Sepanjang perjalanan di jalan raya, seluruh kelompok tampak tegang. Dalam gelapnya malam, emosi kebingungan dan ketidaktahuan semakin menguat.
Di Kota Hemudu, terlalu banyak orang yang tak bisa tidur. Semua setengah terbangun, terus-menerus mengawasi dengan waspada. Udara di kota ini dipenuhi aura kekacauan dan kepanikan. Berjalan di antara kerumunan-kerumunan yang berkumpul, kau bisa merasakan kegelisahan dan keputusasaan mereka, kebingungan akan hari esok. Kemakmuran kota kemarin masih terukir dalam benak orang, namun kini mereka telah kehilangan rumah, seolah berada dalam mimpi.
Sesekali di samping telinga, masih terdengar teriakan beberapa anak yang ketakutan.
Zhou Liming diam membisu, berjalan dalam kesunyian. Kekuatan individu di hadapan gelombang pasang ini ibarat sebuah perahu kecil di tengah tsunami. Mampu menjamin orang-orang terdekat tetap hidup, itu sudah mencapai ambang batas kemampuannya. Mereka yang belum pernah menyaksikan binatang buas, bagaimana mungkin memahami kengerian yang dimilikinya?
Respons negara sangat cepat.
Tapi yang tidak boleh diabaikan adalah kawanan binatang buas ini muncul hampir tanpa tanda-tanda peringatan, dan dalam waktu singkat telah menaklukkan kota-kota pesisir, kota-kota kecil, dan desa-desa. Satuan militer yang berjaga di wilayah pesisir atau beberapa Distrik Militer besar, satu-satunya yang bisa tiba cepat di kota-kota pesisir hanyalah angkatan udara. Namun wilayah operasi angkatan udara terbatas di area perkotaan, baru akan melakukan serangan terhadap binatang buas setelah memastikan keamanan personel dan harta benda. Dalam kondisi seperti ini, tingkat serangan yang dilancarkan tentu tidak memadai.
Dalam Perang antarnegara, mustahil tidak ada sedikitpun jejak sebelum serangan dilancarkan. Pemindahan pasukan, penyimpanan persediaan, peningkatan produksi pabrik senjata, penyesuaian personel, kesibukan para jenderal - semua ini akan memperlihatkan celah kelemahan sehingga bisa memberikan peringatan dini dan menyusun kekuatan militer untuk menghadapi serangkaian masalah yang mungkin muncul.
Namun kemunculan binatang buas terjadi saat dunia masih dalam keadaan damai, bahkan situasi Timur Tengah dua tahun lalu telah mereda lebih dari setahun. Justru karena karakter tak terduga dan tiba-tiba inilah yang membuat negara-negara di dunia terjerumus dalam kekacauan seketika. Armada kapal induk Angkatan Laut AS misalnya, hanya dalam hari pertama, empat formasi mereka telah kehilangan kontak akibat banyaknya binatang buas yang muncul. Dari rekaman video yang dikirim pesawat pengintai, terlihat kapal-kapal induk ini telah dikuasai binatang buas dan mengambang di permukaan laut.
Ibu Kota beberapa negara yang berbatasan dengan wilayah pesisir menjadi taman bermain binatang buas hanya dalam hitungan jam. Meskipun para tokoh tingkat kepala negara telah dievakuasi, membangun kembali komando nasional bukanlah hal yang bisa diselesaikan dalam satu dua hari. Pemindahan pasukan militer membutuhkan persiapan logistik terlebih dahulu.
Dapat dipastikan, dalam satu minggu ke depan situasi yang dihadapi umat manusia akan didominasi perlawanan ringan, sampai kekuatan militer besar berhasil menyelesaikan penyebaran garis pertahanan.
Ini hanya pertimbangan pribadi Zhou Liming. Dia tidak tahu bagaimana situasi sebenarnya di pihak luar saat ini. Dia hanya bisa mengambil banyak keputusan berdasarkan pandangannya sendiri untuk mencegah segala kemungkinan yang muncul. Dia tidak percaya wilayah Ibu Kota yang begitu dekat dengan Laut Bohai akan bertahan mati-matian menghadapi gelombang pasang binatang buas.
"Setidaknya butuh dua hari bagi militer untuk menyelesaikan penempatan pasukan."
Zhou Liming merenung dalam hati, dua hari ke depan akan menjadi periode paling berbahaya. Bagaimana caranya dia harus menghadapi situasi ini?
Lampu-lampu di jalan raya masih menyala. Orang-orang yang beristirahat di pinggir jalan saat senja hampir semuanya telah pergi. Siapa pun yang punya akal sehat pasti tidak menganggap Kota Hemudu sebagai tempat aman. Banyak orang yang memilih pergi lebih awal untuk meningkatkan keamanan, sehingga membentuk barisan manusia sepanjang jalan raya.
Jarak antara Kota Hemudu dan Kota Yuyao tidak terlalu jauh, terjepit antara Kota B Zhejiang dan Kota Yuyao, tetapi tetap membutuhkan waktu berjalan kaki 4-5 jam.
Pada pukul tiga dini hari, beberapa helikopter bersenjata muncul di langit, terbang dari arah Kota Yuyao menuju Kota B, Zhejiang. Karena helikopter tersebut mengikuti jalur jalan raya, lampu-lampu putih pucat mereka terus menyapu di atas kepala kerumunan orang. Mereka yang tak sengaja menatap langsung ke arahnya mengalami kebutaan sementara akibat silau cahaya yang menusuk.
