10 Juni, hari ketiga sejak kemunculan binatang buas.
Dengan memanfaatkan kemampuan penelitian Chongqing, lembaga penelitian biologi kembali terlibat dalam penelitian intensif.
Sore hari, sebuah pesawat angkut militer yang kembali dari wilayah pesisir mendarat di bandara. Beberapa truk militer berat yang telah menunggu segera mendekat untuk memindahkan tiga sangkar paduan logam dari pesawat. Belasan orang yang turun dari pesawat menunjukkan ekspresi dingin dengan luka-luka di seluruh tubuh, langsung diangkut ambulans.
Misi tak terbayangkan ini berhasil diselesaikan dengan mengorbankan separuh personel saat menyusup ke pusat wilayah binatang buas.
Selama proses pemindahan, tiga sangkar logam bergemuruh oleh raungan binatang buas di dalamnya. Cakar-cakar mereka menghantam sangkar logam yang nyaris jebol. Dengan bantuan mesin, sangkar-sangkar itu cepat dipindahkan ke bak truk militer. Pasukan bersenjata lengkap naik ke bak truk, lalu konvoi segera meninggalkan bandara setelah menutup pintu kompartemen.
Seluruh Kota Chongqing telah memasuki kondisi perang, dengan keadaan darurat diberlakukan di kota. Semua personel non-militer yang tidak tunduk, atau tidak melayani unit militer, dilarang meninggalkan rumah. Setiap hari dibuka waktu merdeka dari pukul 8 pagi hingga 9 pagi untuk memungkinkan warga membeli barang kebutuhan mereka. Kecuali pada jam ini, siapapun yang terlihat di luar akan dianggap menabrak zona terlarang militer dan ditembak mati.
Kota gunung yang biasanya ramai kini kehilangan keriuhannya, terasa dingin dan sepi. Di sepanjang jalan besar maupun gang kecil, hanya terlihat kendaraan lapis baja yang sedang berpatroli, serta pasukan-pasukan prajurit yang berlarian lalu lalang.
Begitu binatang buas itu tiba di Pusat Penelitian Biologi, Ren Zhigang selaku penanggung jawab segera memimpin para peneliti melakukan ekstraksi gen dari makhluk tersebut.
Meskipun penelitian terhadap binatang buas belum lama dilakukan, namun segala aspek tentang mereka membuat setiap ahli biologi menjadi gila-gilaan. Struktur gen dan komposisi fungsional mereka benar-benar membuat orang terpesona dan merasa di luar akal sehat. Melalui pengumpulan intelijen tentang binatang buas, dilakukan penilaian awal terhadap kemampuan mereka yang dikelompokkan ke dalam tingkatan. Saat ini, binatang buas yang mendarat di daratan dapat dibagi menjadi tingkat pertama hingga keempat. Kemampuan setiap tingkat berbeda, mengalami peningkatan kualitas yang signifikan. Khususnya binatang buas tingkat ketiga yang tak disangka bisa menggunakan taktik serangan berbentuk energi.
Tapi ini bukanlah hal terpenting. Yang paling penting justru adalah ketika lembaga penelitian biologi secara tidak sengaja melakukan ekstraksi gen terhadap binatang buas ini, mereka menemukan sebuah rahasia yang bisa diturunkan...
Penemuan penelitian ini membuat semua orang yang mengetahui rahasia tersebut bersemangat sampai sulit mengendalikan emosi mereka. Ini adalah temuan yang bisa mengubah perkembangan evolusi gen manusia! Hanya melalui beberapa percobaan, sudah terlihat betapa besar perubahan yang bisa dibawa oleh gen jenis ini bagi umat manusia.
Satu-satunya kekurangan adalah tidak semua orang bisa mendapatkan pewarisan. Dari data eksperimen yang banyak terlihat jelas: setelah puluhan kali percobaan menggunakan objek mulai dari hewan ternak biasa hingga satwa liar, hewan yang berhasil mewarisi gen binatang buas ini langsung mengalami evolusi mutasi genetik dan memiliki kekuatan yang menakutkan.
Semakin tinggi level gen binatang buas, semakin kuat kemampuan yang diperoleh pewarisnya.
Tingkat keberhasilan hanya sepertiga membuat alis semua orang berkedut gila. Ini berarti dari sepuluh pewaris, hanya tiga hingga empat yang bisa bertahan hidup. Yang gagal mengalami mutasi gen, kekuatan variasi gennya cukup untuk menghancurkan gen asli hingga menjadi lumpur tak berbentuk.
Jalan pewarisan yang berdarah - begitulah sebutan untuk penemuan penelitian ini.
