Dalam beberapa hari terakhir, di tengah arena pertempuran sesekali terdengar beberapa dengusan. Meski banyak yang pengalaman kultivasinya dikurangi dan ditekan dengan kuat, suara mereka tetap memiliki daya tembus yang mengerikan.
Samar-samar, Ye Fan mendengar nama-nama seperti Taichu, Yao Guang, Zhang Bairén, Jin Chanzi, Yin Tiande, seolah ada yang meneriakkan sesuatu dengan keras.
Tak lama kemudian, dia kembali mendengar suara-suara lain.
"Guruku yang Esa muncul, Siapa yang mampu melawannya?" Masih ada yang menyisakan kekuatan, getarannya bergemuruh memenuhi barisan pegunungan.
Di sekitar pintu cahaya itu, tak kurang dari selusin siluet samar berjaga. Tempat itu telah menjadi tanah dewa mereka, tak memungkinkan orang luar menginjakkan kaki!
"Bukan satu orang yang bertarung. Ada faksi, muncul pengikut ya?" Ye Fan berbisik.
Hingga kini, dia sudah bisa memastikan prediksinya benar: Ini adalah Jalan Sejati satu-satunya, medan perang legendaris untuk memperebutkan supremasi di Jalan Kaisar!
Dan dia, tak disangka sudah masuk lebih dulu. Tanpa perlu panggilan batu nisan kristal di depan benteng perkasa masa lalu, dia sudah menunggu di jalan depan. Mengembangkan spekulasi bahwa planet ini bernama Planet Tribulasi Pertama, tempat ini mungkin Gerbang Kaisar Pertama, wilayah yang harus direbut semua orang.
"Seorang Maha Santo muncul!" seseorang berteriak kaget.
Itu adalah seorang pendeta tua yang menjadi bagian dari planet ini. Dulunya pernah masuk untuk merebut jodoh immortal, dan dia benar-benar berhasil membuka gua pertapaan kuno. Namun akhirnya nyaris terbunuh, berlumuran darah, sembilan mati satu hidup saat kabur.
"Cang Yu Daoren, konon wujud aslinya adalah burung buas yang mengalir darah phoenix. Setelah memperkuat daging dan darah serta berubah wujud manusia, dia menjadi lebih kuat. Tak disangka lukanya separah ini!"
Semua orang terkejut.
Sekelompok penguasa kuat melangkah maju melindunginya, mencegah serangan mendadak. Karena setelah keluar dari medan perang, pengalaman kultivasinya tak akan pulih selama beberapa bulan bahkan tahun.
Tetua klan siluman pergi dalam perlindungan semua orang. Wajahnya dipenuhi kegelapan. Sebelum pergi, dia membocorkan banyak kabar yang membuat orang tertegun.
"Zaman ini berbeda dengan masa lalu, jumlah orang yang datang sangat banyak, melampaui masa lalu. Cang Yu Dao Ren memperkirakan setidaknya sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Kuantitas ini membuat banyak orang terkejut sampai tak bisa berkata-kata."
"Selain itu, orang-orang di zaman ini sangat kuat, masing-masing melawan Langit. Dia melihat beberapa makhluk hidup yang tidak diketahui rasnya, menghancurkan seperti mematahkan ranting kering, hanya mengandalkan tubuh fisik saja, bisa dengan mudah merobek Maha Santo."
"Di kedalaman medan perang, kekejaman sangat parah, hujan darah beterbangan, sungguh seperti pemandangan menyedihkan neraka di dunia fana."
"Beberapa simbol aksara magis di gunung purba memiliki keistimewaan besar, mungkin merupakan jodoh immortal terbesar!"
"Setiap gunung yang tertanam aksara kuno mungkin menandakan satu jodoh immortal, atau menyegel prasasti prasejarah yang merekam warisan zaman kuno, bahkan aliran kekaisaran."
"Utamanya karena terlalu banyak orang yang datang di masa lalu, tidak kurang Putra Kaisar dan penerus Jalan Kekaisaran. Setelah mati, sebagian fragmen Jalan Agung mereka berubah menjadi simbol, meninggalkan bekas tertanam sebagian."
Selain itu, di tempat ini tumbuh pusaka suci yang aneh, di bawah tanah terdapat kristal darah dan sumsum dewa. Konon, ini terlahir dari nutrisi aliran energi bumi setelah kematian tokoh tak tertandingi, mengandung fragmen Jalan Agung yang bisa memperpanjang umur panjang sekaligus meningkatkan pemahaman terhadap prinsip alam semesta.
