Di angkasa luar, di depan Istana Langit, tiga kuil agung menjulang megah. Keyakinan agama berkumpul, aura keberuntungan menguap, bak seperti tungku raksasa yang menguasai hidup-mati Langit dan Bumi.
Ini adalah keajaiban yang langka di alam semesta! Kaisar Langit menyegel dewa, ucapannya menjadi kenyataan bagai 10.000 jun kilat. Tiga istana raksasa menembus langit dan menggoncang bumi, mengandung takdir baik Qian Kun!
Saat ini, sebuah perhelatan besar sedang berlangsung di Istana Langit. Orang-orang menghela nafas sedih menyaksikan zaman dahsyat akan berakhir. Banyak orang yang mulai mengalami masa tua, berkumpul di sini berbagi cerita masa lampau sambil meneguk anggur.
Kabut ilahi putih bersih mengalir, anggrek suci dan rumput mistis tumbuh di bawah anak tangga. Burung suci dan hewan suci muncul-hilang. Dekat istana langit terasa sangat ramai, deretan meja giok yang tak terhitung membentang hingga kejauhan.
Pang Bo dengan tinggi badan melebihi 1 zhang (≈3.3m), postur gagahnya masih sama. Kulit kecokelatannya memancarkan cahaya berharga. Dia sedang menggandeng Zhang Wenchang, Zhang Ziling, Dongfang Ye, Ji Haoyue dan lainnya, menenggak minuman sambil berdiskusi dengan antusias.
Tu Fei terbata-bata sambil menggandeng Li Heishui, membicarakan peristiwa masa lalu. Sesekali menangis sesekali tertawa, dari lima bandit kecil hanya tersisa mereka berdua.
"Bolehkah saya bertanya nama Tuan Putri? Di momen indah nan permai ini, bertemu wanita luar biasa, sungguh kebahagiaan terbesar dalam hidup. Putri, saya menghormatimu dengan segelas anggur." Li Tian meski berambut putih seperti salju, hatinya masih awet muda. Bergoyang-goyang, ia mendekati Yao Xi sambil mencari keakraban, kedua matanya memancarkan sinar pencuri.
"Nyonya Anda datang." Di dekatnya, Yan Yixi yang tetap elegan berbisik mengingatkan.
Dengan gerakan tegas dan pasti, Li Tian berdiri lalu berjalan ke sisi lain meninggalkan Yao Xi. Namun suara lirihnya terdengar meratap, "Rumah punya singa, ini karma!"
"Hahaha..." Semua orang di sekitar pun tertawa terbahak.
Xiao Que'er melirik mereka, menggandeng Yao Xi menuju sisi lain. Di sana terdapat Gu Lin dan Gu Fei yang bersaudara, serta Xia Jiuyou yang akhirnya tak lagi bersedih. Ada pula "Xiao Bu Dian" si Burung Phoenix Petir yang dihidupi oleh Ji Ziyue, serta Xiao Cao dari wilayah bintang Ziwei yang pernah menemani Nannan di masa kecil—semuanya cenderung tenang.
"Tuan Duan, Cao Yusheng, kapan kita melakukan aksi besar?" Longma yang mabuk bertanya pada Duan De.
Kaisar Hitam meletakkan cakar besarnya di bahu pendeta licin itu, memeluknya dengan lidah kaku: "Kalau ada harta Xian, jangan disembunyikan. Setelah satu operasi lagi, kami juga harus pensiun."
"Ah, tak ada waktu lagi. Belakangan ini sedang mencari lokasi geomansi potensial untuk mengubur diri sendiri. Kita akan bertemu di kehidupan berikutnya—dengan syarat kalian masih hidup saat itu." Duan De menggeleng sambil menghela napas, seluruh tubuhnya bau alkohol.
Di dekat, Wang Shu dan Lei Bo menuangkan anggur untuk Kaisar Hitam dkk. Setelah bertahun-tahun berlalu, "Kaisar Perak-Darah" pun telah menua, namun tetap menghormati guru anjing hitam buas itu.
