Ye Fan tak kuasa mengucapkan kabar itu. Di atas panggung komando, dirinya yang terisolasi itu berulang kali membuka mulut, namun selalu dicegat oleh rasa pahit yang mengganjal di kerongkongannya.
"Sekian banyak tatapan itu, ada yang tenang bagai lautan, ada yang tajam bagai pedang immortal, ada yang membara seperti kobaran api. Mereka memiliki keyakinan yang cukup untuk menjaga rumah, menyatakan perang ke luar, sekaligus dipenuhi kerinduan akan masa depan. Percaya Istana Langit akan semakin kuat, mereka akan membangun dinasti abadi dengan tangan sendiri, menggemparkan sepanjang masa, gemilang tak lekang zaman!"
"Pemimpin, pasti ada pertempuran besar bukan? Turunkan perintah! Kami tak terkalahkan dalam perang, pasukan yang kami tuju—pasti menang!"
Generasi Menengah-Muda bersuara. Mereka adalah kelompok yang telah menyaksikan kejayaan Istana Langit, paling penuh aura tajam. Betapapun besar kesulitannya, tak pernah mundur.
"Istana Langit tak terkalahkan, tak terkalahkan dalam perang!" Pasukan berseru serempak, bagai gunung runtuh dan tsunami.
"Bertempur pasti menyerang, menyerang pasti menguasai!" Semua orang meneriakkan, suaranya bagai genderang perang alam surga menggema ke segala penjuru, membuat darah panas mendidih.
"Pasukan berkuda bersenjata baja, sinar dingin menyilaukan cakrawala, membuka medan perang sembilan lapisan langit di domain luar. Zaman seperti itu, pertempuran besar semacam itu, penuh darah panas dan semangat membara. Tapi mereka tidak tahu, saat ini semua hal akan segera meninggalkan mereka."
Ini adalah sekelompok prajurit sejati yang tumbuh bersama Istana Langit, melewati ujian darah dan api. Wilayah megah ini mereka peroleh dengan mempertaruhkan nyawa.
"Aku tidak tahu bagaimana memulai." Ye Fan dengan fluktuasi emosi hebat berdiri di altar suci, sulit menahan ikatan emosinya, berkata dengan suara rendah.
Pasukan Istana Langit gelap mengerumuni, bendera besar berkibar-kibar. Senjata di tangan para pejuang menyinari sembilan langit, baju zirah berkilauan menampilkan kewibawaan yang luar biasa.
"Kami mengalami beberapa masalah." Ye Fan memandang semua orang di bawahnya.
"Apa pun kesulitannya, berikan perintah! Kami pasti maju terus menghiasi angkasa dengan darah!" Bahkan veteran-veteran berpengalaman yang angker pun menyatakan pendirian. Mereka telah melewati masa tersulit Istana Langit, mengikuti sejak awal pendirian, dan kini menjadi harta paling berharga.
Mereka adalah pahlawan tak terkalahkan dalam ratusan pertempuran. Tak pernah gegabah dalam bersikap. Begitu berjanji, nyawa pun akan dikorbankan untuk membuka jalan. Saat ini mereka merasakan keraguan Ye Fan, lalu maju dengan tegas menyatakan tekad.
"Pemimpin, kami berjuang hidup-mati bersama Istana Langit! Musuh siapa pun, bahkan Dinas Kematian sekalipun! Beri perintah, kami berani menerobos masuk!"
Suara menggelegar bagikan 100.000 pisau langit mengaum. Itulah tekad baja para perwira surgawi yang bersumpah maju-mundur bersama, hidup-mati sepenanggungan dengan Istana Langit.
Ye Fan tersentuh. Melihat veteran abadi ini, hatinya semakin perih. Bagaimana mengatakannya? Namun diam bukan pilihan - para jagoan yang selamat dari pertempuran berdarah ini akan mati sia-sia di kemudian hari.
"Istana Langit adalah rumah kami. Perasaan saya sama seperti Tuan-tuan, ikatan emosi dengannya sedalam samudera. Tapi kita mungkin akan menghadapi Yang Maha Agung, mereka akan..." Suara Ye Fan bergema di Gelanggang Latihan yang megah.
