7 Juni 2013 jam 3 pagi，Lembaga Penelitian Biologi Kelautan Nasional.
Ruang bedah yang luas dipenuhi warna putih pucat. Belasan prajurit bersenjata berdiri di sekeliling ruang bedah. Di tengah ruangan terdapat meja bedah paduan logam，dengan sebaris alat bedah tersusun rapi di atasnya. Lima staf bedah yang bertanggung jawab berdiri di depan meja，dengan napas teratur mempersiapkan segala kebutuhan pra-bedah secara sistematis.
Beberapa menit kemudian，salah satu staf bedah memandangi ruang observasi di samping ruang bedah sambil menganggukkan kepala.
Ren Zhigang yang memimpin seluruh operasi bedah mengangkat telepon internal，"Mulailah!"
Di jalur transportasi ruang bedah，dua petugas mendorong troli masuk. Sebuah tangki kaca tempered yang dipenuhi air laut mengangkut bola hitam berdiameter setengah meter，bergerak naik-turun mengikuti gerakan troli.
Segera, dengan bantuan mesin, bola hitam diposisikan di atas meja bedah dan dikokohkan.
Bola hitam yang terlepas dari air laut mulai bereaksi, bergetar hebat, membran hitamnya terus-menerus menonjol membentuk titik-titik benturan.
Seluruh ruang observasi dipenuhi belasan orang - mulai dari ahli biologi paling berwibawa hingga jenderal angkatan laut dan darat, semua menatap tajam planet hitam ini dengan kesungguhan luar biasa. Prosedur bedah kecil ini menyimpan malapetaka global yang sedang menyapu dunia. Laporan analisis dari berbagai negara telah menimbulkan gempa sepuluh tingkat di kalangan penguasa.
Permukaan bola hitam hanya berupa selaput membran hitam tipis yang seolah akan pecah bila disentuh. Namun kenyataannya di ruang bedah, mereka harus menggunakan perangkat pemotong. Beberapa pembedahan awal sebelumnya telah mengonfirmasi elastisitas membran ini mencapai tingkat yang sangat keterlaluan. Saat pembedahan pertama, pisau bedah tajam nan ampuh sama sekali tidak bisa menggangu sedikitpun.
Di bawah perangkat pemotong, membran hanya terpotong sedikit lubang kecil lalu berhenti.
Kegaduhan yang besar membuat seluruh bola hitam menjadi gugup. Dari lubang kecil itu, tiba-tiba muncul cakar hijau berjari empat yang melambaikan diri dengan gila-gilaan, seolah ingin meronta-ronta keluar melalui celah ini.
Personel bedah sudah mengantisipasi situasi ini. Dengan tidak panik, mereka mengambil jarum bius di sebelah dan menusukkannya dengan cepat ke cakar yang menjulur itu, menyuntikkan obat bius ke dalamnya. Dosis bius ini bahkan bisa menjatuhkan gajah dalam sekejap. Namun makhluk yang disuntik justru merespons lebih ganas. Membran yang awalnya tak tergoyahkan akhirnya retak membentuk beberapa celah.
Setelah setengah menit, bola hitam itu perlahan mereda. Obat bius akhirnya menunjukkan efeknya.
Proses pembedahan berlanjut, namun semua peneliti di ruang observasi tetap berdiri dengan alis berkerut.
Ren Zhigang menghela napas tipis, berkata: "Dibandingkan kemarin, mereka semakin ganas dan gugup. Perkembangan mereka telah melampaui pemahaman kami tentang makhluk hidup. Berdasarkan penelitian, dari kemunculan hingga mencapai kondisi saat ini, mereka hanya membutuhkan waktu tujuh hari. Kami masih belum bisa menentukan kapan proses perkembangan mereka akan selesai. Semoga eksperimen pembedahan ini dapat memberikan data waktu yang paling akurat."
Chen Guozhao yang mengenakan seragam Mayjen Angkatan Laut bertanya: "Apakah benar-benar tidak ada cara untuk menghentikan perkembangan mereka?"
