Ketika Duo Zu Chong Shou pertama melangkah masuk ke jangkauan tembakan senapan mesin, lidah-lidah api mulai menyembur dari menara-menara senjata.
"Dak... dakdak..."
"Tut... tut... tut..."
Makhluk berkaki seribu ini bahkan tidak sempat bereaksi. Gelombang peluru logam langsung menerjangnya. Tubuh merayapnya, mulut raksasa di kepalanya, dihujani peluru satu per satu - bagai batu yang dilempar ke permukaan danau tenang, memercikkan gumpalan-gumpalan air kecil ke segala penjuru. Peluru yang menghantam epidermisnya dengan kecepatan luar biasa seringkali menyemburkan butiran darah halus saat menembus kulit.
Dalam sekejap, banjir peluru ini telah menghancurkan seluruh kepala makhluk itu - seperti es krim yang setengah meleleh.
Senjata api modern menunjukkan kekuatan mematikan yang raksasa pada detik yang menentukan ini.
Namun tak ada seorang pun yang bersorak-sorak. Seekor Duo Zu Chong Shou di medan perang terlihat begitu kecil dan tak berarti. Seiring dengan robohnya makhluk pertama, semakin banyak Duo Zu Chong Shou memasuki jangkauan tembakan senapan mesin. Mereka sama sekali mengabaikan peluru yang melesat, terus menerobos maju dengan kecepatan merayap yang menghasilkan gemeresik konstan.
Duo Zu Chong Shou sebenarnya tidak kuat, tetapi unggul dalam jumlah yang besar. Gen binatang buas mereka membuat nyawa mereka sangat tangguh. Sebutir peluru senapan mesin berat yang menembus mulut besarnya dan keluar dari ekornya, tetap memungkinkannya terus merayap maju dalam kondisi terluka parah. Baru setelah peluru kedua dan ketiga menghujam, akhirnya mereka roboh.
Dua jenis binatang buas berbentuk serigala dengan warna hijau dan merah menyala yang memiliki kecepatan seperti kilat, bahkan ayunan senapan mesin terkadang tak mampu mengikuti kecepatan gerak mereka.
Pemandangan di hadapan ini bagaikan gelombang pasang dalam tsunami, terus-menerus bergerak maju ke garis pertahanan dengan cara perlahan yang menekan.
Di tengah derap lari kencang kawanan binatang buas, sesekali ada yang tumbang. Mayat mereka seringkali menjadi penghalang bagi gerombolan penyerbu berikutnya. Sepanjang garis pertahanan, dentuman senapan mesin yang sengit tak henti-hentinya menyapu, badai logam yang menakutkan menghujani barisan pertama penyerbu bagai cadar yang menutupi wajah, memanen nyawa demi nyawa.
Di garis depan, prajurit yang membawa peluncur peluru kendali antitank berlutut dengan satu kaki. Mereka membidaki zona konsentrasi tinggi binatang buas, lalu melesatkan rudal antitank yang meninggalkan jejak asap tipis. Peluru penembus baja ini dengan ganas menerobos kerumunan makhluk buas, cukup kuat untuk memotong beberapa Duo Zu Chong Shou menjadi dua bagian sebelum akhirnya meledak di tengah kawanan, menerbangkan area luas.
Di tempat yang lebih jauh, makhluk buas berbentuk daun punggung yang berwujud seperti kodok perlahan berhenti. Terlihat kantung daun di punggungnya terbuka membentuk lubang meriam, memancarkan kilatan ungu-biru. Gumpalan cahaya biru menyembur dari kantung yang mengerut, melesat di langit meninggalkan jejak cahaya, lalu menghujam ke garis pertahanan.
"Braak!" ledakan dahsyat menggema. Sebuah menara senapan mesin terkena gumpalan cahaya biru, terlempar ke udara dalam kobaran ledakan sebelum akhirnya hancur total.
Saat ini Zhou Liming akhirnya memahami fungsi mereka. Pengalaman di Kota Hemudu telah membuktikan kekuatan mematikan mereka. Yang mengejutkan, mereka ternyata mampu menyerang sasaran darat dan udara. Gumpalan cahaya biru yang ditembakkan bahkan melebihi daya hancur meriam biasa, setara dengan artileri berat.
Keberadaan binatang berkantung daun ini benar-benar meredam menara senapan mesin. Organ sensor mengerikan memungkinkan mereka mendeteksi setiap titik tembakan dengan akurat. Serangan presisi layaknya komputer ini membuat menara-menara senapan mesin dihujani setengah hari. Jumlah besar mereka seketika membajak seluruh garis pertahanan.
Pertempuran ini sejak awal langsung memasuki tahap memanas.
Sebagai senjata pamungkas terakhir, unit lapis baja tank bahkan tidak digunakan sesuai rencana saat genting, melainkan dikerahkan 10 menit setelah pertempuran dimulai atas perintah markas komando. Menghadapi binatang berkantung daun yang daya penghancurnya luar biasa ini, pasukan wajib melenyapkan mereka sebelum seluruh garis pertahanan ambruk.
Deru tank bergemuruh muncul dari belakang garis pertahanan. Turret berputar-putar sambil menyemburkan lidah api, meluncurkan peluru meriam ke medan tempur.
