Bagai matahari sakti menguasai langit, saat Ye Fan terbang ke altar dewa, seluruh tubuhnya memancarkan sinar emas bak sang surya yang memancarkan cahaya abadi, kekuatan pamungkas bergelora keluar.
Tangan kirinya membentuk segel, bintang-bintang di berbagai langit bermunculan. Tangan kanannya menggenggam tinju, menguasai siklus hidup-mati. Ia bagaikan Raja Dewa yang memerintah langit kesembilan, paling suci dan berkilauan mempesona.
Binatang darah mengeluarkan teriakan, di belakangnya lautan darah tak terbatas muncul, seakan menguasai dunia Asura, sebagai penguasa sejati yang berdiri tegak di atas lautan darah, menelan langit dan bumi.
Saat ini ia tidak menampakkan wujud aslinya, melainkan seorang pendekar berambut merah dengan struktur rambut kusut, mata bagai binatang buas, telapak tangan mengubah qian kun, menyimpan gunung-sungai, menekan ke arah Ye Fan.
Kepalan emas Ye Fan yang menguasai siklus hidup-mati menghancurleburkan segala halangan, bahkan sepotong dunia dalam telapak tangan pun tak mampu bertahan, tertembus di tempat.
Suara pecahan terdengar, sebuah dunia hancur berkeping-keping!
Harus diakui, binatang buas purba itu super mengerikan. Dunia dalam Telapak Tangannya runtuh, menyebabkan ruang hampa di sana terdistorsi dan ambruk. Namun tubuhnya tak bergeser seinci pun, menggunakan tangan besar berdarah untuk melawan kepalan emas Ye Fan.
"Braak!" Suara gemuruh menggema. Di antara kedua pihak meletus cahaya menyilaukan, bagai bintang-bintang yang meledak, percikan kembang api abadi yang menyebar ke segala penjuru.
Tempat ini adalah Gedung Phoenix Sejati, konon merupakan wujud asli zhun-di yang gagal dalam tribulasi. Sejak zaman kuno tak lapuk dimakan waktu. Kalau tidak, jika terjadi di tempat lain, bahkan bintang di langit akan terjatuh.
Binatang buas purba ini sangat kuat, termasuk spesies langka pamungkas dari zaman purba. Tubuh fisiknya mampu bertarung melawan dewa dan iblis. Hanya garis keturunan seperti ini yang bisa menahan satu pukulan Ye Fan tanpa hancur berantakan.
Ini juga membuktikan secara tak langsung: para Yang Muda nan dingin yang Maha Agung di jalur kuno angkasa bukanlah sembarang nama. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka menonjol di antara para Santo?
"Di bawah altar dewa terdapat ribuan orang, mereka bukan peserta ujian biasa, melainkan para penguasa terkuat dari berbagai suku di generasi ini! Semuanya adalah jenius-jenius berbakat yang terpilih dari ratus juta makhluk hidup. Tapi saat ini, mereka hanya bisa menatap belasan orang di platform tinggi itu."
"Banyak ras berbeda baru bisa melahirkan satu Yang Muda nan dingin yang Maha Agung. Ini cukup membuktikan betapa sulitnya proses seleksi."
"Kepalan emas Ye Fan terus-menerus bertabrakan dengan telapak Binatang Darah. Tubuh pendekar berambut merah itu bergetar, semburan kilat menyala-nyala muncul di ruang hampa. Ye Fan menyapu lewat, menyerang musuh lain dengan cepat beralih target ke Mayat Bumi."
"Di sana energi Yin bergelora, kabut kematian bergulung-gulung seolah Raja Kegelapan membuka pintu besar neraka, menghadirkan alam akhirat di dunia fana."
"Syuush!"
"Di sela jari Mayat Bumi, muncul beberapa rantai besi hitam legam yang mengerikan. Tampak seperti belenggu dari kedalaman neraka yang dulu digunakan untuk mengikat binatang buas, kini menjadi senjatanya."
Ia adalah mayat kuno yang mencapai Jalan sehingga hidup kembali, pernah terkubur di daerah Yin ekstrem. Terus menyerap Qi Yin selama bertahun-tahun, perlahan membangun kecerdasan spiritual, hingga mencapai keberuntungan seperti sekarang.
Criiiing!
Ye Fan menebas dengan tangan kosong, memotong salah satu rantai besi. Telapak tangan emasnya tak tertembus, bahkan senjata tingkat Raja Suci pun tak berguna—semua akan hancur.