Zhou Yuantao di sampingnya, yang keahliannya dalam penelitian biologi laut hampir setara dengan Ren Zhigang, melepas kacamatanya dan mengusapnya perlahan sambil menggelengkan kepala: "Sayangnya tidak ada solusi. Di seluruh empat samudera, bola hitam jenis ini jumlahnya mencapai ratus juta. Ini sudah di luar kemampuan tenaga manusia untuk menahan. Apalagi kita terlambat menyadarinya."
Begitu memikirkan konsekuensi yang terhitung, semua yang hadir di lokasi gemetar tak tertahankan sepanjang tubuh mereka.
Dalam percakapan, petugas pembedahan di ruang anatomi telah berhasil menghilangkan seluruh membran hitam. Yang terlihat di hadapan semua orang adalah makhluk hidup berwujud monster hijau yang tergulung. Tubuh hijau keseluruhannya, setelah dibentangkan oleh petugas, memperlihatkan dada dan perut yang dilapisi sisik putih menyerupai otot perut manusia. Kepalanya mirip kadal, dengan deretan gigi tajam yang mencuat dari mulutnya, sementara kedua matanya membuka dan menutup tanpa kesadaran.
Anggota tubuhnya sangat kuat, terutama cakarnya yang kokoh dan tajam. Seluruh tubuhnya memancarkan aura berbahaya yang menekan. Setelah mengamati jari kakinya, disimpulkan bahwa monster hijau ini mampu berdiri tegak dan berjalan seperti manusia. Melalui pembedahan, ditemukan otot yang berkembang dan struktur tulang-otot yang kuat, sehingga diperkirakan kecepatan larinya akan sangat mengejutkan.
Ekor besar yang agak mirip buaya, ditutupi sisik-sisik kecil hijau tebal, sesekali bergerak-gerak menunjukkan kekuatan ekor ini.
Begitu seluruh bentuk makhluk monster ini terungkap di hadapan semua orang, bahkan mereka yang sudah terbiasa melihat makhluk-makhluk aneh dari bedah sebelumnya pun tak kuasa menarik nafas tajam. Hanya dari data bedah saja, bisa dibayangkan jika monster ini tumbuh liar, pasti mampu merobek-robek semua orang di ruangan itu dalam hitungan detik.
Wajah semua yang hadir memucat pasi setelah menyaksikan pembedahan ini, keringat dingin membasahi seluruh pakaian mereka.
Data hasil pembedahan segera dikirim ke ruang observasi. Melihat data statistik mengerikan di layar komputer, semua yang hadir terdiam sejenak. Beberapa peneliti biologi pertama kali sadar kembali, mulai mengorganisir dan menganalisis data. Setengah jam kemudian, laporan akhir terpampang di layar LCD raksasa ruang observasi.
Segera setelah laporan pertama selesai, Ren Zhigang bersama para ahli biologi terkemuka langsung membawa dokumen tersebut naik ke helikopter bersenjata yang telah menunggu lama di luar, menghilang di tengah langit malam.
Dua jam kemudian, Ren Zhigang berdiri di depan layar LCD sebuah aula rapat rahasia, dengan wajah pucat memandangi puluhan tokoh tingkat kepala negara di bawahnya yang sekali batuk pun bisa membuat seluruh negara gemetar, berkata dengan suara berat: "Seminggu lalu, tepatnya 1 Juni, sabuk meteor yang ditemukan pada 25 Mei secara resmi bertabrakan dengan Bumi. Melalui simulasi perhitungan oleh banyak ahli dari belasan negara maju, sabuk meteor mungil ini yang terdiri dari 1.867 batuan dengan diameter maksimal 35 sentimeter dan minimal 10 sentimeter, akan terbakar habis akibat gesekan dengan atmosfer, sama sekali tidak akan memberikan pengaruh apapun pada Bumi."