"Mengenang masa lalu, Kaisar Zun masih muda, Keabadian bahkan masih pakai celana bocor. Hanya hamba yang menunggalkan, mengatur strategi besar, memandang rendah seluruh dunia. Dalam canda tawa, berapa banyak makam raksasa dan pusara kuno lenyap tanpa bekas? Semua terjadi dalam sekejap mata. Bertanya pada alam semesta siapa pahlawan? Lihatlah pesona tak tertandingiku..." kata-kata mabuk Duan De.
"Zaman adalah pisau penyembelih babi, memutihkan rambut pahlawan, melengkungkan pinggang Kaisar ini... Walau aku tak tertandingi di dunia... Sialan! Tetap belum menemukan Keturunan Konstitusi Suci dan Jalan Tao Bawaan!" keluh Kaisar Hitam dalam kemabukan.
Pasukan surgawi datang melapor: Li Ruoyu telah tiba. Zhang Wenchang dan lainnya sangat gembira, terpaksa sendiri maju untuk menyambut.
Tak lama kemudian, Bai Ye datang mencari. Pemuda dari medan perang Gerbang Kaisar pertama di Jalur Kuno Sembilan Gerbang ini awalnya tidak cocok untuk kultivasi. Namun setelah mendapat dorongan dan bimbingan Ye Fan, dengan ketekunan baja bertahan hingga kini menjadi penguasa kuat satu generasi.
Meski bukan murid resmi Ye Fan, ikatan guru-murid tetap terjalin. Bersama Hua Hua, Yang Xi, Zhang Qingyang, dan Long Yuxuan, mereka duduk beradu minuman keras gelas demi gelas, menciptakan keributan yang meriah.
Ye Tong dan Jiang Tingting juga hadir. Yang satu Fisik Matahari, satunya Fisik Tai Yin. Meski telah menikah puluhan tahun, tetap belum memiliki keturunan. Ini membuat semua orang penasaran ingin menyaksikan darah melawan Langit apa yang akan dimiliki generasi penerus mereka.
Banyak yang hadir di lokasi. Sayangnya akhirnya banyak yang telah pergi, seperti Duabelas Santo di masa lampau. Setelah beberapa kali pengisian ulang, kini hanya tersisa Buaya Naga Sembilan Ekor, Roc Bersayap Emas, dan Kuda Naga.
"Di dalam istana langit yang megah, semua orang saling bersulang dengan cangkir anggur, ada tawa terbahak-bahak juga air mata, menunjukkan kehangatan emosi yang tulus."
"Ye Fan pernah bertanya apakah mereka ingin hidup abadi, jawaban yang diterima beragam."
"Yang terpenting dalam hidup adalah ketenangan dan kepuasan batin, itu sudah cukup."
"Kaisar takkan bisa mati dengan tenang sebelum melihat Keturunan Konstitusi Suci dan Jalan Tao Bawaan!"
……
"Braak!"
Dari kejauhan, debu bergulung-gulung ke langit disertai samar-samar penyebaran Jalan Kaisar, membuat semua orang terperangah - Istana Langit telah disapu rata!
Sheng Kong langsung berdiri mendadak sambil bergumam, "Si bandel kecil ini!" Dia tahu siapa pelakunya.
Secara bersamaan, Pang Bo juga berdiri dengan kesal, "Si bajingan kecil ini, benar-benar semakin keterlaluan."
Tepat seperti dugaan, pasukan surgawi datang melapor sesuai prediksi mereka.
Satu-satunya anak Sheng Kong, muncul lagi dari Sumber Suci. Saat semua orang sedang berpesta, dia bersama keturunan favorit Pang Bo kembali mengacau di Istana Langit dengan merobohkan beberapa istana kuno.
Monyet kecil dan Pang Gu telah disegel sejak bayi. Tongkat besi Xian milik Sheng Kong dan Penggaris Raja Siluman milik Pang Bo turut tersegel bersama mereka dalam sumber energi.
Harus diakui, monyet kecil ini terlalu nakal. Beberapa kali bangun dari segel, dia selalu kabur dari sumber energi dan seenaknya menerobos ke mana-mana, kecanduan berbuat onar.
Situasi ini benar-benar menggelikan. Katanya sudah disegel dalam Sumber Suci, tapi terus muncul berulang kali. Setiap puluhan tahun dia keluar mencari masalah sekali. Mana mungkin ini disebut tersegel? Sungguh memancing tawa dan tangis.