"Braak" suara ledakan terdengar, peluru meriam meledak di tengah kawanan serigala. Beberapa Serigala Api Hijau terlempar ke udara sambil melolong "Auuuu" kesakitan. Saat jatuh ke tanah, mereka sudah menjadi mayat. Serpihan logam merobek tubuh mereka hingga remuk. Kekuatan teknologi benar-benar menunjukkan keperkasaannya di hadapan binatang buas level rendah ini.
Tank sama sekali tidak berniat berhenti menembak. Dengan gagah berani mereka menerobos gelombang binatang buas, langsung menyapu masuk ke tengah-tengah kelompok Duo Zu Chong Shou.
Senapan mesin paralel mulai meraung. Meriam-meriam sekarang tak perlu sistem kendali tembak untuk mengarahkan. Cukup isi peluru, lalu Tembak! Pasti area luas akan hancur berantakan. Generator pendukung yang perkasa memastikan mereka bisa menghantam binatang-binatang buas itu hingga terpental, lalu menggilasnya bagai mesin penghancur, membuka jalan darah dengan paksa.
Ye Nang Shou seolah memperhatikan bahwa raksasa baja ini dapat menjadi ancaman bagi mereka, mulai menekan kantung daun di punggung dan menyemburkan gumpalan-gumpalan cahaya.
Tank yang terkena serangan seolah dihantam peluru meriam, seluruh turretnya terlempar. Tak seorang pun memahami bagaimana makhluk hidup bisa memiliki taktik serangan dengan kekuatan mematikan seperti ini, bahkan tank baja pun tak mampu bertahan.
Serangan balik tank sama cepatnya. Setelah menerobos kerumunan Duo Zu Chong Shou, meriam menyemburkan lidah api. Peluru meledak di tengah kelompok Ye Nang Shou, merobek dan melemparkan mereka ke udara.
Ye Nang Shou adalah makhluk buas dengan kekuatan serangan superior namun daya tahan rendah. Keunggulan utamanya terletak pada kemampuan serangan jarak jauh yang luar biasa dan daya hancur tinggi. Kelemahannya sangat mencolok - kulit rapuh mereka tidak memberikan perlindungan memadai. Serpihan logam dapat dengan mudah menyobek epidermis mereka lalu menembus ke dalam tubuh.
"Teroooong!"
Mo Yuan Shou bagaikan pisau emas raksasa. Dengan teriakan mengerikan, ia mengabaikan peluru yang berdesing, menghancurkan Duo Zu Chong Shou kelas rendah dan kawanan serigala sepanjang jalan menuju posisi. Dua tinju raksasanya menghempas ke dalam alur pertahanan. Prajurit di dalamnya bahkan tak sempat melarikan diri sebelum dihancurkan menjadi bubur daging, bercampur dengan tanah di parit.
Benteng pertahanan anti-artileri sekalipun di hadapan kekuatan mengerikan Mo Yuan Shou hanya ampas. Dengan beberapa pukulan, menara senapan mesin bisa dihancurkan hingga remuk.
Langit bergema dengan suara seperti lengkingan naga, di timur tempat matahari terbit, belasan binatang terbang buas yang menyerupai Naga Terbang dari dunia fantasi muncul, dalam sekejap telah berada di atas garis pertahanan. Manusia yang perlahan kehilangan kendali wilayah udara, dengan beberapa pesawat tempur penyintas yang tersisa, telah mundur sesuai perintah, memungkinkan Naga Terbang ini menerobos tanpa halangan.
Meriam antipesawat di darat segera membentuk jaring pertahanan, peluru terus-menerus meledak di sekitar tubuh Naga Terbang.
Dari kendaraan peluncur peluru kendali pertahanan udara, sebutir demi sebutir rudal kecil melesat ke langit. Dengan fungsi pelacakan, mereka terus mengejar dari belakang setelah mengunci setiap gerakan Naga Terbang.
Naga Terbang ini memiliki sisik kebiruan di seluruh tubuhnya. Dengan sayap terkembang mencapai lebih dari 20 meter, ekor rampingnya bergoyang ritmis selama terbang. Peluru kendali pengejar menyusul mereka dalam sekejap. Namun mata mereka memancarkan kekejaman - sebagai makhluk level 5, serangan ini bisa mereka abaikan sama sekali.
Seekor Naga Terbang yang tak sabar tiba-tiba berputar membentuk huruf C, lalu menyemburkan kobaran api dari mulutnya. Cangkang peluru kendali yang keras itu larut tak bersisa dalam 0. detik. Meski proyektil berhasil diledakkan, ancamannya hampir nihil bagi naga tersebut.
Naga Terbang yang jauh lebih kuat daripada Kelelawar Terbang ini menerobos garis pertahanan, lalu menghujam langsung ke dalam kekacauan Kota WanJ...
Kecepatan gerak binatang tulang punggung yang tidak terlalu cepat akhirnya tiba di garis pertahanan. Mereka mengabaikan peluru yang ditembakkan gila-gilaan oleh manusia, terus maju seperti buldoser. Kepala mereka yang mirip badak mampu menghancurkan menara senapan mesin dengan satu dorongan. Saat mereka melintas, menara itu telah rata dengan tanah.
Tank dan kendaraan lapis baja yang kokoh berubah seperti mainan di hadapannya, terlempar terbalik ke tanah.
Binatang listrik bersembunyi di belakang para binatang tulang punggung ini, sesekali menyemburkan kilatan listrik yang membentuk jaring kematian, memanen nyawa para prajurit yang terjebak dalam kekacauan.
