja Suci, Longque (Naga-Burung), Makhluk Purba Penelan Langit, Mayat Bumi, Binatang Darah, Roh Suci Batu Manusia, Iblis Besar, Di Tian...
Mereka duduk tegak di atas platform, masing-masing memancarkan aura penguasa dunia yang berbeda-beda, seolah mampu menelan galaksi. Setiap sosok memancarkan kewibawaan yang luar biasa dan sangat mengejutkan.
Di bawah, ribuan orang dengan ekspresi campur aduk berdiri. Mereka semua adalah generasi muda terkuat dari berbagai suku, namun jelas kalah tingkat dibanding belasan orang di atas.
“Baru saja banyak orang menantang, semuanya membayar harga mahal dengan darah, bahkan ratusan orang kehilangan nyawa. Kini tak ada lagi yang berani memprovokasi, semua sudah tenang.”
“Dalam arti tertentu, mereka semua telah kalah di Jalan Kaisar.”
“Di altar dewa, belasan orang duduk dengan angkuh di atas, membuat para pemuda merasa status mereka terlalu tinggi untuk dijangkau. Semua orang berambisi, tapi tak bisa naik ke sana.”
“Kehadiran Ye Fan seketika menarik banyak pandangan, mengamati apakah dia akan naik ke altar dewa yang memancarkan sinar pelangi menyala-nyala itu.”
“Menurutku duduk di atasan lebih nyaman,” Pang Bo bersuara.
“Ye Fan mengangguk, lalu maju berdampingan dengannya. Aksi ini langsung memicu kemarahan banyak penguasa kuat. Provokasi pertama justru datang dari orang di atas - Ryūji Empat Langit Klan Ular Emas mendengus dingin, hawa dinginnya menusuk seperti pedang langit yang menghujam.”
“Braak!”
Ye Fan melangkah, seluruh tubuhnya menyala terang benderang, bagaikan samudra emas yang naik turun, menetralisir aura yang dingin menusuk. Bola matanya memancarkan dua kilatan sakti, menatap tajam ke Jin She Er Lang Jun. Ia dan Pang Bo dengan percaya diri naik ke podium.
Jin She Er Lang Jun menyapu mereka dengan tatapan dingin menusuk tulang, namun tidak melanjutkan sikap. Seperti tiga saudaranya, ia duduk bersila tak bergerak di tempat.
Namun senyum sinis di sudut bibirnya mengungkapkan bahwa saat ini ia sengaja menahan diri, bukan karena ada rasa takut!
Di masa lampau, dialah yang sendirian menembus wilayah galaksi lain, menghancurkan seluruh klan monyet sakti terkuat, membantai hingga angkasa luar bergetar, mengguncangkan berbagai wilayah kuno.
Ia adalah legenda hidup yang masih bernafas, kewibawaan Hèhè-nya ditakuti berbagai suku. Sejak debutnya hingga kini, belum ada satu pun lawan yang bisa lolos hidup dari genggamannya.
Tidak diragukan lagi, di altar dewa ini, jika bicara soal yang terkuat, tentu adalah keempat saudara mereka. Karena setiap orang adalah Yang Muda nan dingin yang Maha Agung, empat penguasa terkuat klan Ular Emas bersatu, siapa yang berani mengusik?!
"Aku pernah mendengar, Konstitusi Suci manusia bisa dianggap sebagai konstitusi fisik luar biasa. Darah dalam tubuhnya bisa memenuhi syarat sebagai darah kuno terkuat." Tiba-tiba Binatang Darah yang duduk di atas altar dewa itu bersuara dingin.
"Benar, kita membutuhkan sepuluh jenis darah kuno terkuat. Darah Konstitusi Suci ini bisa dihitung sebagai salah satunya." Mayat Bumi mengangguk.
Dua penguasa kuat ini duduk di altar dewa tertinggi, memandang sinis ke bawah para pemuda. Kini mereka secara berturut-turut menyebut darah suci, menunjukkan sikap jelas yang menyasar Ye Fan.
Bukan hanya wajah Ye Fan yang menjadi muram, bahkan Pang Bo pun marah besar. Mereka datang untuk menukar darah kuno, dengan membawa darah Laba-laba Iblis Berkaki Sepuluh Ribu yang layak ditukarkan. Tak disangka ada yang menganggap mereka sebagai mangsa.
“Kau yakin ingin mengambil darahku, menganggapku sebagai buruan?!” Sorot mata Ye Fan membara bak obor yang meledak-ledak.
“Lalu bagaimana? Sudah lama kami dengar darah Konstitusi Suci manusia sangat istimewa. Hari ini, sumbangkanlah, kami semua akan mengingat kebaikanmu.” Xueshou (Binatang Darah) adalah makhluk purba buas yang haus darah seperti kebutuhan hidup, dikenal paling kejam. Wujud aslinya mencapai ribuan zhang, namun kini berubah menjadi pendekar berambut merah yang duduk bersila di altar. Kabut darah samar-samar menyelimuti, tatapan matanya membeku.
“Inilah keputusan kami, menganggapmu sebagai buruan. Ada masalah?” Dishu (Mayat Bumi) lebih blak-blakan. Ia adalah mayat kuno yang mencapai pencerahan, konon memiliki tubuh sekuat vajra yang tak bisa dihancurkan.
“Sepertinya kalian berdua sudah bosan hidup!” Ye Fan langsung bertindak. Kepalan emasnya menghancurkan ruang hampa! Hingga hari ini, di manapun ia berada, tak perlu mundur. Di Jalan Kaisar, memperebutkan supremasi harus maju terus pantang menyerah.