Semua orang hening. Veteran berpengalaman dengan ekspresi berkerut khawatir mendengarkan dengan penuh perhatian. Generasi menengah menggenggam tinju erat, aura tajam tak berkurang. Para pemuda tidak rela, semua alis pedang mereka mengeras.
"Istana Langit bisa mencapai hari ini adalah hasil kerja keras kita semua, jalan yang diaspal dengan nyawa saudara-saudara tak terhitung. Darah dan mayat-mayat menghampar di angkasa luar..." Ye Fan terdengar sedih.
"Hancurkan segalanya termasuk batu giok! Kita akan bertarung mati-matian dengan mereka! Istana Langit tak terkalahkan! Kami tidak akan pernah mundur!" Banyak orang membentak sambil mengangkat senjata di tangan, bersiap mempertahankan rumah.
Ye Fan memandangi para pahlawan ini. Memiliki anak buah seperti ini sungguh mengharukan, tapi hatinya juga dibebani beban berat. Ikatan emosi seperti ini sulit diputuskan maupun dilunasi, perasaannya semakin tersumbat.
“Ada beberapa kata yang tak ingin kusampaikan, tapi harus kulakukan.” Suara Ye Fan menggelegar bak petir langit, menenggelamkan semua suara yang ada. Keputusan mutlak harus diambil.
Para hadirin seolah memprediksi apa yang akan diucapkannya. Raut kegelisahan terpancar di wajah mereka. Beberapa yang tak tahan berteriak, "Pemimpin, jangan ambil keputusan itu!"
"Pemimpin, Istana Langit adalah buah keringat kita, tak boleh dibubarkan!"
Raut wajah penuh kecemasan bertebaran. Tak satu pun rela menerima hasil seperti itu.
"Istana Langit takkan runtuh, akan tetap berdiri kokoh di dunia manusia!" teriak Ye Fan. Tatapannya semakin tajam bagai dua sinar laser nyata yang menyapu ke delapan penjuru. Begitu keputusan telah bulat, saatnya membuka borok itu tanpa basa-basi.
Ia memandang semua orang, memperlambat tempo bicara namun dengan nada semakin bergema tegas, "Bersembunyi sementara bukan berarti Istana Langit telah tiada. Aku ingin memberi cuti untuk semua saudara seperjuangan. Tunggu 100 tahun, beri aku waktu. Saatnya tiba, Istana Langit pasti akan bangkit kembali."
“Tapi pemimpin……” Rakyat panik, tak rela hasil ini, ramai-ramai membuka mulut untuk menahannya.
Ye Fan mengangkat tangan, suaranya tiba-tiba melengking, “Istana Langit takkan runtuh, bendera besar akan muncul kembali! Ini janjiku untuk berkumpul lagi dengan kalian semua!” Semangat tempurnya berkobar-kobar, aura darah keemasan menyapu langit biru, menerjang seluruh Istana Langit. “Saat itu tiba, ia akan lebih gemilang, lebih percaya diri! Aku akan membuatnya abadi sepanjang masa, tak terkalahkan di dunia fana, menjadi faktor gentar bagi Yang Maha Agung! Seluruh dimensi akan tunduk di hadapannya!”
Semua orang memandang platform tinggi yang megah, menyaksikan Ye Fan yang berbentuk dewa atau iblis.
“Percayalah padaku! Beri aku 100 tahun! Sebagai perwira, akan kukembalikan Istana Langit yang lebih kuat! Saat itu tiba, di sembilan langit dan sepuluh bumi ini takkan ada yang berani melawan Istana Langit kami lagi!” sumpah Ye Fan di bawah angkasa luar.
Dengan penuh ikatan emosi, ia meneriakkan dengan keras.
“Saat ini kami tak mampu melawan, mundur, cuma untuk tetap hidup. Cepat atau lambat, kami akan kembali. Seluruh dunia ini akan gemetar karena kami.”