Adapun logam suci, bukan tidak ada. Bagaimana mungkin orang biasa bisa sampai di sini? Sepanjang masa, tak terhitung penguasa kuat telah mati. Senjata mereka patah atau remuk, semua peninggalan mereka disegel di tempat ini.
"Jangan pernah sentuh pintu cahaya itu! Itu akan membawa bencana mematikan!" Ini adalah peringatan terakhir Praktisi Dao Langit Biru sebelum meninggalkan lokasi.
Pintu cahaya memikul kekuatan khusus. Begitu diaktifkan, hanya mengakui stempel pembukanya. Siapa pun yang ingin melintas harus mendapat izinnya, jika tidak akan musnah.
Kecuali kau bisa menghancurkannya dengan kekuatan liar tak terkendali!
Sementara itu, perubahan pada pintu cahaya masih berlanjut. Gunung di sana terus membesar, pintu cahaya kini bertengger di puncak tertinggi, disertai kemunculan paviliun berukiran indah.
Kemudian, semburan kabut cahaya muncul, melindungi area tersebut. Samar-samar terlihat bahwa energi yang disediakan oleh benteng langit megah di belakang pintu cahaya itulah yang menjaga zona-zona tersebut.
Benteng tak tergoyahkan!
Dalam beberapa hari, puluhan sekte muncul di medan perang Feixian. Setiap pintu immortal merepresentasikan sebuah aliran Dao, semua terlindungi oleh pintu cahaya sehingga sulit ditembus oleh orang luar.
Ye Fan telah mengenali bahwa benteng langit di balik pintu immortal itu adalah benteng perkasa dari Jalan Sejati satu-satunya yang pernah ia lihat dulu. Namun saat itu hanya menara pintu gerbang megah yang terlihat, kini seluruhnya termanifestasi.
Jelas, mereka yang namanya terukir di dinding kristal telah memasuki benteng perkasa. Dari sana mereka turun untuk berperang di medan ini.
Pintu immortal hanya bisa dimiliki oleh pahlawan terkuat. Setiap pintu secara eksklusif milik satu orang, memerlukan izin mereka untuk melintas. Kini Gerbang Kaisar melalui pintu cahaya telah mengubah area tersebut menjadi benteng-benteng tak tertembus yang berjejer.
“Apakah ini berarti orang-orang dari faksi berbeda akan berperang jangka panjang di sini sekaligus bisa bertahan hidup dan mengelola wilayah? Ini seperti satu demi satu sekte, sementara zona-zona itu adalah tanah suci yang terpisah.” Ye Fan semakin yakin medan perang Fei Xian akan sangat kejam setelah memperoleh pemahaman ini.
Tak lama kemudian, penguasa lokal yang masuk lebih awal——Cang Long (Naga Legendaris), juga keluar. Meski seluruh tubuhnya berlumuran darah, hasil yang diperoleh luar biasa. Dia berhasil membunuh dua orang dan akan masuk lagi setelah istirahat sebentar.
“Di dalam ternyata ada pencerahan batin Kaisar Purba dan Kaisar Agung, serta perjalanan hidup mereka! Jika berhasil mendapatkannya, meski tidak mengikuti jalan mereka untuk mencapai pencerahan, menjadi zhun-di (calon Kaisar) pasti tidak masalah!”
Ini jelas menjadi sensasi. Orang-orang akhirnya pahap mengapa ada yang bersikeras membangun pintu cahaya. Para penguasa kuat itu terlihat ingin bertahan selamanya di sini, karena terkubur harta karun tak tertandingi.
Di tempat ini, dalam persaingan Jalan Kaisar, sosok-sosok kuat mungkin akan memiliki belasan bahkan puluhan pengikut di akhir perjalanan——semuanya adalah pesaing yang berhasil ditaklukkan sepanjang jalan.
“Hanya karena beberapa orang terlalu kuat, membuat mereka tidak melihat secercah harapan, rela hati mengikuti.”
“Kini, cuma sudah beberapa hari saja, ada jenderal perkasa yang memiliki belasan, bahkan lebih banyak pengikut.”
“Semakin banyak tahu, semakin membuat orang menghormati. Tempat ini meskipun ada jodoh immortal legendaris, tapi tidak berjodoh dengan kita semua.” Pria berjanggut menghela napas.
Hari-hari ini, kelompok mereka tetap tak bergeming, setiap hari melapor, terus mengawasi di sini.