“Berdasarkan perhitungan panjang, kecepatan, dan orbit penerbangan sabuk meteor ini, mulai dari meteor pertama yang bertabrakan dengan Bumi, tabrakan akan berlangsung terus-menerus selama satu hari penuh yang sepenuhnya sesuai dengan rotasi Bumi. Yang lebih penting, melalui upaya berbagai negara dan serangkaian perhitungan kompleks, akhirnya dipastikan bahwa bahkan jika ada meteor yang tidak terbakar habis akibat gesekan dengan atmosfer, tidak akan menjadi ancaman bagi Bumi. Karena hasil perhitungan menunjukkan titik jatuh keping-keping meteor kecil ini tersebar di empat samudera besar Bumi.”
“Alasan-alasan inilah yang membuat kami menyikapi hujan meteor langka dalam sejarah manusia ini sekadar sebagai kembang api atmosfer yang berlangsung selama satu hari.”
“Namun hasil yang terjadi pada 1 Juni memiliki banyak perbedaan dengan hasil perhitungan ilmuwan. Pertama, kami menyimpulkan gesekan antara keping meteor kecil ini dengan atmosfer akan terbakar habis. Faktanya, berdasarkan data yang kami peroleh, 1867 keping meteor besar dan kecil—bahkan serpihan meteor terkecil berukuran 10 sentimeter—berhasil menembus atmosfer dan berhamburan masuk ke lautan.”
Di sini, Ren Zhigang membuat jeda sejenak, memberi waktu para orang penting di bawah untuk mencerna kabar ini.
“Perubahan lain adalah kesimpulan kami bahwa serpihan meteor ini tidak akan mempengaruhi Bumi. Namun yang perlu saya sampaikan sekarang justru masalah utamanya. Serpihan meteor dari luar angkasa ini membawa gen mutasi yang belum bisa kami teliti, yang setelah masuk ke lautan, bereaksi dengan plankton dan menciptakan fenomena biologis asing yang bukan berasal dari ekosistem Bumi.”
Di layar LCD, muncul gambar bola berukuran sebesar kepalan tangan yang sedang berkembang dengan kecepatan yang terlihat mata telanjang.
Ren Zhigang tahu waktu saat ini sangat mepet, berkata: "Kami tidak bisa memastikan berapa jumlah sebenarnya dari bola-bola ini. Mereka tersebar di empat samudera Bumi, mencakup seluruh dunia. Artinya, fenomena yang terjadi di wilayah perairan kita ini bukanlah kejadian kebetulan, melainkan telah menyebar ke seluruh dunia. Dari laporan intelijen, negara-negara pesisir telah menemukan kondisi yang sama."
"Waktu kami menemukan anomali ini adalah tanggal 4 Juni, ketika kapal nelayan sedang bekerja di laut dekat dan menemukan bola hitam ini di kedalaman 53 meter. Pada tanggal 5, kapal selam Angkatan Laut menemukan kuantitas besar bola hitam di wilayah laut dalam."
"Penelitian bedah selama tiga hari menunjukkan dari serangkaian data bahwa setiap bola hitam mengandung makhluk berbentuk monster. Berdasarkan bentuknya, kami telah mengidentifikasi tujuh jenis awal, dan jumlah ini terus meningkat dengan cepat melebihi perkiraan. Makhluk monster ini sangat agresif dengan tingkat bahaya yang luar biasa tinggi."
Para pemimpin di level bawah, meski telah memiliki persiapan mental, namun saat melihat serangkaian rekaman di layar LCD, semuanya memperlihatkan ekspresi kaget sambil terus-menerus berdiskusi.
Zhao Haishan berdiri dan langsung bertanya: "Kami hanya ingin tahu, adakah solusi untuk menghalangi pengembangannya, atau setidaknya seberapa besar pengaruhnya terhadap kita."