“Aku ingin kalian pahami, kemilau saat ini nanti tak berarti apa-apa. Kehinaan sekarang cuma selingan semata.”
“100 tahun lagi, kami akan pulang. Kembali berdiri tegak di bawah angkasa luar! Bendera besar Istana Langit kami takkan tumbang, berkibar gagah dalam terpaan angin, semakin gemilang dan memesona!”
Ye Fan meneriakkan sumpah dengan seluruh tubuh bergetar oleh darah perang. Dari ubun-ubunnya melesat berkas cahaya berbentuk naga raksasa yang menembus langit kesembilan, mengguncang alam semesta hingga Jalan Langit sendiri bergemetar.
“Akan tiba hari pertemuan kembali! Saat itu tiba, kami akan benar-benar bangkit! Kalian akan sadar bahwa perjalanan militer sesungguhnya baru dimulai! Karena kelak kami akan menyerbu langit kesembilan, menerobos zona terlarang bagi kehidupan satu per satu! Di sanalah medan perang kami! Saat ini baru tahap peleburan pasukan! Jarak menuju kejayaan sejati masih sangat jauh!”
“Dan, zona terlarang bagi kehidupan bukanlah satu-satunya medan perang kita. Masuk ke Domain Xian, menghancurkan mitos, menggoyahkan keabadian untuk mengejar Chang Sheng - itulah target akhir kita! Medan perang ultimat kita jauh lebih maha luas dan raksasa daripada yang kalian bayangkan!”
“Semua ini saat ini tak berarti apa-apa, hanya transisi sebelum pertempuran berdarah sejati, sekadar ujian penyempurnaan. Di sini aku ingin berpesan: Jangan sia-siakan ilmu bela diri kalian! Perintah kami untuk bersembunyi dan menahan diri bukan berarti benar-benar melepas zirah dan pulang ke rumah, melainkan masa pengendalian diri. Kalian semua harus pahami: Di masa depan, akan ada medan-medan perang maha luas dan agung yang menanti, satu demi satu! Pandangan kami tidak terbatas pada era ini - kita akan menjulang di atas berbagai langit sepanjang masa! Karena kita akan membangun Istana Langit sejati - yang abadi dan hidup kekal - menciptakan mujizat suci yang belum pernah ada sepanjang sejarah! Bahkan zona-zona terlarang bagi kehidupan hanya akan gemetar di jalan kita, tidak lebih! Mereka sama sekali bukan tanah ultimat!”
Di bawah angkasa luar, di Gelanggang Latihan, veteran berpengalaman yang tak terkalahkan dalam ratusan pertempuran mengepal tinju dengan erat, sementara pasukan surgawi dari generasi muda bahkan tidak tahan untuk meneriakkan pekikan. Medan perang mereka ternyata sedemikian luasnya, bahkan zona terlarang bagi kehidupan bukanlah titik akhir, membuat darah panas mereka mendidih dan hati bergelora.
Tak diragukan lagi, itu adalah peta perang raksasa yang merupakan visi dalam hati Ye Fan. Semua yang terjadi saat ini hanyalah permainan kecil, belum layak disebut gemilang.
Di masa depan, jika semua ini benar-benar terwujud, maka mereka akan menciptakan peristiwa besar yang belum pernah ada sebelumnya. Kejayaan abadi tak ternoda zaman menanti untuk dibuka, dengan rencana agung terbentang di depan.
"Perang, perang, perang!"
Mungkin hanya tiga kata ini yang mampu mengungkapkan gejolak dalam hati mereka: ketidakrelaan, ambisi, rasa terhina, kegembiraan - semua mengalir dalam darah yang mendidih, berubah menjadi pekikan yang membahana!
"Kami akan kembali!" Ye Fan mengakhiri ucapannya sementara dengan kalimat ini. Keyakinan kokoh dan kemauan kuatnya membuat banyak orang terguncang.
Kejayaan ada di masa depan. Perjalanan mereka baru saja dimulai. Pusaran angin sesekali bukanlah hal serius, pasti akan terlewati. Saat tiba waktunya terbang, yang mereka injak adalah sungai-sungai immortal, bukan lautan fana dunia manusia! Para pahlawan telah menantikan momen ini!
