Bukan hanya Ye Fan, bahkan Long Ma dan yang lain seolah melihat hantu. Mereka tidak menyangka sosok dalam lukisan itu benar-benar muncul kembali di dunia fana.
Di atas altar yang rusak, pendeta tua itu tetap tenang. Kulitnya masih bersinar, tidak menunjukkan tanda penuaan. Inikah orang yang pernah menandingi Permaisuri Keabadian? Banyak cultivator memandangnya.
"Dari era apa sebenarnya orang ini? Bagaimana bisa muncul di sini dan menjadi penguasa Istana Langit?" Long Ma dan yang lain saling memandang dengan wajah penuh keheranan.
Ikan Yin-Yang berputar, altar Jalan Kosong yang rusak terlihat kuno, pendeta tua itu tetap tak bergerak. Di belakangnya, Zhou Yi dan Lin Jia jelas-jelas melihat Ye Fan dan Pang Bo, pandangan mereka berkilau disertai anggukan halus sebagai isyarat.
Bertahun-tahun telah berlalu, mereka tak banyak berubah. Masa latihan spiritual yang singkat, ratusan tahun bagi para penguasa kuat bukanlah waktu yang panjang.
Jelas, kekuatan setiap orang luar biasa. Keduanya telah melebur tulang Dao, seluruh tubuh memancarkan aura yang mencolok di antara energi chaos, bagai sepasang giok berharga.
Ye Fan mengangguk pada mereka, lalu menatap tajam sang pendeta tua. Setelah mengamati dengan cermat, dia yakin tak ada kesalahan - benar-benar orang dalam lukisan itu, tak disangka muncul dalam realitas.
Di masa lalu, setelah Pertempuran Berdarah melawan Raja Perang, dia bersama Pang Bo serta Kuda Naga dan Kedua belas Santo lainnya berlatih di Jalur Emas Kuno. Mereka pernah menemui seorang tua yang memotong kayu bakar di sebuah planet yang tak terlalu besar.
Awalnya, salah mengira dia benar-benar ada, kemudian baru tahu bahwa itu sosok dalam ukiran batu yang terus-menerus memotong kayu tanpa lelah, memiliki esensi Jalan (Tao) penuh misteri yang saat itu menarik perhatian setiap orang.
Kemudian, mereka bahkan melihat sembilan ukiran batu, semuanya peninggalan orang tua ini. Ukiran tersebut tidak hanya menampilkan peti mati dewa kuno, tapi juga menyentuh pisau keabadian dan hal-hal lain yang diduga memahami rahasia Kaisar Langit.
Meski sekarang berpenampilan seperti pendeta, tapi pasti tak salah lagi itu orang yang sama - sosok yang keluar dari ukiran batu dan hidup dalam realitas.
Mereka pernah menduga ukiran-ukiran itu berasal dari zaman yang sangat lampau, dan sang tua kemungkinan besar bukan berasal dari era modern. Kemunculannya di zaman ini tentu membuat mereka terkejut.
Orang tua pemotong kayu ini datang dari masa kuno, muncul di zaman sekarang meski bajunya sudah berganti menjadi jubah Tao. Mungkin inilah identitas aslinya, sementara di masa lalu dia hanya sedang mencari pencerahan melalui ujian di pedesaan dunia fana.
Pendeta tua itu menghadapi semua orang dan menghela napas, "Di zaman ini terlalu banyak pertumpahan darah, banyak yang telah mati. Aku ingin mengakhiri kekacauan ini, menyudahi segala keributan."
"Kau bilang bisa menghentikan kekacauan lalu benar-benar ingin memerintah dunia?" Suara dingin terdengar dari kegelapan.
Swoosh!
Kilau pedang putih menyilaukan menerobos awan-awan, muncul dari belakang pendeta tua yang membawa kapak kayu di punggungnya. Sinarnya menyilaukan mata semua orang.