Namun kekuatan tubuh dan fisik mayat bumi ini benar-benar melampaui imajinasi. Layak disebut tubuh Vajra tak termusnahkan. Segel yang dibentuk Ye Fan hanya meninggalkan bekas putih di permukaannya, tidak sampai runtuh.
Bisa menjadi Yang Maha Agung di kalangan generasi muda, memang ada logikanya. Tak satu pun dari mereka orang biasa—semua memiliki keunikan tersendiri dalam perjalanan kultivasi.
Dang… Dang…
Seperti suara tempa besi, tangan kiri Ye Fan membentuk segel dengan bintang-bintang di berbagai langit berkedip, tangan kanan menggenggam tinju dengan kilatan magis sepuluh ribu jalan emas—bentrokan keras dengan mayat bumi.
Kekuatan jenis ini, aura wibawa seperti ini, intensitas level ini—membuat setiap Yang Maha Agung muda tertegun: Tubuh Vajra tak termusnahkan versus tubuh emas abadi.
"Braak!"
Akhirnya, Ye Fan menggunakan telapak kiri dan tinju kanan saling menukar serangan, menghancurkan semua rantai besi di tubuh Mayat Bumi seolah menerobos neraka dan meluluhlantakkan senjata dewanya.
Namun, Mayat Bumi benar-benar terlalu kuat. Tubuhnya tetap utuh, mengeluarkan energi Yin dari mulut disertai kabut hitam pekat yang membubung tinggi, menunjukkan kekerasan dan kekuatan pamungkas.
Semua orang di bawah altar dewa terpana. Meski mereka jauh melebihi peserta ujian biasa - para elit terkuat dari generasi muda berbagai suku - saat ini mereka merasakan kerapuhan diri yang mendalam.
Jika mereka yang naik, diperkirakan akan hancur berantakan oleh satu pukulan, berubah menjadi serpihan tulang dan lumpur darah!
Pada detik ini, setiap orang merinding dalam hati dan membeku ketakutan. Kini jelas pilihan mereka untuk tidak menyerang Ye Fan adalah tepat, hanya para penghuni altar dewa yang mampu bersaing dengannya.
Di platform tinggi itu, Binatang Pemakan Logam, keturunan dewa-iblis Sang Gu, Makhluk Purba Penelan Langit, Raja Semut Tembaga, dan lainnya masih menyandang noda darah segar, baru saja melewati pertempuran sengit serupa.
Setiap Yang Maha Agung yang masih muda yang menginjakkan kaki di altar harus meraihnya dengan kekuatan yang mematikan. Kecuali Empat Tuan Ular Emas, termasuk Dewi Langit Suku Dewa Xin Lan, Kaisar Tian, dan Roh Suci Batu Manusia - semuanya pernah mandi darah.
Di Menara Phoenix Sejati, berkumpul banyak penguasa kuat dari berbagai wilayah kuno. Mereka berasal dari ras-ras berbeda yang tak tertandingi di alam masing-masing. Di sini, tak ada yang mau mengakui keunggulan pihak lain. Dalam arti tertentu, setiap orang akan memiliki musuh di seluruh dunia. Hanya dengan mengalahkan semua pihak, seseorang bisa mencapai puncak Jalan Kaisar.
Ye Fan tiba paling akhir. Orang-orang di bawah tak berani mengujinya, tapi berbeda dengan mereka yang ada di altar suci. Mereka semua meraih posisi itu dengan pertumpahan darah. Sebagai Yang Maha Agung yang telah terbukti, mustahil mereka membiarkan seseorang naik dengan mudah.
Reputasi Ye Fan di kalangan manusia tak berguna di sini. Ia harus melewati rintangan ini dengan kekuatan untuk membuat ras lain mengakui. Beberapa di altar jelas berharap ia terjepit, mengurangi satu pesaing.
"Dang!"
Tinju emas Ye Fan bertabrakan dengan tinju hitam mayat bumi, langit runtuh dan bumi terbelah, seolah dua keping logam suci saling menghantam dahsyat, menggetarkan tulang telinga banyak orang hingga hampir retak.
"Bajingan ini sebenarnya reinkarnasi siapa? Bagaimana mungkin tubuh fisiknya sekuat ini, bahkan bisa menyaingi tubuh Ye Zi? Ini benar-benar melampaui logika biasa." Pang Bo memperlihatkan raut wajah serius.
Mayat bumi ini terlalu kuat. Bahkan Kaisar Tian, Dewi Langit suku dewa, dan Empat Junjungan Ular Emas sampai berubah wajahnya. Tubuh tak tertandingi di tingkat ini bisa dibilang langka sejak zaman purba.
