Garis hitam demi garis hitam muncul di wajah Shen Ming. Mendengar omong kosong si gendut, namun tak satu pun bisa dibantahnya - mana mungkin berseteru dengan bayi berusia 2-3 tahun?
"Kuhancurkan paru-parumu!"
"Pulanglah! Ibumu sendiri tak akan mengenalimu, akan memanggilmu 'si babi gendut'!"
"Lawan aku? Dewa di surga pun tak berdaya! Bocah kecil seperti ini ingin bersaing denganku? Selisihnya 108.000 li!"
Si gendut terus memukuli lawannya sambil bergumam tak henti, gaya bicaranya angkuh seperti tua-tua kelayan - padahal tubuhnya sendiri belum sebesar kepalan tangan.
"Semua orang benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Awalnya ini seharusnya menjadi pertarungan sengit seperti Naga dan Harimau, bahkan mungkin memicu kemunculan para penguasa agung zaman kuno dari Tujuh Wilayah Larangan Kehidupan. Tapi siapa sangka akhirnya berkembang menjadi situasi seperti ini."
Banyak orang hampir tidak bisa menahan tawa. Si gendut kecil ini benar-benar licik. Meski tubuhnya masih sekecil kacang polong, dari mana dia belajar ucapan dan kebiasaan seperti ini? Sungguh membuat orang tidak bisa menahan senyum.
"Aku injak paru-parumu, pukul lambungmu, lalu beri kamu dua 'penghargaan'!" Meski terperangkap dalam Sumber Keabadian, si gendut kecil ini menunjukkan berbagai trik tanpa pengulangan.
"Apa? Masih tidak legawa? Pemuda memang keras kepala. Lihat bagaimana sesepuh seperti aku membuatmu tunduk!" Shen Wa berseru penuh semangat, menggunakan semua taktik yang pernah dilakukan Li Tian, Kaisar Hitam, dan Ye Fan terhadapnya, terlihat sangat menikmati prosesnya.
Setelah bertahun-tahun ditindas, akhirnya dia menemukan 'sasaran pelampiasan' yang bisa dihajar sepuasnya. Kegembiraannya sampai membuatnya seolah-olah mengeluarkan gelembung kebahagiaan, melompat-lompat tak karuan.
"Si beruang kecil, panggil kau keras kepala, sebut kau tak mau mengalah, hajar sampai kau menyanyikan lagu ketundukan setiap melihatku!"
Mendengar suara Shen Wa yang semakin arogan, wajah Shen Ming semakin suram. Ini terjadi di hadapan ayahnya sendiri, memukuli anak mereka dengan seenaknya, begitu tak kenal ampun dan angkuh, benar-benar pengalaman pertama dalam hidupnya.
"Kuinjak, kuinjak wajahmu jadi mirip babi!" Si gendut bergerak-gerak dalam Sumber Keabadian, Bang! Bang! menabrak wajah Ming Ren hingga seketika babak belur, seperti habis dipeluk beruang.
Shen Ming tetap bertahan, tak sepatah kata pun diucapkan, mengamati dengan tenang putranya dipukuli sebagai ujian. Setelah kelahiran Ming Ren yang terlalu mulus, menurutnya baik juga mengalami ujian sejak kecil.
"Makhluk kecil, mau tunduk atau tidak? Kalau masih bandel, bukan hanya kuhajar sampai ayahmu tak tahan melihat, tapi juga sampai kakekmu tak berani mengenalimu!" Si gendut berkata dengan angkuhnya.
"Si kecil, aku tidak tunduk!" Ming Ren sudah tak kuasa menahan emosi. Sebagai generasi penerus Yang Maha Agung, identitasnya yang mulia mana pernah menerima tekanan seperti ini. Wajahnya memerah hampir pingsan karena marah.
"Bang!"、"Bang!"……
Hantaman bertubi-tubi kembali melanda. Shen Ming tetap bertahan tanpa sepatah kata, meski dalam hati rasanya seperti diinjak-injak. Cucu seorang Yang Maha Agung diperlakukan semena-mena seperti ini, bisa dibilang hampir tak ada presedennya dalam sejarah.
"Kau benar-benar payah, terlalu mudah dihajar!" Si gendut berkata dengan semangat penuh harapan: "Bagaimana kalau kau jadi muridku? Pasti aku lebih hebat dari ayahmu!"
Sialan! Ucapan macam apa itu? Wajah Shen Ming semakin menghitam. Tangannya sudah gemetar ingin bertindak, tapi... tetap ditahan!
"Dasar kerdil! Si gendut busuk, kita takkan pernah selesai! Pertarungan sampai mati!" teriak Ming Ren penuh amarah, tapi badannya tertekan ke tanah tak bisa bergerak sedikitpun.
