Kehadiran Kaisar di momen kritis ini, kekuatannya tak perlu diragukan lagi, sama sekali bisa menyaingi Permaisuri Keabadian dan Si Pemotong Kayu.
Tubuh Si Pemotong Kayu berlumuran darah, bahkan di tengah dahinya terdapat lubang berdarah yang terus mengalir, kondisi tubuhnya sangat buruk. Tapi saat ini hanya dia yang bisa menghadapi Kaisar.
Tempat ini langsung hening. Semua orang menahan napas, memantau dengan tegang.
Sembilan matahari surgawi terbenam di barat. Dalam sinar senja, kompleks istana Langit diselimuti kilau suci, membuat tempat ini terlihat lebih megah dan sakral.
"Ambil ini!" Kaisar berseru sambil mengulurkan tangan. Seluruh tubuhnya tertutup zirah Naga Merah, posturnya jenjang dan kokoh. Gerakan telapak tangannya yang kuat langsung memunculkan barisan tulisan rune Jalan Kekaisaran di udara.
“Kau takkan bisa memanfaatkannya.” Orang tua pemotong kayu menggelengkan kepala, matanya yang dalam memancarkan kearifan, “Kau hidup dalam penyesalan, telah kehilangan Jalan Hati. Sekalipun diberikan kitab Xian asli, tetap takkan mampu mencapai pencerahan.”
“Serahkan!” suara Kaisar membeku, aura-nya tiba-tiba meningkat beberapa kali lipat. Ucapan orang tua itu telah menyentuh sisik terbaliknya. Tangan itu menyala berkobar, memancarkan sinar darah iblis.
Batang pohon immortal itu telah tercabut sampai ke akar, terapung di ruang hampa depan istana langit, terjepit di antara kedua pihak. Seluruh permukaannya suram, kulit keriput pecah-pecah tanpa kilau sama sekali.
Inikah Kayu Keabadian yang pernah disirami cairan ilahi Mata Air Kehidupan dan dilantunkan kitab suci oleh Kaisar Zun? Banyak orang terbelalak, kerusakan fisiknya lebih parah dari sebelumnya. Fakta bahwa calon pencerahan saling berebut ini sendiri sudah cukup membuktikan masalahnya.
Orang tua pemotong kayu menggelengkan kepala, tidak mundur setengah langkah pun.
Sebenarnya, medan energi telah terbentuk antara keduanya sejak lama. Batang suci bergoyang di antara mereka. Sulit digambarkan betapa mengerikannya tingkat Energi Dewa ini. Begitu keseimbangan hilang, mungkin obat keabadian ini akan hancur jadi debu.
Karena itu keduanya tak berani menggunakan kekuatan penuh, penuh kewaspadaan dalam menghadapi situasi.
"Kalau begitu mari bertarung, tentukan dengan ini!" seru Kaisar. Rambutnya berkibar-kibar, tubuhnya berubah wujud naga yang melonjak ke langit.
Auuuu!
Suara auman menggema. Seekor naga merah raksasa muncul di alam semesta, seluruh tubuhnya merah darah dengan sisik mengerikan seolah ditempa dari Batu Darah Phoenix. Di atas kepala naganya, burung Zhu Que berdiri memandang sinis ke bawah.
Naga merah melilit, fisik pamungkasnya memancarkan kilatan cahaya yang merobek-robek galaksi bintang hingga remuk.
Pendeta tua memanjat langit ke atas, dengan tenang mendorong keluar satu telapak tangan, terlihat tanpa jejak kembang api sama sekali, bahkan kilatan magis pun tidak muncul. Tapi hal mengerikan terjadi: di depan, barisan panjang bintang-bintang memudar, seluruh angkasa luar tiba-tiba gelap gulita, sementara Naga Darah itu terguncang hebat, meraung menggema di langit kesembilan.
Telapak tangan ini terlalu mengerikan, menghancurkan sebuah galaksi bintang tanpa suara, membuat orang gemetar ketakutan.
Criiiing! Criiiing! Suara benturan logam bersahutan tak henti. Di samping Kaisar, sembilan aksara kuno bermunculan satu per satu, menyala berkilauan seperti sembilan matahari surgawi yang menyinari, menjebaknya di bawahnya.