Ye Fan sudah tak perlu diragukan. Sedangkan binatang darah masih bisa dipahami, mengingat garis keturunannya yang paling kuno. Di era purba, ras ini bahkan bisa bersaing dengan dewa dan iblis, legendaris kuatnya.
Tapi mayat bumi ini terlalu aneh. Banyak orang berdugaan, pasti ada identitas luar biasa di ingatan masa lalu jasad kuno ini. Kalau tidak, bagaimana mungkin sampai sehebat ini?!
Tatapan mata Ye Fan membeku, sepenuhnya mengekspresikan makna sejati Enam Jalan Samsara. Satu pukulannya membelah langit dan memecah bumi, menguasai hidup-mati, menjadi penguasa sejati reinkarnasi. Beberapa alam semesta purba berputar.
Mayat Bumi terlempar menyamping, namun tidak meledak. Seluruh tubuhnya justru memancarkan sinar Buddha tak terhingga. Dari dalam tubuhnya terdengar lantunan kitab suci yang bersahutan.
Ia tampak berwibawa dan sakral, bagaikan biksu agung yang telah mencapai Jalan. Nyanyian ritual Buddhis terus bergema, menggema ke seluruh Langit dan Bumi, seolah para Bodhisattva berbagai langit dan Buddha-Buddha kuno sedang memberkati dan menjaganya.
Menyaksikan adegan yang mengerikan ini, semua orang terdiam sejenak. Bulu kuduk mereka berdiri tegak, seluruh tubuh membeku, diselimuti rasa takut yang mendalam.
Apakah ingatan masa lalunya adalah seorang Buddha besar tertinggi?
Jelas, pukulan Ye Fan ini terlalu berdarah dingin. Hampir melukai fundamentalnya, memicu kekuatan mengerikan zaman purba yang selama ini tersembunyi di dalam tubuhnya, hingga meluap keluar.
"Amitabha Buddha!"
Lantunan kitab kuno bergema silih berganti, bagaikan Gema Jalan Langit yang memekakkan telinga, membuat jiwa setiap orang gemetar tak tertahankan.
"Latar belakangnya terlalu besar!" Semua orang terpana. Pola-pola kuno bermunculan di belakang mayat bumi. Ternyata di zaman dahulu ia pernah bersujud pada patung Buddha kuno, aura kekaisaran mengalir, mengguncang berbagai langit sepanjang masa.
Mayat kuno ini dulunya melayani Amitabha Buddha, baik sebagai sesepuh agung maupun murid Amitabha, sungguh mengerikan sampai membuat bulu kuduk berdiri!
Setiap orang membeku bagai patung batu, seluruhnya dikendalikan oleh faktor gentar.
Sinar Buddha tak terhingga memancar dari mayat bumi, memancarkan cahaya abadi. Tapi tiba-tiba terjadi mutasi suci, semua cahaya harmonis dalam sekejap berubah hitam legam menjadi aura jenazah.
Nyanyian ritual Bodhisattva berbagai langit dan Buddha kuno semuanya berubah. Mayat bumi mengubahnya menjadi aura kematian, seluruh tubuhnya dingin menusuk. Cahaya suci yang memenuhi langit berubah menjadi kilau gelap, menerjang dirinya.
"Ia menyerupai seorang pertapa, struktur rambutnya seluruhnya copot, kepala memperlihatkan bekas luka upacara, namun seluruh tubuhnya hitam legam, tak lagi menyisakan ketenangan murid Buddha, sepenuhnya menjadi Iblis Besar."
"Dari mana datangnya reinkarnasi, dari mana datangnya masa lalu? Hidup manusia sekali mati lalu hampa. Amitabha Buddha, lantunan terakhir, aku adalah aku, sulit memohon putaran samsara." Tubuhnya yang terbelah akibat getaran Ye Fan, di bawah siraman kilau gelap akhirnya menyatu kembali, bahkan Tubuh Vajra Tak Terbinasakan naik ke level baru, seluruh tubuhnya hitam legam berkilauan!
Mayat bumi mundur, memberi penghormatan kepada Ye Fan seraya berkata: "Sekalipun alam semesta memunculkan dua bunga serupa, itu hanyalah ilusi tanpa kekuatan. Saat kau memandang bunga ini, itulah yang paling percaya diri. Terima kasih!"
