Ye Fan menggelengkan kepala: “Jangan asal memberi nama. Tidak ada orang bernama Tong Tian, lebih tepat disebut Peta Formasi Lingbao dengan Empat Pedang Pembunuh.”
“Bagaimana kalau aku ganti nama menjadi Tong Tian?” Mata Pang Bo berkilauan, jantungnya berdegup kencang, menunjukkan ambisi besar terhadap empat pedang immortal dan peta ilahi tersebut.
Peta formasi dan pedang pembunuh ini terlalu hebat, jika bisa didapatkan siapa yang perlu ditakuti di masa depan? Dia dan Ye Fan bisa beroperasi di langit dan bumi, bahkan menghadapi para Maha Santo sekalipun bisa ditebas dengan satu pedang!
Ekspresi Ye Fan berubah, berkata: "Lebih baik tidak sembarangan bicara di dalam Roda Lautan Mahadewa kuno."
Sinar pedang bergulung-gulung, galaksi bintang menjuntai, alam semesta retak berkeping-keping, planet besar hancur berterbangan, sesekali jatuh menghantam Lautan Penderitaan hitam ini hingga ombaknya menggemparkan langit, membanjiri kedalaman galaksi.
Di bawah formasi pedang semacam ini tak ada yang tak tertembus, tak ada yang bisa menghalangi. Neraka seolah tersobek celah lebar, aura memenuhi cakrawala tak bertepi.
"Mahadewa Lingbao terlalu mengerikan, senjata Kaisar dan peta formasi yang ditinggalkannya tak bisa diambil siapa pun." Raja Iblis Sapi menghela napas. Tanduknya patah satu saat bertarung dengan mayat kuno suku dewa, tapi tidak terlalu parah.
Orang-orang akhirnya mengerti mengapa empat pedang immortal tetap menjadi peninggalan di sini, tak ada yang bisa mengambilnya. Ternyata terlalu sulit, tak seorang pun mampu menggerakkannya.
Semburan energi pedang seperti tsunami yang kehilangan target serangan, akhirnya perlahan menyurut, hingga akhirnya diam membeku di Mata Air Kehidupan.
"Eh, peta formasi itu hanya bayangan samar, bukan tubuh asli?" Orang-orang terkejut, ada Maha Santo yang menyaksikan pemandangan sebenarnya ini.
Ye Fan juga membuka Mata Langit-nya, mempertaruhkan kerusakan pada matanya yang mulai retak-merah, memancarkan dua sinar tajam yang mencapai pusat lautan.
Peta formasi itu diukiri tulisan rune Jalan Agung yang kuno dan penuh misteri, bagaikan alam semesta yang dalam, atau prinsip kosmik yang mandiri, menyimpan pembantaian dahsyat Langit dan Bumi sehingga tampak mengerikan tak bertepi.
Saat ini peta formasi mulai mengabur, laksana bayangan samar yang tertanam di Mata Air Kehidupan, lalu akhirnya menghilang.
"Bukan yang sesungguhnya!"
"Salah, peta formasi itu memang ada. Namun tidak berada di tempat ini, hanya menyisakan stempel bayangan yang bisa memanifestasikan kekuatan suci saat momen kritis, membangkitkan empat pedang."
Semua orang menarik napas tajam, sementara hati mereka kembali bergejolak. Di mana peta formasi itu disimpan? Itu yang paling krusial. Jika berhasil mendapatkannya, mungkin bisa mewarisi aliran Dao Mahadewa Lingbao.
Pada saat itu, peta formasi, empat pedang pembunuh, dan kitab kuno akan menyatu, menjadi harta karun dewa pamungkas.
"Peta formasi adalah kuncinya. Hanya dengan menguasainya kita bisa mengendalikan segalanya. Di mana lokasi penguburannya?" Tatapan orang-orang membara, semangat mereka kembali membara.
Peta formasi menghilang, empat pedang pembunuh kembali tenang. Lautan kembali tanpa gejolak, namun jika dirasakan dengan indra keenam atau didekati sedikit saja, aura pembunuhan tetap menusuk tulang.
"Ye Zi, menurutmu bagaimana jika aku mengganti namaku menjadi Tong Tian?" Pang Bo bertanya.
Ye Fan merenung sejenak, lalu berkata: "Ini... kurang tepat. Tanpa sosok yang nyata, janganlah menciptakan yang fana."
"Kenapa?" Pang Bo tampak bingung.
Ye Fan menjelaskan: "Para Mahadewa dan Kaisar kuno demi mengejar keabadian, menggunakan segala cara. Aku khawatir nanti akan timbul masalah."
Pang Bo tertegun: "Kau pikir tubuh asli Pemimpin Tong Tian benar-benar akan muncul kembali?!"
