Melewati gerbang tol, beberapa saat kemudian tiba di jalan lingkar kota.
Puluhan Duo Zu Chong Shou sedang merobek-robek sesuatu, sesekali mengeluarkan suara pecahan. Dengan mulut besar yang dimiliki, hasrat akan makanan mereka sangat besar, membuat agresivitas mereka luar biasa tinggi. Di antara kawanan binatang buas, jumlah mereka terbanyak, juga yang pertama muncul di pesisir dan memasuki jantung kota.
Status Duo Zu Chong Shou seharusnya berada di dasar paling bawah.
Pendengaran mereka sangat lincah. Zhou Liming baru saja muncul, mereka langsung menegakkan kepala sambil menatap tajam ke arah posisinya.
Di tempat yang lebih jauh, belasan binatang buas yang pertama kali dilihat Zhou Liming sedang terbaring di tanah. Dari kejauhan, hanya terlihat bentuknya mirip kadal, namun di punggungnya terdapat deretan duri tulang putih yang tajam, agak menyerupai Stegosaurus. Sisik sebesar telapak tangan berkilauan samar di bawah sinar bulan. Kulitnya tebal, tubuhnya besar, dan daya tahannya pasti sangat mengagumkan.
Situasi ini di luar perkiraan Zhou Liming. Menghadapi spesies binatang buas yang belum dikenalnya ini, dia tak berani bertindak gegabah.
Kawanan hewan berkaki banyak mulai bergerak tak menentu. Puluhan dari mereka meninggalkan mayat yang sedang dilahap, lalu menyerbu ke arah Zhou Liming. Suara "cicit" kacau-balau memenuhi udara. Empat kaki mereka bergerak cepat, menghasilkan gemerisik "sasak-sasik" yang berirama cepat.
Zhou Liming dalam wujud binatang buas hanya ragu sejenak, lalu mengaktifkan tenaganya dan mulai melesat di jalan lingkar kota.
Kulit serangga berkaki banyak juga dilapisi sisik tipis. Berdasarkan pengetahuan Zhou Liming tentang sisik, lapisan tipis ini bahkan mungkin tak tertembus peluru pistol. Yang lebih penting, kecepatan serangga berkaki banyak tidaklah lambat. Saat berlari, mereka jauh lebih cepat dari manusia. Puluhan ekor yang sedang berlari kencang, mulut-mulut besar bergoyang dengan gigi putih bersih yang terpapar, membuat pandangan menjadi putih pucat.
"Bzz..." Suara getaran halus yang hampir tak terdengar dari duri tulang. Seiring ayunan Zhou Liming, frekuensi suaranya berubah menjadi melodi kematian.
Daya tahan Serigala Api Hijau bahkan melebihi serangga berkaki banyak. Jika Serigala Api Hijau pun tak mampu menahan serangan Zhou Liming, apalagi makhluk-makhluk ini. Setiap serangga berkaki banyak yang tersentuh duri tulang langsung menjerit pilu, kemudian "Brak!" tersungkur saat berlari dan tergelincir jauh di tanah.
Kekerasan duri tulang bahkan baja sekalipun dapat dipotong, namun yang paling hebat adalah frekuensi getarannya yang membuatnya semakin tak tertandingi.
Hewan berkaki banyak yang terkena duri tulang akan langsung menunjukkan luka lebih besar dari kepalan tangan. Yang tidak kena titik vital pun kehilangan kemampuan tempur akibat luka besar. Sedangkan yang kena titik vital langsung ambruk mati. Mereka hanyalah spesies terendah di antara binatang buas dengan populasi terbesar.
"Ah..."
Setelah transformasi, Zhou Liming dipengaruhi kesadaran buas gen binatang buas, mengubahnya dari sosok polos dan pendiam menjadi mengamuk tak terkendali.
Wujud binatang buas terbagi dalam ribuan jenis, ukurannya mulai kecil hingga raksasa. Setiap meteor membawa satu jenis gen binatang buas. Zhou Liming tak tahu gen binatang buas apa yang dibawa meteor yang menghantamnya, namun jelas levelnya cukup tinggi terlihat dari tingkat pertempurannya saat ini.
Yang lebih penting, ketika menghadapi binatang buas kelas rendah ini, dalam batin selalu muncul sikap mengabaikan mereka, seolah diri yang mulia dan bangga ini merasa tidak layak untuk turun tangan melawan mereka.
Zhou Liming pertama kali menggunakan wujud binatang buas dalam pertempuran. Sama sekali tidak mengerti teknik bertarung, setelah beberapa kali serangan gigitan kawanan serangga berkaki banyak gagal menembus sisik di permukaan tubuhnya, dia pun membabi buta menyapu masuk ke kerumunan mereka. Duri tulang di kedua tangannya berkibar liar bagai dua golok yang sedang mencincang daging.
