Keriuhan dari luar desa membangunkan ketiga pria yang terpaku oleh kabar mengejutkan. Orang-orang yang sudah kenyang makan timun muda segera mengalihkan perhatian ke dalam desa.
Zhou Liming berkata: "Suruh anak-anak bersiap, kami akan segera pergi dari sini." Tiba-tiba ia teringat sesuatu, lalu berkata pada An Xiaowei: "Kau... apakah kau bisa menyetir?"
An Xiaowei tersenyum tipis, "Sebagai penipu tingkat tinggi yang berkeliaran di kalangan elite, mana mungkin bisa bertahan tanpa bisa nyetir? Jujur saja, banyak skill lain yang ku kuasai, pasti buatmu kaget." Seolah teringat sesuatu, ia menambahkan dengan nada gugup: "Sekarang kau harusnya tahu, aku bukan sekadar vas bunga kan?"
Zhou Liming tertegun, "Apa maksudmu vas bunga?!"
An Xiaowei："……"
Karena An Xiaowei bisa menyetir, ini mempermudah situasi. Sebelumnya di Kota B, Zhejiang, jalanan tersumbat dan penuh orang sehingga kabur dengan mobil hampir sama dengan bunuh diri. Saat sampai di Kota Hemudu, mana mungkin masih ada mobil tersisa untuk Zhou Liming dan kawan-kawan? Tapi sekarang berbeda. Saat baru masuk desa tadi, Zhou Liming melihat sebuah truk berat... "Tanpa kunci mobil, apa kau punya cara untuk mengaktifkan mobil itu?"
"Tentu saja!" An Xiaowei menjawab tanpa ragu, dengan penuh percaya diri berkata: "Lima belas detik, aku bisa menyelesaikannya."
Zhou Liming tidak ragu-ragu, "Bagus. Di luar ada truk berat, mungkin satu-satunya mobil di desa ini. Uruslah itu. Kami akan jalan kaki atau naik mobil, semuanya tergantung padamu." Dia tidak menghiraukan An Xiaowei, menepuk tangan dan berkata pada anak-anak yang masih di pelataran: "Zheng Le, bawa adik-adik ikut Kak An."
Zheng Le mematuhi perintah, meniru cara yang pernah diajarkan kepala panti asuhan dulu. Pertama-tama menghitung jumlah anak, baru setelah memastikan semua orang ada di sini, dia mengikuti An Xiaowei meninggalkan pelataran.
"Kepala panti asuhan, Jangan sedih lagi. Bencana sudah datang, kita harus mencari cara untuk tetap hidup dengan baik."
Direktur Zhou mengangguk lesu, "Tapi anak-anak... mereka masih kecil. Apa yang harus kami lakukan?" Zhou Liming memahami maksud kepala panti asuhan, dengan tekad baja berkata: "Kepala, tenang saja. Selama ada aku, pasti akan mengantar adik-adik ke tempat aman dengan selamat!" Mungkin inilah tanggung jawab yang tak bisa dia hindari.
Barang-barang di dapur sudah lama dibungkus oleh Zhou Liming. Setelah membantu Direktur Zhou keluar, dia kembali mengangkut persediaan makanan seperti beras, peralatan masak, bahkan tabung gas. Seperti mempersiapkan perang berkepanjangan, selimut dan kasur di ruangan juga ikut dibungkus.
Efisiensi An Xiaowei benar-benar luar biasa. Saat Zhou Liming datang ke truk berat dengan berbagai bungkusan, An Xiaowei menjulurkan lidah ke arahnya: "Selesai!"
Anak-anak semuanya dipindahkan ke bak truk berat. Zhou Liming membantu kepala panti naik ke bak truk, menaruh semua persiapannya di atas bak, kemudian berlari kembali ke pelataran. Dengan gerakan kuat, ia mengangkat tong plastik berisi air yang penuh dan membawanya sambil bergoyang-goyang. Di bawah tatapan takjub kepala panti, An Xiaowei, dan anak-anak, ia menaruh tong plastik itu di atas bak truk.
Zheng Le dan yang lain bersorak-sorak: "Kakak Liming benar-benar hebat!"
An Xiaowei menggelengkan kepala sambil bertanya: "Bagaimana kamu melakukannya?"