“Aku tak bilang.” Ye Fan menggelengkan kepala, tapi tetap merasa hal semacam ini adalah tabu, lebih baik minimalkan kontak.
Dalam hari-hari berikutnya, semua orang berusaha mati-matian, memikirkan berbagai cara, tak rela melewatkan empat pedang immortal, tapi semuanya gagal.
Di tengah proses, seorang Mahasanto lagi terjepit, dia yang mencoba memanfaatkan keahlian dengan mengirim avatar malah mendatangkan pembunuhan, menyebabkan tubuh aslinya juga hancur. Ini membuat bulu kuduk merinding.
Sinar pedang itu setara dengan serangan Kaisar Kuno. Di era tanpa Kaisar, siapa berani menantang? Kendi Penyulingan Iblis sampai terlempar jauh, semua orang tak berani mendekat lagi.
Selanjutnya, pelindung spiritual manusia, Raja Iblis Sapi, dewa jahat klan kuno, dll. semua terus-menerus mencari teks kuno, mengindekskan kitab suci, berharap menemukan jejak atau celah kelemahan dalam sejarah.
Tapi era mitos terlalu jauh. Jangankan mencari metode pengendalian, bahkan nama-nama dan senjata Mahadewa kuno pun dalam catatan masa kini tak lengkap, penuh dengan nasib sial.
Menurut legenda, Aksara 'Kelompok' dari Sembilan Rahasia didirikan oleh Mahadewa Lingbao, melibatkan Pola Suci, Jejak Dao, Tulisan Magis, dan lainnya. Dapat disebut sebagai leluhur formasi magis, merupakan pendiri Formasi Pembunuh terkuat sepanjang sejarah.
Kini, Para Maha Santo terus-menerus mencari teks kuno, membuktikan klaim ini melalui berbagai jejak-jejak tersembunyi, yang semakin membuat pusing.
Ini berarti tanpa peta formasi maka mustahil dipecahkan, hampir tak mungkin membongkar Formasi Pembunuh ini. Perkiraan bahkan jika Sang Kaisar hidup kembali pun akan pusing sejenak.
"Bahkan jika Formasi Pembunuh ini tak dipimpin siapapun, semua Maha Santo di alam semesta yang datang pasti akan ditebas habis!" Ini kesimpulan yang dicapai orang-orang.
Mencari terus di lautan penderitaan melalui beberapa mata air kehidupan lain, sayangnya tak berhasil menemukan bayangan peta formasi. Orang-orang hampir putus asa.
"Empat Pedang Pembunuh yang tenggelamkan di tempat ini selama zaman tak terhingga, tidak ada yang bisa mengambilnya, Tepat! Memang ada logikanya." Orang-orang hanya bisa menghela napas pelan seperti ini.
Para pemuda membuang waktu setengah tahun di tempat ini, tapi tetap tidak ada perkembangan revolusioner, akhirnya hanya bisa mendongak dan menghela nafas panjang ke langit, lalu memilih untuk pergi.
Banyak orang sudah memulai perjalanan terakhir sejak lama, misalnya Sang Gu, Empat Junjungan Ular Emas, Kaisar Tian, Pemakan Logam, dan lain-lain. Dengan ketegasan luar biasa, mereka menyadari ketidakmungkinan itu, langsung menyerbu kedalaman paling berbahaya Lautan Penderitaan, ingin menjadi yang pertama menginjakkan kaki di tepian.
Hasilnya di luar perkiraan semua orang, bahkan para Mahadewa pun tertegun. Mereka berangkat dari Mata Air Kehidupan dengan mengandalkan kapal purba, berkali-kali menembus lorong dimensi antariksa. Jarak yang ditempuh setara dengan wilayah galaksi raksasa, namun tujuan akhirnya justru angkasa luar tak bertepi, sama sekali bukan tempat tinggal para dewa.
Total waktu yang dihabiskan mencapai setahun penuh, tapi hasilnya seperti ini. Membuat orang tidak percaya: Di manakah situs kehidupan kuno yang dijanjikan itu? Semua marah - mungkinkah ini tipuan leluhur untuk mempermainkan pendatang berikutnya?
"Tidak bisa dinilai dengan logika konvensional. Jika Lautan Penderitaan adalah bagian tubuh Mahadewa kuno, maka bukankah tempat tinggal para dewa mungkin..."
"Lautan Penderitaan, Mata Air Kehidupan, Jembatan Dewa, Tepian - ini adalah empat tingkat kecil yang bersinkronisasi dengan Roda Lautan dalam tubuh manusia. Untuk menyeberangi lautan, harus melintasi Jembatan Dewa."
