Mata Air Kehidupan bergemuruh, cairan tubuh gemerlap kristalin, berkabut dan menguap, sinar immortal tumpah ke segala penjuru. Tempat ini terhubung dengan Jalan Kosmis, bawaan lahir mampu membuat orang memahami hukum alam semesta.
Permukaan laut tenang dan damai, namun di bawahnya arus bawah tanah bergolak. Ye Fan sedang mencoba mengaitkan seberkas aura pembunuhan yang terkandung dalam Mata Air Kehidupan untuk melebur biji Bodhi.
Biji ini telah mengeluarkan tunas setinggi satu inci lebih, hijau zamrud segar bagai kabut pagi. Meski hanya setinggi satu inci, energi kehidupan yang dipancarkannya begitu maha luas dan misterius, membuat orang kagum. Ramuan dewa abadi memang tak bisa dinilai dengan logika biasa.
"Tidak bisa, harus dipercepat!" Wajah Ye Fan berubah pucat. Ia menemukan fakta mengerikan: kehendak samar yang sangat lemah dalam biji Bodhi ternyata menguat seiring bertunasnya biji ini.
Ini adalah pertanda buruk. Jika biji ini berubah menjadi pohon Bodhi sejati, bukankah berarti kehendak di dalamnya akan benar-benar berkembang?!
Kehendak yang diduga milik Sakyamuni atau Kaisar Amitabha Buddha ini jika benar-benar tumbuh besar, bisa menjadi bencana bagi Ye Fan.
Ini adalah kemauan Nirvana!
Pertama, Ye Fan mengisolasi area atas-bawah dan segala penjuru, memutus suplai energi kehidupan, mencegah esensi Mata Air Kehidupan diserap oleh bibit, menghindari penguatan cepatnya.
Kemudian ia secepatnya melebur Mata Air Kehidupan, bukan menyerap energi murninya, melainkan menyuling kabut hitam di dalamnya - aura empat pedang pembunuh.
Kabut hitam mengandung jurus maut legendaris. Meski hanya aliran tipis paling lemah, tetap mengerikan.
Ye Fan mengaktifkan Jue Aksara Pasukan, memperlakukan bibit Bodhi sebagai baja ilahi yang ditempa dan dilebur. Dengan aura pembunuhan empat pedang sebagai api, ia menempa tanpa henti.
Ini efektif! Kemauan dalam bibit seakan merasakan krisis, tiba-tiba menjadi lebih sadar. Aura Jalan Agung terpancar, membuat bulu kuduk berdiri.
"Ini... terlalu melawan Langit!" Long Ma (Kuda Naga) dan yang lain bergidik.
Kemauan ini lemah hingga hampir tak terhitung, tapi ternyata mampu menyebarkan jejak Dao yang mengerikan. Jika tubuh asli Sang Penguasa turun ke dunia fana, siapa yang bisa menghalangi?
"Bantulah aku!" Ye Fan berseru.
Tanpa perlu penjelasan, Pang Bo bersama Kedua belas Santo langsung duduk bersila. Mereka melebur Mata Air Kehidupan yang berkilau bak cairan Xian, menyuling kabut hitam demi kabut hitam dengan aura pembunuh yang menusuk tulang.
Ye Fan mengaktifkannya dengan hati-hati. Bahkan sinar pedang terlemah sekalipun tak boleh diremehkan, karena ini berasal dari senjata Kaisar yang memancarkan aura mematikan.
"Empat Pedang Pembunuh Dewa terlalu kuat. Aura pembunuhnya cocok untuk memusnahkan kemauan kabur berasar tak jelas ini." Pang Bo terus-menerus memendam keinginan terhadap pedang itu, tapi tak berani mengambilnya.
Ia sudah menyadari realita: Di dunia fana ini tak ada yang bisa menggoyahkan empat pedang maut. Siapa yang mendekat pasti mati. Hanya dengan mendapatkan peta formasi, empat pedang ini akan memberikan persetujuan.
Waktu telah berjalan penuh setengah bulan, kemauan yang mengaburkan meski telah musnah beberapa bagian, tetap tak ternoda, bahkan menggunakan energi Bodhi untuk ditumbuhkan, memulihkan diri di sini.
Semua orang merasa pusing, meski sangat lemah, bahkan belum mencapai kekuatan kemauan seekor semut, namun tetap tak bisa dibersihkan, ini membuat bulu kuduk merinding.
Mereka berkali-kali membayangkan, jika pemilik kemauan ini menampakkan tubuh aslinya, sekuat apa gerangan? Mungkin benar-benar seorang Kaisar?!