Bai Ye juga terus-menerus berdiri bersama mereka, setiap hari darah panasnya mendidih, sangat berambisi memiliki kekuatan seperti itu, matanya menatap tajam ke depan.
“Lihat, di depan di bukit rendah itu ada simbol aksara magis, jaraknya hampir dekat. Sayang sekali tidak berani masuk.” Pria berjanggut jujur berkata.
Ye Fan sudah mengamati selama beberapa hari dengan ekspresi tenang, sama sekali tidak ada gerakan. Tepat saat ini dia melangkah maju, tak disangka akan menjamah medan perang dewa terbang.
“Eh, kau mau ke mana, tubuh belum pulih sepenuhnya.” Bai Ye berteriak, buru-buru menghampiri dan menghadang jalannya.
“Tidak apa-apa, aku cuma mau jalan-jalan sebentar.” Kata Ye Fan.
“Tapi... kondisi tubuhmu. Meski dulu kau kuat, sekarang bahkan tidak bisa terbang.” Dia menganggap luka Ye Fan masih parah.
Ye Fan menggelengkan kepala, tak banyak bicara. Langkah mantapnya menerobos masuk ke medan perang Flying Immortal tanpa ragu.
Di belakang, pria berjanggut dan kawanannya membelalakkan mata. Sulit mempercayai pemuda sakit itu berani langsung memasuki area terlarang.
Setelah para dewa turun, tak ada yang berani menyusup kecuali Maha Santo. Yang lain pasti akan diburu jika nekat masuk.
“Astaga! Dia menuju simbol aksara magis di bukit rendah itu!” Teriak seorang wanita muda di sebelah pria berjanggut.
Setelah Ye Fan mendaki gunung, dia mengelus simbol itu dengan tangan, sayang tidak mendapat indra keenam apa pun, tidak ada benda khusus yang terwujud.
Tanpa ragu-ragu, dengan sederhana dan langsung, dia menebaskan telapak tangannya, menghancurkan tulisan kuno itu hingga memancarkan kilatan cahaya yang menggemparkan, mengguncang seluruh daratan!
Bebatuan raksasa menembus langit, puncak bukit rendah itu dikikisnya rata, batu-batu raksasa berguling jatuh, mengubah tempat ini menjadi wilayah porak-poranda.
Di belakang, mereka semua ternganga, mata melotot penuh keterkejutan, masing-masing terpana seolah menyaksikan hal paling di luar akal sehat.
Itu kan tulisan kuno di medan perang dewa terbang! Dia malah menghancurkannya sampai ke akar-akarnya... Sungguh terlalu buas!
Mungkin para Maha Santo pun belum tentu bisa melakukan ini dengan murni kekuatan fisik? Mereka ingat orang lain biasanya mempelajari dengan ketelitian, mencerna maknanya.
Tapi orang ini justru bertindak langsung, sederhana namun kasar, menghancurkan segalanya dengan satu tenaga.
"Kebuasannya keterlaluan!" seru seorang pemuda.
"Ya... Kebuasan!" Pria berjanggut itu ikut mengangguk setuju, seluruh kelompok terpana, mengungkapkan perasaan naluriah mereka dengan gumaman.
Ye Fan menghancurkan gunung dengan telapak tangan, setelah memusnahkan tulisan kuno, menemukan senjata milik Maha Santo Puncak di tempat ini yang masih bernoda darah segar hingga kini.
Ia memungut pisau kuno sederhana itu, menemukan dewa dalam perangkatnya telah mati, namun tersimpan ajaran unik yang rumit - segmen kitab misterius yang sangat mendalam.
Ia merenungkan jalan ksatria sejenak, lalu berbalik meninggalkan medan perang. Darah pada pisau kuno itu dikibaskannya sebelum dilemparkan ke kelompok pria berjanggut.
"Ini... untuk kami?" Mereka kembali terdiam sejenak.
Siapakah orang ini? Bukankah ini jodoh immortal? Tapi dia malah memberikannya begitu saja, sama sekali tak peduli.
Kelompok pria berjanggut itu gemetar kegirangan saat memungutnya, menengok ke kiri-kanan. Tak ada orang lain - semua telah menyerbu ke kejauhan tempat pertempuran besar berkecamuk di tepi medan perang.
“Braak”、“Braak”……
Tiba-tiba, dari arah lain terdengar langkah kaki raksasa yang membuat daratan terus-menerus gemetar. Seekor makhluk raksasa berwarna perak menyerbu ke sini—tak diketahui berasal dari ras apa—berbentuk mirip harimau buas dengan seluruh tubuh tertutup sisik perak dan satu tanduk bercahaya di kepalanya.
