Zaman Keemasan tiba. Para penguasa kuat bermunculan bagai awan. Sebuah era penuh penyerbuan dan aura pertempuran yang luas tak bertepi datang menyelimuti, membuat seluruh penghuni dunia kultivasi merasakan suasana ini.
Baik cultivator di bintang-bintang maupun orang suci yang menjelajahi alam semesta, masing-masing merasa panik, tidak tahu apakah akan terkena imbas perang.
Permaisuri Keabadian yang menggemparkan sejarah, hukum alam yang dikeluarkannya menyapu delapan penjuru, membuat banyak orang merasakan keperkasaannya, bahkan para zhun-di pun merinding ketakutan.
Ye Fan menatap angkasa luar dalam diam sejenak.
Wajah anak buah Istana Langit semuanya muram. Kekuatannya luar biasa, seolah kembali ke era kerusuhan kegelapan, getaran energinya memicu keputusasaan yang tak tertandingi.
Pertempuran ini menyentuh saraf setiap penguasa kuat. Semua orang memantau, ingin tahu hasil akhirnya.
Setelah bertempur sengit sehari semalam, prinsip-prinsip pamungkas pun melemah. Ini membuktikan betapa memilukannya pertempuran kedua belah pihak yang telah mengeluarkan semua jurus sampai hampir menghancurkan jalan Tao dan diri mereka sendiri.
Semua orang mengalami getaran dahsyat di hati. Pertempuran sengit di balik Sembilan Gerbang Kaisar itu menyebabkan resonansi langit-bumi, bahkan rantai prinsip suci masih terasa sampai sejauh ini - mana mungkin tidak membuat deg-degan?
“Itu seharusnya menjadi Jalan Kaisar bagi para pahlawan terbaik, di mana ratusan perahu berlomba dan para pemuda bertarung. Pemenang akhirnya akan berdiri di puncak tertinggi, mencapai titik tertinggi di belakang Sembilan Gerbang Kaisar.”
“Tapi sekarang tempat itu telah menjadi medan perang bagi dua orang saja, membuat generasi penerus di Sembilan Gerbang Kaisar terdiam tanpa sepatah kata.”
“Ini adalah zaman keemasan yang penuh dengan sukacita dan keputusasaan, sarat dengan konflik.”
“Braak!”
“Langit runtuh dan bumi terbelah, hantu menangis dan dewa meratap. Getaran sekejap membuat seluruh alam semesta gemetar, mempengaruhi berbagai dimensi di kosmos.”
“Akhirnya pertempuran ini berakhir tanpa kabar hasil pasti yang tersebar.”
“Sarang Phoenix raksasa yang terkontaminasi noda darah perlahan terbang menjauh dari belakang Sembilan Gerbang Kaisar, meneteskan darah sepanjang perjalanannya menuju tempat yang tak diketahui.”
“Tak ada yang berani mengikuti, karena ini adalah sarang suci Permaisuri Keabadian – tempat persinggahannya. Orang-orang tak tahu apakah dia menang atau kalah, tak seorang pun berani mengganggu.”
Pertempuran besar yang mengguncang alam semesta ini mencapai tirai penutup, banyak orang merinding ketakutan.
"Di atas Sarang Phoenix terdapat matahari surgawi dan bulan yang berputar, memancarkan aura penguasa legendaris, dijaga oleh seorang jendral surgawi dari legenda!"
Tak lama kemudian, pemilik kabar tajam mendapatkan kabar ini, mengaku menyaksikan langsung dengan bukti mata sendiri.
Semua orang merasakan perasaan berat di hati—dari delapan jendral surgawi yang pernah mengikuti Kaisar Keabadian, ternyata masih ada yang hidup! Mereka yang pernah menyegel dewa itu berjaga di sana, siapa di dunia ini yang berani menembus?
Mendung kelam menyelimuti hati semua orang—apakah sang penguasa kuat yang menahan Permaisuri Keabadian itu sudah mati?
Jika benar demikian, siapa lagi yang bisa menghalangi langkahnya? Jika hari ini terluka parah, esok dia pasti akan kembali. Saat itu tiba, benar-benar akan menjadi penguasa An Ye.
Banyak orang dilanda kegelisahan, terutama Istana Langit. Kedua belah pihak mustahil mencapai solusi damai. Jika Permaisuri Keabalian tidak menghadapi musuh besar, pasti sudah datang membersihkan Ye Fan, Sheng Kongzi, dan yang lain.