"Jika diperlukan tindakan untuk menenangkan darah dan kekacauan, aku takkan mengerutkan alis. Jika bisa ditukar dengan ketenangan sepanjang zaman, aku rela menjadi penyerang yang hanya menyasar sebagian kecil orang." Pendeta tua itu menghela napas.
Suaranya tidak keras, namun mengandung daya gentar yang kuat. Orang-orang bisa merasakan tekad dan niat seriusnya, seolah ia bertarung bukan untuk diri sendiri, tapi demi mengurangi pertumpahan darah.
Kilau pedang yang menusuk menerobos sembilan langit, bergemuruh di Istana Langit ini. Orang-orang terkejut menemukan bahwa istana ini tidak hancur, kilatan cahaya putih menusuk dari balik istana hingga ke angkasa, membuat semua orang terkejut dan tercengang.
Criiiing! Bayangan samar yang muncul sebelumnya, yaitu roh senjata, terbang masuk ke dalam kilatan pedang. Segalanya kemudian menghilang, cahaya seperti air terjun dan roh senjata menyatu ke dalam kapak kayu itu.
Ini adalah gentar tak berbentuk. Siapa berani mengklaim kemenangan? Mungkin di zaman ini tidak ada satu pun orang!
Tak jauh, seorang zhun-di batuk-batuk mengeluarkan darah sambil mundur. Pedang bahkan tidak mengarah padanya, belum lagi terhunus. Hanya qi pedang yang menyembur ke langit, namun memaksa penguasa kuat di kejauhan yang tak berada di jalur serangan sampai seperti ini. Sungguh sangat mengejutkan!
Jelas, si tua itu tidak melakukan pembunuhan. Hanya memaksanya batuk darah dan menampakkan diri, masih memberikan kesempatan hidup.
Taktik seperti ini, kekuatan suci seperti ini, membuat hati setiap orang berdebar kencang. Siapa yang mampu melawannya?
Ini adalah adegan yang aneh, seorang pendeta tua duduk bersila di altar Yin-Yang yang rusak, membawa kapak kayu di punggungnya. Bagaimanapun dilihat, ini terlihat agak ganjil, tapi justru berhasil mengendalikan semua orang hingga napas pun tak berani dikeluarkan.
Para pangeran purba juga demikian. Mereka mengakui diri jauh tak setara. Tingkat itu benar-benar tak terjangkau, puncak zhun-di yang fenomenal, sudah menyentuh prinsip Jalan Kaisar.
Pada tingkat ini, segala makhluk bisa menjadi senjata. Sehelai struktur rambut mampu menghancurkan galaksi bintang. Dengan gerakan gesit membuka dunia baru, merobek alam semesta, semua itu bukan masalah.
Ye Fan dan Pang Bo saling pandang. Kehadiran orang tua ini di luar dugaan. Dengan munculnya reruntuhan Istana Langit hari ini, benar-benar terjadi perubahan situasi yang drastis.
"Bolehkah kami tahu gelar Senior?" seseorang membuka mulut.
"Sudah kulupakan." Pendeta tua itu mengangkat pandangan ke langit jauh, menggelengkan kepala, lalu berkata: "Kalian bisa memanggilku Orang Tua Pemotong Kayu."
Semua orang curiga. Pasti ada masa lalu yang menggemparkan langit dan bumi di balik sosok sekuat ini. Ini jelas-jalas tak ingin berbagi kisah.
Pada saat itu, pria berjanggut itu datang dengan wajah penuh keberanian, namun diam-diam mengedipkan mata ke arah Li Tian dan Yan Yixi, membuat bulu kuduk mereka meremang dan muncul gundukan kecil di kulit.
"Guruku bukan berasal dari era ini. Beliau datang dari zaman purba, karena alasan tertentu disegel dalam batu hingga bisa bertahan sampai sekarang." Pria berjanggut itu mengungkapkan kabar mengejutkan ini.
Kemudian, dia memerintahkan semua orang untuk memanggil pendeta tua itu sebagai Kancai Laoren (Orang Tua Pemotong Kayu).
