Sekelompok orang ini berkumpul, ramai bersahut-sahutan, menghapus kesuraman sebelumnya. Terasa hangatnya ikatan persaudaraan.
“Meski Kaisar Hitam tak bisa diandalkan karakternya, penguasaan formasi-nya benar-benar tak tertandingi. Dua sudut tambahan Formasi Pembunuh Kaisar Wu Shi telah disempurnakan, mencapai tiga puluh persen kekuatan aslinya. Andai dia ada, bisa menghancurkan segalanya.” Li Heishui menghela nafas.
Ye Fan juga menghela napas pelan. Dia tidak khawatir akan keselamatan Kaisar Hitam, tetapi benar-benar ingin menemukannya. Karena setelah pertempuran di Kuil Leluhur Zhongzhou, koordinat wilayah galaksi Bintang Kuno Ziwei jatuh ke tangannya.
"Menyerang wilayah Barat harus direncanakan strategi jangka panjang, tidak bisa bertindak gegabah."
Sebenarnya, setelah mengumpulkan teman-teman lamanya, Ye Fan sama sekali tidak menuju barat, melainkan terus bergerak ke utara.
Desa Langit masih kehilangan dua figur penting - Kaisar Perak-Darah yang merupakan murid Kaisar Hitam. Selama bertahun-tahun, kedua orang ini mengalami pelatihan keras yang membuat mereka terus meratap, namun efeknya nyata: terjadi fenomena atavisme.
Wang Shu dan Lei Bo adalah keturunan Yang Maha Agung dari klan Perak-Darah, bukan anggota biasa bangsaku. Jika tidak, Master Sumber Langit 10.000 tahun yang lalu tidak akan menggendong kembali dua bayi itu, dan tidak akan ada Keluarga Wang dan Lei.
Kini, Kaisar Perak-Darah terperangkap di wilayah utara. Ye Fan harus pergi ke sana untuk menyelidiki dan memanggil kembali mereka.
"Kami kalah besar saat menyerang Barat, baru setelah itu Lei Bo dan Wang Shu pergi ke wilayah utara. Bertahun-tahun ini karena masalah garis keturunan, mereka sering berurusan dengan beberapa anggota klan kuno. Tak disangka saat ingin meminta bala bantuan justru ditahan." Yan Yixi berkata.
Ketika Ye Fan dan rombongan tiba di Zhongyu, kabut ungu bergulung-gulung di barat tak bertepi. Sekumpulan siluman besar menderu mengarungi langit-bumi, bagai 100.000 pasukan surgawi menyerbu ke sini.
Di tengah kerumunan, seorang pria mengenakan baju perang Dewa, bermahkota emas ungu dengan aura monster menyembur ke langit. Sorot matanya tajam bagai pedang, dikerubungi siluman-siluman kuno layaknya bulan dikelilingi bintang-bintang. Awan bergulung-gulung saat mereka melesat cepat mendekat.
"Saudara Ye... Benarkah kau yang kembali?!" Orang yang datang tak lain adalah Yao Yuekong, kini menjabat sebagai penguasa Istana Yao Langit.
"Benar, Saudara Yuekong. Sudah seratus tahun kita berpisah, kabarmu baik?" Ye Fan tersenyum.
“Hambar tak berasa. Dulu pernah ingin menjelajahi angkasa untuk mencari kalian, bertempur bersama sampai puas.” Yao Yuekong berkata. Sebagai Pemimpin Istana Yao Langit sekarang, aura intimidatifnya terasa jelas, namun saat bertemu teman lama sikapnya tetap santai seperti dulu.
“Siluman, kenapa kau bawa begitu banyak orang ke sini?” Dongfang Ye bertanya sambil mengangkat tongkat besarnya.
Di depan, wajah semua siluman besar langsung berubah hitam, tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa. Hanya teman-teman dekat sang Pemimpin istana yang berani bersikap tanpa tedeng aling-aling seperti ini.
“Bukannya kalian ingin menyerang Barat? Kali ini bawa pasukan lebih banyak.” Kata Yao Yuekong. Sebelumnya dia pernah membantu, namun pasukannya menderita kerugian besar tanpa hasil berarti.
“Menyerang Barat butuh senjata Kaisar. Cara lain tidak efektif. Coba carikan Yan Ruyu, tanyakan apakah senjata Kaisar Hijau bisa dipinjam. Kalau tidak, kita mungkin takkan bisa mendaki Gunung Sumeru lagi.” Li Heishui menyarankan.
“Yang Mulia dia pergerakannya tidak menentu, bahkan ada yang bilang dia pergi ke domain luar. Aku terus-menerus mengirim orang mencari, tapi sampai sekarang belum ketahuan jejaknya.” Yao Yuekong berkata dengan pasrah.