Siapa sebenarnya yang mampu bersaing dengan Permaisuri Keabadian?
"Pertempuran ini berakhir, banyak yang berspekulasi, namun suasana pun mereda cukup signifikan."
Banyak orang menyebut Permaisuri Keabadian dan orang itu hampir sekarat, seumur hidup sulit pulih, ditakdirkan menuju akhir jalan, umat manusia tak perlu khawatir.
Kemudian, beberapa membandingkan getaran pertempuran awal dengan puing metode kultivasi tahap akhir, menemukan kabar mungkin bisa diandalkan - keduanya sama-sama mengalami cedera parah yang tak terbayangkan.
Hasil ini muncul, banyak yang menghela napas lega.
"Apakah benar Kaisar Dewata Suci yang memblokir langkah Permaisuri Keabadian?"
Banyak ingin memverifikasi, namun Dewata Suci menolak memberi jawaban.
Hingga lama kemudian, seseorang dengan susah payah menembus Sembilan Gerbang Kaisar. Meski gagal memasuki pusat zona misterius itu, membawa kabar menggemparkan.
Di medan perang terdapat dua jenis darah menggenang. Dua petarung itu mungkin takkan lama lagi setelah pertempuran maut ini.
"Konfirmasi pasti: Sang Kaisar masih hidup."
“Benarkah dia yang menghadapi Permaisuri Keabadian? Kekuatan seperti ini benar-benar langka sejak zaman kuno, pantas disebut calon pencerahan!”
“Meski tidak bisa dipastikan, tapi Dewata Suci tidak membantah. Mungkin benar Sang Tuan Dewata Suci yang menghadapi Ratu perempuan, memang sebuah prestasi besar!”
Kabar menyebar memenuhi langit. Umat manusia memuji kewibawaan Kaisar Dewata Suci yang menunjukkan kelas ahli legendaris dengan kekuatan suci yang fenomenal.
“Apakah benar Sang Kaisar yang bertindak?” Orang-orang Istana Langit berbisik sambil mengerutkan alis.
“Kalau dia punya kewibawaan seperti ini, pasti tidak akan mengurung diri saat kerusuhan kegelapan dulu. Menurutku ini bukan perbuatannya!”
“Tapi Dewata Suci tidak membantah.”
“Mereka juga tidak mengakui. Menunggu waktu terbaik. Jika kedua pihak yang berperang itu mati, diam saja lebih menguntungkan.”
Istana Langit berpendapat bukan Kaisar Dewata Suci yang bertindak. Meski calon pencerahan, gaya agresif dalam pertempuran ini tidak sesuai karakteristiknya.
Pihak luar masih ramai memperbincangkan, diskusi panas terus berlangsung.
Secara tak kasat mata, reputasi Sang Kaisar meningkat pesat. Meski banyak yang tak percaya itu dia, ribuan cultivator biasa yang tidak paham informasi rahasia tetap yakin hanya dia yang memiliki kemampuan seperti ini saat ini.
Dampak pertempuran pertama ini sungguh raksasa, menjadi lonceng peringatan bagi sosok tingkat Putra Kaisar. Mereka semua merasakan urgensi - menghadapi sosok seperti ini mungkin cuma bisa melarikan nyawa, pasti tak bisa dikalahkan.
Putri Naga dan Dewi Emas tiba. Shen Ming juga muncul, kebetulan menyaksikan pertempuran ini. Jiwa-raga mereka terguncang, tidak segera bertindak, malah menjadi penuh kewaspadaan.
Di zaman keemasan ini, lautan ahli dan generasi penguasa terus bermunculan. Semua orang menjadi waspada, tak ada yang berani menyebut diri nomor satu di dunia, semuanya mulai berhati-hati.
Ye Fan pun mulai berlatih keras. Beban strategis menjadi generator pendukung. Dia berharap bisa menembus batas baru - di zaman dahsyat ini, kekuatan adalah pondasi dasar jaminan keamanan, sisanya cuma ilusi semata.
Setengah tahun kemudian, Sheng Kong menyelesaikan retretnya, mengguncangkan medan perang kuno itu dan memicu pertempuran sengit serta perang besar. Tanpa keraguan, dia telah naik ke tingkat zhun-di dengan kekuatan yang lebih besar.
Dua tahun kemudian, Yin Tiande memasuki medan perang para putra maharaja. Dia mengasah dirinya dengan bertarung melawan putra maharaja purba, menunjukkan ambisi besar untuk mendominasi dunia.