Guru seorang zhun-di? Jelas pria berjanggut ini adalah zhun-di. Betapa mengerikannya guru sejatinya? Semua orang merinding ketakutan, jangan-jangan seorang Kaisar?
Apakah orang tua tak mencolok ini sudah mencapai pencerahan? Seperti BATU HANCURKAN LANGIT yang mengguncang.
"Ah, sejujurnya aku hanyalah murid terdaftar. Aku tidak sezaman dengan Guru." Pria berjanggut itu bergumam pelan.
Semua orang tersadar. Jika benar ada dua Kaisar akan terlalu mengerikan. Ternyata pria berjanggut ini bukan murid sejati pendeta tua itu, hanya secara nominal saja.
Di belakang altar Tao yang terbentuk dari ikan Yin-Yang, Zhou Yi dan Lin Jia saling bertukar tatapan mata berkilauan, terus-menerus mengamati Ye Fan dan Pang Bo. Beberapa orang memperhatikan mereka namun merasa bingung.
"Kakek, pohon immortal ini bergetar, apakah ia akan hidup kembali?"
Di luar Istana Langit, anak gagah berkulit kuning itu membuka mulut. Orang tua bergigi kuning sedang menyiram dengan hati-hati menggunakan ember - ini sudah ember ke-800. Semua cairan elemen petir berwarna emas telah diserap.
Semua orang terkejut!
Mungkinkah pohon ini benar-benar bisa hidup? Orang tua pemotong kayu dan kelompoknya sepertinya baru saja menetap di Istana Langit, sebab mereka baru mulai menyiram.
Gelombang keterkejutan melanda semua orang. Di antara harta paling berharga Istana Langit selain kitab Kaisar Zun, pohon obat immortal jenis ini mutlak menempati posisi terdepan - membuat setiap orang bergejolak hatinya.
Braak! Cakrawala bergetar. Di kejauhan muncul gumpalan awan mengerikan yang menyerupai kobaran api raksasa, menutupi langit.
"Sarang Phoenix!"
Banyak orang berubah pucat, seseorang menyadari apa itu.
Apakah ini tempat tinggal yang dibangun dari pohon darah phoenix, atau justru perangkat spiritual Jalan Kaisar sejati? Bagaimana bisa ada aura intimidatif mengejutkan seperti ini yang membuat pikiran tidak tenang.
Semua orang tahu Permaisuri Keabadian telah datang. Keributan terjadi. Meski sudah lama mendengar namanya, baru hari ini mereka menyaksikan Sarang Phoenix, yang secara alami menyedot perhatian jutaan pasang mata.
"Tubuh rekan dao cukup kokoh ya." Suara jernih bergema, laksana rintihan gadis belia yang mengandung daya magis aneh.
Semua orang membeku bagai patung batu. Ini Permaisuri Keabadian? Secara teori seharusnya dia. Siapa lagi yang bisa memiliki sikap seperti ini?
Tapi suaranya terlalu muda. Menurut dugaan orang, seharusnya dia seorang nenek berwajah suram, tak disangka masih terlihat lugu seperti remaja.
Tentu saja, tak ada yang melihat wajah aslinya. Lokasi pelatihannya tetap misterius. Yang terlihat hanyalah Sarang Phoenix raksasa yang menindih, hendak menguasai Istana Langit ini.
"Yang Mulia Permaisuri masih hidup di dunia fana, bagaimana mungkin hamba berani mati." Kata pendeta tua itu dengan tenang, nada suaranya sebenarnya cukup tegas dan tidak terlalu sopan.
"Apakah kau mengharapkan kematianku? Tapi aku masih bisa hidup ribuan tahun lagi, mungkin akan mengecewakanmu. Selain itu, Istana Langit ini akan kurebut kembali. Silakan undur diri." Suara merdu seperti nyanyian burung kuning bergema dari Sarang Phoenix.