Kalau dia sendiri yang keluar mungkin masih bisa dimaklumi, tapi seringkali dia mengajak beberapa anak lain seperti Pang Gu dalam kasus kali ini.
Untung saja Ye Fan adalah Kaisar Langit di era ini yang bisa melebur cairan Sumber Suci kapan saja, atau pemborosan semacam itu takkan sanggup dikonsumsi.
"Sialan, selamatkan nyawaku!" monyet kecil itu ditarik mendekat oleh Sheng Kong, matanya yang hitam legam berputar licik, tapi mulutnya menjerit histeris meminta pertolongan.
Enam Telinga Monyet maju, PLAAK-PLAAK menghajar pantatnya dengan tamparan telapak tangan, "Kalau berani kabur lagi lain kali, pantatmu akan kuhancurkan, lalu kusegel sampai jutaan tahun tak bisa bangun!"
"Jangan dong, Bu aku salah! Cuma karena kangen kalian aku kabur..." teriak monyet kecil itu.
Semua orang tersenyum kecut.
Saat lagu berakhir dan keramaian bubar, istana langit pun sunyi. Hanya tersisa Ye Fan sendiri berdiri di depan jendela, disinari cahaya bulan yang memancarkan aura putih bersih.
"Benarkah zaman ini akan benar-benar berakhir?"
Saat ini, hanya dirinya yang masih dalam tahap peningkatan, aura darah menggila, terus bertambah kuat. Sedangkan rekan seangkatannya yang masih hidup telah memasuki masa senja atau mulai mengalami penurunan.
Siapakah yang bisa hidup selalu menang sejak awal?
Ye Fan menyendiri menatap angkasa luar. Mungkin dalam pertemuan berikutnya, banyak yang sudah tiada.
Zaman Keemasan memasuki fase akhir. Pemandangan bintang-bintang bersinar terang tak terlihat lagi. Para jenius berbakat dari masa lalu kini telah menua, bahkan banyak yang tewas karena luka lama kambuh.
Layunya kemegahan puncak telah mulai terlihat.
Di sela waktu, Ye Fan pernah mengunjungi jalur kuno dan menjelajahi berbagai penjuru. Sayangnya, sedikit sekali penguasa kuat yang tersisa dari persaingan di jalur kuno dulu. Hanya beberapa yang berhasil ditemuinya.
Rui Wei mengakhiri hidupnya yang penuh derita. Yuxian dan Tuoba Yu telah wafat dalam posisi meditasi selama bertahun-tahun. Mu Guanghan dan Pertapa Pahit mengalami kemerosotan aura darah. Hanya Ou Ye Mo yang mencapai level Kaisar.
500 tahun kemudian, Ye Fan secara tak terduga bertemu Yi Qingwu di angkasa luar. Mereka saling memandang tanpa kata, hingga akhirnya bersama-sama tertawa tipis setelah waktu yang lama. Sebuah senyuman menghapus semua dendam masa lalu.
Sebenarnya, pada tahap ini, dalam hati Ye Fan sudah tidak ada musuh lagi, hanya tersisa teman-teman lama. Yi Qingwu akhirnya bisa melupakannya. Seiring berlalunya zaman, banyak hal yang bisa dilepaskan. Jalan di depan akan semakin terbuka lebar.
Di tengah naik turunnya zaman, Ye Fan yang berusia lebih dari 8000 tahun masih terlihat muda secara mengejutkan. Kulitnya bercahaya kristalin, rambut hitamnya tetap lebat, tak berbeda dengan penampilannya di usia 20 tahun. Saat berkelana ke berbagai lokasi, dia bertemu Kaisar Tian, Shen Lan, Raja Manusia, Iblis Besar, dan Dewi Qing Shi. Namun mereka semua sudah menua. Dengan perasaan haru, segelas terakhir anggur menghalau semua dendam di masa lalu.
"Kaisar Langit tak tertandingi, bukan hanya dalam kekuatan tapi juga pemahaman spiritual. Semua musuh di masa lalu kini menjadi teman lama dalam hatinya. Kami hanya berharap bisa hidup lebih lama, sezaman dengannya..." Kaisar Tian menatap langit malam, berdesah pada bintang dan bulan.
Zaman keemasan telah mencapai fase akhir, berbagai orang hebat semakin sulit ditemui, benar-benar menuju titik akhir.