Dalam dua tahun ini, pertempuran antara Huo Qizi dan Dao Yi paling mencolok. Seluruh dunia gempar saat mereka bertempur dari medan perang kuno ke wilayah luar, berpindah-pindah ke berbagai wilayah galaksi dan meninggalkan banyak jejak kehancuran serta legenda.
Dalam pertempuran paling memilukan, Huo Qizi hanya tersisa satu kepala kecil setelah mengorbankan darah di alam semesta. Namun dia bertahan hidup dengan susah payah, menggunakan Pedang Roh Primordial untuk membelah Dao Yi menjadi dua bagian. Keduanya menderita luka parah yang hampir merenggut nyawa.
Pertarungan tragis semacam ini membuat nama mereka di batu nisan antara Sembilan Gerbang Kaisar semakin berkilauan. Cahayanya kian terang setiap hari, memicu prediksi bahwa kekuatan mereka sedang naik drastis.
Tak lama kemudian, di wilayah galaksi tak dikenal, Kaisar Zhongzhou meneriakkan teriak kemenangan ke langit, rambutnya yang lebat berkibar-kibar. Beberapa orang mendengar kata "Gai Jiuyou" dalam ucapannya.
Dua orang dari era yang sama menempuh dua jalan berbeda. Yang satu menggemparkan dunia selama sembilan ribu tahun, namanya termasyhur di dunia fana, disegani seluruh jagat, dan ditakdirkan terukir dalam sejarah kultivasi.
Yang lain masih muda, berdarah panas, baru memulai perjalanan di Jalan Kekaisaran untuk memperebutkan supremasi.
Pada hari itu Tribulasi Zhun-Di tiba. Kaisar Zhongzhou menembus dengan perkasa, konstelasi bintang bergetar serempak, berbagai fenomena kosmik bermunculan - pemandangan mistis yang hanya dimiliki Kaisar Kuno saat melewati tribulasi di usia muda mereka, mengguncang jiwa manusia.
Sembilan phoenix bersujud menghadap, Naga Sejati menarik kereta penyambut, prinsip-prinsip chaos memandikan tubuh tempur, bunga-bunga Dao bermekaran menyambut cahaya bintang - semua ini menggemparkan dunia fana.
Setengah bulan kemudian, Kaisar Zhongzhou menghancurleburkan para pahlawan, termasyhur di angkasa luar. Ia menginjakkan kaki ke medan perang yang terbentuk dari tubuh Mahadewa, tak terkalahkan. Seorang zhun-di dibunuh, mengguncang angkasa dan membuat bulu kuduk merinding di dunia fana.
Waktu berlalu begitu cepat, dua puluh tahun telah berlalu. Perang terus-menerus, duel antar penguasa kuat, darah zhun-di beterbangan. Terkadang kabar menyebar ke seluruh alam semesta. Setiap pertempuran berdarah panas memotivasi banyak generasi penerus yang penuh harapan untuk bergabung.
Persaingan antar negara besar di Jalan Kaisar menjadi pusat perhatian terbesar. Seluruh dunia fana memantau, karena ini mungkin meramalkan siapa yang akan menjadi nomor satu di alam semesta di masa depan.
Selama 20 tahun, Ye Fan jarang bertindak. Ia terus bertapa atau berjalan-jalan di antara gunung dan alam, memahami Jalan-nya sendiri.
Fragmen Jalan Agung dalam tubuhnya aktif, sebagian kekuatan terlihat. Namun belenggu tetap tak bisa dibuka - faktor mengerikan yang membatasi kemampuannya untuk bertarung maksimal dan mengeluarkan potensi puncak.
Kelemahan ini terus menghantui Ye Fan, tidak kunjung menemukan solusi efektif, bahkan membuat proses naik tingkatnya menjadi masalah.
Selama 20 tahun, para pangeran purba terus mengalami terobosan dalam kultivasi, sementara Ye Fan hanya bisa duduk mengerutkan kening, menyempurnakan Jalan dan Metodenya melalui kontemplasi batin.
Terkadang, berbagai seni rahasia dan buah kebijaksanaan itu jelas terpampang di dalam hatinya, namun tak bisa diwujudkan maupun dibuktikan, menciptakan hambatan besar baginya.
Mencari pencerahan namun tak bisa membuktikan - apakah Jalan ini benar atau salah? Ini adalah ladang subur bagi bencana kultivasi.