Itu adalah sembilan aksara kuno dari Kitab Dao, bisa menekan diri sendiri untuk mencapai keabadian, memiliki kekuatan tak termusnahkan. Kini menunjukkan daya tahan yang luar biasa.
Bang!
Orang tua pengumpul kayu mengarahkan sepuluh jarinya yang tajam seperti bor, menyerang ke depan dengan kekuatan tak terbantahkan. Sepuluh semburan peri melesat bagaikan Yi Agung memanah matahari, sepuluh panah mengguncang langit!
Sembilan aksara kuno itu bergetar tak terkendali, bagai sembilan matahari yang hendak meledak, melepaskan aura mengerikan yang menyapu cakrawala dan berubah menjadi badai kosmik.
Ye Fan memperlihatkan wajah terkejut. Ia sangat familiar dengan sembilan aksara kuno dari Kitab Dao itu, sering menggunakannya dan memahami keistimewaan serta kekuatan mistisnya. Tak disangka seseorang meretasnya dengan cara seperti ini.
Itu adalah teknik kultivasi Jalan Kekaisaran. Namun faktor terpenting adalah kemampuan Orang Tua Pemotong Kayu sendiri yang bisa mengubah yang lapuk menjadi luar biasa. Sepuluh semburan peri-Nya meretakkan langit dengan suara Criiiing yang memekakkan telinga.
Groooaar!
Naga Merah meliarkan tubuh ke angkasa, mengaum keras sambil memuntahkan lautan api yang menyapu masif. Gelombang hawa panasnya membakar beberapa bintang hingga meleleh menjadi cairan sebelum akhirnya berubah menjadi debu.
Bersikap pasif bukanlah pilihan Sang Kaisar. Ia mulai bertindak, sembilan aksara kuno yang memudar tadi kembali bersinar lebih berkilauan, sementara dirinya sendiri maju menyerbu.
Orang Tua Pemotong Kayu menggerakkan tangannya, seekor ikan yin muncul membawa kekuatan Tai Yin untuk menindak ke depan, bertabrakan dengan gelombang api yang menyala-nyala, menyebabkan tempat ini mengalami kepunahan.
“Cis!”
Tiba-tiba, di atas kepala naga merah itu, Zhu Que yang terlihat kecil di atasnya mengepakkan sayap, menari-nari di langit kesembilan, berubah menjadi kilatan darah yang menyambar turun.
Kaisar memiliki darah Zhu Que dalam dirinya. Alasan wujud naga merah yang ditampilkannya semata-mata karena zirah yang dikenakan, sementara kekuatan paling fundamental dalam darahnya tetaplah Zhu Que.
Serangan ini menggemparkan sejarah, jauh melampaui pemahaman manusia. Burung kecil kemerahan itu meski tak besar, namun kekuatan mengerikannya menguasai dunia. Salah satu sayapnya hampir saja membelah tubuh fisik Orang Tua Pemotong Kayu dalam sekejap.
Dengan suara Criiiing, kilau pedang putih pucat menyembur ke langit. Kapak kayu di punggung pendeta tua itu terhunus, qi pisau meregangkan badan dalam ribuan lapisan seperti lautan yang menerjang ke depan.
Zhu Que berkicau panjang, membelah alam semesta.
Dan kilauan cahaya bahkan menerpa tempat ini, di antara reruntuhan Istana Langit, semua orang tidak bisa melihat dengan jelas.
Saat segalanya berakhir, tubuh orang tua pemotong kayu berguncang, noda darah semakin banyak menyelimuti seluruh tubuhnya, terutama di bagian kiri tubuh muncul retakan mengerikan yang hampir membelah menjadi dua bagian.
Itulah kekuatan mengerikan sayap Zhu Que tadi yang mampu meretakkan langit!
Di sisi lain, tubuh Kaisar juga mulai bermunculan bercak darah, tersapu kilau pedang yang mengandung aura energi mengerikan, membuat lubang berdarah menembus bahunya.
Tiba-tiba, wujud Kaisar berkilat lalu lenyap, menggunakan teknik Zhu Que melintasi tiga ribu dunia, membuat waktu terhenti, menerobos ke bawah untuk merebut pohon immortal itu.
Biksu tua itu menghalangi, mengejarnya turun. Keduanya bertabrakan terus-menerus di ruang hampa, kali ini pertarungan memicu api sejati dengan puluhan ribu bunga Jalan Agung bermekaran.
