Tua muda semua ada. Tangis dan tawa bersahutan. Pasukan surgawi pun tak kalah banyak. Genderang perang bergemuruh menyertai desakan maju. Kepala botak Hua Hua nyaris dihantam beberapa kunci kemenangan.
"Sialan, kalian serius memukul! Amitabha, aduh, kepalaku!" Hua Hua melotot sambil menahan amarah.
"Bzz!"
Lagi-lagi serangan bertubi-tubi kunci kemenangan jatuh, bagai sampah yang ditumpahkan, jumlahnya banyak dan seolah tak bernilai. Salah satunya mengenai kepala dengan suara Criiiing, bagai besi yang ditempa dengan getaran metalik. Hua Hua limbung seketika, kepala pusing dan kehilangan kendali. Entah Kaisar Hitam atau duo Kaisar Perak-Darah yang jadi dalang gelap, pasti ulah mereka.
"Ye Fan... Benarkah kau, Saudaraku! Kau masih hidup!" Li Heishui menjerit keras, pertama kali menerjang karena gunung tempatnya bertapa berdekatan dengan tempat ini.
Yang tercepat justru Sheng Kong, terjungkal dari langit sambil melolong panjang. Tangannya mencengkeram bahu Ye Fan, dalam duka nestapa ia menatap sahabatnya. Teringat lagi pada Ji Zi—tiga besar tingkat Putra Kaisar yang dulu berjuang berdampingan. Kini satu telah tiada, matanya berkaca-kaca.
"Aku sudah tahu, kau pasti bisa bertahan dan kembali bertemu kami!" Dongfang Ye yang bertelanjang bagian atas tubuh perkasa meneriakkan, melangkah mantap bagai raksasa hingga daratan bergemetar, ia meninju Ye Fan sekuat tenaga.
Pasang-surut kehidupan, berpisah selama 300 tahun. Meski saat ini mereka tertawa terbahak, air mata berkilauan di mata semua orang. Bisa hidup dan berkumpul kembali sungguh tak mudah.
"Yang penting sudah kembali hidup-hidup... Sudah kembali!" Suara pembunuh senior Qi Luo bergetar, mengulangi kalimat itu.
Air mata panas mengalir dari mata Ye Fan. Banyak orang yang berduka, bersedih, dan bersukacita untuknya. Bahkan suara mereka gemetar, takut ini hanya mimpi. Bagaimana mungkin ia tak tersentuh?
Tiba-tiba bahu kanannya terasa perih. Saat menoleh, Kaisar Hitam sedang memperlihatkan gigi putihnya dengan cara 'spesial' - menggigitnya diam-diam. Tapi dari caranya, lebih terlihat seperti upaya merampok dan mencuri darah suci.
"Otot dikencangkan begitu kaku buat apa, kok sebutir darah pun tidak ada?" Tepat! Anjing berkarakter buruk ini membongkar kebenaran, kemudian tatapannya menyala-nyala, menggeserkan tubuh ke depan dengan ekspresi antusias: "Hilang bertahun-tahun ini apakah kau terjatuh ke gua pertapaan immortal? Seperti kata Maharaja Perang Suci: harta karun di tangan, dunia ini akan jadi milikku! Saudara bertemu, bagi dua rata, tak boleh dikurangi!"
Monyet seketika berkerut dahinya penuh garis hitam. Kapan ayahnya pernah mengucapkan kata-kata seperti itu?!
Lapisan luar wajah Hei Huang sudah mencapai tingkat tertentu. Dengan tenang ia berdesakan maju, cakar hitamnya menampar hingga Si Botak Hua Hua yang menghalangi nyaris tertekan di telapak kakinya.
"Gua minggir!" Hua Hua melepaskan cakar hitam itu dari kepalanya. Dalam hati ia mengumpati dan mengutuk tak henti, tapi mulutnya tetap mengucap "Buddha", karena Shibo anjing ini benar-benar tak bisa diusik.
"Putra Dewa, aku tahu kau pasti bisa bertahan hidup, Dewa Maha Melihat." Xiao Que'er tersenyum sambil menitikkan air mata, berbisik pelan.
Di Desa Langit, semua orang telah datang, semuanya adalah teman lama.
Namun selama 300 tahun terakhir, pasukan surgawi yang direkrut justru terpana - Siapa orang ini? Apakah ini mimpi? Bukankah Penguasa Istana Langit Ye Fan sudah lama mati dalam perang, seperti yang diketahui seluruh dunia?