"Nak kau benar-benar tak tahu diri! Yang Mulia memberimu kesempatan, tapi kau tak tahu terima kasih. Jika tak mau menyembahku sebagai Guru, aku akan menghancurkanmu!" Shen Wa mengancam dengan geram, sayang posturnya terlalu kecil sehingga kurang aura mengintimidasi. Tapi dia tetap berteriak: "Bergabunglah di bawah bimbinganku, nanti bukan hanya bisa menghukum ayahmu, bahkan kakekmu pun bisa kuhajar sampai babak belur!" Si gendut semakin bersemangat sampai mulai meludahi lawannya.
Wajah Shen Ming sudah hitam seperti dasar kuali. Sebelumnya dia mengira putranya adalah keturunan terbaik Yang Maha Agung yang langka tiada tanding, tapi nyatanya kini dihancurkan lebur seperti ini.
Yang lebih parah, si gendut ini tetap arogan sambil menghajar putranya, bahkan ikut menghina dirinya sebagai ayah. Yang paling menyakitkan, bahkan ayah Shen Ming (Yang Maha Agung) pun ikut terlibat dalam penghinaan ini.
"Sialan! Benar-benar bikin menahan emosi, tapi tak ada cara untuk meluapkan amarah. Nak ini masih terlalu kecil. Kalau sudah dewasa, Shen Ming pasti sudah menamparnya hingga hancur berkeping-keping, menghancurkannya seketika agar cepat selesai."
Shen Ming belum pernah merasakan penghinaan seperti hari ini. Seorang yang seangkuh apa pun dirinya, yang menganggap diri tak terkalahkan di dunia di antara generasinya, tak pernah menyangka akan dipermalukan dengan cara begini - menyaksikan anaknya dipukuli di depan matanya sendiri.
"Bagus! Pelatihanku tidak sia-sia. Akhirnya ada kemajuan." Dari kejauhan, anjing hitam besar itu muncul lagi, langsung melontarkan kata-kata motivasi seperti itu.
Si gendut kecil tidak menghiraukan Kaisar Hitam. Meskipun masih menyimpan dendam karena pernah ditindasnya, semangatnya tak terbendung. Ia tetap bersuka cita melanjutkan "usaha menghajar orang" yang sedang digelutinya.
"Cukup, pertempuran ini Mingren yang kalah!" Shen Ming benar-benar tak sanggup bertahan. Menurutnya, ini lebih merupakan ujian ambang batas kesabarannya sendiri daripada melatih ketahanan mental putranya. Si gendut ini bicara tanpa filter, kalau dibiarkan begini, bukan hanya akan menghujat ayah-anak mereka, tapi bahkan berani menghina Yang Maha Agung. Konsekuensinya sangat serius - Yang Maha Agung tak boleh dihinakan, sekalipun oleh seorang anak.
Saat Mingren ditariknya dengan lambaian tangan, anak itu langsung pingsan di tempat. Ini murni akibat amarah yang tertahan. Meski ada segel larangan yang melindunginya dari bahaya fisik, rasa malu dan geram yang menggunung membuatnya sesak napas.
Semua orang saling pandang bingung. Meski sebelumnya terhibur, rasa tertegun mereka justru semakin menjadi-jadi saat merenungkan kembali kejadian ini. Semakin dipikir, semakin mengerikan implikasinya.
Itu kan generasi penerus Yang Maha Agung! Tapi dengan mudahnya ditaklukkan, sama sekali bukan lawan. Dari mana asal-usul si gendut ini? Sungguh terlalu mengerikan!
Pada saat ini, banyak yang akhirnya mengenali Sumber Keabadian, dan informasinya tersebar luas sampai semua orang tahu. Orang-orang semakin bergetar, ini adalah pusaka suci melawan Langit. Di zona terlarang sekalipun, mustahil bisa ditemukan dalam jumlah besar.
An Pu terdiam sejenak. Pikirannya melayang pada para Yang Maha Agung zaman kuno. "Anak ini pasti keturunan mereka. Kalau tidak, mustahil dia bisa seaneh ini, melampaui logika biasa."
"Terlahir sebagai makhluk suci - secara teori konsep ini ada. Tapi kalau benar-benar ada orang seperti itu, sungguh membuat bulu kuduk merinding!"
"Bagaimana? Sudah menyerah? Kalau begitu tampar dulu mulutmu sendiri, lalu minta maaf!" Si Hitam berkata dengan sikap seenaknya. Sikapnya ini membuat semua orang termangu - ini kan sedang berhadapan dengan entitas dari zona terlarang!
Banyak orang langsung paham. Penampilan Shen Wa tadi pasti ada hubungannya dengan anjing hitam besar ini. Gaya mereka mirip, terasa berdekatan.
"Jangan-jangan ini keturunan Wu Shi?" Semua orang membayangkan kemungkinan itu. Seketika bulu kuduk mereka berdiri tegak!
"Anak yang begitu baik, dihancurkan seperti ini." Orang-orang menghela nafas sedih. Namun ketika Anjing Hitam itu menunjukkan giginya, semua orang memilih diam. Anjing ini benar-benar tidak biasa dan ganas.
Shen Ming tetap dengan wajah datar, tidak mengaku kalah: "Bukankah sudah kubilang, masih ada satu anak lagi."