Barisan panjang tulisan rune purba muncul, memancarkan getaran prinsip pamungkas.
Chu!
Tiba-tiba, pohon immortal di reruntuhan Istana Langit itu mengeluarkan suara "ciit", akarnya pecah berkeping-keping berubah menjadi abu, sedangkan batang pohonnya terjatuh ke tanah.
Sang Kaisar mengeluarkan teriakan sambil menukik tajam ke bawah. Pria tua pemotong kayu menghadang, beberapa kali benturan hebat terjadi antara mereka, akhirnya mendarat di depan reruntuhan Istana Langit.
"Akar dan batangnya palsu, tapi bisa menipu mata! Pohon immortal Kaisar Zun yang asli sudah lama tidak ada, akarnya telah dipindahkan orang!"
Pria tua dekil dengan gigi kuning itu melempar embernya ke tanah dalam amarah. Unsur petir emas di dalam ember itu mengalir keluar, membuat semua penguasa kuat panik melarikan diri. Barang-barang itu pasti bisa melukai Maha Santo.
"Semua sia-sia, pohon immortal sudah dipindahkan." Sang Kaisar tampak kecewa, namun tiba-tiba matanya berubah dingin menatap jauh ke arah Ye Fan, Kaisar Hitam dan yang lain, memancarkan aura pembunuhan.
Cis! Ia mengeluarkan kilatan sakti untuk menghancurkan beberapa orang itu. Karena Xiao Nannan tidak ada di tempat, sama sekali tidak ada yang dikhawatirkannya.
"Bang!"
Pria tua pemotong kayu menggunakan teknik teleportasi, berhasil memblokir serangannya.
"Kau terlalu ikut campur!" Mata Kaisar membeku, zirah Naga Merah di seluruh tubuhnya berpendar, aura energinya semakin dahsyat.
"Si tua brengsek, apa kau sudah lupa baru-baru ini dikocar-kacirkan oleh seorang gadis kecil? Masih mau gaya-gayaan." Kaisar Hitam mengejeknya dengan sinis.
"Kalian semua pergi." Kaisar menyapu pandangan ke arah pria tua dekil dan pria besar, lalu menatap tajam pendeta tua itu. "Kau juga minggir, serahkan tempat ini." Terakhir, tatapannya beralih ke Ye Fan dan Kaisar Hitam, "Mereka harus mati."
Saat ini semua orang bisa melihat bahwa pendeta tua itu seolah kehilangan kemampuan bertempur. Situasi kritis mencapai puncaknya - lubang berdarah di tengah dahinya akibat serangan Permaisuri Keabadian semakin parah, luka yang tak kunjung sembuh ini bertambah buruk setelah pertarungan tadi dengan Kaisar.
Kaisar sekarang tampak tak gentar, terus mengancamnya untuk pergi, jika tidak akan terjadi tribulasi darah yang mematikan.
“Kau terlalu melebih-lebihkan diri sendiri. Meski sama-sama calon pencerahan, aku yang terluka parah ini takkan bisa kau tekan dengan kekuatan.” Pendeta tua berkata dengan tenang.
Di belakang garis pertahanan, Ye Fan mengeluarkan teratai biru muda, monyet mengangkat tongkat besi Xian, manusia-iblis menggenggam batu-batu purba, Kaisar Hitam mulai menyusun formasi besar - semua bersiap untuk pertempuran habis-habisan yang tak terduga.
“Kalau begitu matilah kalian semua!” Sang Kaisar mengamuk. Baru saja ia kehilangan segalanya, Jalan Hatinya hancur. Kini ia seperti orang gila, lebih baik menghancurkan apa yang tak bisa dimiliki.
Pohon immortal Kaisar Zun yang menjadi tempatnya menumpahkan harapan, kini lenyap tak berbekas.
Orang tua pemotong kayu mencabut kapaknya dengan criiing. Pisau berwarna hitam legam di bagian belakang, berkilauan putih di mata tajamnya membelah angkasa. Seluruh darahnya terbakar, roh primordialnya melayang keluar sementara tubuhnya terjatuh lemas.
Braak!
Seluruh bilah pisau lebih berkilau daripada galaksi bintang, memadatkan energi kehidupan, vitalitas, dan semangat seumur hidup sang pendeta tua. Roh primordialnya telah dilebur ke dalamnya. Tanpa tenaga untuk bertarung sengit, ia melancarkan serangan paling mematikan untuk mengakhiri pertempuran secepat mungkin.