"Tidak, kita harus menggunakan empat pedang pembunuh itu." Ye Fan membuka mulut.
Tentu saja, dia tidak gegabah mencari masalah dengan pedang immortal, mengingat senjata itu mampu menghantam Kendi Penyulingan Iblis hingga terbang ke kedalaman alam semesta, dengan mudah memotong matahari dan bulan serta bintang-bintang, sungguh terlalu berbahaya.
Ye Fan menggenggam lampu hantu, perlahan mendekati pedang pembunuh. Jelas terlihat pemandangan pembantaian berwarna merah tua pada bilah pedang, ditambah ukiran gambar dipenuhi mayat segala makhluk di belakang bilah pedang, membuat orang membeku hingga ke tulang sumsum.
Semakin maju ke depan, aura pembunuhan semakin pekat. Kabut hitam yang mereka ekstrak perlahan menguat, digunakan untuk memusnahkan kemauan samar tersebut.
Pada akhirnya, mereka benar-benar bulu kuduk merinding. Seberkas sinar pedang lemah yang tumpah dari empat pedang pembunuh itu menyambung ke biji bodhi, memancarkan aura energi seolah langit runtuh dan alam semesta akan hancur yang menerjang.
Namun, aura pembunuh mengerikan itu justru diserap oleh biji bodhi. Tepatnya, ditahan oleh kemauan lemah itu. Ini sama sekali tidak masuk akal.
"Bibit ini pasti bermasalah, dan itu masalah yang luar biasa besar!" Pang Bo merasakan tulang punggungnya merinding dingin.
Sungguh dahsyat aura pembunuh empat pedang ini. Meski hanya seberkas kecil yang mengalir ke sini, tapi gagal langsung menghancurkan kemauan itu. Ini jelas menunjukkan ada masalah.
Kemauan semacam ini yang terus menemani tubuhmu jelas ancaman besar. Mengandalkan kekuatan tingkat Raja Suci takkan bisa menghancurkannya. Ini lebih genting dari perkiraan kita.
"Lagi!"
Ye Fan melangkah maju, memicu sinar pedang mendekat. Empat pedang pembunuh merah tua seakan akan hidup kembali. Di telinga terdengar ratapan makhluk hidup dan lolongan dewa-iblis. Adegan berdarah pembantaian dewa-dewi terlihat nyata seolah terpampang kembali!
"Pedang Pembunuh Empat Xian terlalu mengerikan! Mereka bahkan belum benar-benar hidupkan, hanya diam terendam saja sudah menciptakan pemandangan menakutkan seperti ini." Pang Bo menghela napas panjang, gigit jari tak bisa merebutnya ke genggaman.
"Bzz!"
Dari dalam bibit Bodhi terdengar dengungan lemah. Lalu tiba-tiba suara Buddha menggema keras, bagaikan patung Buddha kuno nan berwibawa sedang melantunkan kitab suci. Gelombang Dao menyebar ke segala penjuru.
Jelas, ini memicu seberkas aura pembunuh dari empat pedang. Sinar pedang hitam yang menerjang itu semakin membesar. Long Ma dan yang lain gemetar ketakutan. Jika sampai terkena tebasan ini, jiwa dan raga pasti tercerai-berai.
Ye Fan memanggil kendi hijau rusak, menyuruh seluruh kelompok bersembunyi di dalamnya termasuk dirinya sendiri. Tanpa itu, bahayanya terlalu besar.
"Sebuah bangunan kuno yang megah muncul, Kuil Maha Genta Suara terlihat begitu nyata, bahkan Gunung Sumeru kuno pun muncul, menaklukkan Langit Biru abadi. Suara Buddha mengguncang sembilan langit dan sepuluh bumi."
"Ini... jelas kemauan kabur yang terlemah, bagaimana bisa sekuat ini?!" Singa Emas mengingat peristiwa masa lalu leluhurnya, batinnya dipenuhi kegelisahan.
"Criiiing!"
Salah satu pedang pembunuh berdengung halus, seberkas sinar pelangi yang lembut melesat. Itu adalah kekuatan penghancuran yang tak tertandingi, sanggup merobohkan jenius-jenius berbakat di zamannya.
Getaran suara ini menggema di langit, membuat alam semesta seolah bergetar sesaat, masuk ke dalam biji dan bertabrakan dengan kemauan kabur itu.
Suara lengkingan ringan terdengar, seberkas kabut berkilauan hancur. Kemauan kabur itu menghilang tanpa bekas, dihancurkan oleh salah satu pedang pembunuh merah tua yang gelap, menjadi masa lalu.
