"Brak! Brak! Ciiit, Brak! Ciiit…"
Serangkaian suara bergema. Zhou Liming merasa dirinya terjerumus ke dalam pusaran angin kencang dan hujan deras, dihujani terus-menerus oleh semburan pisau Qi yang mengoyak-ngoyak tubuhnya.
Sisik yang sangat keras membuat Zhou Liming percaya diri bisa menahan peluru pistol biasa. Tapi di bawah pisau Qi yang berdarah dingin ini, Zhou Liming merasakan sakit tajam di sekujur tubuh. Sisik kokoh itu ternyata terbelah oleh pisau Qi, seolah diuliti hingga mati. Goresan darah bermunculan, dalam sekejap seluruh tubuhnya tercoreng merah.
"Ah!"
Dengan kedua tangan menopang tanah, Zhou Liming menyembul dari lumpur. Menahan rasa perih membakar, ia menghindar dari pukulan tinju makhluk humanoid iblis. Bagian depan tubuhnya hancur berantakan, terasa seperti terbakar api.
Zhou Liming terhuyung-huyung. Setelah berdiri tegak, tiba-tiba seluruh wujudnya memasuki keadaan liar tak terkendali. Mulutnya terus bergumam: "Brengsek, brengsek, brengsek!"
Darah yang mengalir dari tubuhnya merangsang otak Zhou Liming, kekuatan pada tubuhnya menjadi semakin liar dan haus darah, membuat Zhou Liming seperti orang gila yang melesat keluar. Kecepatan di bawah stimulus ini bahkan mencapai tingkat yang tak terbayangkan, di bawah lampu-lampu redup jalanan menyisakan bayangan samar panjang.
Dengan gerakan misterius, Zhou Liyou muncul tepat di depan makhluk humanoid iblis, melompat saat berlari kencang, menginjak-injak keras area lutut kaki belakangnya yang perkasa. Dalam pantulan cahaya, tubuhnya menghantam perut makhluk itu dengan dahsyat.
"Matilah kau!"
Zhou Liming mengaum keras, tangan kanannya menghantam perut makhluk itu. Frekuensi getaran "bzzz" yang mengerikan disertai kekuatan penetrasi menusuk perut makhluk iblis hingga terbuka luka. Dalam seperseribu detik, luka itu tiba-tiba membesar menjadi lubang sebesar kepalan tangan. Darah menyembur deras dari lubang itu sebelum akhirnya tersumbat oleh usus besar yang keluar.
"Houw... houw houw!"
Terkena serangan mematikan ini, makhluk humanoid iblis itu menjadi semakin gila-gilaan. Frekuensi gerakan kedua tangannya meningkat drastis. Pepohonan di sekitarnya bertumbangan diterjangnya, dedaunan beterbangan tak karuan. Dalam kondisi otak yang terganggu dan rasa sakit yang menusuk, makhluk itu menghantam keras sebuah gedung enam lantai di sampingnya. Kepalan tangannya terus-menerus mencakar seperti bor.
Seluruh bangunan seperti kue yang dihancurkan secara paksa oleh kegilaan makhluk itu. Debu dan batu beterbangan, luar biasanya lantai satu dan dua berhasil dicabiknya hingga hancur lebur.
Di depan mata Zhou Liming yang terpana, gedung enam lantai itu kehilangan penopang utama. Secara perlahan namun pasti, struktur itu miring ke belakang sebelum akhirnya tumbang dengan suara "Braak!" yang menggelegar, menebarkan awan debu tebal ke seluruh penjuru.
Zhou Liming menelan ludah, "Sial, bisa juga seperti ini? Tidak pergi melakukan pembongkaran benar-benar pemborosan." Meskipun ucapan demikian, memikirkan kekuatan serangan dalam kondisi gilanya, Zhou Liming merasa takut sejenak. Kekuatan makhluk humanoid iblis ini sungguh luar biasa, hanya dengan ini saja, sudah jauh melebihi binatang rendah seperti kaki seribu.
Suara runtuhan yang menusuk, di keheningan malam kota, bergema sangat jauh.
Di kejauhan, beberapa pria dan wanita yang baru saja berteriak-teriak, akhirnya menyadari kegaduhan di sisi Zhou Liming, seketika menjerit ketakutan, bahkan ada yang mengibarkan seprei putih dengan gila-gilaan, mulutnya terus-menerus berteriak "selamatkan nyawa".
Sekadar mengingat mereka, Zhou Liming sudah geram dalam hati, kalau bukan karena mereka yang membangunkan makhluk humanoid iblis ini, apakah dirinya akan cedera?
Namun sebelum Zhou Liming sempat mengumpat untuk melampiaskan kekesalan dalam hatinya, tiba-tiba terdengar letusan teriakan yang lebih keras dari beberapa pria dan perempuan di gedung. Melalui suara itu, bisa dirasakan kepanikan dan keputusasaan yang terpancar. Segera, jerit kematian menggema di antara suara pecahan kaca. Potongan mayat yang tersisa separuh akibat gigitan terlempar keluar, berguling-guling di udara beberapa kali sebelum "Brak!" mendarat di jalanan depan gedung.
Teriakan panik masih terus terdengar, lalu berubah menjadi beberapa jerit kesakitan. Setelah raungan binatang buas menggema, segalanya kembali sunyi senyap.