“Kapan utangmu 10 siluman padaku ditukar?” Li Tian menyela.
“Pemimpin, kapan kami diperintahkan mengirim pasukan? Panggil saja nanti.” Sekelompok siluman besar tak tahan lagi, sementara berpamitan menanti perintah Yao Yuekong di masa depan.
Hanya Yao Yuekong sendiri yang memulai perjalanan terakhir bersama orang-orang Desa Langit.
Saat melewati Gunung Keabadian, Ye Fan melirik sekilas. Di sana gunung hitam raksasa menjulang berderet-deret ke langit, berwibawa sekaligus mengerikan.
Anehnya, selama bertahun-tahun di zona terlarang bagi kehidupan ini, meski ada getaran kuat sesekali terpancar, tak satu pun Yang Maha Agung muncul.
Tujuh Zona Terlarang sama kondisinya. Ini seperti keheningan palsu sebelum badai politik pecah, diam-diam menunggu pembukaan Jalan Menjadi Dewa. Saatnya tiba, pasti akan terjadi pertarungan merebutkan langit runtuh bumi terbelah!
Tebing Suci masih tetap sama, memancarkan getir dan kesunyian yang mencekam, namun tidak ada seorang pun yang berani menginjakkan kaki di sana.
"Zaman ini pasti akan menjadi era paling mengerikan sepanjang masa, di Tujuh Zona Terlarang bersembunyi para Yang Maha Agung dari masa silam yang masing-masing memiliki kemampuan melampaui langit dan bumi!"
Ye Fan bergumam, di masa depan apakah Wilayah Galaksi Biduk masih akan eksis? Begitu para penguasa ini bertindak, pasti akan menyebabkan wilayah galaksi runtuh dan segala sesuatu hancur lebur.
Biduk adalah lokasi spesial yang dijuluki Bintang Kaisar Terkubur, dilindungi oleh formasi magis dan skenario cadangan para Kaisar Kuno, serta senjata pusaka mereka yang menaklukkan area ini. Secara umum, pondasi dasarnya mustahil ditembus.
Namun begitu Jalan Menjadi Dewa terbuka, banyak hal mustahil mungkin tidak lagi berlaku.
"Ini adalah akumulasi 10.000 generasi, simpanan sejak zaman kuno hingga kini! Semua energi ini akan memusat dan meledak pada segmen waktu tertentu di era ini!"
Semua orang menghela napas pelan, masa depan telah menjadi terlalu kabur untuk diprediksi.
"Bahkan Kaisar yang paling bijaksana sekalipun, yang bisa menghitung zaman ini, belum tentu bisa mendeduksikan semua dengan akurat. Pasti ada yang terlewat, perubahan tak terduga mungkin terjadi."
Di selatan, angin musim semi berhembus lembut, empat musim terasa seperti musim semi. Tapi begitu tiba di wilayah utara, angin utara menggulung tanah, dedaunan kuning bertebaran di antara oasis-oasis, menghadirkan nuansa maut musim gugur.
Saat mendekati Kota Suci wilayah utara, genderang langit bergema, bendera-bendera perang berkibar. Sebuah pasukan dari arah Zhongzhou datang dengan aura energi naga yang membentang luas, kewibawaannya mengguncang sembilan langit.
Pemimpinnya berjalan seperti naga berjalan harimau mengaum, postur tubuh kekar memancarkan keperkasaan seakan sanggup menelan gunung-sungai. Dialah Pangeran Xia Yiming dari Dinasti Agung Xia.
Di kepalanya tersemat mahkota naga leluhur, tubuhnya diselimuti jubah sembilan naga. Tanpa perlu marah, wibawanya sudah terpancar jelas. Sekujur tubuhnya dikelilingi kabut Aura Naga Kekaisaran - manifestasi metode kultivasi dengan kekuatan serangan tak tertandingi di dunia.
"Saudara Ye, sudah bertahun-tahun kita berpisah, rindu sekali." Kaisar Agung Xia Yiming juga tiba.
“Saudara Xia, kharismamu semakin memukau dibanding masa silam. Perkembangan kemampuan bela dirimu sangat cepat, sungguh patut dirayakan.” Ye Fan melangkah maju menyambutnya.
Kaisar Agung Xia Yiming langsung menyampaikan maksud kedatangannya, menyatakan kesediaan membantu mereka dengan memberikan kontribusi.
Namun, dia menegaskan bahwa Pedang Tai Huang tidak bisa dikerahkan. Pusaka klan mereka itu terlalu vital, bahkan bukan wewenangnya sendiri untuk memutuskan.
Penggunaan senjata Kaisar ekstrim berdampak terlalu besar, harus melalui musyawarah seluruh tokoh penting klan. Dia sendiri hadir hanya dengan beberapa pengawal, bukan sebagai perwakilan resmi Dinasti Suci Xia.