Bukan tak ada yang tak terpikirkan. Sebenarnya sejak menemukan mata air kehidupan, beberapa orang telah mendeduksikan seperti ini dan pernah mencari Jembatan Dewa, sayang semuanya berakhir dengan kekalahan.
Pada akhirnya, orang-orang tak melihat tepian, sia-sia melintasi lautan hitam selama satu tahun, akhirnya kembali merenung lagi.
"Lautan penderitaan tak bertepi, putar balik adalah tepian, dasar brengsek!" Pang Bo mengutuk.
Semua orang putar balik dan pulang, terpaksa menghela nafas sedih. Lautan penderitaan benar-benar harus diputar balik, tak bisa dilintasi sampai dasar.
Berkedip lima tahun telah berlalu. Di lautan hitam, terlalu banyak ahli yang dikirim puluhan ras mati, hanya meninggalkan darah dan tulang.
Tanpa kapal purba, sama sekali tak bisa bertahan lama. Baik air laut hitam maupun ruang hampa ini akan melemahkan pengalaman kultivasi dan kekuatan manusia. Hanya dengan berdiri di atas kapal baru bisa menjamin sehat.
Selama lima tahun ini, Ye Fan tekun berlatih dan bermeditasi setiap hari. Kemampuan bela dirinya semakin meningkat. Ia juga pernah mengalami pertempuran berdarah, bahkan diburu oleh Maha Santo, namun berhasil melewati semua tribulasi darah itu.
"Brengsek naga abu-abu, kodok busuk itu, plus si anjing antek! Tunggu sampai aku jadi Maha Santo, pasti akan kukuliti kalian hidup-hidup!" Pang Bo menggerutu dengan tubuh masih berlumuran darah.
Beberapa tahun terakhir, makhluk purba seperti Naga Abu-abu, Kodok Emas, dan Anjing Langit terus-menerus memburu mereka. Baru saja mereka lolos dari bahaya maut.
Di tengah perjalanan, Ye Fan dan kawan-kawan juga bentrok dengan banyak Yang Muda nan dingin yang Maha Agung serta puluhan ras berbeda. Banyak pertempuran berdarah terjadi, mengukir pengalaman penyucian lewat darah.
Mereka berhasil mendeduksi pola Jembatan Dewa, namun tak bisa memanifestasikannya. Diperlukan Mata Air Kehidupan yang memancar deras untuk membentuk jembatan yang langsung menuju tepi - sesuai dengan prinsip wilayah kultivasi rahasia dalam tubuh manusia.
Setelah zaman yang panjang berlalu, bagaimana mungkin Mata Air Kehidupan bisa memancar? Kini hampir kering kerontang, cairan ilahi yang terlihat berlimpah itu relatif, jauh ketinggalan dibandingkan luasnya Lautan Penderitaan.
"Aku akan masuk ke pusat Mata Air Kehidupan untuk melihat." Ye Fan mengerutkan kening. Akhirnya, dia membuat keputusan untuk mengambil risiko dengan memasuki pusat mata air kehidupan.
"Baik, aku ikut masuk bersamamu. Pertama ambil peta formasi Zhuxian, lalu seberangi Jembatan Dewa, sampai ke tepi." Pang Bo berkata.
Ye Fan menggelengkan kepala dengan tegas: "Tidak beres, terlalu berisiko. Meskipun aku punya lampu hantu berwajah manusia, menguasai Sutra Penyelamatan yang bisa meredam aura empat pedang, tapi semua itu hanya percobaan di luar. Belum pernah benar-benar masuk, penuh faktor tak terduga."
"Seharusnya tidak masalah. Karena ini adalah perangkat spiritual dan kitab milik Biksu Tong Tian, pasti ada resonansi dengan Empat Pedang Zhuxian peninggalannya. Tidak akan menyerang kita." Pang Bo meyakinkan.
Satu-satunya andalan Ye Fan adalah lokasi ini merupakan Roda Lautan milik Mahadewa Lingbao. Dia memiliki artefak kuno sang dewa serta sebuah kitab metode, yakin punya keyakinan tertentu untuk masuk.
Lautan penderitaan diselimuti kabut hitam yang sarat bahaya maut. Hanya di pusatnya terdapat uap magis berkabut tebal, sinar pelangi menyembur ke langit, di sana Qi Dewa berkobar-kobar memancarkan kilauan mempesona.
Mata Air Kehidupan mengalir deras bagai mata air dewa, cairan kristalinnya memberi sensasi seolah hendak bertransformasi menjadi dewa terbang. Seluruh bulu dan tulang terasa segar, tubuh ringan lincah, energi vital penuh berkecukupan, Immortal Platform secara mandiri memancarkan nada Dao.
