Burung Api yang terluka parah itu memasuki kondisi amuk liar.
Kebuasan yang terbangun mengubah kesombongan dan sikap acuhnya saat mencari mangsa. Di bawah selubung api, kulitnya tiba-tiba ditumbuhi sisik merah darah yang menyelubungi seluruh tubuhnya.
"Level binatang buas ini minimal sudah melewati level tiga."
Berdasarkan teori pengelompokan yang Zhou Liming simpulkan sendiri tentang binatang buas, hanya binatang buas di atas tingkat tiga yang bisa menggunakan kemampuan-kemampuan sulit dipercaya. Saat ini Zhou Liming juga sulit menilai level sebenarnya dari burung api ini, aura bahaya yang dipancarkannya bahkan melebihi kera iblis.
Tiba-tiba Zhou Liming memahami mengapa seluruh Kota Qiao Mu begitu sepi, rupanya keberadaan burung api ini membuat binatang buas lain tak berani melangkah melewati batas.
Setelah memahami hal ini, Zhou Liming baru menyadari dengan penyesalan bahwa seringkali level dan kemampuan binatang buas sama sekali tidak bisa dinilai dari penampilan luarnya. Tak ada yang tahu apakah makhluk kecil yang imut itu sebenarnya binatang buas tingkat tinggi, kapan kita mungkin dibunuh olehnya tanpa menyadari situasi.
Burung Api yang telah bersisik kembali mendongak dan mengaum panjang, lalu dengan keras menundukkan kepala. Gelombang panas yang lebih menyengat menerpa, nyala api yang muncul di tubuhnya tiba-tiba melepaskan diri, membentuk wujud mirip meteor yang menghantam Bumi dan terbakar, melesat menyusuri jalanan menuju Zhou Liming.
Zhou Liming sedikit menekuk lututnya, lalu dengan gerakan melontarkan diri yang keras, tubuhnya meluncur dari jalanan seperti peluru meriam ke langit, muncul di ketinggian belasan meter, sebelum mendarat di atap gedung di tepi jalan.
Kobaran api yang menyala-nyala dengan panas tak terperi menyapu permukaan jalanan.
Toko-toko dan bangunan tempat tinggal di tepi jalan, di bawah sengatan panas mengerikan ini, semua benda yang mudah terbakar langsung menyala oleh suhu ekstrem, membentuk lautan api sepanjang jalan. Yang membuat Zhou Liming panik, saat gumpalan api ini mencapai ujung jalan, dengan mengabaikan gedung komersial di sana, terdengar ledakan dahsyat yang langsung menghancurkan seluruh bangunan itu rata dengan tanah.
Memang demikian, tak ada cara untuk menghentikan medan energi dari kobaran api ini. Setelah menghancurkan dan membakar beberapa gedung komersial-hunian secara beruntun, akhirnya semuanya kembali tenang.
Hanya dengan satu serangan, seluruh jalan langsung terjerumus ke dalam lautan api. Kobaran besar "berderak-derak" berkecamuk hebat.
"Sial, terlalu aneh!"
Zhou Liming sulit mempercayai bahwa seekor binatang buas yang tampak biasa saja bisa membawa dampak menghancurkan segalanya seperti ini, persis bagaikan bom udara berdaya ledak tinggi.
Zhang Yibao dan keempat rekannya sudah lama terpaku seperti patung kayu. Sambil terengah-engah bersembunyi di sisi lain jalan, tiba-tiba mereka seperti teringat sesuatu lalu langsung lari. Kalau tidak kabur sekarang berarti idiot. Siapa tahu dua orang aneh ini mungkin akan meratakan seluruh kota kecil? Sekarang dasar hati mereka dipenuhi hawa dingin - siapa lagi yang ingat tujuan awal kedatangan?
Zhou Liming menyapu pandangan dinginnya ke arah Zhang Yibao dan kawan-kawan, lalu melesat dari atap gedung dan mendarat keras di daratan sambil mengulurkan tangan kanannya dengan kasar.
Seluruh telapak tangan menyempit dengan cepat, berubah wujud menjadi struktur seperti lubang meriam secara sulit dipercaya. Tangan kirinya memegang erat tangan kanan yang telah berubah, mengambil posisi tembak. Seluruh kekuatan tubuhnya seketika terhisap, terkumpul seluruhnya di tangan kanan. Lengan kanannya berubah menjadi hitam legam dengan sisik-sisik yang tampak mengerikan.
Sinar cemerlang melesat keluar dari lubang meriam yang terbentuk di tangan kanannya, dalam sekejap menyelimuti separuh kota kecil dalam kilatan cahaya yang menyilaukan.
"Kilatan cahaya ini mirip sinar laser, namun berbeda. Setelah meninggalkan lubang meriam, ia langsung membesar beberapa kali lipat dan melesat dengan dahsyat. Burung Api yang baru saja memuntahkan kobaran api ini, sisik merah darah di tubuhnya kembali memancarkan nyala baru. Menyaksikan kilatan cahaya ini muncul, sinyal krisis yang intens membuatnya gugup. Sisik-sisik di tubuhnya seketika memerah..."
Kilatan cahaya menyelubungi seluruh tubuh makhluk bersayap itu. Bahkan sedetik pun tak bisa terhalang. Cahaya itu melarutkan jasadnya, menembus langsung melalui mayat yang tersisa.
"Braak... Braak... Bergemuruh..."
Serangkaian ledakan menggema. Kilatan cahaya yang mengerikan itu menembus tembok demi tembok rumah yang saling terhubung di pinggir jalan, mengubahnya menjadi lubang-lubang besar setinggi manusia. Kerusakan terus menyebar ratusan meter, menembus separuh kota kecil sebelum akhirnya kekuatan cahaya itu lenyap, berubah menjadi energi tak berbentuk.