"Mengapa menggunakan kata 'kembali'? Bagaimana mungkin tempat ini menjadi wilayah Permaisuri?" Tanya pendeta tua itu.
"Dahulu, Aku dan Kaisar Langit sering tinggal di sini. Tentu saja ini rumah kami. Sekarang kami kembali, bukankah ini hal yang wajar? Ada masalah apa?" Suara Permaisuri Keabadian mulai terdengar dingin.
"Jika yang datang adalah keturunan Kaisar Zun, mungkin masih bisa dikatakan demikian. Yang Mulia Permaisuri, kau memutar lidah. Sekarang tempat ini milik seluruh dunia, bukan milikku maupun milikmu." Ujar orang tua pengumpul kayu.
"Hehehe..." Derai tawa seperti gemerincing lonceng perak yang saling bertabrakan. Tawa Permaisuri Keabadian mengandung daya magis yang memaksa semua orang di tempat ini untuk tunduk dan bersujud.
"Criiiing!" Kapak kayu di belakang pendeta tua secara otomatis terlepas dari sarungnya. Suara lengkingan pisau menghancurkan gelak tawa, membuat Qian Kun seketika hening.
"Masih ingin bertempur juga?" ujar orang tua itu dengan nada menerima, namun tegas. Mata pisau mengarah mantap.
"Bzz!"
Dari Sarang Phoenix membubung nyala api merah darah, memancarkan kilatan cahaya menyala-nyala seolah phoenix suci hendak bangkit dari Nirvana.
"Apakah Yang Mulia ingin meneladani jalan Kaisar Langit? Ingin memperoleh darah para kaisar lalu merendam wujud sendiri untuk mewujudkan kebangkitan phoenix?" Seruan pengumpul kayu ini mengguncang dunia.
Serentak, Sarang Phoenix bergetar terkena gempuran. Sinar immortal merah darah pun surut.
"Apa? Kaisar Keabadian pernah melakukan hal apa? Mengapa berkata demikian?" Banyak yang tertegun.
Ye Fan dan Pang Bo saling memandang, sama-sama merinding. Mereka teringat sembilan ukiran batu yang ditinggalkan orang tua pemotong kayu, yang melibatkan peti mati dewa kuno dan garis keturunan Kaisar Langit. Bahkan beberapa ukiran batu menyangkut hal melawan Langit, yang telah diukir lalu dihapusnya.
Jelas, orang tua pemotong kayu dulu mengetahui banyak rahasia mengejutkan terkait berbagai langit sepanjang masa. Saat ini baru satu yang dibocorkannya.
Permaisuri Keabadian terkejut berat. Bahkan dia sendiri tak menyangka lawannya mengetahui banyak hal sampai segitu.
Seketika itu juga, Ye Fan menggigil kedinginan. Kaisar Keabadian berendam dalam Darah Kaisar untuk mencapai Nirvana - sungguh hal yang luar biasa mengerikan!
"Pantas saja... Saat kerusuhan kegelapan, ada yang menyebutnya sebagai dalang konspirasi terbesar. Rupanya kaisar ini masih menyimpan taktik mengerikan lainnya!"
Ye Fan menyadari banyak hal. Para Kaisar di era selakhir memahami betapa mengerikannya Kaisar Keabadian dan selalu waspada padanya. Ternyata semua ada latar belakang tersembunyi seperti ini.
"Berendam dalam Darah Kaisar dan terlahir, ini adalah legenda mengerikan!"
Sama prinsipnya dengan Burung Phoenix bangkit dari abu atau terlahir kembali dari api, tapi ini tampak jauh lebih mengerikan. Darah Jalan Kaisar mana mungkin mudah dialirkan? Pertarungan seperti apa yang menyertai proses ini?
Semua orang langsung merinding hanya dengan membayangkannya. Di tingkat itu, memang tak ada orang biasa. Hal-hal yang mereka lakukan sulit diterima akal sehat.