"Pemimpin sekte, 100 tahun ke depan akan sangat sulit bagimu. Bisakah kau melewatinya?" Seorang veteran bertanya khawatir. Suaranya pelan tapi tepat mengenai inti persoalan.
Dalam 100 tahun mendatang, Ye Fan akan bertempur habis-habisan melawan Yang Maha Agung. Untuk mencapai puncak tertinggi, bahaya yang dihadapinya di luar bayangan. Dia harus berjuang sendirian - kami tak bisa membantu!
"Sejak zaman kuno, bukan hanya satu Kaisar yang sukses! Mereka bisa melawan Langit! Aku Ye Fan, sepanjang perjalananku, takkan kalah dari siapa pun!" Ye Fan meneriakkan keinginannya dengan jelas: Menciptakan keajaiban! Jika orang lain bisa, dia juga harus bisa!
Sebagian orang masih menyimpan mendung kelam dalam hati. Sepanjang sejarah, mungkin lebih banyak orang yang berhasil mencapai pencerahan daripada Kaisar sejati. Hanya segelintir bakat dengan keberuntungan melawan Langit dan jodoh kosmik yang terhindar dari kematian, akhirnya sukses.
Jalan Ye Fan sangat terjal. Mampukah dia mendapatkan kesempatan seperti ini?
"Tiga ratus tahun lalu mereka bahkan tak sanggup membunuhku. Di masa kini, menurut kalian masih adakah peluang bagi mereka?" Ye Fan berkata dengan pura-pura santai, menunjukkan sikap optimis.
Semua orang tertawa. Melihat kepercayaan dirinya yang tak tergoyahkan, mereka mulai melupakannya. Suasana muram pun sedikit mereda.
Namun Kaisar Hitam, Pang Bo, Li Heishui, Phoenix Gunung dan yang lain justru merasakan beban di dada. Mereka tahu persis betapa sulitnya jalan Ye Fan - tak sesederhana itu.
Zaman ini berbeda dari masa lalu!
Dulu, Para Kaisar di Zona Terlarang tertidur lelap. Kaisar-kaisar kuno mungkin baru membangunkan mereka saat menghadapi tribulasi akhir, namun saat itu sudah terlambat untuk dicegah.
Tentu saja, beberapa orang pernah mengalami masalah serupa Ye Fan.
Namun di era sekarang, semuanya benar-benar berubah total.
"Jalan Menjadi Dewa telah terbuka, para Yang Maha Agung di zona terlarang saat itu hampir semuanya bangun. Baru tiga ratus tahun berlalu, mustahil benar-benar terjerumus ke dalam hibernasi tingkat sangat dalam."
"Setidaknya, Ba Ti yang mencapai kesempurnaan sedang menatap tajam!"
"Dinas Kematian juga masih ada. Kaisar Underworld yang terluka oleh serangan Perwira Pertama Istana Langit Kuno telah terbangun, dia takkan melewatkan kesempatan ini."
"Mungkin, masih ada orang lain!"
"Tiga lapis tribulasi terakhir tak pernah bisa dilampaui sekaligus sepanjang sejarah. Setiap lapis adalah Tribulasi Kematian yang harus dihadapi dengan nyawa. Tiga malapetaka besar ini akan mengganggu para makhluk setengah sadar itu. Pasti akan datang bencana eksistensial tingkat kosmik."
"Jalan ada di bawah kaki, ditempuh dengan berjalan. Aku akan kembali, ini bukan keajaiban. Kunantikan hari ketika bendera besar Istana Langit berkibar, saat kalian semua kembali dari sawah dan pedalaman hutan. Bersama kita akan mendirikan dinasti abadi gemilang satu-satunya sepanjang masa, menghancurkan keabadian untuk mengejar kehidupan kekal, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya!" Ye Fan mengaum, menyatakan pilihannya dengan tubuh dan hati yang sama-sama memahami. Suaranya memekakkan telinga.