"Harus segera diatasi! Jika tidak ada solusi, kita pasti akan tertinggal, bahkan layu di Jalan Kaisar."
Di bawah gemuruh air terjun perak raksasa yang menjuntai, Ye Fan duduk bersila di puncak gunung seberang, memulai pertempuran spiritualnya untuk menembus kebuntuan dan mencari pencerahan sejati.
Dalam dua puluh tahun ini, banyak hal terjadi di pihak luar. Manusia-Iblis menyerang, membuat sekelompok orang menjadi gentar. Yang terpenting adalah kunjungannya ke planet leluhur Sarang Naga Sepuluh Ribu. Sejak itu, Putri Naga tak berani lagi membawa perangkat Jalan Kaisar untuk menghabisi musuh.
Selama bertahun-tahun ini, nama Ye Fan pada batu prasasti raksasa di antara Sembilan Gerbang Kaisar mulai memudar. Kini telah dipastikan bahwa intensitas pertempuran dan hasil penting pertempuran sangat mempengaruhi prasasti ini.
Selama dua dekade, Ye Fan tidak banyak melawan. Ia terus-menerus meretas jebakannya sendiri, sangat membutuhkan langkah untuk membuka jalan baru.
Bukan hanya pihak luar yang mencurigai, bahkan anak buah Istana Langit pun merasakan awan hitam di dada mereka, memiliki firasat buruk. Mungkinkah Ye Fan benar-benar hanya bisa mencapai tingkat zhun-di dengan tubuh fisiknya, sementara pengalaman kultivasinya mengering selamanya? Pengaruh negatif penguasa agung zaman kuno takkan pernah terhapuskan?
Terutama dalam beberapa tahun terakhir, Istana Langit melepas banyak wilayah, dengan cepat menyempitkan faksi mereka. Berbagai anak buah dikumpulkan menjadi satu, lalu bersembunyi.
Ini adalah sebuah sinyal yang semakin meyakinkan pihak luar bahwa Jalan Zhun-Di Ye Fan tidak mulus, dipenuhi kesulitan dan rintangan. Banyak yang berbelas kasih, karena dulu demi bertarung habis-habisan melawan Yang Maha Agung, dia benar-benar membayar harga yang terlalu mahal.
Istana Langit mungkin belum mampu!
Lima tahun lagi berlalu, prediksi banyak orang ini terbukti ketika mereka menyempitkan posisi secara drastis, mundur berturut-turut hingga markas besar dan lokasi penting lainnya sama sekali tak berbekas.
Orang-orang yakin Istana Langit sendiri telah memendam firasat buruk. Di tengah gelombang pangeran-pangeran yang muncul serentak dan persaingan antar negara besar di Jalan Kaisar yang memanas, masalah yang menimpa salah satu pemimpin Istana Langit Ye Fan benar-benar berakibat memakan nyawa.
Berbeda dengan masa lampau, kini harus ada zhun-di yang berjaga di markas. Jika tidak, hanya bisa bersembunyi dan menahan diri di satu domain, mustahil menjadi kekuatan adidaya berpengaruh di alam semesta.
Kinerja mereka menunjukkan kemungkinan tereliminasi dari seri lengkap ini.
Air terjun perak bergulung seperti naga. Di puncak kecil seberang, Ye Fan telah duduk tak bergerak selama bertahun-tahun. Binatang-binatang Xiao Shan yang dulu pertama kali dilihatnya kini telah tumbuh kuat, tapi dia tetap membatu seperti patung.
"Hancurkan rintangan, telusuri jalanku sendiri!"
Seruan ringan bagai lengkingan naga menggema di langit kesembilan, mengguncang alam semesta hingga bergemuruh. Tubuhnya mulai memancarkan cahaya, energi Yin-Yang di Roda Lautan bergumul membentuk diagram Taichi. Keempat anggota tubuhnya menjulang bagai empat pilar alam semesta, menggemparkan langit dan bumi dengan aura penghancur dunia. Energi lima elemen di Istana Dao mendidih, melahirkan lima dewa yang kemudian menyatu dan terurai kembali menjadi energi fundamental untuk mengisi tubuhnya.
Akhirnya, tulang belakangnya berpendar terang - inilah wilayah kultivasi rahasia setara Kaisar. Sebuah naga raksasa mengangkat kepala dan melengking, mengguncang sembilan lapis langit!