Dentuman zaman dahsyat menggema selama 10.000 tahun, berapa banyak jenius dan kecantikan yang terkubur dalam lorong waktu.
Namun, di ujung periode ini, tiba-tiba muncul kembali beberapa orang hebat di dunia fana. Mereka melengking pilu ke langit, melakukan pertarungan terakhir dalam hidup, kilatan cahaya mereka menerangi seluruh alam semesta.
Bagai komet yang menyala-nyala di angkasa, mereka terukir abadi dalam catatan sejarah dengan akhir yang heroik.
Di masa ini, Yin Tiande datang, memohon pertempuran terakhir dengan Ye Fan. Ye Fan mengamatinya dengan hening - musuh besar di masa silam, jenius pertama yang menunjukkan larangan suci ini - benar-benar telah menua, rambutnya memutih, namun kilauan di matanya masih menyala-nyala bagai kobaran api. Begitu besar ambisinya untuk melakukan duel pamungkas dengan Ye Fan.
"Baik," Ye Fan mengangguk, menyetujui permintaan ini.
Hasilnya tidak ada kejutan sama sekali. Meski Yin Tiande kembali melawan Langit, tetap sulit menahan serangan satu pukulan Kaisar Langit. Di luasnya dunia, Ye Fan telah kesulitan menemukan rival selama ribuan tahun.
Ye Fan menyembuhkan luka Dao-nya dengan aura darah sendiri, lalu berbalik pergi. Lebih dari seribu tahun kemudian, Yin Tiande wafat dalam posisi meditasi.
Selama periode ini, muncul pula Dewa Tertinggi dan Yan Chongtian yang menantang. Mereka membakar diri dalam kobaran api, berharap bisa bertarung dengan Kaisar Langit sebelum mengakhiri perjalanan tanpa penyesalan.
Yang satu adalah penguasa Suku Dewa yang pantang menyerah, tekun berlatih seni bela diri suci dengan kekuatan tak tertandingi. Yang lain adalah jenius yang pernah dihadapi Ye Fan setelah melintasi lautan penderitaan Mahadewa Lingbao menuju Tepi Dewa, dijuluki nomor dua di bawah angkasa luar. Ia pernah menyerap esensi Pohon Kehidupan namun menderita luka Jalan Agung, kini muncul kembali.
Ye Fan memenuhi hasrat mereka. Ia membiarkan para pejuang berjalan dengan Criiiing di jalan mereka, membuat kedua rival itu terangkat ke tingkat lebih tinggi dalam kobaran api, memancarkan senyum percaya diri.
Ribuan tahun berlalu dalam sekejap jari!
Pada tahun-tahun terakhir zaman ini, tak disangka muncul kembali peristiwa besar dimana bintang-bintang bersinar terang. Satu demi satu para jenderal melengking pilu ke langit dan bumi, menerobos awan-awan, bersinar gemilang di bawah angkasa luar, melakukan pertarungan terakhir mereka yang pantang menyerah dalam hidup.
Sayangnya, akhirnya tak kuasa melawan takdir. Tak ada yang bisa menjadi Kaisar. Satu demi satu bunga perang layu dan gugur.
Siapa yang bisa terus menang sejak awal? Zaman Keemasan akhirnya mencapai akhirnya dan akan berakhir.
Keteguhan seperti Zhou Yi, pesona menakjubkan seperti Jiang Yifei, kecantikan legendaris Santa Perempuan Yao Chi, legenda seperti Bakat Jalan Bawaan Zi Xia, satu demi satu semuanya telah tiada. Alam semesta tak akan lagi menyaksikan mereka.
Xiang Yufei yang perkasa, akhirnya juga meninggal di depan Danau Qinling. Meski bisa tidur abadi bersama wanita tercintanya, tetap ada kesepian dalam hatinya. Sebelum wafat dalam meditasi, bibirnya sempat menyebut tiga aksara "Gai Jiuyou", lalu diam tak bergerak selamanya.
Zaman Keemasan yang agung telah berakhir!
Zaman bagaikan pisau, menghancurkan para jenderal!
Seluruh dunia terasa sepi, Ye Fan sendirian menatap langit, tidak mengucapkan sepatah kata pun, tak ada yang tahu perasaannya saat ini.