Sang Kaisar yang sedang mengamuk tiba-tiba tersadar. Pertarungan jenis ini paling berbahaya - dua calon pencerahan yang mempertaruhkan nyawa, dimana salah satu pihak bisa tewas kapan saja.
Hanya dalam sekejap mata, Langit dan Bumi berguncang sepuluh kali bagai sepuluh pukulan pembuka alam semesta. Orang-orang panik menyadari aura ini terlalu mengerikan, setara dengan kerusuhan kegelapan tiga ratus tahun silam.
Banyak yang merinding. Golok Kayu itu bertabrakan dengan Sang Kaisar sepuluh kali, memercikkan pemandangan awal penciptaan dunia. Berbagai Dewa kekacauan mengamuk.
Akhirnya, zirah Naga Merah hancur. Seekor naga raksasa dilepaskan. Burung Zhu Que yang muncul dari dalamnya meski menjerit melengking, tetap tak bisa menghindar dari tebasan maut Golok Kayu.
"Brak!"
Sebuah kepala kecil berlumuran darah terlempar ke udara, mendarat di depan reruntuhan Istana Langit lalu meledak menjadi bubur daging, roh primordialnya hancur.
Dang!
Kapak kayu terjatuh ke tanah, roh biksu tua itu memudar parah, menyusup ke dalam tubuh fisiknya yang terjatuh lemas, dengan susah payah terbang menuju altar Jalan Kosong, bola matanya kehilangan cahaya.
Ini adalah kemenangan yang diperoleh dengan susah payah, dia telah membayar harga yang sangat besar.
Sang Kaisar mati, dieksekusi, salah satu penguasa legendaris terkuat di alam semesta saat ini terbunuh seperti ini, membuat semua orang merasa tampak tidak nyata.
Darah yang tumpah menandai kehancuran sebuah raksasa, orang-orang tahu Dewata Suci telah tamat, tak tersisa secercah harapan pun.
"Kaisar dibunuh!"
Kekacauan ini menyebar bagai air bah, kabar tersebut menyapu segala penjuru, beberapa bahkan langsung melintasi angkasa luar untuk pergi.
Keruntuhan Dewata Suci tak bisa dihindari, banyak yang sudah memutuskan untuk pergi sejak awal.
Mayat tanpa kepala itu terpotong seinci demi seinci, lalu berubah menjadi genangan darah, akhirnya terbakar tanpa menyisakan apapun—Kaisar telah mati.
"Dunia akan dilanda kekacauan besar. Permaisuri Keabadian hendak menapaki jalan pencerahan berdarah, menyucikan diri dengan darah para dewa. Aku akan membangun Istana Dao, merapikan tatanan kosmos, memberantas huru-hara berdarah." Dengan susah payah ditopang Zhou Yi, pendeta tua itu berdiri lalu mengucapkan perlahan.
Nada suaranya datar, namun bergema hingga ke ujung langit dan bumi, bagaikan dewa purba yang kembali. Bintang-bintang di alam semesta sejenak berhenti berputar, hanya getaran suci ini yang menggema.
Di hari itu, Istana Dao yang dirintis sang pendeta tua resmi berdiri. Guncangannya terasa hingga ke penjuru kosmos, dengan pasukan ahli bela diri berjejer bak hutan rimbun di bawah panjinya.
Di hari yang sama, Dewata Suci runtuh. Garis keturunan Kaisar terputus, disapu bersih oleh serbuan beberapa kekuatan besar yang bagai gelombang pasang.
Pada hari itu, Permaisuri Keabadian mengumumkan ke seluruh dunia untuk mendirikan Dinasti yang abadi. Di antara segala makhluk, penguasa-penguasa kuat berdatangan seperti awan, semuanya berasal dari ras yang pernah memandang Kaisar Keabadian sebagai Dewa tertinggi.
Pada hari itu, Dinas Kematian menunjukkan aktivitas mencurigakan. Banyak orang melihat pasukan bayangan dari berbagai wilayah galaksi melintasi galaksi bintang, seolah hendak menuju medan perang.
Pada hari itu, organisasi Dewa juga melakukan operasi besar-besaran. Beberapa wilayah tiba-tiba memancarkan cahaya dari patung-patung dewa kuno.