Di kejauhan, sosok wanita berjubah putih salju terlihat. Mata besar yang jernih itu milik Xia Yilin - biarawati kecil dulu yang kini telah dewasa dan kembali ke kehidupan awam.
Kedua saudara ini datang setelah terkaget-kaget mendengar kabar kepulangan Ye Fan dari jalur kuno, berniat memberikan bantuan.
“Sudah lama tak jumpa, Adik Yilin. Aku sangat merindukanmu.” Sapaan hangat Li Tian justru dibalas dengan lirikan sinis.
“Bagus, kekuatan semakin berkembang.” Pembunuh senior Qi Luo mengangguk.
Baik Yao Yuekong maupun Kaisar Agung Xia, semuanya memiliki identitas yang luar biasa. Meski tak perlu mereka bertindak langsung, kehadiran mereka di Barat akan membentuk beban raksasa.
Kota suci menjulang megah. Kali ini Ye Fan bukan sekadar melintasi, tapi benar-benar memasuki kota. Seketika memicu GELOMBANG BESAR. Pertempuran taruhan batu sumber yang pernah dilakukannya di tempat ini hingga kini masih beredar.
"Guru!" Tak lama setelah masuk kota, teriakan gembira terdengar. Seorang pendeta muda terengah-engah mendekat, langsung bersujud sambil memanggil "guru" dengan mata berkaca-kaca.
Dialah Xiao Tian Shi Zhang Yangqing - murid terdaftar yang Ye Fan bawa dari Bumi. Pertemuan kembali di kota suci ini setelah bertahun-tahun terpisah.
Ye Fan membantunya bangkit dengan rasa bersalah. Murid ini ibarat batu yang dibiarkan tercecer - setelah dibawa ke Beidou dan diajari warisan ilmu, sang guru langsung terbang ke langit tanpa sempat memberi bimbingan detail.
Di kejauhan, terdapat sosok lain dengan postur tegap, rambut emas berkilauan, wajah tampan, mata penuh liku-liku hidup, membawa tombak naga di punggung. Seluruh penampilannya terlihat perkasa layaknya dewa dari alam surga.
Semua orang terkejut karena sosok ini luar biasa kuat. Qi Luo, Dongfang Ye, kuda naga—semuanya mampu merasakan aura kultivasinya yang hampir memasuki wilayah Maha Santo. Ternyata ini adalah seorang Raja Surgawi!
Inilah Knight Suci yang berasal dari Bumi. Dialah salah satu dari beberapa orang yang dulu memulai perjalanan terakhir bersama Ye Fan.
Ye Fan sama sekali tidak kaget dengan pencapaian kultivasinya. Sebab Knight Suci memang memiliki kedalaman kekuatan sejati. Di Bumi dulu, energinya tertekan selama periode waktu yang lama.
Seandainya berada di wilayah lain, level kultivasinya pasti tidak akan serendah tingkat penyembahan Dao seperti dulu. Tekanan di Bumi memang terlalu kejam!
Di planet biru itu, mustahil mendekati Jalan Suci. Energi vital telah mengering, praktis tidak bisa berkultivasi. Namun Knight Suci tetap mampu mencapai ketinggian seperti itu—membuktikan betapa luar biasanya bakat dan persiapan yang dimilikinya.
Ye Fan telah melihat bahwa menjadi Maha Santo adalah takdir bagi Ksatria Suci, saat ini hampir kapan saja bisa melangkahkan kaki ke tahap itu, ini adalah kontrol sengaja yang belum menghadapi tribulasi.
"Selamat Saudara Dao, setelah 2.000 tahun mempelajari Jalan, terlepas dari sangkar, akhirnya menuai buah kebijaksanaan luar biasa." kata Ye Fan.
Ksatria Suci yang tidak pandai bersilat lidah langsung mengajaknya untuk bersama-sama menuju Barat dan melakukan pertempuran.
"Bagus! Semakin banyak orang. Ye Zi, lebih baik kau buat seruan resmi, kumpulkan para pahlawan di sini untuk bersama-sama menyerbu Gunung Sumeru!" usul Li Heishui.
Ye Fan mengangguk, "Aku memang bermaksud demikian. Agama Buddha begitu perkasa, perlu seluruh dunia bersama-sama menyerang."
Dia ingin menciptakan medan energi besar dengan mengundang para jagoan dunia, mengibarkan bendera bersama, menyerbu Kuil Maha Genta Suara. Tentu dia tahu sedikit yang akan benar-benar bertindak, tapi pasti akan mengobarkan badai besar. Banyak yang tak ikut serta, namun pasti akan memperkeruh keadaan.