※※※
Di jalan raya di luar sebuah kota kecil wilayah pesisir, seorang pria yang pingsan akibat tabrakan terbangun oleh suara menelan. Sejak sadar, memori membanjir seperti air bah - adegan-adegan mengerikan yang baru saja terjadi mengguncang sarafnya. Kau takkan bisa membayangkan jenis memori seperti apa ini: monster-monster menggempur kota kecil, membantai orang-orang yang berlarian.
Dia cukup beruntung telah lebih awal menemukan binatang buas di luar kota, sehingga sempat membawa istri dan anaknya pergi sebelum waktunya.
Tapi keberuntungan itu hanya bertahan sampai di sini. Dalam pelariannya, ia terdorong jatuh. Saat itu, pandangan samarnya masih sempat menangkap binatang buas yang muncul di pinggir jalan raya, sedang mengamuk menerjang orang-orang yang berlarian. Benturan kepala belakangnya dengan aspal jalan, teriakan istri dan anaknya yang semakin menjauh, membuatnya terjerumus kembali dalam ketidaksadaran.
Membuka matanya, di jalan raya selain suara menelan, sangat tenang, namun bau darah pekat yang hampir membuat pria ini muntah.
Tidak jauh dari situ, seekor burung raksasa seukuran burung unta sedang mematuki sesuatu. Paruh tajamnya menyambar, lalu dua kaki jenjang seperti bangau menekan, seketika mengoyak sepotong daging. Kepalanya mendongak ke langit, seluruh potongan daging itu pun tertelan. Bahkan terlihat tonjolan bergerak di lehernya saat daging melewatinya.
Ketika pria ini menyadari objek patukan burung buas itu adalah manusia, lambungnya mulai kejang. Perasaannya seperti membalikkan sungai dan laut. Pada detik berikutnya, semua sensasi fisik terlupakan, karena wajah yang memucat kehilangan aura darah itu... Begitu familiar. Familiar hingga setiap hari ia melihatnya.
"Tidak!"
Pria itu mengamuk sambil meneriakkan teriakan mengerikan, melompat bangkit dari tanah. Dia tak percaya dengan adegan di hadapannya: hampir seluruh tubuh istrinya habis dipatuk, hanya tersisa sebuah kepala dan sisa-sisa anggota tubuh. Darah yang mengering menodai jalan raya dengan noda hitam legam.
Pada detik ini, pria itu jatuh dalam kegilaan. Pikirannya kosong, sama sekali tak mempedulikan keselamatannya sendiri.
Kejadian yang tiba-tiba ini membuat burung buas berbentuk burung itu tak sempat lepas landas. Tubuhnya dipeluk erat oleh pria ini. Di tengah tangisan pilu, makhluk itu dipeluk mati-matian. Perutnya merasakan sakit menusuk saat sepotong besar kulit dan daging terkoyak secara paksa oleh gigitan pria ini. Darah mengucur deras. Dengan daya tahan yang tak berbeda dari makhluk biasa, mustahil baginya menghentikan perilaku gila manusia ini.
Pria yang berhasil dalam satu serangan itu tertawa gila-gilaan, darah mengalir di wajah dan mulutnya, memberinya kepuasan tak terbatas.
Serangan balik burung buas itu langsung mematuk hingga retak lengannya, kemudian melemparkan pria itu. Saat hendak terbang, sosok kilat tiba-tiba muncul di samping dan menerjangnya, leher rapuhnya digigit putus. Seekor binatang buas berbentuk macan tutul dengan kecepatan kilat dengan mudah membunuhnya, lalu membawa mayatnya menghilang cepat ke pedalaman hutan di pinggir jalan raya.
Hukum rimba antar binatang buas mulai muncul.
Pria yang terlempar itu juga pingsan akibat terjatuh. Tak diketahui berapa lama, saat langit dipenuhi bintang-bintang, barulah dia sadar kembali.
Kemudian rasa sakit terkoyak yang menjalar ke seluruh tubuh membuatnya menjerit melengking, kulitnya retak-retak, kedua tangannya terus berubah hingga akhirnya membentuk sepasang sayap berdaging seperti pterodaktil, dengan tangan-tangan tersembunyi di bawah sayap yang berubah menjadi cakar tajam nan ampuh. Kedua kakinya berbentuk cakar elang, hanya dengan sekali gerakan, secara paksa mencabik jalan aspal hingga retak.
Pria yang panik itu hanya merasakan tubuhnya menjadi ringan, dalam kepanikan tak sengaja mengepakkan tangan - sayap berdagingnya menghembuskan aliran udara yang membuatnya tiba-tiba melesat ke langit...