"Benarkah dia? Apakah itu Sang Majikan kita yang dulu gugur dalam pertempuran?"
Semua orang gempar, pasukan surgawi merasa ini di luar akal sehat. Tak ada yang lebih mengejutkan dari ini, tapi orang di hadapan mereka benar-benar persis sama dengan patung batu itu.
"Ye Fan..." Air mata membanjiri wajah Ji Ziyue. Dengan kaki giok berkilauan yang telanjang, ia terhuyung-huyung menyerbu ke depan.
Pandangannya kabur oleh air mata. Masih teringat jelas hari itu, senyum dipaksakan Ye Fan saat berpamit undur diri sebelum menyapu angkasa luar tanpa ragu.
Langkahnya begitu tegas, dia tahu pasti akan mati namun tetap pergi, punggungnya tegak lurus, tak menoleh, tapi dia melihat banyak rasa kehilangan di sana.
Pasti saat itu dia sudah tahu, jika menoleh kembali, mungkin takkan tahan untuk tinggal, maka begitu cepat putuskan, begitu tak berperasaan, pergi tanpa jalan pulang.
Benar adanya, dia melangkah di jalan sunyi yang ditakdirkan berpendar bagai kembang api, akhirnya melepaskan diri di alam semesta, remuk tak berbentuk selamanya, darahnya memercik di medan perang Yang Maha Agung.
Berpisah selama 300 tahun, berpisah untuk selamanya, mempertaruhkan nyawa membuatnya bersedih di malam hari, menatap bulan sabit sambil menitikkan air mata. Setiap malam berbintang adalah saat dia memandang angkasa, yakin Ye Fan ada di seberang galaksi, diam-diam memperhatikan, berjuang keras dari kegelapan, akhirnya akan bertemu dengannya.
"Satu mimpi tiga ratus tahun, kini benar-benar bertatap muka, dia khawatir ini hanyalah ilusi semata, seperti malam-malam sebelumnya yang terbangun dari mimpi dengan bekas air mata di bantal, tetap sepi dan dingin."
"Bukan mimpi, bukan mimpi, ini nyata, kali ini pasti nyata." Suaranya gemetar, bergumam-gumam, wajah pucat, jari-jari tak berdarah menyentuh lembut pipi Ye Fan.
"Ini aku... aku kembali!" Ye Fan menggenggam tangan ramping yang dingin itu.
Ji Ziyue mengelus wajah Ye Fan, setelah memastikan ini bukan mimpi, akhirnya meledak dalam tangisan yang menyayat hati.
Semua orang menyambut Ye Fan memasuki Istana Langit. Domain langit kini sangat luas, daratan purba yang terapung di alam semesta dengan planet-planet besar berkilauan.
Desa Langit tak lagi berupa desa biasa. Kini berjejer pulau-pulau terapung dengan harum bunga dan gemericik air terjun, semburan kilau perak dari pulau dewa mengalir ke daratan di bawahnya.
"Pemandangan di tempat ini sangat indah, namun tetap terasa khidmat. Deretan Istana Langit dan gerbang megah yang menjulang, megah menjulang dan dahsyat."
"Braak!"
Sebuah kuali besar jatuh, awal segala makhluk, kekacauan mulai bergerak. Xuan Huang menjuntai, menyelimuti area di atas kepala Ye Fan, memberinya aura magis yang tak terduga.
Kendi Ibu Segala Makhluk muncul. Ia merintih pilu, berguncang, mengambang di atas kepala Ye Fan, mengungkapkan gejolak emosi selama 300 tahun perpisahan.
Ye Fan tertegun, semua orang pun memperlihatkan wajah terkejut. Di mulut kendi terlihat cairan kristalin mengalir deras, setiap tetapannya seberat Bima Sakti.
"Ini adalah kekuatan keyakinan agama yang tak terbatas!"
Banyak yang terpana, bahkan mereka sendiri sebelumnya tidak pernah memperhatikan.
Hanya Kaisar Hitam, Qi Luo, dan segelintir orang yang pernah menyaksikan - di tengah malam nan sunyi, makam raksasa itu berpendar bak berlian, menyedot berkas cahaya tipis dari angkasa luar.