Darah berhamburan di udara. Terus-menerus serangga berkaki banyak roboh sambil melengking kesakitan.
"Brak!" Suara itu bergema dari kejauhan, sepertinya berasal dari hidung binatang buas yang menghembus.
Kawanan serangga berkaki banyak yang semula gila-gilaan tiba-tiba terhenti sejenak, lalu berhamburan kabur tak beraturan.
Zhou Liming yang terbuai dalam kenikmatan pembunuhan ini berhenti, menoleh ke arah sumber suara tadi—tempat istirahat belasan binatang buas itu. Pembantaian barusan rupanya mengganggu mereka. Satu di antaranya menggelengkan kepala sambil berdiri, hidungnya terus mengeluarkan suara "Brak! Brak!".
Mata Zhou Liming melotot. Tak disangkanya binatang buas yang tak mencolok ini ternyata begitu mengerikan setelah berdiri.
Saat mereka berbaring istirahat tadi, Zhou Liming hanya melihat punggungnya. Kini setelah berdiri, wujud mereka bagai gunung—tinggi 7-8 meter, panjang lebih dari 10 meter. Bentuknya mirip kadal raksasa dengan empat kaki kokoh, namun berbeda di bagian punggung yang dipenuhi barisan potongan tulang putih nan tajam.
Sekalipun angkuh, Zhou Liming tak berani mencoba kemampuan bajingan ini. Terlebih dia belum sepenuhnya memahami kekuatan dalam dirinya saat berhadapan dengan binatang buas level tinggi.
Untungnya, binatang-binatang buas itu bukan mesin. Mereka memiliki karakter dan sebaik aku masing-masing. Yang terganggu hanya mengeluarkan peringatan, lalu kembali berbaring, mengabaikan Zhou Liming sepenuhnya.
Zhou Liming yang sudah menarik napas lega mulai berlari menyusuri jalan lingkar kota.
Sepanjang perjalanan, mayat-mayat yang rusak tidak karuan bertebaran di mana-mana. Pemandangan ini membuat bulu kuduknya merinding, jantung berdebar kencang. Meski dalam wujud binatang buas, batinnya tetap pikiran manusia - seorang remaja delapan belas tahun. Bertahan tidak gila atau pingsan menyaksikan pemandangan neraka seperti ini sudah luar biasa.
"Aku tidak takut, aku tidak takut, aku tidak..."
Menggumamkan mantra penenang, Zhou Liming menahan kuat-kuat Ketakutan terhadap mayat. Bayangan adik-adik di panti asuhan, Direktur Zhou dan An Xiaowei yang kelaparan menguatkan tekadnya: seberat apa pun bahaya di depan, dia harus terus melangkah.
Segera sampai di pintu masuk jalan utama yang menuju ke dalam kota.
Melihat sekeliling, area ini dalam keadaan kacau balau. Satu kompi penguat yang membangun pertahanan di sini siang tadi gagal menahan gempuran binatang buas, bahkan mereka sendiri tidak sempat melarikan diri. Belasan truk militer yang disiapkan untuk evakuasi terhempas berantakan, badan kendaraan dipenuhi noda darah. Jalan raya dipenuhi genangan darah dan mayat-mayat yang hancur bertebaran. Dari seragam yang dikenakan, dapat dikonfirmasi bahwa ini adalah kompi yang bertugas hari ini.
Di depan parit pertahanan yang dibangun kompi tersebut, barikade mobil berbentuk gelombang bertumpuk hancur lebur diterjang binatang buas. Terlihat pula belasan bangkai serangga berkaki banyak dengan tubuh penuh lubang peluru, darah di permukaan kulitnya sudah membeku. Seekor binatang buas jenis baru pertama kali dilihat Zhou Liming tergeletak di atas mobil SUV Mitsubishi. Makhluk ini memiliki kulit hijau, lengan atas jenjang dengan empat cakar tajam nan mematikan. Kepalanya yang mirip kepala serigala menjadi titik lemahnya, tampaknya mati akibat tembakan senapan runduk tepat di kepala.
Zhou Liming menghela napas pelan. Kompi ini memang sesuai dengan perkiraannya dulu, mustahil menghalangi langkah binatang buas.
Mereka mungkin sedang mundur ketika dikejar binatang buas berkecepatan mengerikan, lalu... Dari mayat prajurit yang tercabik-cabik di truk militer, bisa dibayangkan betapa mengerikan adegan saat itu. Jerit kesakitan para prajurit, lalu tubuh mereka terkoyak dan ditelan binatang buas. Perlawanan senjata terlihat begitu tak berdaya...