Sampai saat ini, masih adakah anak di dunia ini yang bisa mengalahkan Shen Wa? Hampir semua orang tidak percaya, wajah mereka menunjukkan ekspresi aneh. Mereka mengira dia hanya berpura-pura kuat, mungkin akan malu marah dan langsung memulai pembantaian besar-besaran.
Namun ekspresi Shen Ming tetap tenang. Dengan melambaikan tangan ke belakang, kedua anak dari sana pun berjalan mendekat. Salah satunya terlihat sangat spesial - selain energi chaos yang melilit tubuhnya, juga memancarkan aura binatang buas Hutan Belantara Tak Bertepi.
Terutama ketika Shen Ming mengelus kepalanya, aura dari anak ini semakin kuat. Seolah-olah telah membunuh puluhan juta makhluk hidup, mengerikan sampai menggila.
Mingren dan anak yang lain sama-sama diabaikan orang. Semua pandangan tertuju padanya, karena aura yang dipancarkannya membuat bulu kuduk merinding.
Anak ini terlihat sekitar enam tujuh tahun. Bibir merah dan gigi putih, matanya berkilau seperti permata, wajahnya tampan. Benar-benar si kecil yang menggemaskan.
Orang-orang bingung, bagaimana mungkin bocah kecil memancarkan aura pembunuhan yang menggila? Ekspresi wajah dan aura kepribadiannya sama sekali tidak cocok, seolah ada dua jiwa dalam satu tubuh.
"Ini adalah saudara laki-lakiku." Shen Ming berbicara terus terang tanpa menyembunyikan fakta. Namun pernyataan ini langsung memicu gempar, membuat semua orang tertegun dengan ketidakpercayaan.
Bagaimana mungkin seorang bocah menjadi kakak dari Putra Kaisar tingkat Maha Santo?
"Di masa lalu, dia mengalami pertempuran besar Langit runtuh dan bumi terbelah - yang kalian sebut Kerusuhan Kegelapan. Luka yang dideritanya membuatnya kembali ke kondisi seperti anak kecil." Shen Ming menjelaskan dengan jujur.
Dia langsung menjelaskan, asal-usul Shen Wa aneh dan sudah tidak bisa disebut anak lagi. Memanggil bocah yang berbeda ini tidak melanggar perjanjian.
Seorang Putra Kaisar sejati yang pernah menguasai angin dan awan, mendominasi dunia. Berapa sisa kekuatan sucinya dalam wujud ini? Semua orang panik namun penuh antisipasi.
Ye Fan melambaikan tangan, menjebak si gendut dengan energi. Mencegahnya yang bersemangat menyerang. Dari perasaannya, dia tahu Putra Kaisar spesial di seberang itu sangat berbahaya!
Meski orang itu berubah menjadi anak-anak, perkiraan kekuatan fundamentalnya mungkin tidak banyak berkurang. Masih ada kemungkinan Shen Wa akan dirugikan.
"Biarkan dia datang. Di pihak kita juga ganti orang." Kaisar Hitam berkata sambil berdiri tegak dengan cakar besar di punggung, menunjukkan sifat angkuh. Tapi bagaimanapun diliat, ekspresinya pantas dipukul, memicu keinginan menghajarnya habis-habisan.
Bocah lelaki bernama Shen You ini berjalan mendekat, aura penghancurannya menggebu-gebu. Meski terlihat polos dengan tatapan jernih, aura energinya membuat banyak orang-orang tua gemetar ketakutan!
Anjing Hitam mengundang Xiao Nannan untuk maju ke depan.
"Nannan tidak bisa berkelahi," gumam gadis kecil itu dengan malu, matanya yang besar berkedip-kedip memandang Ye Fan minta tolong.
Ye Fan tersenyum, "Kau cukup mendekatinya seperti bermain bersama, tidak perlu melakukan apapun."
Xiao Nannan melangkah maju. Tubuh mungilnya yang baru dua tiga tahun itu bagaikan boneka porselen, bola mata besarnya hitam-putih kontras. Aura mengerikan Shen You sama sekali tidak berpengaruh padanya.
"Serang!" Shen Ming menghardik dengan suara rendah.
Kilatan dingin melintas di mata Shen You, seolah senjata pusakanya terbangun. Seketika seluruh tubuhnya memancarkan aura seperti samudera yang nyaris merobek Langit dan Bumi seketika.
Namun, saat dia mengangkat tangan kecilnya dan menyerbu Xiao Nannan, tubuhnya tiba-tiba gemetar. Matanya memperlihatkan kepanikan.
Pada momen ini, banyak orang melihat adegan mengerikan di belakang Xiao Nannan: Tanah dipenuhi mayat tak terhitung di medan perang kuno. Seolah ada Kaisar dan Raja yang terjepit, disertai kilatan cahaya terang bak dewa yang baru mencapai keabadian. Dia seperti penguasa tunggal yang telah membunuh di sembilan langit dan sepuluh bumi, melintasi zaman, lalu terbang sebagai dewa!