Satu tong air ini beratnya minimal 500-600 jin. Tapi dari ekspresinya, sepertinya tidak terlalu kesulitan saat mengangkat dan menaruhnya di bak truk. An Xiaowei benar-benar tidak mengerti bagaimana tenaga seseorang bisa sebesar itu. Apalagi Zhou Liming masih siswa SMA, kalau dihitung-hitung baru saja lepas dari status remaja yang belum dewasa.
An Xiaowei yang usianya tak terlalu tua, namun berkat pengalamannya berkeliaran di berbagai tempat eksklusif, sifat mental dan penampilannya tampak jauh lebih matang dari usia sebenarnya.
Bahkan Direktur Zhou pun mustahil memahami bagaimana Zhou Liming yang diasuhnya sejak kecil bisa memiliki tenaga sebesar itu, padahal sebelumnya tak pernah terlihat tanda-tandanya.
Zhou Liming hanya tertawa kecut beberapa kali tanpa memberi penjelasan. Setelah naik ke bak truk, dia mengamankan tong air itu dan menutupnya rapat-rapat. Peralatan seperti kompor dan tabung gas harus diperhatikan seksama. Dalam bayangannya, bak truk ini kelak akan berfungsi ganda sebagai area hunian sementara yang berpindah-pindah sekaligus dapur darurat. Selimut, bahan makanan, dan perbekalan lainnya sudah lengkap tersedia.
Usai mengurus semuanya, Zhou Liming teringat bak truk akan terpapar terik matahari. Dengan sigap dia melompat turun, melepas terpal plastik penutup pelataran yang kemudian digulung menjadi segumpal dan dilemparkan ke atas bak truk.
Di bawah usaha Zhou Liming, seluruh rumah terlihat seperti baru dijarah oleh perampok, berantakan di mana-mana. Hanya tidak tahu bagaimana ekspresi seluruh keluarga ini jika bencana berlalu dan mereka kembali menemui rumah berubah seperti ini?
Zhou Liming duduk di kursi penumpang, menepuk tangan sambil berkata: "Akhirnya selesai juga. Mari berkendara."
An Xiaowei mengangguk. Ia memegang kemudi truk berat yang memiliki visi terlalu tinggi, membuatnya agak kurang terbiasa. Terlihat lapisan plastik dashboard depan kemudi sudah dilepasnya, memperlihatkan ikatan kabel berbagai warna. Ia mengambil dua kabel yang terbuka, memotongnya lalu menyentuhkan ujungnya dengan lembut. Percikan api tiba-tiba muncul disertai suara "Braak", mesin hidup dan seluruh truk bergetar halus.
An Xiaowei mengedipkan mata ke arah Zhou Liming, dengan gesit memasukkan gigi dan menginjak gas perlahan. Truk berat pun mulai bergerak perlahan.
Orang-orang yang baru saja masuk ke desa, perhatian mereka tidak tertuju pada Zhou Liming dan yang lain. Tiba-tiba mendengar suara truk berat yang dinyalakan, membuat mereka menyadari sesuatu. Kemudian satu per satu berteriak keluar dari desa, berlarian menuju truk berat tersebut.
Di seluruh desa, hanya tersisa truk berat ini sebagai satu-satunya mobil. Bagi orang-orang yang sedang melarikan diri, artinya sangat vital. Mereka sama sekali tidak peduli bahwa di sini ada begitu banyak orang - sebuah truk berat mustahil bisa mengangkut semua. Mereka hanya tahu: kalau diri mereka tidak bisa mendapatkannya, orang lain juga tidak boleh. Berdasarkan apa orang lain bisa mengendarai mobil kabur ke langit, sementara mereka harus berjalan kaki dengan hati selalu cemas akan binatang buas, kapan saja bisa menjadi santapan perut mereka?
"Berhenti, sialan berhenti!"
Begitu memikirkan harus pergi dari sini dengan berjalan kaki, yang kapan saja bisa dibunuh dan ditelan oleh binatang buas, orang-orang yang mengejar itu menjadi tak terkendali. Beberapa mengambil batu-batu di desa, lalu melemparkannya ke mobil. Brak-brak! Batu-batu itu menghantam bak truk, membuat anak-anak di atasnya berteriak kaget.
Jalan yang menghubungkan desa dengan jalan raya di luar tidak terlalu lebar, ditambah lagi berkelok-kelok. An Xiaowei yang belum terbiasa mengemudi truk sebesar ini, tidak bisa memacu kecepatan. Bahkan belum mencapai kecepatan lari orang biasa.