Ren Zhigang dengan ekspresi serius menjawab: "Komandan Zhao, pengembangannya sudah tak terbendung. Dari berbagai analisis, waktu pertumbuhannya hanya membutuhkan tujuh hari dari awal hingga masuk ke fase dewasa. Seperti yang tadi disebutkan, mereka sangat ofensif. Begitu matang, mereka akan menembus keluar dari tubuh dan membanjiri wilayah pesisir. Mengenai skala dampaknya, saat ini masih perlu penelitian lebih lanjut."
Tepat pada momen ini, ponsel Wu Xinzhe yang bertanggung jawab atas Kantor Intelijen Pusat bergetar. Begitu tersambung, dalam hitungan detik wajahnya langsung memucat. Dengan suara berat dia berkata: "Baru saja menerima kabar, serpihan meteor yang pertama kali mendarat di Samudra Hindia telah memunculkan sejumlah besar monster yang mulai melakukan pendaratan..."
Staf segera mengalihkan tampilan di layar LCD ke rekaman yang ditransmisikan melalui satelit militer.
Di pesisir, bola-bola hitam tak terhitung jumlahnya muncul ke permukaan. Saat hanyut ke tepi pantai, mereka pecah dan mengeluarkan monster-monster dengan berbagai bentuk yang berbeda. Raungan mereka memenuhi langit sementara gerombolan mereka dengan cepat bergerak maju ke pedalaman. Desa-desa pesisir, kota-kota kecil, dan kawasan perkotaan langsung terjerumus dalam gelombang pasang monster.
Manusia-manusia yang sama sekali tidak mengerti kebenaran ini langsung tercabik-cabik menjadi sobohan daging di hadapan kebuasan para monster, sebelum akhirnya ditelan bulat-bulat.
Informasi di ponsel Wu Xinzhe terus bermunculan tak henti-hentinya - semuanya adalah laporan terbaru dari agen intelijen yang tersebar di berbagai negara. Tanpa perlu melihat sekalipun, dia sudah tahu isi semua pesan tersebut.
Tanpa perlu diingatkan oleh Wu Xinzhe, sejak melihat monster-monster itu tanpa ragu merobek dan melahap hidup-hidup manusia, orang-orang yang hadir di lokasi langsung bangkit serentak dan mulai berpencar menuju pos tugas masing-masing dengan tergesa-gesa. Saat ini sudah tidak perlu lagi memahami serangkaian data penelitian Ren Zhigang karena hasil akhirnya sudah jelas.
Wilayah pesisir dalam bahaya...
Hampir seketika, perintah tertinggi dari pusat langsung dikirim ke setiap kota pesisir. Pasukan yang menerima instruksi segera bergerak menuju tujuan dengan kecepatan maksimal di bawah komando paling tegas. Waktu yang singkat sama sekali tidak memerlukan kajian lebih lanjut, tidak melibatkan Staf Umum, apalagi menentukan rute pergerakan pasukan. Hanya ada satu perintah: mencapai daerah pesisir dan membangun pertahanan secepat mungkin.
Tapi bagaimana mungkin memobilisasi jutaan pasukan dalam waktu sesingkat itu?
Saat seberkas sinar matahari pagi menembus lapisan awan dan menyinari daratan, bola-bola hitam mulai mengambang di permukaan laut, rapat dan padat memenuhi seluruh area. Di dalamnya, para monster meronta-ronta merobek membran, lalu muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda, berlomba-lomba menerjang kota-kota...
Bahkan pada saat ini, kota-kota pesisir yang maju masih belum menyadari sama sekali. Perintah evakuasi kota yang membingungkan, para pengelola kota yang belum memahami maksud di baliknya... Sebagian besar warga masih terlelap dalam mimpi, sementara mereka yang bangun pagi melanjutkan rutinitas hidup mereka seperti biasa sesuai rute tetap.
Seolah menjadi sinyal, di seluruh wilayah pesisir dunia muncul bola-bola hitam yang mengapung ke permukaan...
Bunyi alarm yang menyayat hati, masyarakat yang masih bingung dan tak sadar, membentuk lukisan tentang kedatangan kiamat...