Zhou Liming tak perlu menebak - sudah jelas nasib beberapa orang itu. Manusia biasa bagaikan bayi-bayi yang baru lahir di hadapan binatang buas. Mereka hanya bertahan hidup setengah hari lebih lama daripada korban pagi tadi. Seluruh Kota B, Zhejiang telah menjadi sinonim neraka. Masih berharap kawanan binatang buas itu akan meninggalkan jenazah utuh dengan gaya artistik untuk manusia?
Makhluk humanoid iblis ini melampiaskan rasa sakitnya, kedua matanya yang mengerikan memandang tajam ke Zhou Liming. Dengan beberapa dengusan, keempat anggota tubuhnya berlari kencang.
Meski hanya seekor binatang, namun situasi yang diciptakannya sehebat derap 10.000 kuda perang.
Zhou Liming tidak menghindar, malah menyambutnya. Dengan lompatan keras, tubuhnya melayang hingga belasan meter di udara. Mengangkat tinggi duri tulang di punggung tangannya, ia mengarahkan senjata ke kepala makhluk itu saat turun. "Jika perut hanya melukainya, bagaimana jika kita membuat lubang di kepalanya?" Zhou Liming tak percaya makhluk itu masih bisa hidup.
Tapi imajinasi dan realitas selalu memiliki kesenjangan besar. Zhou Liming seolah melupakan daya lompat luar biasa makhluk humanoid iblis ini.
Melihat Zhou Liming melompat, makhluk humanoid iblis itu juga melompat saat berlari, kecepatan dan ketinggian naiknya tidak kalah dengan Zhou Liming. Kemudian dalam tatapan panik Zhou Liming, telapak raksasa makhluk itu tiba-tiba terangkat, seperti memukul lalat-lalat, menghantam Zhou Liming di udara hingga terjatuh ke daratan.
"Braak… Bum…"
Debu beterbangan saat lubang berbentuk manusia raksasa muncul di jalanan, permukaan beton di sekitarnya retak-retak. Seluruh tubuh Zhou Liming terhantam kekuatan raksasa, jatuh seperti meteor ke jalanan yang remuk, terbenam dalam-dalam.
Dalam sekejap itu, Zhou Liming merasa semua tulangnya hancur berkeping. Luka yang baru saja menyatu kembali dan berhenti berdarah, kini robek lebih lebar dengan darah mengalir deras tak terbendung. Tapi Zhou Liming tak sempat mempedulikannya - organ-organ dalamnya seolah bergeser, seluruh tubuhnya seperti hendak remuk. Sakit yang tak tertahankan hampir membuatnya pingsan.
Serangan makhluk humanoid iblis belum berakhir. Setelah jatuh dari ketinggian ekstrem, ia juga menghancurkan jalanan hingga retak, lalu selangkah demi selangkah mendekati lubang berbentuk manusia tempat Zhou Liming terperosok.
Suara "Ciiit-ciiit-ciiit" berupa dengusan hidung keluar dari makhluk itu. Ia membuka mulut lebar memperlihatkan gigi putih mengerikan, lalu dengan keras mengangkat cakar raksasanya dan menghantam ke bawah ke arah Zhou Liming di lubang. Kilatan cahaya kejam penuh semangat di matanya seolah membunuh rivalnya adalah hal yang membahagiakan.
Pupil mata Zhou Liming menyempit. Telapak raksasa yang semakin membesar itu menutupi angkasa luar, membuat seluruh langit kehilangan warnanya.
"Apakah aku akan mati?"
Zhou Liming bertanya pada dirinya sendiri, kemudian menjadi tidak rela. Dia baru saja mendapatkan kemampuan ini, belum puas hidup. Dia masih memiliki kepala panti asuhan, sekelompok adik laki-laki dan perempuan yang menunggunya membawa makanan kembali. Belum sempat memberikan kebahagiaan pada orang-orang di sekitarnya, belum mewujudkan mimpi yang selalu diidamkannya, apalagi mengalami percintaan pahit-manis seperti orang lain...
Ketidakrelaan tak terhitung membuat Zhou Liming meneriakkan: "Tidak, aku sama sekali tidak boleh mati, aku tidak bisa mati..."
Sambil berteriak, Zhou Liming secara refleks mengangkat tangan kanannya, seperti rontaian terakhir yang tak berdaya, berharap bisa menahan serangan makhluk humanoid iblis itu.
Cakar raksasa makhluk humanoid iblis itu menghunjam ke bawah, namun semburan cahaya putih menyilaukan tiba-tiba melesat keluar dari lubang berbentuk manusia. Saat cakar menyentuh kilatan cahaya itu, bagaikan balok es di bawah suhu ribuan derajat, langsung menguap tanpa sisa. Sinar perkasa ini tak memberi jeda sedikit pun, kembali menderu menghantam area antara dada dan leher makhluk iblis itu... kemudian lenyap di angkasa yang diselimuti kabut.
Makhluk iblis berukuran raksasa itu membeku total. Bagian tubuh di atas dadanya telah menguap sepenuhnya oleh sinar tadi. Sisa separuh badan bawahnya terjatuh ke belakang beberapa detik kemudian, menggemuruhkan langit dengan suara runtuhan dahsyat. Seluruh jalanan terbenam dalam keheningan mencekam.
Zhou Liming terengah-engah. Tenaganya seolah terkuras habis. Tanpa penghalang makhluk iblis itu, gemerlap bintang kembali memenuhi pandangannya.
"Hidup itu sungguh indah!"
"Dengan bantuan lampu-lampu, terlihat jelas sendi jari tangan kanan Zhou Liming telah menghilang seluruhnya, membentuk tangan botak berbentuk lubang meriam."