Melihat orang-orang di belakang hampir menyusul, An Xiaowei panik. Tangannya mencengkeram setir sampai pucat. Ia menginjak gas lebih dalam, membuat mesin truk mengaum ganas. Truk tiba-tiba melaju kencang, nyaris terjerembab ke sawah. Untung refleks An Xiaowei cepat. Setir diputar keras-keras, menguasai kembali kendaraan dan mengarahkannya ke jalan.
Zhou Liming mengerutkan alis. "Aku yang akan menahan mereka!" Katanya sambil membuka pintu mobil dan melompat keluar.
An Xiaowei panik, berteriak: "Cepat kembali, mereka terlalu banyak!" Tapi Zhou Liming mengabaikannya, mengaum: "Aku akan menyusul kalian nanti, cepat pergi!"
Menghadapi puluhan orang yang berlari mengejar di jalan, Zhou Liming hanya ragu sejenak, akhirnya menguatkan tekad sambil bergumam: "Maaf, mobil hanya ada satu. Anak-anak lebih membutuhkannya. Untuk orang-orang tercinta, aku harus melakukan ini!"
Kebetulan di pinggir jalan terdapat batang pohon raksasa sepanjang 6-7 meter. Tanpa pikir panjang, Zhou Liming berjalan ke tengah batang kayu itu, mengulurkan kedua tangan memeluk erat batang kayu sambil mengerahkan tenaga hingga urat hijau batang demi batang muncul.
"Ah... Bangkitlah!"
Dengan teriakan mengerikan Zhou Liming, batang kayu raksasa yang beratnya lebih dari seribu jin ini secara paksa terangkat olehnya.
Orang-orang yang mengejar itu semua terkejut besar oleh gerakan Zhou Liming. Semut mengangkat benda yang puluhan kali lebih berat dari tubuhnya memang tak aneh, masalahnya seorang anak laki-laki yang tak terlihat kuat malah mengangkat batang kayu sebesar ini dan masih bisa bergerak bebas, ini benar-benar mengerikan sampai membuat bulu kuduk berdiri.
Zhou Liming hanya menyesuaikan diri dengan berat batang kayu raksasa itu, lalu menghadang di tengah jalan. Dengan memeluk kayu besar ini, dia justru menyapu maju menghadapi para pengejar.
Guncangan yang tak terbayangkan membuat para pengejar kewalahan menghadapi serangan mendadak ini.
"Jangan takut, dia cuma sendiri!" teriak pemimpin kelompok, menyadarkan mereka yang ingin mundur. Benar juga, pihak mereka puluhan orang, tenaga gabungan pasti lebih dari ribuan jin. Sekuat apa pun dia, tetap cuma satu orang. Mengapa harus takut?
Dengan keyakinan kokoh ini, semua maju menghadapi. Tangan-tangan mereka menekan batang kayu yang dipeluk Zhou Liming, mengatupkan gigi berusaha melawan kekuatan pria ini.
Sebuah kekuatan dahsyat merambat dari batang kayu, memaksa Zhou Liming mundur beberapa langkah. Namun ia tidak menyerah. Dengan tenaga terkonsentrasi di pinggang, teriakan "Ah... Aah! Aah!" meledak dari mulutnya. Sisik-sisik samar mulai bermunculan di lengannya. Kekuatan mengerikan itu mendorongnya melangkah maju selangkah demi selangkah sambil tetap memeluk batang kayu raksasa. Hampir setiap langkah majunya, puluhan orang itu terpaksa mundur selangkah...
Tenaga yang tak terbayangkan - puluhan orang sekalipun tak mampu menahan.
Zhou Liming memaksa mereka mundur kembali ke gerbang desa. Tiba-tiba ia mendorong dengan dahsyat, membuat puluhan orang itu terjengkang dan jatuh terduduk. Setelah menghela napas berat, ia melempar batang kayu itu begitu saja ke jalan. Membuka mulut lebar, ia mengaum meniru binatang buas pada mereka sebelum berbalik dan lari.
Puluhan orang yang sudah ketakutan itu hanya bisa menyaksikan Zhou Liming berlari dengan kecepatan Bukan manusia, menyusul truk berat yang semakin menjauh...