Ye Fan yang menghancurkan aksara kuno itu telah membuat sinar menyembur ke langit di tempat ini, mengganggu seorang penguasa kuat yang langsung menyerbu tanpa basa-basi, langsung bertarung.
Memperebutkan supremasi di Jalan Kaisar mengharuskan mengalahkan semua orang di zona ini, pada akhirnya berdiri di puncak tertinggi dengan menginjak-injak kerangka para pemuda.
Harimau Sisik Perak ini berada di tingkat Maha Santo, tubuhnya penuh noda darah—jelas telah membunuh lebih dari satu orang. Fisiknya yang fenomenal memberikan keunggulan bawaan yang sangat besar di sini.
Namun hasil pertempuran ini di luar perkiraan. Saat Ye Fan melihatnya menyerbu dengan tanduk perak yang bisa mengoyak tubuh-tubuh suci, dia tak bergeser seinci pun. Di detik terakhir, satu pukulan menghantam!
“Krak!”
Tanduk Suci itu patah. Perlu diketahui, ini adalah tanduk dewa yang lebih hebat dari senjata pusaka kelas Maha Santo, sangat langka di dunia, sulit ditemukan di dunia fana. Namun dengan mudah dipatahkan seperti ini, membuat orang terdiam takjub.
"Auuuu..."
Harimau Dewa mengaum, dari mulutnya menyembur cahaya Xian. Pengetahuan kultivasinya belum sepenuhnya tereliminasi, melancarkan serangan mematikan untuk membantai Ye Fan.
Sayangnya, hasil pertempuran ini membuatnya putus asa, sementara belasan orang yang menyaksikan pertarungan di luar medan perang merinding bulu kuduk. Ye Fan bertindak sederhana dan langsung, taktiknya terkesan kuno namun daya penghancurnya luar biasa.
"Braak!"
Cahaya Xian dihancurkan oleh satu pukulan tinju.
"Brak!"
Harimau Sisik Perak terus-menerus mendapat pukulan berat, terlempar menyamping lalu meledak. Hujan darah memancur ke segala arah.
Di belakang garis pertahanan, Bai Ye, pria berjanggut dan belasan orang lainnya terdiam sejenak. Mulut mereka menganga lebar, sampai-sampai bisa menyelipkan setengah kepalan tangan ke dalamnya.
Ye Fan mengeluarkan sebuah bola suci dari dalam tubuh Harimau Perak, menyerahkannya kepada Bai Ye. Karena sang pemuda sulit mengaktifkan energi Langit-Bumi ke dalam tubuhnya sehingga tak bisa menginjakkan kaki di jalan kultivasi, maka dengan memegang langsung bola harimau suci ini untuk berlatih, sama sekali takkan kekurangan energi spiritual.
Tentu saja, beberapa bulan kemudian harus dibuang. Sebab bola suci ini sementara telah kehilangan aura sakral Maha Santo, dalam beberapa bulan mungkin akan pulih. Saat itu bagi sang pemuda akan menjadi sebuah bencana.
"Siapa orang itu? Dewa sejati!" Pria berjanggut dan lainnya baru tersadar sambil berteriak kaget setelah Ye Fan pergi dan bayangannya hampir lenyap di tengah arena pertempuran.
Andai bukan karena jenazah Harimau Dewa yang mengerikan dan remuk di depan mata masih ada, mereka pasti merasa seperti dalam mimpi.
Sebelum pergi, Ye Fan hanya berpesan: "Tolong jaga Bai Ye." Permintaan ini membuat beberapa orang itu gempar dan bersemangat. Seorang pemuda yang lebih buas daripada "dewa" memberikan titipan seperti ini, bagi mereka merupakan kehormatan sekaligus peluang.
“Dewa, tidak, Dewa di atas Dewa, kami pasti akan melakukannya, dan di sini akan menyaksikan pertempuranmu, menantikan kehancuran totalmu di Medan Pertempuran Dewa Terbang!” teriak pria berjanggut dan yang lainnya.
Meskipun Ye Fan kehilangan kekuatan, fragmen Jalan Agung disegel dalam daging dan darahnya, namun ia masih memiliki kecepatan luar biasa. Tubuh fisiknya terlalu kuat, seolah-olah Langit dan Bumi ini tak mampu menampungnya. Ia berubah menjadi kilat gesit, melintasi daratan dengan tubuh menyentuh tanah.