Semua orang bulu kuduk merinding, ini benar-benar biksu kuno dari era Amitabha Buddha. Mayatnya tersimpan dalam aliran energi bumi, kini mencapai pencerahan tiba-tiba. Dalam pertempuran dengan Ye Fan, mengaktifkan cahaya Buddha masa lalu dalam tubuhnya, mengalami transformasi total, berubah dari Buddha menjadi Iblis, semakin kuat.
Mayat bumi mundur, kembali ke altar dewa.
"Braak!" Suara keras menggema saat Ye Fan berhadapan dengan binatang purba berdarah. Makhluk kuno ini terpaksa menampakkan wujud aslinya - tubuh merah darah bagai emas merah yang ditempa, bersisik raksasa berbunyi criiiing. Bentuknya mirip pterodaktil, namun bila diamati lebih dekat menyerupakan kelelawar bersisik raksasa. Wujud aslinya mencapai ribuan zhang panjangnya, kini menyusut menjadi satu zhang. Gerakannya menghujam bak kilat, energi kultivasinya mencapai tingkat fenomenal yang tak tertandingi.
Pada akhirnya, makhluk itu pun mundur. Kembali berubah wujud menjadi pendekar berambut merah yang berdiri di altar dewa. Tindakan ini hanya untuk mempersulit Ye Fan, mencegahnya naik ke panggung ritual dengan mudah. Bisa membunuh dalam satu serangan tentu ideal, namun jika harus bertarung hidup-mati sampai akhir, tak ada yang bersedia - mengingat belasan Yang Maha Agung muda lain di sekeliling terus mengintai seperti harimau.
"Ye Zi, kekuatan yang kau gunakan tadi sudah mencapai delapan puluh persen?" Pang Bo berbisik diam-diam, berusaha mengestimasi kekuatan para lawan.
Ye Fan menjawab: "Mereka juga menyimpan cadangan. Takkan mengerahkan seluruh tenaga di sini. Pertarungan habis-habisan baru akan terjadi saat kita bertemu di jalur kuno antariksa, menentukan hidup-mati dan siklus reinkarnasi."
Di atas altar dewa, Sang Gu—keturunan Dewa Purba dan Iblis Purba—berdiri. Rambut hitam lebatnya seperti air terjun yang mencapai pinggang, bola matanya berkilau bak bintang. Bekas noda darah di tubuhnya membuktikan ia merangsek naik dengan pertumpahan darah. Kini dia berkata: "Untuk mendapat pengakuanku, cukup terima satu telapak tanganku."
Hanya dengan berdiri saja, segala bintang di langit gemetar. Keagungannya yang tak tertandingi menjadikannya satu-satunya keturunan darah murni Dewa-Iblis Purba yang muncul dalam puluhan ribu tahun terakhir.
Jantung semua orang berdegup kencang. Ini benar-benar keturunan asli Dewa-Iblis Purba—tubuh sekuat baja ilahi, kekuatan seluas samudra. Sangat mengerikan.
"Tak perlu. Aku pernah bertarung dengannya," ujar Shen Lan, Dewi Langit dari Suku Dewa. Seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, darah ilahinya bergemuruh mengeluarkan kekuatan abadi, seolah berdiri megah di Sembilan Langit.
Secara garis keturunan, Dewa-Iblis Purba dan para dewa adalah kerabat dekat yang terpisah di masa tak diketahui. Keduanya tetap menjadi ras terkuat.
Keturunan Dewa-Dewa Purba, Sang Gu yang berwibawa, mengangguk dan berkata: "Baiklah." Akhirnya dia tidak jadi bertindak.
"Kami semua naik dengan cara membunuh. Jika ingin kami akui, cukup tunjukkan kekuatan yang mengagumkan." Raja Semut Tembaga bersuara.
Tubuh aslinya terwujud setinggi manusia, seluruhnya berwarna tembaga - seekor Semut Suci. Suku ini dikaruniai kekuatan alamiah sejak lahir, semua yang tahu pasti gentar!
Sebagai penguasa di Jalur Kuno wilayah galaksi, dia adalah Yang Muda nan Dingin yang Maha Agung di satu domain. Kekuatan legendarisnya sudah melampaui kata 'mencengangkan'. Braak! Tubuh yang tak terlalu tinggi itu baru saja melangkah, hampir membuat Gedung Phoenix Sejati retak-retak.
Perlu diketahui, bahkan Bencana Langit paling mengerikan pun tak bisa menghancurkan pohon purba Firmiana simplex ini.
Ye Fan mengulurkan tangan emas raksasanya. Langit dan Bumi bergemuruh, menahan telapak tangan kecokelatan yang diproyeksikannya. Pada detik ini, bintang-bintang di berbagai langit gemetar.