Ye Fan melantunkan Sutra Penyelamatan dengan lentera perunggu tergantung di sampingnya. Saat mendekati Mata Air Kehidupan pusat, terasa getaran seolah tulang retak dan tubuh pecah, seakan-akan sebentar lagi akan hancur.
Lentera berwujud manusia berwajah hantu itu nyala apinya bergoyang-goyang. Pada sumbunya muncul sosok pria tua kecil berkeriput yang sangat aneh, duduk bersila sambil melafalkan Sutra Penyelamatan. Kobaran api dari era mitos tiba-tiba membesar hebat.
Pada detik ini, aura pembunuhan menghilang. Sensasi tubuh Ye Fan yang hampir hancur berantakan lenyap, terbungkus nyala api samar-samar sambil mendekati Mata Air Kehidupan.
Dia mengangkat Kendi Ibu Segala Makhluk di atas kepala, menggenggam lempeng tembaga hijau, dan menyampirkan peta harta karun ilahi dari Sarang Naga Sepuluh Ribu. Hanya dengan perlengkapan ini, lentera kuno itu bisa menemani memasuki Mata Air Kehidupan.
Sekejap setelah masuk, pori-pori kulitnya langsung mengembang. Seluruh tubuhnya bergelora kekuatan mengerikan yang membesar puluhan kali lipat. Cairan ilahi nyaris menerangi lampu-lampu. Rasanya dia akan segera mengalami Yuhua dan asensi.
Di kejauhan, Pang Bo, kuda naga dan yang lain merasa jantung mereka sampai ke leher. Baru setelah melihatnya masuk dengan selamat tanpa ditebas Pedang Pembasmi Dewa Empat, mereka menghela napas lega.
Ye Fan sendiri juga menarik napas panjang. Dengan isyarat dia menyuruh mereka tak perlu khawatir. Lampu berwujud manusia bermuka hantu ini memiliki fungsi melawan Langit. Aura pembunuh tetap ada, tapi tidak menyasar dirinya.
Ye Fan tidak berani menyeruput Mata Air Kehidupan Kaisar Kuno. Meski ini barang bagus, mungkin masih mengandung aura. Cahaya lampu hantu berhasil menahan cairan kristalin itu di luar.
Mata Air Kehidupan memancarkan Qi Dewa berkabut, cairannya berkilauan, menyebarkan wangi semerbak. Ye Fan memegang lampu berwujud manusia bermuka hantu, menyelam ke bawah dengan gesit, memasuki kedalaman untuk menyelidiki.
Terlihat! Akhirnya samar-samar terlihat! Di dasar terdalam, empat bilah pedang pembunuh berwarna merah tua. Meski tampak kuno dan alami, namun memancarkan jurus maut legendaris!
"Mungkinkah aku benar-benar bisa mengambil keempat pedang ini?" Jantung Ye Fan berdegup kencang dalam hati.
Saat ini, meski aura pembunuhan merambat melalui tirai cahaya lentera hantu dari kejauhan, tak melukainya. Ini menumbuhkan sehelai harapan dalam hatinya.
"Eh, tidak! Di bawah air masih ada gua pertapaan!" Ye Fan terkejut.
Tepatnya ada sebuah cermin batu yang dipoles hingga berkilauan. Melaluinya, terlihat gua pertapaan tergantung di mata air kehidupan. Jaraknya seharusnya sangat jauh dari sini, ini efek formasi magis. Tanpa itu mustahil terlihat.
"Tidak jauh dari keempat pedang pembunuh! Ada hubungan apa ini?!"
Ye Fan melalui batu cermin mengamati dengan seksama. Gua pertapaan itu megah dan berwibawa, bagaikan istana langit kuno yang dahsyat dan menakutkan, namun sunyi senyap.
Keberadaan benda semacam ini di mata air kehidupan Kaisar Kuno terasa sangat aneh. Jantung Ye Fan berdebar kencang, siapakah gerangan yang berani tinggal di tempat ini?!
"Seekor monyet!" Dadanya berdegup kencang. Dari sudut lain batu cermin, terlihat sosok monyet berbulu emas berkilauan, seolah terbuat dari emas, mempesona.
Ye Fan terdiam sejenak. Hampir tak percaya pada matanya sendiri—bukankah itu Kera Sakti Bertarung? Sangat mirip dengan Sheng Kong maupun Sang Buddha Perang!
Satu-satunya keanehan: makhluk itu memiliki enam telinga!
"Mungkinkah ini... Enam Telinga Monyet dari legenda?!" Ye Fan tertegun. Makhluk itu ternyata tinggal di mata air kehidupan Kaisar Kuno!