Tak lama kemudian, ia melihat sebuah gunung besar. Di sana terdapat pintu suci yang memancarkan cahaya, sementara di sekitar lereng gunung bermunculan kuil-kuil megah dan sakral.
Ini adalah kompleks kuil Buddha!
Seorang biksu muda duduk bersila di dalam pintu cahaya, diselimuti kilatan magis bagaikan dewa Buddha yang melayang di atas dunia fana. Jubah putihnya berkibar-kibar dalam sinar pelangi, menampilkan aura yang melampaui dunia fana, tak ternoda debu.
Jin Chanzi, sosok yang sangat kuat.
Ye Fan tidak mendaki gunung, hanya berhenti sejenak sebelum akhirnya pergi.
Di puncak gunung, di depan kuil suci, seorang wanita melihat punggungnya, wajahnya terguncang hebat sambil bergumam, "Sepertinya aku melihat seseorang yang seharusnya tidak ada di dunia fana."
Wanita itu adalah Jue Youqing, ahli terkuat generasi muda agama Buddha Barat di masa lalu, pernah disejajarkan dengan Wang Teng sang Kaisar Utara. Saat itu reputasi dan kekuatannya jauh melampaui Ye Fan. Setelah bertemu Jin Chanzi di Jalur Kuno Angkasa, ia menjadi salah satu pengikutnya.
Di dalam pintu cahaya, Jin Chanzi membuka matanya. Ia sedang menstabilkan pintu cahaya sambil memanfaatkan kekuatan Gerbang Kaisar di baliknya untuk memanifestasikan berbagai kuil dan gerbang gunung.
Jue Youqing menggelengkan kepala, "Pasti aku salah lihat. Bukan mungkin dia. Sudah 300 tahun meninggal di tangan penguasa agung zaman kuno. Sekalipun dewa terbang datang, tidak bisa menyelamatkannya."
Ye Fan melangkah di medan perang Feixian, melewati banyak wilayah. Dua pertempuran terjadi selama perjalanannya, namun tidak ada yang bisa menghalangi gerakan langkahnya yang terus maju.
Sebuah Gunung Dewa lainnya, di atasnya terdapat pintu cahaya yang mengembangkan barisan panjang kelenteng. Seorang praktisi Dao duduk bersila, seolah menguasai dunia. Di sekelilingnya terdapat belasan pengikut.
Praktisi Dao Sembilan Tribulasi, sosok yang luar biasa kuat. Saat ini ia sedang menyaksikan seorang pemuda di bawah yang menyebut diri sebagai murid Yao Guang. Bola matanya yang dalam tak menunjukkan riak emosi.
Akhirnya, penguasa kuat dari aliran Yao Guang menuruni bukit. Kedua belah pihak tidak akan bertempur sengit dalam waktu singkat. Terlalu banyak penguasa kuat, yang terkuat tidak ingin bertemu dan bertarung habis-habisan terlalu dini.
Sebab, bukan hanya di tempat ini, di Gerbang Kaisar masih terlalu banyak takdir yang harus diperebutkan. Pada jam-jam ini, menjaga pintu cahaya dan mengkokohkan jalur dua dunia merupakan prioritas terpenting.
Di masa depan, baik saat datang ke sini untuk bertarung hidup-mati maupun merebut kitab, garis keturunan dan sumber daya lainnya di Gerbang Kaisar, jalur yang menembus dua dunia ini mutlak harus digunakan.
"Bagaimana caranya persis sama dengan orang itu di masa lalu, kau... siapa kau?!" Ketika murid Yao Guang meninggalkan gerbang gunung Daois Sembilan Tribulasi, di jalan pulang mereka bertemu Ye Fan, langsung terpana.
Ye Fan tidak menghiraukan, tetap melanjutkan perjalanan sesuai rute semula. Sang kuat itu menghardik: "Berhenti!"
Dia mengejar, memotong semua jalan keluar. Tidak percaya Ye Fan masih hidup, Konstitusi Suci manusia yang dulu bertarung habis-habisan melawan Yang Maha Agung, tewas dalam Kerusuhan Kegelapan masa lampau, bagaimana mungkin bertahan?
"Meniru mayat tidak ada gunanya, kau ini siapa sebenarnya?" Teriaknya keras.
"Akulah mayat yang kau maksud. Yao Guang sendiri pun tak berani lancang seperti ini padaku." Ye Fan berkata tenang, melangkah maju. Sebuah bekas telapak tangan membekas di udara, memukul orang penuh permusuhan itu hingga terlempar menyamping, darahnya mengotori ruang hampa.