Ye Fan menghela napas lega, di genggaman Lampu Hantu ia melesat mundur cepat. Aura pembunuhan ini terlalu mengerikan, meski bersembunyi dalam Kendi Hijau terasa tulangnya retak dan tubuhnya terkoyak, bahkan roh primordialnya hampir terpenggal.
Perlu diketahui, keempat Pedang Pembunuh itu tak menyasar mereka, namun aura semacam ini mustahil ditahan oleh manusia biasa.
Pang Bo menghela nafas, berujar: "Empat Pedang Pembunuh Xian ini mungkin senjata maut terkuat sepanjang masa. Gambar pembantaian Xian yang berlumuran darah di bilah pedang itu jangan-jangan asli?!"
Persis saat kemauan samar dalam benih Bodhi musnah, di wilayah Kegersangan Wilayah Galaksi Amitabha, sebuah kuil kuno yang tertutup semak belukar menyaksikan retakan menggemeretak pada tulang dahi patung batu di dalamnya.
Di bahu patung itu bertengger seekor burung buas keemasan. Dengan gerakan cepat, matanya yang menyala-nyala bagai kilat itu membuka, bola mata emasnya langsung merobek puluhan ribu li gunung-sungai!
Jika diamati lebih teliti, ini adalah Burung Langit Emas kuno, namun panjangnya hanya satu chi, berdiri di bahu patung batu, berkilauan memancarkan aura seakan mampu menerjang matahari dan bulan.
Waktu berlalu, tiga tahun mengalir cepat. Selama periode ini, lautan penderitaan semakin mengerikan, memicu datangnya ahli-ahli tak terhitung jumlahnya.
Ratusan ras, puluhan ribu cultivator - tentu saja ini hanya yang memenuhi syarat memasuki lautan. Adapun di tepian lautan hitam, jumlahnya jauh lebih banyak lagi.
Jumlah Maha Santo dan Yang Muda nan dingin yang Maha Agung meningkat drastis dibanding sebelumnya, karena pendatang dari wilayah galaksi yang lebih luas datang untuk merebut pohon kehidupan, mengambil senjata Kaisar, berombong-rombong memasuki wilayah mitos kuno.
Pertumpahan darah tak bisa dihindari, berkali-kali lipat lebih memilukan dari masa lalu. Perebutan kapal purba, penjarahan harta karun rahasia berbagai suku, terjadi setiap hari. Hal-hal gelap dan menyedihkan terus-menerus terlihat.
Selama periode ini, Naga Air Maha Santo, Kodok Emas, Anjing Langit dan lainnya yang terbiasa berburu akhirnya tertipu. Saat menyerang seorang generasi penerus, mereka bertemu dengan beberapa Maha Santo dari wilayah kuno itu. Terus dikejar tanpa ampun selama tiga tahun, jejak darah membentang sepanjang perjalanan.
Dalam tiga tahun ini, mata air kehidupan Mahadewa Kuno sangat tenang. Pusaran energi kehidupan terus muncul, menandai pertumbuhan dua batang ramuan dewa.
Ramuan Kirin memancarkan kabut ungu mengepul. Akar-akarnya yang perkasa mencengkeram ruang hampa, menyerap esensi Mata Air Kehidupan. Sembilan helai daunnya transparan berkilauan, masing-masing berbentuk Kirin Ungu.
Dalam dua tahun, tingginya mencapai satu chi. Setelah itu, ketinggiannya tak berubah lagi. Energinya semakin kuat, bergelombang seperti lautan ilahi berwarna ungu.
Untuk mencapai kematangan, setidaknya dibutuhkan ribuan tahun bagi obat keabadian. Setelah melalui fase pertumbuhan daun dan batang, Ramuan Kirin kini memiliki prototipe dan berhenti berkembang pesat.
Meski tempat ini adalah Mata Air Kehidupan Mahadewa kuno sekalipun, yang menyediakan syarat pertumbuhan paling dibutuhkan ramuan dewa, mustahil bisa matang dalam beberapa tahun.
Sekalipun bisa memperpendek beberapa zaman, tapi takkan bisa terlalu berlebihan. Menurut dugaan mereka, perkiraan konservatif paling minimal harus ratusan tahun, dengan syarat utama kondisi ini tetap tak berubah.
Daun hijau bergoyang menimbulkan suara Syuush, sinar hijau berkedip-kedip, menjuntai helai demi helai sinar tajam energi Dao agung. Pohon Bodhi bagai diukir dari giok hijau, seluruh tubuhnya memancarkan kilau hijau keemasan yang berkilauan.