Seketika, semua orang langsung memahami apa yang terjadi. Setelah Pertempuran Berdarah masa lampau, banyak orang di angkasa luar masih mengingat kebaikan para jenderal yang gugur, secara alami menghasilkan kekuatan kehendak yang tak terbatas dan dahsyat.
Di masa lalu, Ye Fan selalu langsung menyuntikkan kekuatan keyakinan ke dalam kendi. Setiap ada getaran energi spiritual, pasti akan ditampung di sini.
Selama 300 tahun, aliran yang tak pernah putus dan tak terbatas ini. Setiap kekuatan kehendak yang lahir dari orang-orang yang menyebut namanya, melintasi angkasa luar dan dikuburkan dalam kendi.
Sebuah kendi penuh berisi kekuatan kehendak, bergelora seperti samudera, berkilauan bagai kristal dan cairan. Bahkan hingga kini, setiap hari masih ada kekuatan kehendak tak kasat mata yang terus mengalir, semakin bertumpuk.
"Ini... selangkah lebih maju!" Kaisar Hitam terkesima.
Setiap Yang Maha Agung yang mencapai pencerahan akan termasyhur di seluruh alam semesta delapan penjuru. Berbagai suku akan menghormati dan melantunkan namanya, sehingga terkumpullah kekuatan kehendak tak terhingga yang memberkati artefak mereka, membuatnya menyentuh langit dan ilahi. Kekuatan kehendak ini juga bisa diserap ke dalam diri, memiliki kegunaan tak terbatas.
Adapun bagaimana para Kaisar menangani kekuatan keyakinan agama, masing-masing memiliki cara berbeda dan sulit dijelaskan secara pasti.
Ye Fan belum mencapai pencerahan, namun telah memiliki kekuatan keyakinan agama yang cukup signifikan. Ini bisa dikatakan sebagai langkah kecil yang prematur, meski dia enggan memanfaatkannya, tetap lebih baik daripada tidak sama sekali.
Kabar Ye Fan kembali hidup-hidup menyebar bagai sayap membumbung ke angkasa, mengguncang alam semesta dan mengagetkan segala penjuru!
Di depan Jalan Sejati satu-satunya, kabar akhirnya terkonfirmasi dari Gerbang Kaisar, membuat para penguasa kuat di berbagai domain tertegun tak percaya.
"Hidup... muncul!"
Nama Ye Fan terus dikumandangkan di berbagai lokasi. Kini kemunculannya kembali di dunia fana dianggap sebagai mujizat yang melampaui akal sehat!
Dalam pertempuran melawan Yang Maha Agung, tubuhnya meledak berkeping-keping dengan serpihan tulang berkilau pucat yang masih menempel urat darah. Fragmen memori visual ini berhasil direkam orang-orang dari alam semesta usai perang.
Ini jelas-jelas bukan bohong, bagaimana caranya dia bisa hidup lagi? Berbagai lokasi gempar, berbisik-bisik, hanya bisa menyimpulkan Ye Fan benar-benar melawan Langit!
Cahaya bulan mengalir bagai air, bintang-bintang berkilauan, Ye Fan dan Ji Ziyue berjalan santai di Istana Langit. Di atas awan dan kabut, istana-istana giok menjulang megah, terlihat sangat mistis dan lincah.
"Pesta makan malam dimulai, ayo!"
Dari kejauhan terdengar suara parau Hua Hua yang mengejutkan puluhan burung. Ia menggunakan teknik Lengkingan Naga dan Auman Harimau, mengguncang seluruh Istana Langit dengan dentuman mengerikan.
Pangeran Xia dan saudari biarawatinyapun datang, Jiang Yifei tiba, Wu Zhongtian, Jiang Huairen serta beberapa orang yang masih hidup dari 13 Bandit Besar menghadiri. Xiao Tingting terbang penuh kecemasan, Kakek Manusia-Iblis Dongfang Tai Yi muncul, Santa Perempuan Yao Chi bergegas datang...
Terlalu banyak orang, tak terhitung jumlahnya. Dalam beberapa hari kabar menyebar ke berbagai penjuru, banyak teman lama melintasi angkasa luar untuk datang!
Kedua belas Santo yang pernah mengikuti Ye Fan, yang bertahan hidup saat ini menjadi penguasa tak tertandingi di satu domain. Mereka hampir semuanya berada di hamparan angkasa luar yang terpisah, membuka wilayah baru, merupakan cultivator terkuat di Istana Langit.