Kerumunan yang awalnya diam pecah menjadi sorak-sorai riuh yang raksasa setelah kemunculan beberapa helikopter bersenjata ini.
Bagi orang-orang yang sedang dilanda kebingungan dan kegelisahan saat ini, kemunculan helikopter bersenjata ini jelas menjadi kabar yang sangat menggembirakan - bukti bahwa negara telah memberikan respons dan tidak melepas mereka. Sayangnya, entah karena alasan apa, helikopter-helikopter tersebut sama sekali tidak menghiraukan sorak-sorai dari bawah. Setelah beberapa saat, mereka menghilang dari pandangan orang banyak.
Dengan kabar menggembirakan ini, kerumunan tidak lagi diam. Orang-orang yang telah melepaskan simpul hati mulai bercanda riang, mengisi jalan raya dengan canda tawa.
Melihat An Xiaowei seperti anak-anak yang berteriak dan melompat-lompat menyambut helikopter bersenjata, Zhou Liming menggelengkan kepala pelan. Situasi yang semakin memburuk akan terus memburuk, beberapa helikopter bersenjata yang menuju Kota B, Zhejiang ini lebih banyak melakukan pengintaian ketinggian rendah untuk mengumpulkan lebih banyak data sensitif. Hanya itu saja, tidak berarti kami sudah aman.
Langit baru mulai sedikit terang, kerumunan di depan perlahan berhenti bergerak, suara riuh semakin keras.
"Kenapa berhenti?"
"Ada apa di depan?"
"Cepat pergi, yang tidak pergi minggir!"
Kota Yuyao sudah hampir terlihat di depan mata, tapi tiba-tiba ternyata jalan depan sudah penuh sesak, sama sekali tidak bisa maju.
Belasan helikopter bersenjata menggantung di langit, sesekali satu dua unit meninggalkan formasi untuk terbang ke berbagai arah, tak lama kemudian kembali bergabung lagi, mungkin sedang berpatroli.
Di sekeliling jalan raya, setiap sudut dipadati orang. Mereka yang tidak bisa melanjutkan perjalanan terpaksa berpencar ke kedua sisi jalan. Namun seiring bertambahnya jumlah orang, banyak yang terpaksa meninggalkan jalan raya dan mengalir ke jalan-jalan pedesaan di antara persawahan. Lokasi ini berada di Kecamatan Liang Hui, yang merupakan jalan utama masuk-keluar Kota Yuyao. Di sekitarnya terdapat hamparan kebun sayur dan desa-desa berpenduduk padat. Untuk memasuki Yuyao, bukan hanya jalan raya yang bisa dilalui.
Orang-orang saat ini sama sekali tidak paham apa yang sebenarnya terjadi.
"Perhatian untuk semua warga di bawah! Karena Kota Zhe A mengalami kemacetan parah, demi evakuasi yang lebih tertib, Kota Yuyao telah ditetapkan oleh militer sebagai garis blokade sementara. Semua orang wajib mematuhi instruksi dan masuk melalui beberapa pos pemeriksaan yang dibuka." Suara dari pengeras suara terus bergema di langit, diputar berulang-ulang.
Mendengar kabar ini, kerumunan langsung panik seperti air mendidih, bersorak-sorak gempar!
Pemblokiran Kota Yuyao berarti jumlah orang yang begitu besar harus melewati tempat ini, setidaknya membutuhkan waktu dua hari, sekaligus menandakan diri sendiri berada dalam kondisi sangat berbahaya selama dua hari tersebut.
Hanya dengan membayangkan binatang buas dari Kota B, Zhejiang bisa muncul kapan saja di sini, beberapa orang yang hadir mulai tak terkendali, mengumpat keras, dan berdesakan sekuat tenaga ke arah depan.
Zhou Liming segera menyadari situasi mulai tidak beres, dengan samar-samar tanda-tanda kehilangan kendali, langsung mengambil keputusan: "Direktur, Xiaowei, kita lewat kiri, menuju gunung." Seandainya sendirian mungkin tidak masalah, tetapi membawa sekelompok anak-anak plus direktur berusia 60-an tahun, sekali kerumunan ini kacau, dengan lautan manusia seperti ini, kerusuhan terjadi, entah berapa banyak nyawa yang akan melayang.
Direktur Zhou dan An Xiaowei tidak banyak bicara, segera memerintahkan anak-anak untuk mengikuti Zhou Liming turun dari jalan raya.
Saat Zhou Liming berdesak-desakan melewati kerumunan, melintasi jalan desa di tepi jalan raya, dan tiba di kaki gunung, tiba-tiba terdengar suara ledakan raksasa dari jalan raya. Kerumunan yang sebelumnya gaduh menjadi kacau balau, semua berdesakan ingin maju ke depan. Helikopter bersenjata di langit terus-menerus meneriakkan peringatan melalui pengeras suara, namun sama sekali tidak efektif.
Namun, pemicu kekacauan yang sebenarnya justru datang dari raungan panjang binatang buas yang bergema dari kejauhan.
Tak terhindarkan lagi, kerumunan yang sudah mulai tak terkendali ini langsung jatuh dalam kekacauan total akibat raungan binatang buas tersebut.