Ia adalah sebatang pohon, legenda mengatakan bisa menjulang tinggi ke awan. Kini masih dalam fase muda, tingginya tepat enam zhang – sebuah angka yang penuh makna.
Di bawah pohon Bodhi, Ye Fan duduk bersila selama tiga tahun tanpa bergerak. Ia sedang mencari pencerahan, menciptakan metodenya sendiri, berusaha membuka Jalan yang berbeda.
Di bawah naungan Bodhi, seorang pria menutup mata, hening bagai batu karang. Aura magis yang istimewa memancar dari tubuhnya, aliran tipis titik balik Jalan Agung menyebar ke kejauhan.
Kedua belas Santo juga bermeditasi di bawah pohon Bodhi, tapi tidak ada yang diam total selama tiga tahun seperti dia. Semua orang mendapat pencerahan besar, ini adalah tanah suci untuk mencari kebenaran spiritual.
Akhirnya, Ye Fan bergerak. Dari dalam tubuhnya terdengar suara Jalan Agung, kitab suci berdengung sendiri di bawah pohon Bodhi. Muncul pertanda pencapaian spiritual dengan berkas-berkas cahaya mistis menari-nari.
Roda Lautan Ye Fan memancarkan aura keabadian, berkembang keluar bagai lonceng kuningan raksasa yang bergema. Ini adalah prosesnya memperluas Jalan, menginjakkan kaki di jalannya sendiri.
Pang Bo, Kuda Naga, Kalajengking Langit dan yang lain bergetar, memperlihatkan ekspresi terkejut. Aura keabadian itu menguap dan menyebar keluar, bukan mengaktifkan wilayah kultivasi rahasia Istana Dao, tapi merambat ke anggota tubuh.
Saat Ye Fan membuka bola matanya, dua kilat emas menyambar dan meretakkan ruang hampa. Wilayah kultivasi Roda Lautannya berubah menjadi Diagram Taichi Xian yang berkilau gemilang, bagai matahari yang menyala-nyala.
Inilah tempat awal segala makhluk dalam tubuh manusia. Kini semburan cahaya merambat ke empat anggota tubuh, menjadikan lokasi ini sebagai sumber kekuatan mengerikan.
Pada anggota tubuh Ye Fan muncul satu demi satu aksara-aksara kuno, masing-masing seolah melintasi ruang-waktu zaman purba, tertanam di empat ekstrem tubuh manusia, suara kitab suci bersahutan tak henti.
Awalnya, Qinglong, Zhu Que, Harimau Putih, dan kura-kura mitologi muncul, bersinkronisasi dengan empat ekstrem tubuhnya, melebur menjadi satu hingga memiliki kekuatan menopang langit dan menghancurkan bumi, mengerikan tak bertepi.
Berbagai kilatan kebingungan menari-nari, berubah menjadi simbol-simbol magis zaman purba yang tertanam di anggota tubuhnya. Seluruh tubuhnya memancarkan kilauan bak dewa atau iblis, rambut hitam lebatnya berantakan tertiup angin.
Kemudian, semua diam membeku. Kebuasan itu menghilang, kilatan tajam di bola matanya menyusut ke dalam. Kitab suci Jalan Agung muncul, terukir rapat dan padat di empat ekstrem tubuhnya lalu menyatu, mengeluarkan aura Jalan Agung yang mengarah pada kesederhanaan.
"Braak!"
Pada detik berikutnya, perubahan kembali terjadi. Di, Api, Angin, Air bersinkronisasi dengan empat ekstrem tubuhnya. Gemuruh guntur menggemparkan dunia, kekacauan tak berujung, tempat ini seolah menjadi dunia purba yang alamiah.
Anggota tubuh Ye Fan bergetar hebat, angin dan guntur menggelegar, kitab-kitab berdengung sendiri. Suara Ilahi Jalan Agung terus bergema di telinganya. Keempat anggota tubuhnya bergerak serempak, seolah membelah langit dan bumi, berusaha menopang dunia kuno ini.
Di, Api, Angin, dan Air berputar, menyatu dengan Empat Ekstrem tubuhnya. Kabut chaos menyelimuti, dia berhasil menopang dunia ini, benar-benar seperti menciptakan alam semesta baru.
"Ini kitabnya! Tanpa memasuki Istana Dao, langsung mempelajari Empat Ekstrem. Meski belum sempurna, sudah bisa menunjukkan ajaran unik seperti ini. Luar biasa!" Kedua belas Santo tertegun dan menghela nafas kagum.