Ini sudah cukup, medan energi besar dunia sedang bangkit, harus membuat Barat gentar. Jika bisa menang tanpa pertempuran, tentu yang terbaik. Jika Gunung Sumeru tetap keras kepala sampai akhir, baru melancarkan serangan pun tidak terlambat.
"Para senior agama Buddha dahulu mengorbankan diri memberi makan harimau, menyembelih daging untuk elang, berduka atas penderitaan dunia, berwelas asih agung. Kini Gunung Sumeru, mengandalkan kekuatan, tak lagi membedakan hitam-putih, menindas yang lemah, menginjak-injak prinsip Buddha, memperbudak manusia, menjarah dengan nama palsu, perbuatan bagaikan iblis..."
Begitu surat pernyataan perang dirilis, Kota Suci bergempar, dunia pun gempar, memicu riak besar yang menggemparkan langit-bumi.
"Kami mendukung Desa Langit menyerang tanah Buddha di Barat."
"Gunung Sumeru tak lagi suci, harus ada pertempuran."
Dunia bergemuruh, banyak tukang onar yang sengaja memperkeruh keadaan. Seperti yang Ye Fan perkirakan, mereka tak akan turun tangan tapi terus memprovokasi. Di mana-mana terdengar suara anti-Buddha, seolah seluruh dunia akan bersama-sama menyerang.
“Banyak yang punya maksud terselubung, mengguncang dunia dengan suara mereka. Bahkan para Santo dari domain luar ramai-ramai menyatakan pendirian, mendukung pengumpulan panji bersama untuk menghukum Barat.”
“Selain itu, klan kuno juga demikian. Mereka paling membenci Gunung Sumeru, dalam ucapan memberikan dukungan besar, semua ingin meminjam tangan Ye Fan untuk mengukur kedalaman tak tertembus agama Buddha.”
“Ini adalah gelombang penghancur. Dunia bergemuruh dengan bisikan, seolah benar-benar akan menghukum bersama seluruh dunia. Situasinya masih ramai diperbincangkan.”
“Guru, aku datang!” Long Yuxuan tiba. Ini adalah murid terdaftar lain yang dibawa Ye Fan. Di belakangnya mengikuti Raja Burung Tua.
“Raja Peng Kecil Bersayap Emas di masa lalu telah mati. Raja Burung Tua menumpahkan semua harapannya, hati hancur berkeping-keping. Kemudian melihat kualitas Xiao Peng pada diri Long Yuxuan dari klan Longque, memberikan nasihat serius. Dirinya sendiri setelah perubahan besar Langit-Bumi mengalami kemajuan drastis, mencapai ketinggian yang mengerikan sampai membuat bulu kuduk berdiri.”
"Kilatan magis mengapung di udara, Merak Raja dan Chilong Daoren tiba bersama-sama. Kini kedua orang ini pantas disebut memiliki kedalaman yang tak tertembus, memimpin banyak penguasa kuat yaojie, merespons seruan Ye Fan untuk memberikan bantuan."
"Braak!"
Sebuah aura energi mengerikan meledak, muncul seorang wanita dengan rambut indah menari-nari, kecantikannya melampaui dunia fana, siluet tubuh anggun namun memancarkan aura Maha Santo yang mengguncang wilayah utara.
Putri Ulat Dewa telah tiba, memenuhi panggilan Ye Fan. Setelah bertahun-tahun, ia memanfaatkan perubahan drastis Langit dan Bumi dan sukses mencapai tingkat Maha Santo.
Di bahunya, terdapat makhluk kecil nakal - Ulat Dewa yang pernah diolah Ye Fan dari batu sumber. Kini telah berubah wujud menjadi monyet kecil yang sangat mirip Kera Sakti Bertarung. Mata besarnya berputar-putar, tetap mempertahankan bentuk aslinya dan belum memilih wujud manusia.
Selain Putri Ulat Dewa, ia juga membawa seorang pendeta muda mabuk berat - ini adalah anak Kaisar Purba, Shencan Daoren!
"Gelombang semakin membesar, bahkan praktisi Dao seperti ini pun ikut bergabung. Kabar itu bagai ledakan, menyebar ke seluruh dunia dengan cepat, membuat semua orang tertegun."
"Gunung Sumeru, para Dewa Tua tak akan abadi di sana. Kini mereka pasti mulai ditakuti. Ini adalah arus kacau, sekaligus medan energi kosmik dunia!"
Jelas, gelombang konflik semakin memanas. Berbagai pihak muncul menyerukan seluruh dunia bersatu melawan Barat, bersama-sama menghukum Gurun Barat dan menyerbu Gunung Sumeru.
"Kita sudah tiba di wilayah utara. Apakah Kaisar Perak-Darah masih ditahan? Belum dibebaskan?"