Zhou Liming masih memeluk tangan kanannya sendiri, mulutnya membentuk huruf 'O'. Serangan mengerikan ini, dibandingkan dengan serangan burung api tadi, memiliki kekuatan mematikan yang lebih aneh.
Belum sempat berkomentar, perasaan tak berdaya menyergap. Seluruh kekuatan tubuhnya terhisap, membuatnya lemas tak bertenaga. Inilah efek samping dari taktik serangan pamungkas Zhou Liming ini yang menggunakan seluruh energi tubuh sebagai fondasi. Setiap kali digunakan, Zhou Liming akan mengalami periode kelemahan singkat.
Zhou Liming sendiri pun tak memahami prinsip serangan macam apa ini. Tapi siapa yang peduli?
Dengan suara "plak", Zhou Liming berjongkok. Telapak tangan kanannya yang semula menyerupai lengan robotik yang berubah bentuk, dalam sekejap kembali ke wujud semula.
Burung api raksasa itu kehilangan sebagian besar tubuhnya akibat serangan tadi, hanya tersisa bagian perut kecil dan sepasang kaki berkekuatan luar biasa.
Masalah belum berakhir. Zhou Liming kembali mengatupkan giginya, melesat seperti peluru meriam sambil berlari kencang di jalanan, membawa angin kencang.
“Zhang Yibao dan kawan-kawannya sekarang berlari sekuat tenaga ke luar kota. Dentuman menggelegar yang menggemparkan langit dan bumi bergema di belakang mereka, membuat seluruh kota kecil ini bergetar. Saat menoleh ke belakang, terlihat naga debu yang membentang separuh kota, memperlihatkan betapa mengerikannya dua monster itu—sepenuhnya meruntuhkan pemahaman mereka tentang makhluk hidup.”
“Satu-satunya niat mereka saat ini adalah kabur, menjauh dari tempat ini, sejauh mungkin...”
“Angin sepoi-sepoi menyapu tubuh mereka. Bayangan hitam melesat di samping, lalu binatang buas berwujud manusia setinggi tiga meter menghadang di depan. Sisik hijau kehitamannya memantulkan cahaya siluman di bawah sinar matahari.”
“Kau... kau...”
“Aah! Aah!”
“Jangan bunuh aku! Jangan...”
“……”
“Reaksi mereka beragam—ada yang panik, ada yang langsung memohon ampun. Sifat buas yang mereka tunjukkan sebelumnya telah lenyap bagai debur ombak, berubah menjadi cacing-cacing lemah yang menyedihkan.”
Zhou Liming menatap tajam kelima orang itu, matanya berkilat sejenak keraguan. Namun ketika teringat bahwa jika ada yang mengetahui wujudnya ini, akan mendatangkan masalah tak bertepi. Rahasia ini tak boleh bocor, setidaknya untuk saat ini. Maka mereka...
Begitu melihat aura pembunuhan yang terpancar dari mata Zhou Liming, Zhang Yibao dan yang lain sejak lama terpaku membeku.
"Kakak, jangan bunuh aku, jangan bunuh aku."
Chen Shanji bertekuk lutut di bawah tanah, tak peduli apapun lagi, sekuat tenaga membenturkan kepala ke arah Zhou Liming hingga dahi berdarah-darah, tak juga berhenti.
Yang lain saat ini mana peduli harga diri atau tidak, asal bisa bertahan hidup, apapun akan mereka lakukan. Maka dengan dipimpin Chen Shanji, semua pun bertekuk lutut.
Aura di mata Zhou Liming sedikit mereda, namun tiba-tiba menyala lebih dahsyat. Dengan teriakan "Oh!", tangan kanannya menyapu keras. Duri tulang menghujam leher orang di samping Chen Shanji secara diagonal, menembus keluar dari tulang rusuk sisi seberang. Kecepatan yang luar biasa hanya menyisakan kilatan sesaat.
Saat Zhou Liming menarik kembali serangannya, mata korban membelalak lebar. Di dadanya terbuka alur darah yang mengerikan, semburan darah segar membanjiri bagian atas tubuh yang perlahan terbelah, memperlihatkan tumpukan organ dalam berwarna merah darah yang segera tenggelam dalam genangan merah.
"Ah…"
Beberapa orang di sekitarnya menjerit histeris, secara refleks berusaha bangkit dan kabur. Tapi bagaimana mungkin Zhou Liming memberi kesempatan? Duri tulang berkelebat, memotong tubuh mereka semua dengan mudah seperti membelah tahu, terbelah dua sempurna.
Zhang Yibao yang ketakutan terjatuh di jalanan, gemetaran mengeluarkan pistol dari pinggangnya, dengan tangan bergetar menunjuk Zhou Liming yang berwujud binatang buas, "Kau... kau jangan mendekat... Aku... aku akan menembak..."
Zhou Liming tertawa sinis, suaranya yang berubah kasar akibat transformasi wujud binatang: "Tembak saja, mengapa tidak?"
Dengan satu tangan, ia mengangkat Zhang Yibao. Dalam kepanikan, beberapa tembakan "Bang! Bang! Bang!" mendarat di dadanya Zhou Liming, hanya terasa seperti gigitan nyamuk.
Ketidak-efektifan pistol membuat Zhang Yibao membelalakkan mata. Dalam usaha melarikan diri, Zhou Liming mencengkeram kedua bahunya, lalu dengan tenaga penuh merobek tubuhnya menjadi dua bagian sebelum melemparnya ke sisi. Darah yang menyiram tubuh Zhou Liming masih menguap panas, memuaskan hasrat primal dalam hatinya.
Ya, ia benar-benar tak bisa mengendalikan emosi buas semacam ini.