Kuda naga mengaum keras dengan refleks kilat memanggil semua orang berkumpul kembali. Kelompok ini menginjak angkasa luar dengan kewibawaan Hèhè yang telah lama melekat pada masing-masing individu.
Contohnya kuda naga, di suatu domain ia langsung mencapai tahap Raja. Pernah bekerja sama dengan Kaisar Hitam menjebak dan mengalahkan musuh kuat tak terhitung jumlahnya, bahkan pernah menggali makam raksasa bersama Duan De.
Reputasinya agak menimbulkan rasa benci di banyak kalangan.
Sosok perkasa lainnya adalah Raja Peng, yang juga dinobatkan sebagai Dewa di salah satu divisi Istana Langit dengan kekuatan tempur mengerikan. Dahulu ketika Ye Fan mencari pencerahan di bawah pohon Bodhi, burung Peng ini hinggap di bahu Ye Fan, sehingga memahami Tinju Raja Peng-nya sendiri. Kini ia sering mengeluh tidak ada rival yang bisa melampauinya di angkasa luar.
“Ayo ayo, coba rasain naga liar hasil buruanku ini, dagingnya lezat berair, benar-benar hidangan sempurna di dunia fana!” Dongfang Ye bertelanjang bagian atas tubuh, memanggang seekor naga air sepanjang 300 zhang dengan api Dao. Di atasnya ditaburi cairan ilahi Mata Air Kehidupan Mahadewa Lingbao, kini terpanggang sempurna berkilau keemasan, wanginya semerbak menggugah selera.
“Sayang, jumlahnya terlalu sedikit, cuma cukup mengisi celah gigi.” Gumam Kakek manusia-iblis.
Semua orang membeku bagai patung batu.
Banyak yang berkumpul di sini, tapi dibandingkan 300 tahun lalu jumlahnya berkurang. Terlalu banyak korban dalam kerusuhan saat itu, 13 begand besar hampir punah, kini cuma tersisa dua-tiga orang.
Para pemuda berbakat di era itu pun semakin berkurang. Banyak yang tak mungkin muncul lagi, bahkan beberapa tanah suci telah terhapus selamanya.
“Ayo cicipi sup segar Liongciu-ku, pasti sangat bergizi!” teriak Longma.
"Liongciu, bentuknya mirip Naga Sejati, panjangnya cuma sekitar satu chi, memancarkan esensi Langit dan Bumi. Ini termasuk tonik ajaib kelas atas. Bila dipadukan dengan rumput-rumput suci dan melalui proses tempering, bisa memperpanjang nyawa ratusan tahun. Sungguh barang paling langka di alam semesta."
Santa Perempuan Yao Chi ekspresinya berubah kaku. Baru-baru ini di lokasi baru Yao Chi ada pencuri yang gagal mencuri Buah Persik Langit, tapi malah membawa lari seekor Liongciu. Kini biang keladinya akhirnya terungkap.
"Aduh, ini bukan hasil curianku! Aku dapat dari Duan De. Aku bersih! Harus menukar metode klan Kuda Naga plus setengah Kitab Kuno Raja Siluman baru bisa dapatin!" bantah Kuda Naga.
Hei Huang yang dulu sering berkolusi dengan Duan De melakukan berbagai aksi kriminal tampak gelisah. Ia mengalihkan topik dengan menatap tajam Burung Gagak Berdarah yang pulang bersama Ye Fan dari Gerbang Kaisar: "Menurutku bebek ini bagus. Bulunya merah menyala seperti bara api, pasti tonik kelas Santo untuk peremajaan darah dan kulit!"
Burung Gagak Berdarah marah besar, ini burung gagak bukan bebek, apalagi statusnya sebagai Maha Santo, bagaimana bisa disebut bahan makanan? Di tempat kejadian hampir terjadi kekacauan besar.
"Nannan lapar, Kakak di mana......"
Tiba-tiba, seorang gadis kecil berusia sekitar tiga tahun, menggendong boneka kain, sambil mengucek mata besarnya yang masih mengantuk berjalan mendekat, cantik seperti boneka porselen.
Itulah Xiao Nannan! Semua orang membeku bagai patung batu, terutama Kaisar Hitam yang berteriak keras lalu melesat mendekat.