Keduanya memancarkan kekuatan pamungkas, mampu mengangkat tangan menangkap matahari dan bulan. Semua yang menyaksikan wajahnya berubah pucat, tak terkecuali Empat Pangeran Ular Emas!
“Kau lolos.” Raja Semut Tembaga mundur.
Empat Ksatria Ular Emas masing-masing tenang dan kejam, mereka adalah terbaik di antara banyak orang. Empat Yang Maha Agung bersatu, siapa yang sanggup melawan?
Saat ini, mereka tidak berbicara. Ini juga merupakan sikap yang mengakui kekuatan mengerikan Ye Fan.
Tak ada lagi yang menguji. Ye Fan sendiri melawan beberapa Yang Maha Agung muda di wilayah keahlian mereka. Sikap perkasanya membuktikan kekuatannya tak perlu diragukan.
Ye Fan mencapai altar dewa, memandang sinis ke bawah. Terbitnya seorang Yang Maha Agung baru diumumkan. Statusnya mendapat persetujuan dari belasan terkuat, sejajar dengan mereka, membuat para pemuda di bawah merinding ketakutan!
Harus diakui, tak ada satupun yang hanya mengandalkan reputasi kosong. Semua benar-benar kuat. Suku Dewa atau Darah Suci – mana yang tak membuat orang merinding? Membunuh satu saja dari mereka pasti memakan darah dan harga yang sangat mahal. Bukan dewa ya iblis, atau Roh Suci... sungguh membuat bulu kuduk berdiri!
Saat ini, tak ada yang berani menantang mereka.
"Pang Bo melangkah maju, ikut menaiki altar dewa yang tinggi menjulang ini, berdiri berdampingan dengan Ye Fan. Seketika memicu beberapa dengusan dingin."
"Orang-orang di bawah diam memantau, tak berani mengusik sembarangan. Tapi para atasan tidak punya keraguan, seseorang tertawa dingin menusuk tulang, aura pembunuhan terasa menggetarkan."
"Bukankah platform ini mulai terlalu ramai? Tidak setiap orang layak bertahan di sini, bukan semua bisa memasuki Jalur Mitos Kuno!"
"Ye Fan menatap tajam ke arahnya, membuka mulut dengan nada dingin: 'Benar, memang terlalu ramai. Bagaimana kalau kubunuh satu orang, lalu Pang Bo menggantikan posisinya?'"
"Pandangannya menyapu beberapa sosok, berhenti pada Binatang Darah - makhluk purba buas yang pertama kali menantangnya."
"Aku yang akan urus!" seru Pang Bo ceplas-ceplos, menuding ke depan dan bersiap menyerang habis-habisan.
“Sudahlah, waktu sudah mepet, cepat tukar-tukar dan kumpulkan sepuluh darah kuno terkuat. Aku tak sabar menanti Pohon Kehidupan.” Keturunan Dewa-Iblis yang sangat perkasa Sang Gu berkata, menahan orang-orang untuk bertarung lagi. Jelas ucapannya sangat berpengaruh.
“Sebaliknya, aku lebih tertarik pada peti mati sembilan lapis era mitos. Konon di atasnya masih ada beberapa makhluk yang duduk bersila, menyertai peti di sepanjang jalur kuno.” Sanak Tiga Ular Emas bersuara.
Hal ini membuat Ye Fan terguncang hebat dalam hati. Ada makhluk yang duduk di atas peti Kaisar? Gelombang emosi dahsyat membanjiri hatinya.
“Adakah yang berani merebut peti mati sembilan lapis era mitos dari kami?” Sanak Dua Ular Emas memperlihatkan senyum sinis yang kejam di sudut bibir, menyapu pandangannya ke setiap orang.
Dia kuat dan sombong, pernah membantai satu domain hingga membuat para pemuda merinding. Bahkan belasan Yang Maha Agung muda pun merasa khawatir padanya.
"Aku juga tertarik pada pohon kehidupan." Jin She Da Langjun tiba-tiba bersuara. Sebelumnya dia terus menutup mata, tiba-tiba memancarkan dua kilatan emas yang luar biasa tajam, membuat semua orang tak bisa menahan getaran.
Belasan Yang Maha Agung yang masih muda, masing-masing bersikap penguasa tunggal, secara alami mustahil mundur. Semua akhirnya mendengus dingin.
"Sampai jumpa di jalur mitos." Ye Fan bersuara kejam.
"Benar, pasti akan ada pertempuran saat itu!" Semua orang akhirnya bersuara.
